Anda di halaman 1dari 21

KELOMPOK 5

PRESENTASI LAPORAN DKK BLOK 19 MODUL 4

“SYOK DAN PERDARAHAN”

Tutor: dr. Nurul H, M.Kes

Dr. dr. Swandari P, M.Kes


 Dyah Anugrah P (1210015018)
 Maria Monasias N (1210015025)
 Suhana (1210015041)
 Simanjuntak Mayro (1210015080)
 Mahfudhah Iklil K (1210015022)
 Azalia Mentari R (1210015042)
 Efi Marinda (1210015072)
 Riska Putri D (1210015079)
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan:

1. Definisi dan jenis-jenis syok

2. Syok Hipovolemik

3. Syok Kardiogenik

4. Syok Septik

5. Resusitasi Jantung Paru


 Sindrom klinis oleh karena gangguan hemodinamik dan
metabolik, ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi
untuk mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ
(Sudoyo, 2010).
 Hipoperfusi sistemik karena penurunan curah jantung
maupun volume darah yang beredar, kemudian akan
muncul hipotensi diikuti gangguan perfusi jaringan dan
hipoksia sel (Robbins, 2007).
Syok
Hipovolemik

Syok Syok
Kardiog Obstruk
enik tif

Syok Distributif
 terganggunya sistim sirkulasi akibat dari volume darah di
dalam pembuluh darah yang berkurang.
 O.k. Perdarahan, kehilangan plasma, kehilangan cairan
ekstraseluler (Wijaya, 2010)
 Hipovolemia ringan (≤20% volume darah) : takikardia
ringan, sedikit gejala yang tampak
 Hipovolemia sedang (20-40% dari volume darah):
cemas dan takikardia lebih jelas, hipotensi ortostatik
dan takikardia
 Hipovolemia berat: tekanan darah menurun drastis
dan tak stabil walau posisi berbaring, takikardia
hebat, oliguria, agitasi atau bingung, penurunan
kesadaran (Wijaya, 2009).
 Ketidakstabilan hemodinamik
 Ditemukan adanya sumber perdarahan (Wijaya, 2010)

Penunjang
Kimia darah,
Tes fungsi ginjal
Darah lengkap
CT scan, USG, X-ray
EKG, echocardiogram
Endoskopi
Right heart kateterisasi
Urinari kateterisasi
 Posisi kaki ditinggikan

 Jaga jalur napas

 Resusitasi cairan : RL parenteral, jarum infus terbesar, 20-30


menit
 Cek Hb: tranfusi jika Hb ≤ 10 g/dL

 Syok hipovolemik berat: stlh dicukupi vol darah, bisa diberi


inotropik (Wijaya, 2010)
 IMA, ruptur septal ventrikel, ruptur atau disfungsi otot papilaris

dan ruptur miokard (Sudoyo, 2010)


 TD sistol < 80-90 mmHg

 Indeks kardiak < 1,8L/menit/m2

 Output urin turun

 Filling pressure adekuat:

LV end diastol pressure > 18 mmHg, RV > 10 mmHg (Reynolds, 2008)


Pemeriksaan fisik:
Akral dingin, gangguan status mental dan kesadaran, distensi vena
jugularis, ronki dan gallop S3 (Reynolds, 2008; Sudoyo, 2010)
Pemeriksaan penunjang:
kateterisasi arteri pulmonal, doppler echocardiography (Reynolds, 2008)
EKG, rontgen dada, kateter swan Ganz (P a.pulmonal) (Sudoyo, 2010)
Resusitasi segera, tentukan anatomi koroner, revaskularisasi
dini
Bakteri, jamur, virus, protozoa
 Demam
 Hipotensi, oliguria, atau anuria
 Takipnea atau hiperpnea
 Perdarahan
Pemeriksaan fisik diperlukan untuk mencari lokasi dan penyebab infeksi
Pemeriksaan penunjang:
Hitung darah lengkap, dengan hitung diferensial, urinalisis, gambaran
koagulasi, urea darah, nitrogen, kreatinin, elektrolit, uji fungsi hati,
kadar asam laktat, gas darah arteri, elektrokardiogram, dan rontgen
dada. Biakan darah, sputum, urin, dan tempat lain yang terinfeksi harus
dilakukan (Hermawan, 2007).
 Stabilisasi pasien
 Bersihkan darah dari mikroorganisme. Sambil menunggu hasil kultur
darah, berikan AB
Golongan penicillin
- Procain penicillin 50.000 IU/kgBB/hari im, dibagi dua dosis
- Ampicillin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-10 hari
Golongan penicillinase—resistant penicillin
- Kloksasilin (Cloxacillin Orbenin) 4×1 gram/hari iv selama 7-10 hari
sering dikombinasikan dengan ampisilin), dalam hal ini masing-masing
dosis obat diturunkan setengahnya, atau menggunakan preparat
kombinasi yang sudah ada (Ampiclox 4 x 1 gram/hari iv).
- Metisilin 4-6 x 1 gram/hari iv selama 7-14 hari.
Gentamycin
Garamycin, 5 mg/kgBB/hari dibagi tiga dosis im selama 7 hari, hati-hati
terhadap efek nefrotoksiknya.
 Bersihkan fokus infeksi (Hermawan, 2007)
Resusitasi Jantung Paru
 Indikasi : henti napas (tenggelam, stroke, obstruksi benda
asing, inhalasi gas, keracunan, tersedak, tersengat listrik,
koma) atau henti jantung (fibrilasi ventrikel, takikardia
ventrikel, asistol) dengan hilangnya kesadaran.
 Pastikan penderita tidak bernapas dan tidak ada pulsasi
(Soerianata, 1998)
Resusitasi Jantung Paru

Travers et al, 2010


DAFTAR PUSTAKA
 Reynolds, Harmony R & Judith S H. 2008. Cardiogenic Shock: Current
Concepts and Improving Outcomes dalam Circulation, 2008;117:686-697.
Diunduh dari http://circ.ahajournals.org. American Heart Association,
Inc.
 Robbins, Stanley L., Vinay Kumar., Ramzi S. 2007. Buku Ajar Patologi
Robbins Ed.7. Jakarta: EGC.
 Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi, I., K. Simadibrata, M., &Setiati, S.
2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (Vol 1). Jakarta: Interna Publishing.
 Soerianata, Sunarya. 1998. Resusitasi Jantung-Paru dalam Buku Ajar
Kardiologi FKUI. Jakarta: FKUI.
 Travers, Andrew H et al. 2010. 2010 American Heart Association
Guidelines for Cardiopulmonary Resuscitaion and Emergency
Cardiovascular Care dalam Circulation, 2010;122[suppl 3]:S676-S684.
Diunduh dari http://circ.ahajournals.org. American Heart Association,
Inc.
 Wijaya, I.P. 2009. Syok Hipovolemik dalam A.W. Sudoyo et al. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam (pp. 242-244). Jakarta: Interna Publishing.

Anda mungkin juga menyukai