TRAUMA MULTIPEL
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2015/2016
KELOMPOK 2
Balya Ibnu Maula NIM. 1210015013
Cassandra Savira A. NIM. 1210015031
Husnul Khotimah NIM. 1210015081
Lenny Sulystio NIM. 1210015049
Maria Sondang H.S NIM. 1210015005
Retno Yuliati NIM. 1210015040
Riza Transmisia S. NIM. 1210015038
Suci Prima Anggraini NIM. 1210015009
Tiara Geminita NIM. 1210015012
Valentino Ronatal NIM. 1210015071
Syahriza Pahlevi NIM. 1110015012
Dewi Pratiwi NIM. 1110015030
Annisa Bilfaqih NIM. 1110015043
Mahasiswa mampu memahami dan
menjelaskan tentang :
1. Trauma Thoraks
2. Trauma Muskuloskeletal
3. Transfusi Darah
TRAUMA
THORAKS
DEFINISI
• trauma penetrasi :
1. Low velocity missile : sering disebabkan oleh karena luka
pisau, hanya merusak struktur yang ditembus
2. Middle velocity missile : misalnya karena luka tembak
pistol.
3. High velocity missile : misalnya karena luka tembak
spontan, 40% melibatkan thorak, 15-28% membutuhkan
thoracotomy
PATOMEKANISME
Dada merupakan organ besar yang membuka bagian dari tubuh yang sangat
mudah terkena tumbukan luka. Karena dada merupakan tempat jantung,
paru dan pembuluh darah besar. Trauma dada sering menyebabkan
gangguan ancaman kehidupan. Luka pada rongga thorak dan isinya dapat
membatasi kemampuan jantung untuk memompa darah atau kemampuan
paru untuk pertukaran udara dan osigen darah. Bahaya utama berhubungan
dengan luka dada biasanya berupa perdarahan dalam dan tusukan terhadap
organ.
Luka dada dapat meluas dari benjolan yang relatif kecil dan goresan yang
dapat menghancurkan atau terjadi trauma penetrasi. Luka dada dapat
berupa penetrasi atau non penetrasi (tumpul). Luka dada penetrasi mungkin
disebabkan oleh luka dada yang terbuka, memberi keempatan bagi udara
atmosfir masuk ke dalam permukaan pleura dan mengganggua mekanisme
ventilasi normal. Luka dada penetrasi dapat menjadi kerusakan serius bagi
paru, kantung dan struktur thorak lain.
MANIFESTASI KLINIS
• Flail chest dan kontusio paru : kesulitan utama flail chest ada pada
kontusio paru yang mendasari : keterbatasan pergerakan dinding
dada, nyeri, pernapasan lemah dan asimetris, serta tak terkoordinasi
MANIFESTASI KLINIS
• pneumothoraks spontan : Pasien secara spontan mengeluh nyeri dan sesak napas
yang muncul tiba-tiba. Pada pemeriksaan fisik, dada dapat tampak asimetris,
fremitus menurun atau hilang, perkusi timpani, dan bising napas menurun atau
menghilang. Bila ada pneumotoraks desak akan timbul sianosis, takipnea dan
tanda hipoksia lain.
• inflamasi
• proliferasi sel
• pembentukan kalus
• osifikasi
• remodelling
PATOFISIOLOGI
• inflamasi
• proliferasi sel
• pembentukan kalus
• osifikasi
• remodelling
MANIFESTASI KLINIS
• sindroma kompartemen :
- Nyeri bertambah dan khususnya meningkat dengan gerakan pasif yang
meregangkan otot bersangkutan
- Parestesia daerah distribusi saraf perifer yang terkena,
- Asimetris pada daerah kompartemen
- Nyeri pada pergerakan pasif
- Sensasi berkurang
• Primary Survey
Kontrol perdarahan dan resusitasi cairan yang
agresif; tindakan tambahan dengan imobilisasi
fraktur dan pemeriksaan radiologi
• Secondary Survey
Anamnesa, Pemeriksaan fisik
TRANSFUSI DARAH
• Tujuan transfusi adalah untuk memperbaiki sirkulasi volume
darah dan oxygen carrying capacity
• berperan penting pada penanganan syok hemoragik dan
diperlukan bila kehilangan darah mencapai 25 % volume darah
sirkulasi
• berguna mengembalikan curah jantung bila hematokrit rendah
atau bila cairan gagal mempertahankan perfusi
• Transfusi dapat menggunakan whole blood atau packed red
cells. Pada perdarahan akut harus diberikan whole blood.
Kriteria transfusi dengan packed red cells:
• Hb < 8 g/dL
• Hb 8 – 10 g/dL, normovolemik disertai tanda-tanda gangguan
miokardium, serebral dan respirasi
• Perdarahan hebat: 10 ml/kg pada 1 jam pertama atau > 5 ml/kg
pada 3 jam pertama
Indikasi:
a) Pencegahan perdarahan postoperasi dan syok
b) Pasien dengan defisiensi faktor koagulasi yang tidak bisa
ditentukan
c) Klien dengan penyakit hati dan mengalami defisiensi faktor
pembekuan.
Albumin 5 % dan albumin 25 %
Komponen ini terdiri dari plasma protein, digunakan sebagai
ekspander darah dan pengganti protein. Komponen ini dapat
diberikan melalui piggybag. Volume yang diberikan bervariasi
tergantung kebutuhan pasien.Hindarkan untuk mencampur
albumin dengan protein hydrolysate dan larutan alkohol.
Indikasi :
a) Pasien yang mengalami syok karena luka bakar, trauma,
pembedahan atau infeksi.
b) Terapi hyponatremi.
TERIMA KASIH