Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Berat Badan Lahir Bayi
Pendidikan memiliki korelasi
yang sangat erat terhadap kesehatan dan keduanya saling memberikan manfaat (Zajacova dan Lawrence, 2018).
Studi yang dilakukan di
Australia disebutkan bahwa pendidikan meningkatkan kualitas makan seseorang (Li dan Powdthavee, 2015)
Dalam penelitian yang dilakukan
oleh Hidaka didapatkan bahwa wanita berpendidikan tinggi erat kaitannya dengan asupan makanan cepat saji yang lebih besar (r=0.28; p=0.0005); namun hubungan ini tidak signifikan pada pria (r=0.14; p=0.21) (Hidaka et al., 2018). Memiliki kebiasaan makan makanan cepat saji dapat membuat asupan makanan tidak lagi sehat (Moore et al., 2009)
Berdasarkan penelitian yang dituliskan oleh
Barrington dan White (2016); Bowman dan Vinyard (2004); Pereira et al. (2005) dalam Hidaka et al. (2018) dijelaskan bahwa makanan cepat saji-> ↑ IMT-> ↑ BB, terjadi resistensi insulin, dan terjadi ↑ risiko mortalitas.
Obesitas, DM, ↑ asupan makanan sebelum dan
selama hamil->MAKROSOMIA. Sehingga terdapat hubungan yang erat antara tingkat pendidikan Ibu yang sedang hamil terhadap berat badan lahir bayi (Kc et al., 2015; Najafian dan Cheraghi, 2012; Pan et al., 2017). Prevalensi lebih tinggi->BBLR. Pamungkas (2012)-> terdapat hubungan antara berat BBLR dengan kehidupan sosial ekonomi (p=0.031). Pendidikan masuk dalam faktor sosial ekonomi.
Menurut Suciati (2008) dan
Achadi (2007) dalam Pamungkas (2012) faktor tingkat pendidikan- >gizi / faktor tingkat pendidikan- >pendapatan->gizi.
Menurut Shrestha et al. (2015)
bahwa kurang konsumsi makanan bergizi selama hamil - >BBLR(AOR=1.99; CI=1.28-3.10) ->Tidak spesifik. Penelitian yang dilakukan oleh Khairina dan Modjo (2013) bahwa terdapat hubungan antara pendidikan dan BBLR (p=0.010),
Uveitis adalah penyebab utama ketiga kebutaan yang dapat dicegah di seluruh dunia dan glaukoma yang terkait dengan uveitis adalah salah satu komplikasi inflamasi intraokular yang paling serius dan mengancam penglihatan