Anda di halaman 1dari 39

Gambaran Anak Autis Dengan

Diagnosa Banding Retardasi Mental

Oleh :
Suci Rahmi Putri (14-123)
Destitiya (14-128)

Pembimbing :
dr. Sulistiana Dewi, Sp.KJ

SMF PSIKIATRI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH M. NATSIR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2019
AUTISME

Kanner, mendeskripsikan gangguan ini sebagai


ketidakmampuan untuk:
• berinteraksi dengan orang lain
• gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan
penguasaan bahasa yang tertunda, echolalia,
pembalikan kalimat
• adanya aktivitas bermain repetitive dan stereotype,
rute ingatan yang kuat dan keinginan obsesif untuk
mempertahankan keteraturan di dalam
lingkungannya
Epidemiologi

• Prevalensi autis semakin lama semakin


meningkat di indonesia tercatat dalam
penelitian divisi neurologi IKA RSCM Jakarta
terdapat 281 kasus dari tahun 2001-
2007.
• Berdasarkan jenis kelamin insiden tertinggi
autis ditemukan pada anak laki-laki dengan
perbandingan anak laki-laki : anak
perempuan 4:1laki-laki memiliki ketahan
fungsi otak yang lebih rendah dari pada
perempuan.
Etiologi

• Ada faktor psikodinamik


• Faktor keluarga
• Kelainan neuroloit-biologik
• Faktor genetik
• Faktor imunologi
• Faktor perinatal
• Faktor neuro anatomi
• Faktor biokimia
Menunjukan hasil bahwa
beberapa anak dengan
teori gangguan autis memberikan
psikososial respon terhadap stesor
psikososial seperti kelahiran
sibling atau pindah rumah
baru.
Anak dengan
keterbelakangn mental
yang terkait yaitu 1:4 anak
perempuan berbandingn
anak laki-laki. Terjadinya
peningkatan kejadian
teori biologis kejang dan kondisi medis
seperti rubella kongenital
fenilketonoria. Dan saat ini
diyakini bahwa autisme
adalah kumpulan gejala
prilaku yang dipengaruhi
oleh beberapa kondisi yang
mengenai SSP.
•Yaitu bangkitan kejang
pada bayi dan anak yang
biasanya terjadi pada anak
usia 3 bulan dan 5 tahun.

•Kejang deman dibagi 2


yang pertama kejang
kejang demam deman sederhana dan
kejang demam kompleks

•Kejang demamg 
peningkatan metabolisme
tubuh yang berlang lama
dapat menimbulkan
kekurangn glukosa, oksigen
dan kekerungan aliran
darah ke otak yang
menyebabkan kerusakan
neuron
Autisme berhibungan
Faktor genetik dengan berbagai kelainan
kromosom yaitu :
kromosom X,Y,8,2,4,12,7
Terjadinya pendarahan
Faktor pada trimester pertama,
perinatal cairan mekonium yang ada
pada cairan ketuban gawat
janin dan BBLR.
Kelainan yang terjadi pada
lobus temporal diduga
Metode neuro memiliki pengaruh
anatomi terhadap kejadian autis,
terutama pelebaran
ventrikel kiri lateral
diagnosis

• Kriteria autisme berdasarkan DMS-IV-TR


• Total 6 ( atau lebih ) dari kelompok berikut :
1. Kelompok 1A (minimal 2 dari gejala pada
interaksi sosial)
2. Kelompok 2B (minimal 1 dari gejala
gangguan komunikasi)
3. Kelompok 3C (minimal 1 dari gejala pada
gangguan perilaku seperti berulang-ulang
stereotip dll)
Deteksi dini

• Sebagian besar orang tua dapat menyadari


adanya suatu masalah dalam perkembangan
anaknya pada saat anak-anak berusia 18 bulan
a) Bayi lahir usia 6 bulan : anak terlalu tenang,
sering menangis dan sulit untuk ditenangkan,
jarang mengoceh, jarangn menunjukan kontak
mata
b) Usia 6 bulan – 2 tahun : tidak mau dipeluk
tidak peduli terhadap orang tua tidak berusaha
mengunakan kata-kata tidak ada ketertarikan
terhadap mainan.
c) Usia 2-3 tahun : menunjukan kontak mata
yang terbatas mungkin mencium atau
menjilat-jilat benda menolak dipeluk
d) Usia 4-5 tahun : jika anak sudah dapat
berbicara tidak jarang ekolalia atau
mengulang-ulang apa yang dikatakan orang
lain menunjukan ada suara aneh biasanya
bernada tingi dan menonton kemudian
kontak mata masih terbatas, melukai diri
sendiri.
Diagnosa
banding

• Sindrome Asperger
• Sindrome Rett
• Gangguan disintergratif pada anak dan
ritaldasi mental umum
penatalaksanaan

Terapi farmakologi
1. Antipsikosis tipikal seperti chlopromazine dan
haloperidol.
2. Agonis, Antagonis dan bloker seperti
fenfluramine, clominpramine, fluoxetine,
setraline, clonidine, risperidone, olanzapine,
naltrexone.
3. Stimulan seperti methylphrnidat
4. Antikonfulsan seperti piracetam
5. Medikasi lain contoh piridoksine ( vitamin B6)
Terapi psikososial
• Terapi perilaku : fokus penanganan letak
pada pemberian ‘’reinforcement’’ positif jika
sesuai intruksi yang diberikan, negatif jika
berespon tidak sesuai intruksi.
• Terapi sensori berarti kemampuan untuk
mengolah dan mengartikan seluruh
rangsanga sensori yang diterima dari tubuh
maupun lingkungan dan kemudian
mengasilkan respon yang terarah
Terapi okupasi
• Hampir semua autisme keterlambatan
dalam perkembangan motorik halus dalam
sangat penting untuk melatah otot-otot
motorik halusnya dengan benar
• Psikoterapi terapi yang melibatkan peran
aktif dari orang tua menggunakan teknik
bermain kreativ verbal dan non verbal
Diagnosa Banding :

Retardasi Mental
Definisi
American • suatu disabilitas yang ditandai dengan suatu
Association limitasi/keterbatasan yang bermakna baik dalam
on Mental fungsi intelektual maupun perilaku adaptif yang
Retardation diekspresikan dalam keterampilan konseptual,
(AAMR) sosial, dan praktis; keadaan ini terjadi sebelum usia
2002 18 tahun

• suatu keadaan perkembangan mental yang terhenti


atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh
PPDGJ adanya hendaya keterampilan selama masa
III, perkembangan, sehingga berpengaruh pada semua
tingkat inteligensia yaitu kemampuan kognitif,
bahasa, motorik, dan sosial
Etiologi
o Primer
o genetik

o Sekunder
o Infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan otak
o Intoksikasi obat
o Gangguan metabolisme
o Prematuritas
o Trauma kepala
o Penyakit otak yang nyata (neoplasma)
o Gangguan gizi
Klasifikasi

1. Retardasi mental ringan (IQ 50-70)


• Retardasi mental ringan dikategorikan sebagai retardasi
mental dapat dididik (educable).
• Anak mengalami gangguan berbahasa tetapi masih mampu
menguasainya untuk keperluan bicara sehari-hari dan untuk
wawancara klinik.
• Mampu mengurus diri sendiri secara independen
• Tingkat perkembangannya sedikit lebih lambat dari ukuran
normal.
• Kesulitan dalam hal membaca, menulis, dan berhitung, →
ditemukan saat anak berada di sekolah dasar
2. Retardasi mental sedang (IQ 35-50)
• Retardasi mental sedang dikategorikan sebagai
retardasi mental dapat dilatih (trainable)
• Keterlambatan perkembangan pemahaman dan
penggunaan bahasa
• Pencapaian kemampuan mengurus diri sendiri dan
keterampilan motor juga mengalami keterlambatan
• Beberapa diantaranya membutuhkan pengawasan
sepanjang hidupnya
• Biasanya ditemukan di usia prasekolah
3. Retardasi mental berat (IQ 20-35)
• Gambaran klinis dari retardasi mental berat hampir
sama dengan retardasi mental sedang, perbedaan
utamanya yaitu biasanya pada retardasi mental berat
terdapat kerusakan motor yang bermakna atau defisit
neurologis

4. Retardasi mental sangat berat (IQ <20)


• Sebagian besar memiliki penyebab yang jelas untuk
kondisinya
• Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas,
dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal
yang sangat elementer
Kriteria diagnosis retardasi mental (intellectual
developmental disorder) menurut DSM-V TR

• Ditemukannya defisit dalam fungsi intelektual, seperti


memberi alasan, pemecahan masalah, perencanaan, berpikir
abstrak, menilai, pembelajaran akademik, dan
pembelajaran dari pengalaman, yang dipastikan melalui
pemeriksaan klinis dan tes intelegensia terstandar.
• Adanya defisit dalam fungsi adaptif → kegagalan dalam
mencapai perkembangan dan standar sosiokultural untuk
kemandirian pribadi dan tanggung jawab sosial. Tanpa
dukungan terus-menerus, defisit adaptasi akan membatasi
→ komunikasi, partisipasi sosial, dan kemandirian, di
beberapa tempat, misalnya rumah, sekolah, kantor, dan
masyarakat.
Penatalaksanaan

Farmakoterapi
• Obat-obatan yang sering digunakan dalam terapi retardasi
mental adalah terutama untuk menekan gejala-gejala
hiperkinetik.
• Metilfenidat (Ritalin) dapat memperbaiki keseimbangan
emosi dan fungsi kognitif. Imipramin, dekstroamfetamin,
klorpromazin, flufenazin, fluoksetin kadang-kadang
dipergunakan oleh psikiatri anak.
• Untuk menaikkan kemampuan belajar pada umumnya
diberikan tioridazin (melleril), metilfenidat, amfetamin,
asam glutamate, gamma aminobutyric acid (GABA)
Latihan dan pendidikan
• Latihan dan pendidikan meliputi latihan di rumah,
latihan di sekolah, latihan teknis, dan latihan moral.
Latihan anak dengan retardasi mental secara umum
ialah:
• Mempergunakan dan mengembangkan sebaik-
baiknya kapasitas yang ada.
• Memperbaiki sifat-sifat yang salah atau antisosial.
• Mengajarkan suatu keahlian agar anak itu dapat
melaksanakan fungsinya
STATUS PSIKIATRI

IDENTITAS PASIEN
• Nama / panggilan : Nn. Anisah Sasa Agustin
• Jenis kelamin : Perempuan
• Usia : 10 Tahun
• Agama : Islam
• Suku : Minang
• Alamat pasien : Sungai Lasi, Solok
RIWAYAT PSIKIATRI
Keluhan Utama
• Seorang pasien anak perempuan berusia 10 tahun datang
ke poli jiwa bersama kedua orangtua dengan keluhan lari
tiba-tiba tanpa tujuan, sejak 1 minggu ini.

Riwayat Gangguan sekarang.


• Seorang pasien anak perempuan berusia 10 tahun datang
ke poli jiwa bersama kedua orangtua dengan keluhan lari
tiba-tiba tanpa tujuan, sejak 1 minggu ini.
• Ibu pasien mengatakan bahwa pasien sering berbicara
sendiri sejak 1 thn ini
• Pasien sering melihat kakeknya yang sudah meninggal ,
yang menyuruh pasien untuk mencuci kaki dan mencuci
kain di got dekat rumah
• Pasien senang mengganggu orang yang sedang main
hp
• Pasien pernah berobat ke poli jiwa pada bulan
januari 2019, awalnya emosi pasien di rumah tidak
bisa dikontrol, tiba-tiba mengamuk di rumah sampai
memcahkan tv, pasien tidak bisa diam saat berada
di rumah tapi kadang kadang pasien tak acuh jika
disuruh mandi, makan, dan pergi mengaji. Pasien
juga pernah BAB di celana.
• Pasien pernah sekolah sampai kelas 3 sd, di sekolah
pasien pernah masuk ranking 3 di kelas sejak kelas
1. Pada saat kelas 3 pasien mulai tidak mau belajar
di kelas, namun hanya keluar masuk kelas.
Riwayat Gangguan sebelumnya

• Riwayat Gangguan Psikiatri

• Pasien pernah berobat ke poli jiwa RSUD M.Natsir pada bulan januari
2019

Kondisi Medik Umum

• Trauma kepala (-)

• Alergi obat (-)

• Kejang (-)

Penggunaan zat psikoaktif dan alkohol

• Pasien tidak memiliki riwayat penggunaan zat psikoaktif dan alkohol.

• Merokok (-) Narkoba (-)

• Alkohol (-) Kopi (-)


Riwayat kehidupan pribadi
• Riwayat prenatal dan perinatal
• Pasien lahir secara normal, cukup bulan di RSUD M.
Natsir
• Ibu pasien tidak pernah terjatuh dan mengkonsumsi
obat saat hamil
• Pasien di rawat setelah lahir karena tidak menangis
saat lahir
• Riwayat masa kanak awal (0-3 tahun)
• Pasien mendapat ASI sampai usia 2 tahun
• Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan anak
seusianya
Tidak ada keluarga dari orang tua yang mengalami
gangguan serupa
STATUS GENERALISATA
• Kesadaran : Komposmentis
• Keadaan Umum : Baik
• TD : 100/60 mmHg
• Nadi : 70 x/i
• Nafas : 19 x/i
• Suhu : 36,5 C
STATUS MENTAL
Deskripsi umum
• Penampilan
• Pasien seorang perempuan usia 10 tahun berpenampilan
sesuai usia, perawatan diri (+), dan cukup rapi.

Perilaku dan aktivitas motorik


• Pasien tampak tidak tenang selama wawancara
berlangsung.
• Sikap terhadap pemeriksa
• Pasien tidak ada konatk mata dengan pemeriksa , tidak
kooperatif dan tidak mengikuti wawancara dengan baik.
Mood dan afek
• Mood : hipertim
• Afek : tumpul
• Keserasian : serasi
Pembicaraan
• Pasien bercerita spontan, koheren dan menjawab pertanyaan
pemeriksa dengan volume cukup, intonasi baik dan jawaban
sesuai pertanyaan.
Gangguan persepsi
• Halusinasi audiotorik (perintah) dan visual
Pikiran
• Isi pikir : waham (-)
• Proses dan bentuk fikir : koheren
• Isi fikir : baik
Sensorium dan kognisi

• Kesadaran : Compos mentis GCS : 15

• Orientasi :
• Waktu : tidak terganggu
• Tempat : tidak terganggu
• Orang : tidak terganggu

• Daya ingat
• Daya ingat jangka panjang : Tidak terganggu
• Daya ingat jangka sedang : Tidak terganggu
• Daya ingat jangka pendek : Tidak terganggu

• Kemampuan pengendalian impuls : Baik, tidak terganggu


Daya nilai dan tilikan

• Daya nilai sosial dan uji daya nilai : Terganggu

• Penilaian realita : terganggu

• Tilikan : Derajat 1

DIAGNOSTIK MULTIAKSIAL

• Aksis I : Berdasarkan hasil pemeriksaan, ditemukan tanda adanya


gangguan perkembangan psikologis (f8) pada pasien.

• Aksis II : Tidak ada diagnosa

• Aksis II : Tidak ada diagnosa

• Aksis IV : Primary support group

• Aksis V : Menggunakan skala global assestment of functioning (GAF). Gaf


current sebesar 50 - 41. Hal ini menunjukkan saat ini gejala
barat dan disabilitas berat.
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : Bonam
• Quo as Functionam : Malam
• Quo ad sanationam : Malam
PENATALAKSANAAN

TERAPI NON FARMAKOLOGI


KEPADA PASIEN :
• Memberi edukasi tentang penyakit dan gejala yang ada pada
pasien
• Memberi motivasi kepada pasien untuk semangat dalam
menjalani kehidupan.

KEPADA KELUARGA :
• Memberi informasi dan edukasi tentang kondisi pasien,
penyakit yang diderita, informasi obat, lama pengobatan dan
kontrol pengobatan.
• Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien
TERAPI FARMAKOLOGIS

• Inj. Lodomer 1 amp


• Diazepam
• Olanzapin 1x2,5 mg
• Lorazepam 1x2 mg
• THP 2x2 mg
• Asam Folat 2x5 mg

Anda mungkin juga menyukai