Anda di halaman 1dari 24

LUH AYU FEBINA A.

D
N 111 17 018
PEMBIMBING :
Drg. Elli Yane Bangkele,M.Kes
Dr Anastasia Christine
BAB I
PENDAHULUAN

 Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari
biasanya lebih dari 200 g atau 200 ml/24 jam.
 Diare akut adalah diare yang onset gejalanya tiba-tiba dan berlangsung
kurang dari 14 hari, sedang diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih
dari 14 hari.
 Diare akut pada orang dewasa merupakan penyakit yang sering dijumpai
dan secara umum dapat diobati sendiri. Namun,komplikasi akibat
dehidrasi atau toksin dapat menyebabkan morbiditas dan mortalitas,
meskipun penyebab dan penanganannya telah diketahui dengan baik,
serta prosedur diagnostiknya juga makin baik
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH

 Menentukan Prioritas Masalah Menggunakan Rumus Hanlon Kuantitatif


No Masalaah Besar Kegawatdaruratan Kemungkin Nilai
kesehatan masalah an diatasi

1 ISPA 3 3 2 8

2 Hipertensi 4 3 3 9

3 Diare 3 4 2 9

4 Gastritis 3 2 2 7

Dilihat dari tabel diatas masalah yang menjadi prioritas pada


Puskesmas Kawatuna adalah Hipertensi, Diare, dan ISPA.
 KRITERIA A : Besar masalah, dapat dilihat dari besarnya insidensi atau prevalensi.
Skor 1-10

Masalah Besar masalah Nilai


kesehatan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

X (DIARE) X 8

Y (ISPA) Y 6

Z (HIPERTENSI) Z 7
KRITERIA B :Kegawatan Masalah (SKOR 1-5)

Masalah Keganasan Tingkat Biaya yang Nilai


kesehatan urgency dikeluarkan

X (DIARE) 2 3 3 8

Y (ISPA) 2 2 3 7

Z (HIPERTENSI) 1 4 4 9

KRITERIA C : Kemudahan dalam Penanggulangan


 KRITERIA D : PEARL factor
Masalah P E A R L Hasil perkalian
kesehatan

X 1 1 1 1 1 1

Y 1 1 1 1 1 1

Z 1 1 1 1 1 1

PENETAPAN NILAI
 DIARE
NPD : (A+B) C = (8+8) 3= 16x4 = 64
NPT : (A+B) CxD = (8+8) 4x1 = 16x4 = 64
 ISPA
NPD : (A+B) C = (6+7) 4 = 13x4 = 52
NPT : (A+B) CxD = (6+7) 4x1 = 13x4 =52
 HIPERTENSI
NPD : (A+B) C = (7+9) 2 = 16x2 =32
NPT : (A+B) CxD = (7+9) 2x1 = 16x2 =32
 KESIMPULAN

Masalah A B C NPD D (PEARL) NPT Prioritas


kesehatan

Diare 8 8 4 64 1 64 1

ISPA 6 7 4 52 1 52 2

Hipertensi 7 9 2 32 1 32 3

Kesimpulan dari rumus ini yaitu Diare merupakan prioritas


masalah yang menempati urutan ke-1 dari 3 prioritas masalah
yang ada di Puskesmas Kawatuna. Oleh karena itu akan di
bahas mengenai suatu kasus diare.
 Kondisi lingkungan yang buruk adalah salah satu faktor meningkatnya
kejadian diare karena status kesehatan suatu lingkungan yang mencakup
perumahan, pembuangan kotoran, dan penyediaan air bersih. Hal ini
dapat menyebabkan masalah kesehatan lingkungan yang besar karena
dapat menyebabkan mewabahnya penyakit diare dan mempengaruhi
kondisi kesehatan masyarakat.

 Menurut data Puskesmas Kawatuna angka kejadian diare pada tahun


2015 sebanyak 328 kasus, 2016 sebanyak 530 kasus, tahun 2017 angka
kejadian diare sebanyak 437 kasus, pada tahun 2018 sebanyak 549 kasus.
BAB III
LAPORAN KASUS

Identitas pasien
 Nama Pasien : Nn.D
 Umur : 24 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Alamat : BTN Lasoani J1 no 5
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Pendidikan terakhir : S1
 Tanggal Pemeriksaan: 14 Januari 2019
 Suku : Kaili
 Keluhan utama:
BAB cair sebanyak 4 kali

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien MRS dengan keluhan BAB cair sebanyak 4 kali sejak tadi pagi,
pasien mengatakan BAB disertai sedikit ampas, berbau, tidak berlendir,
dan tidak disertai darah. Pasien mengatakan nyeri perut (+), mual (-),
muntah (-), demam (-), pusing (+), BAK (+) lancar

Riwayat Penyakit Dahulu:


Pasien tidak pernah mengalami keluhan yang sama
sebelumnya
 Riwayat Penyakit Keluarga:
Ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama dengan
pasien saat ini yaitu ibu pasien 2 hari yang lalu.

 Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan

 Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya beserta ke 3 saudaranya dan bersama 2 sepupunya.

 Pasien makan 3 kali sehari dengan sayur atau lauk yang beraneka ragam dan biasanya sering makan siomay di sekitaran
rumah. Pasien makan menggunakan tangan dan jarang menggunakan sendok.

 Pasien tinggal di rumah yang terletak di lorong berukuran 7x8 meter persegi. Rumah pasien terdiri dari teras, ruang tamu
sekaligus ruang keluarga dan ruang tv, 3 kamar, tetapi yang saat ini digunakan hanya 2 kamar, 1 dapur dan 1 WC sekaligus
tempat mencuci peralatan masak.

 Air untuk mandi, dan air untuk mencuci pakaian, pasien mendapatkan dari air PDAM. Untuk air minum pasien menggunakan
air galon.

 Penyimpanan alat-alat memasak dan makanan disimpan ditempat yang terbuka tanpa ditutup dengan penutup makanan.

 Ventilasi udara rumah pasien cukup, lantai rumah ditehel. Dinding rumah berupa batako dan plafon. Ada beberapa bagian
plafon yang rusak akibat gempa.

 Tempat pembuangan sampah berada di depan rumah. Tidak terdapat halaman dibagian belakang rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Kondisi Umum : Sakit sedang
Tingkat Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
Tekanan Darah 110/80 mmHg
Nadi 96 kali/menit (kuat angkat, reguler)
Suhu 37,30C
Pernapasan 20 kali/menit

Kulit : Warna sawo matang, lapisan lemak di bawah kulit


cukup.

Kepala : Normosefal, rambut berwarna hitam, tipis dan tidak


mengkilap, mata cowong (-/-) konjungtiva tidak anemis,
sklera tidak ikterus, pupil bulat isokor (diameter 3 mm).
Tidak terdapat sekret pada hidung, Tidak ada sekret
pada telinga, bibir terlihat kering.

Tenggorokan-Leher : Tonsil dan faring tidak tampak kelainan.


Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Thoraks
Paru : Inspeksi : permukaan dada simetris, penggunaan
otot-otot bantu pernapasan (-).
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-) fremitus kiri =
kanan.
Perkusi : sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi : bronkovesikuler +/+,
wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
Jantung : Inspeksi : iktus kordis tampak
Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS V linea
midclavicula sinistra
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler,
bising jantung (-).
Abdomen : Inspeksi : permukaan datar, seirama gerak napas
Auskultasi : peristaltik kesan meningkat
Perkusi : Tympani
Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba.
Turgor : Turgor kembali segera
Ekstremitas
Atas : Akral hangat, edema (-)
Bawah : Akral hangat, edema (-)
 Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang
 Diagnosis Kerja
Diare akut tanpa dehidrasi
 Anjuran Pemeriksaan
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan elektrolit

Terapi
 Medikamentosa :
 Attapelgite 1 tab setiap kali BAB
 Oralit diberi 200 ml setiap kali BAB Cair
 Paracetamol 3x1
Non medikamentosa :
 Menjaga higienitas sebelum makan dengan mencuci tangan menggunakan sabun
dan setelah selesai BAB dan BAK
 Menyimpan peralatan masak, piring, gelas ditempat yang tidak dapat dijangkau
dengan hewan (kecoa,tikus) dan menutupnya dengan kain.
 Menyimpan dan menutup makanan yang telah selesai dimasak
 Mencuci peralatan masak dengan air bersih
 Menghindari mengonsumsi makanan/jajanan yang dapat menyebabkan diare.
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kasus ini, faktor yang paling berperan dalam penularan diare ialah faktor perilaku dan
lingkungan. Dari anamnesa diketahui bahwa pasien kurang menjaga higienitas yaitu mencuci
tangan tidak menggunakan sabun sebelum makan, dan makan hanya menggunakan tangan
jarang menggunakan sendok. Selain itu pasien juga mengatakan ibu pasien memiliki keluhan yang
serupa 2 hari yang lalu. Peralatan makanan seperti piring, sendok, dll terlihat hanya disimpan di
meja tanpa ditutup dengan kain, kemungkinan binatang (seperti tikus, kecoa, lalat) yang
merupakan salah satu vektor penyakit hinggap di peralatan makanan yang digunakan untuk
makan. Hal tersebut juga serupa dengan makanan yang telah dimasak, terlihat hanya dibiarkan
tanpa ditutup menggunakan penutup makanan. Selain itu pasien juga mengaku biasanya suka
mengonsumsi jajanan seperti siomay . Untuk itu, selain menatalaksanai pasien dengan terapi sesuai
tatalaksana diare, pasien juga diberi informasi mengenai cara penularan diare melalui perilaku
mereka yang salah selama ini serta cara mencegahnya muncul lagi dikemudian hari.
Berdasarkan kasus di atas, jika dilihat dari segi konsep kesehatan masyarakat, maka ada
beberapa yang menjadi faktor risiko yang mempengaruhi derajat kesehatan Diare, yaitu:

Faktor genetik
Berdasarkan teori diare bukanlah penyakit
keturunan.

Faktor Perilaku
•Kebiasaan tidak mencuci tangan menggunakan sabun
•Mengolah dan menyajikan makanan dengan tidak higienis
•Penggunaan Jamban Sehat
•Penggunaan Air Bersih
•Makan jajanan yang tidak sehat
Faktor Lingkungan
 Sosio-ekonomi menengah
 Pengolahan limbah rumah tangga

 Faktor Pelayanan Kesehatan


Pelayanan kesehatan mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat karena keberadaan fasilitas kesehatan sangat
menentukan dalam pelayanan pemulihan kesehatan,
pencegahan terhadap penyakit, pengobatan dan keperawatan
serta kelompok masyarakat yang memerlukan pelayanan
kesehatan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
 Angka kejadian Diare di wilayah kerja Puskesmas Kawatuna masih cukup
tinggi, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko yaitu :
 Perilaku masyarakat yang masih kurang terhadap kebersihan diri dan
lingkungannya.
 Pelayanan kesehatan yang belum maksimal dan kurang menjangkau
masyarakat akan terpenuhinya kesadaran dan kemauan masyarakat
untuk merubah pola pikir serta perilakunya dalam hal kesehatan
pribadinya maupun keluarganya.
SARAN
Promosi Kesehatan
 Penyediaan makanan sehat dan cukup (kualitas maupun kuantitas)
 Perbaikan hygiene dan sanitasi lingkungan,
 Edukasi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, salah satunya pentingnya
mencuci tangan dengan sabun.
Perlindungan umum dan khusus terhadap penyakit-penyakit tertentu (general and specific
protection)
 Pembuangan tinja di tempat yang aman, terutama yang berasal dari penderita diare, baik
penderita bayi, anak ataupun dewasa;
 Cuci tangan setelah buang air besar, sebelum makan, atau menyiapkan makanan;
 Menjaga agar air minum terbebas dari pencemaran, baik di rumah maupun di sumbernya.
 (early diagnosis and prompt treatment)
Jika ada didapatkan penderita diare segera dilakukan penegakkan diagnosa dan
pengobatan yang cepat dan tepat.
 (dissability limitation)
Apabila telah ditegakkan diagnosa diare diberikan pengobatan sesuai dengan gejala
dan dianjurkan untuk ke faskes terdekat untuk mendapatkan penanganan awal
apabila didapatkan diare dengan dehidrasi.
(rehabilitation)
pasien diberikan konseling tentang jika munculnya gejala baru atau bertambah parah
agar segera dibawa kepuskesmas, misalnya BAB cair lebih banyak, lebih sering, disertai
darah, muntah, tidak mau minum, dan sebagainya.
Tampak rumah dari
depan

Tampak ruang keluarga, dan


terlihat tempat makanan
tidak tertutup
Tampak peralatan makanan
tidak ditutup oleh kain

WC yang digunakan untuk


mandi, BAK dan BAB juga
digunakan untuk mencuci
peralatan makanan.

Anda mungkin juga menyukai

  • Presentation 4
    Presentation 4
    Dokumen8 halaman
    Presentation 4
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 2
    Presentation 2
    Dokumen10 halaman
    Presentation 2
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 5
    Presentation 5
    Dokumen9 halaman
    Presentation 5
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Kasus
    Kasus
    Dokumen2 halaman
    Kasus
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 2
    Presentation 2
    Dokumen10 halaman
    Presentation 2
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Buku Pneumonia COVID 19 - PDPI 2020 PDF
    Buku Pneumonia COVID 19 - PDPI 2020 PDF
    Dokumen67 halaman
    Buku Pneumonia COVID 19 - PDPI 2020 PDF
    amdita
    100% (3)
  • KULIT Aldhy
    KULIT Aldhy
    Dokumen150 halaman
    KULIT Aldhy
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 3
    Presentation 3
    Dokumen7 halaman
    Presentation 3
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen21 halaman
    Bab Ii
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen8 halaman
    Presentation 1
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Manajemen Apotik Aldhy
    Laporan Manajemen Apotik Aldhy
    Dokumen17 halaman
    Laporan Manajemen Apotik Aldhy
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Anatomi Bronko Esofagus
    Anatomi Bronko Esofagus
    Dokumen32 halaman
    Anatomi Bronko Esofagus
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Kasus 3
    Kasus 3
    Dokumen3 halaman
    Kasus 3
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Kasus 2
    Kasus 2
    Dokumen20 halaman
    Kasus 2
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • ESOFAGITIS KOROSIF
    ESOFAGITIS KOROSIF
    Dokumen21 halaman
    ESOFAGITIS KOROSIF
    NiLuh Fency
    Belum ada peringkat
  • Refka Evy
    Refka Evy
    Dokumen42 halaman
    Refka Evy
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Bedah Minor
    Bedah Minor
    Dokumen25 halaman
    Bedah Minor
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Ruptur Esofagus
    Ruptur Esofagus
    Dokumen11 halaman
    Ruptur Esofagus
    Eko Dyah Puspitasari
    Belum ada peringkat
  • SALURAN NAFAS
    SALURAN NAFAS
    Dokumen25 halaman
    SALURAN NAFAS
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Chapter II
    Chapter II
    Dokumen22 halaman
    Chapter II
    Roni Ananda Perwira Harahap
    Belum ada peringkat
  • Buletin Diare Final
    Buletin Diare Final
    Dokumen44 halaman
    Buletin Diare Final
    Cynthia Dewi Maharani
    100% (1)
  • Kedokteran Tadulako
    Kedokteran Tadulako
    Dokumen1 halaman
    Kedokteran Tadulako
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Weekly Report
    Weekly Report
    Dokumen13 halaman
    Weekly Report
    Muhamad Arief
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Pustaka
    Tinjauan Pustaka
    Dokumen5 halaman
    Tinjauan Pustaka
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Lapsuspterigium Aldhy Wijaya
    Lapsuspterigium Aldhy Wijaya
    Dokumen32 halaman
    Lapsuspterigium Aldhy Wijaya
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen15 halaman
    Bab Iii
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat
  • Ceklist Implan
    Ceklist Implan
    Dokumen1 halaman
    Ceklist Implan
    Nur Safriyanti
    Belum ada peringkat
  • Bab I1
    Bab I1
    Dokumen1 halaman
    Bab I1
    aldhyfebina
    Belum ada peringkat