Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi
6-2
SEJARAH PENCEGAHAN INFEKSI
Semmelweis di Wina pada tahun 1845 - 1848
“Penemu INFEKSI KONTAK” Aseptik Antisepstik
Persalinan oleh dokter/spesialis AKI Meningkat
Persalinan oleh bidan ibu selamat
(HIDUP) (MATI)
DEKONTAMINASI
CUCI-BILAS (80%)
DTT(95%)
STERILISASI (100%)
6-4
ASEPTIK : keadaan bebas dari mikroorganisme penyebab
penyakit
Teknik Aseptik/Asepsis : segala upaya yang dilakukan untuk
mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh yang
kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi, baik pada
benda hidup (Antiseptis) ataupun benda mati (Desinfeksi,
Sterilisasi).
ANTISEPTIS : upaya pencegahan infeksi dengan
membunuh/menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Bahan yang digunakan
disebut antiseptik.
Antiseptik : bahan yang dapat membunuh/menghambat
pertumbuhan kuman (sporosidal dan non sporosidal), digunakan
pada jaringan hidup khususnya kulit dan selaput lendir. Contoh :
alkohol 70 %, povidone iodin, chlorhexidine gluconate
dan triklosan
6-5
DESINFEKSI?????
BAHAN : DESINFEKTAN
6-6
APLIKASI KEWASPADAAN
STANDAR
Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi
Membudayakan cuci tangan
Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu,
masker, kacamata, gaun bedah, sarung tangan)
Penggunaan aseptik dan antiseptik
Memproses instrumen agar aman digunakan
Budaya aman dalam setiap prosedur
Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat
6-7
BEBERAPA CARA MENGURANGI
RISIKO TRANSMISI PENYAKIT
Diantara klien-petugas
Cuci tangan
Gunakan Barier Protektif
Sarung tangan
Pelindung mata (kacamata, masker)
Apron/Celemek
Budaya aman di tempat kerja
Jangan memasang tutup/membengkokkan
jarum suntik bekas pakai
Selalu berhati-hati dalam memegang/mengelola
benda tajam
6-8
CUCI TANGAN
6-9
6-10
MENCUCI TANGAN
6-11
INGAT !
Selalu asumsikan setiap pasien merupakan
sumber infeksi (high standard precaution)
Setiap tindakan dengan risiko infeksi harus
dilaksanakan secara hati-hati dan benar.
Tingginya angka infeksi pasca tindakan
menunjukkan rendahnya mutu pelayanan
6-12
GUNAKAN SARUNG TANGAN
Saat melakukan Saat memegang atau menyentuh
tindakan bedah peralatan bekas pakai
Dekontaminasi
Cuci dan Bilas
Disinfeksi Tingkat Tinggi
Sterilisasi
6-14
Dekontaminasi
TAHAPAN PROSES
PERALATAN
DTT
Sterilisasi Cuci dan Bilas Merebus
Kimiawi Mengukus
Uap panas tekanan Kimiawi
tinggi
Panas kering
Keringkan,dinginkan,
simpan atau siap pakai
DEKONTAMINASI
Masukkan peralatan bekas pakai
yang akan digunakan kembali ke
dalam larutan klorin 0,5% segera
setelah digunakan.
Rendam selama 10 menit dan
segera lakukan pembilasan.
Lakukan pula pembersihan
permukaan peralatan (misalnya
meja bedah) dengan larutan
klorin 0,5%.
6-16
PENCUCIAN
Cuci dengan air bersih
dan sabun atau
deterjen
Sikat dengan sikat halus
hingga tampak bersih
Lakukan penyikatan
dalam air pencuci untuk
menghindarkan
percikan
Buka engsel atau
sambungan peralatan
Bilas merata dengan air
bersih.
6-17
DESINFEKSI TINGKAT
TINGGI
(PEREBUSAN)
Susun peralatan hingga
terendam dalam air
Rebus hingga mendidih dalam
panci bertutup.
Hitung waktu dari saat air mulai
mendidih hingga 20 menit untuk
proses DTT
Jangan menambah sesuatu ke
dalam panci setelah
penghitungan waktu dimulai
Keringkan di udara terbuka
sebelum disimpan.
6-18
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (PENGUKUSAN)
Susun peralatan/sarung tangan agar
semua bagian terpapar uap dan tak
terendam air pengukus
Kukus hingga keluar uap air dari
pengukus dan mulai saat itu, hitung
hingga 20 menit
6-20
STERILISASI
Kimiawi
Panas kering
170°C selama 60 menit atau 160°C
selama 120 menit
6-21
RANGKUMAN
6-23