Anda di halaman 1dari 17

12 Principles of Green Chemistry

& Inherently Safer Design


12 Principles of Green Chemistry
1. Prevention
Prinsip pertama dari green chemistry adalah prevention, yang berarti lebih
baik mencegah limbah daripada mengolah atau membersihkan limbah. Prinsip ini
memberikan keuntungan secara ekonomi maupun lingkungan karena lebih murah
daripada mengolah dan membersihkan limbah. Dalam proses nyata, pencegahan
absolut suatu limbah dari suatu industri sangat sulit karena tidak semua bahan
baku yang dapat dimanfaatkan sepenuhnya.
Oleh karena itu, Prevention dapat dimulai dengan cara menghindari
penggunaan ataupun pembentukan zat-zat berbahaya karena sangat berdampak
negatif terhadap lingkungan dan membutuhkan biaya pengolahan lebih lanjut
yang mahal. Selain itu, pemanfaatan limbah yang terbentuk dengan cara me-
recycle kembali juga merupakan langkah dari prevention.
2. Atom Economy
Prinsip atom ekonomi memiliki hubungan dengan prinsip pencegahan limbah
karena membutuhkan metode sintetis yang harus dirancang untuk
memaksimalkan penggabungan semua bahan yang digunakan dalam proses ke
dalam produk akhir untuk mengurangi jumlah limbah. Atom ekonomi adalah
ukuran berapa banyak reaktan yang benar-benar terkonversi menjadi produk.
Konsep atom ekonomi berbeda dengan konsep yield, dimana yield hanya
focus pada jumlah molar produk yang dibentuk terhadap jumlah molar reaktan.
Sedangkan atom ekonomi melihat lebih dalam pada apa yang terjadi pada produk
samping atau limbah. Jadi, apabila suatu produk terbentuk dengan yield 100%,
maka kemungkinan reaksinya hanya memiliki 50 atau 75% atom ekonomi.
2. Atom Economy

Salah satu contoh dari atom ekonomi dapat


dilihat pada sintesis ibuprofen. Pada proses sintesis
ibuprofen yang lama (proses boots), pemanfaatan
bahan baku input hanya sekitar 40%. Oleh karena
itu, diperlukan metode baru yang dikenal dengan
“green” Hoechst synthesis. Sintesis ini hanya
memiliki tiga tahap reaksi dan hampir semua
bahan transisi terkonversi sempurna pada produk
(hingga 99%) atau dibuat ulang dan direcycle ke
dalam proses sehingga mengurangi pembentukan
limbah. Gambar diatas menunjukkan perbedaan
proses sintesis ibuprofen lama (Boots) dan baru
(Hoechst). Proses baru memiliki efisiensi atom jauh
lebih tinggi dan hampir tidak ada limbah (limbah
didaur ulang dalam proses).
3. Less Hazardous Chemical Syntheses
Sebagian besar reaksi sintesis kimia, yang biasanya terjadi dalam beberapa
tahap, menggunakan pereaksi berbahaya yang dapat berdampak pada kesehatan
ataupun lingkungan. Oleh karena itu, apabila dapat dilakukan, metode sintesis
harus dirancang untuk menggunakan dan menghasilkan zat yang memilliki sedikit
atau tidak ada toksisitas bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Penggunaan bahan kimia berbahaya terkait dengan risiko bahaya, yang dapat
dinyatakan sebagai paparan dan hazard. Untuk mencapai tingkat risiko yang
acceptable, maka diperlukan biaya besar untuk meminimalkan paparan sehingga
dapat diterima. Selain itu, mengganti bahan kimia berbahaya dengan enzimm
biologi dapat membuat banyak proses industri lebih bersih, aman, dan murah.
4. Designing Safer Chemicals
Produk kimia harus dirancang untuk mencapai fungsi yang diinginkan sambil
meminimalkan toksisitasnya. Meminimalkan toksisitas, sambil mempertahankan
fungsi dan efisiensi, dapat menjadi salah satu aspek yang paling menantang
dalam merancang produk dan proses yang lebih aman dan untuk mencapai tujuan
tersebut membutuhkan pemahaman tidak hanya kimia melainkan juga prinsip-
prinsip toksikologi dan ilmu lingkungan.
Banyak bahan kimia bersifat multifungsi, dengan bagian tertentu dari
molekul menyediakan fungsi yang diinginkan sementara bagian lain dari molekul
mungkin memberikan beberapa karakteristik toksisitas yang tidak dinginkan
sehingga diperlukan analisis dari bahan kimia tersebut.
5. Safer Solvents and Auxilliaries
Penggunaan zat tambahan (misalnya, pelarut, agen pemisah, dll) harus
dihindar apabila memungkinkan dan tidak berbahaya jika digunakan. Sebagian
besar pelarut yang digunakan (misalnya pelarut organik), dapat menimbulkan
masalah lingkungan karena bersifat toksik, mudah terbakar, dan korosif. Oleh
karena itu, pengembangan pelarut yang ramah lingkungan diperlukan.
6. Design for Energy Efficiency
Persyaratan energi dari proses kimia harus diakui untuk dampak lingkungan
dan ekonomi dan harus diminimalkan. Jika memungkinkan proses dilakukan pada
suhu sekitar dan tekanan atmosfer karena mengkonsumsi energi lebih sedikit
daripada yang dilakukan pada suhu dan tekanan yang tinggi/rendah. Pemulihan
sumber daya energi dan penggunaan kembali atau integrasi panas dalam proses
dalam meminimalkan kebutuhan sumber daya energi eksternal sehingga efisiensi
energi meningkat.
7. Use of Renewable Feedstocks
Bahan baku harus dapat diperbarui daripada dapat habis kapan saja secara
teknis dan ekonomis. Bahan baku terbarukan adalah bahan awal biologis dan
nabati yang dapat diganti melalui proses alami mereka. Peluang untuk bahan
baku terbarukan sebagai dasar untuk produksi kimia memerlukan teknologi kimia
baru dan metode pemrosesan. Teknologi energi terbarukan yang dapat
dikembangkan adalah energi matahari, tenaga angin, tenaga air, energi
biomassa, dan biofuel.
8. Reduce Derivatives
Derivatisasi yang tidak perlu (penggunaan perlindungan / deproteksi
kelompok pemblokiran, modifikasi sementara dari proses fisik/kimia) harus
diminimalkan atau dihindari jika memungkinkan, jarena langkah-langkah
tersebut memerlukan reagen tambahan dan dapat menghasilkan limbah. Bila
memungkinkan, proses biologi dalam sintesis harus digunakan untuk menghindari
sintesis produk yang tidak ada akibat derivatisasi.
9. Catalysis
Reagen katalitik (selektif mungkin) lebih unggil daripada reagen
stoikiometri. Katalis dapat mempercepat laju rekasi dan juga dapat digunakan
untuk mempengaruhi selektivitas dalam urutan reaksi. Dalam beberapa reaksi,
reagen stoikiometrik digunakan untuk mempengaruhi langkah reaksi tertentu.
Substitusi bahan kataliktik, yaitu bahan yang mudah diperoleh kembali, dapat
meningkatkan kinerja reaksi dalam hal kecepatan dan mengurani konsumsi
bahan. Selain itu, bisa juga menggunakan katalis yang dapat terbiodegradasi
(misalnya enzim), yang menghasilkan sedikit penggunaan energi, menghindari
penggunaan senyawa organoklorin, dan mengurangi limbah.
10. Design for Degradation
Produk kimia harus dirancang sehingga pada akhirnya fungsinya terurai
menjadi produk degradasi yang tidak berbahaya dan tidak bertahan lama di
lingkungan. Prinsip penciptaan bahan kimia dan produk atau desain yang dapat
terdegradasi menuntut penciptaan produk kimia yang setelah penghentian
aktivitasnya harus dapat dikonversi menjadi produk yang tidak berbahaya bagi
lingkungan.
Pemenuhan persyaratan ini dimungkinkan dengan mengubah parameter
teknologi dalam manajemen proses. Zat tambahan ditambahkan pada tahap
tertentu dalam proses produksi dengan tujuan untuk mencegah pembentukan zat
berbahaya dan dapat di daur ulang. Contoh teknologi baru yang sedang
dikembangkan pada kanton plastik, yaitu memasukkan bahan fotoaktif ke dalam
kanton plastik yang akan menyebabkan mereka terdegradasi pada saat berkontak
dengan sinar matahari, atau agar bahan-bahan tersebut lebih mudah dicerna oleh
mikroorganisme di lingkungan.
11. Real-Time Analysis for Pollution Prevention
Metodologi analitis perlu dikembangkan lebih lanjut untuk memungkinkan
pemantauan dan kontrol dalam waktu nyata, sebelum proses pembentukan bahan
berbahaya. Pemantauan proses kimia bermanfaat karena dapat mendeteksi
pembentukan racun oleh produk sejak dini dan parameter dapat disesuaikan
untuk mengurangi atau menghilangkan pembentukan zat ini. Pemantauan waktu
nyata memastikan bahwa reaksi berjalan dentan lancer dan mengurangi jumlah
dari spesifikasi produk yang terbentuk. Sistem kontrol dapat dirancang untuk
mengoreksi secara otomatis ketika kondisi proses berubah, memastikan kinerja
sistem yang optimal
12. Inherently Safer Chemistry for Accident Prevention

Zat dan bentuk zat yang digunakan dalam proses kimia harus dipilih untuk
meminimalkan potensi kecelakaan kimia, termasuk pelepasan, ledakan, dan
kebakaran. Keselamatan dapat didefinisikan sebagai pengendalian bahaya yang
diketahui dengan mencapai tingkat risiko yang dapat diterima dan dicapai pada
beberapa tingkat penggunaan alat pelindung diri. Kemudian mengikuti tingkat
adminstrasi dan kontrol praktik kerja dengan menetapkan prosedur yang efektif dan
menyesuaikan jadwal kerja, dll. Kemudian level kontrol keamanan yang lebih tinggi
berikutnya adalah enginerring control dimana menerapkan perubahan proses fisik
untuk mengurangi kontak dengan bahan kimia berbahaya, mengisolasi proses, dll.
Tingkat kontrol keamanan tertinggi dicapai dengan menghilangkan atau
menggantikan prosedur dengan alternative yang lebih aman
Inherently Safer Design (ISD)
ISD menghilangkan potensi bahaya proses melalui penggunaan bahan yang lebih
aman atau kondisi operasi. ISD dapat dipertimbangkan pada awal perancangan dan
biasanya menghasilkan solusi dengan biaya operasi rendah, keandalan yang tinggi, dan
tingkat kompleksisitas yang rendah. Oleh karena itu, ISD merupakan salah satu solusi
pengurangan risiko. Berikut ini adalah empat strategi dari ISD:
 Minimazation: Penggunaan bahan berbahaya dalam jumlah kecil
 Substitution: Penggantian bahan berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya
 Moderation: Membatasi dampak suatu peristiwa dengan menggunakan kondisi yang
tidak berbahaya, bentuk material yang tidak berbahaya, atau memodifikiasi
fasilitas
 Simplification: Menghilangkan kerumitan yang tidak perlu dalam mendesain suatu
fasilitas, menghasilkan jumlah kesalahan atau toleransi terhadap fluktuasi operasi
proses.

Anda mungkin juga menyukai