Anda di halaman 1dari 19

Green Chemistry

Tim Kimia Umum

Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Surabaya
Indikator Pembelajaran
1. Menjelaskan prinsip-prinsip yang mendukung green
chemistry
2. Menganalisis contoh-contoh penerapan green
chemistry yang dapat diakses melalui internet
Look at these!
Amati Video
tentang
safety
control di
Industri!
Green Chemistry
Green Chemistry (Anastas dan Warner,
1998) sebagai pendekatan ilmiah yang
dapat mencegah pencemaran
lingkungan akibat bahan kimia.

Green Chemistry dapat sebagai solusi


bagaimana menggunakan bahan2 kimia
agar seminimal mungkin memberikan
dampak thd makhluk hidup dan
lingkungan.
Pengembangan sintesis di laboratorium
yang ramah lingkungan dan
memanfaatkan renewable energy dan
bioteknologi.
Prinsip-prinsip
Green Chemistry

Framework green
chemistry dirangkum
dalam The tweleve
principles of Green
Chemistry sebagai
berikut:
1. Waste Prevention
Mencegah terbentuknya limbah dirasa
lebih efektif dibandingkan
membersihkan limbah dari bahan
kimia. Dg mencegah limbah berlebih,
dirasa akan lebih hemat biaya.
Contohnya:
Limbah pertambangan batu bara yaitu
Mn dan Fe yang bisa mencemari
kualitas air. Dapat dicegah dengan biji
daun kelor sbg biokoagulan limbah
logam (Nugeraha, dkk, 2010)
2. Atom Economy
Prses evaluasi proporsi
produk dibandingkan
reaktan. Reaksi kimia
dikatakan memiliki nilai
atom economy 100%
apabila seluruh reaktan
dapat diubah menjadi
produk.
Rendemen hasil (%)
digunakan sbg
parameter suatu reaksi
efektif dan efisien.
3. Less Harzadous Chemical Synthesis

Sintesis kimia didesain seminimal


mungkin memberikan dampak
berbahaya bagi lingkungan.
Hal ini dilakukan dg dua cara:
1) Meminimalkan paparan thd
lingkungan
2) Meminimalkan bahaya thd orang yg
menggunakan bahan kimia tsb
Contoh:
Bahan untuk praktikum di laboratorium
kimia dg molaritas rendah
4. Designing Safer Chemical

Karakteristik toksisitas dari zat kimia yg


digunakan di lab harus diketahui.
Desain bahan kimia yg aman diharapkan
dapat mencari nilai optimum produk
dengan toksisitas rendah.
Contoh:
Penggunaan fenol-air dlm praktikum
kesetimbangan fasa dua komponen (KF II)
dapat diganti dengan n-butanol-air
5. Safer Solvent

Penggunaan pelarut untuk ekstraksi atau


proses kromatografi, diharapkan
seminimal mungkin. Hal ini karena sifat
pelarut pd umumnya mencemari
lingkungan.
Alternatif pelarut yg ramah lingkungan.
Contoh: reaksi dalam media air, ionic
liquid, fluorous phase chemistry,
supercritical carbon dioxide dan
biosolvent
6. Design for energy Efficiency
Energi yg digunakan harus effisien
dalam reaksi kimia dg
mempertimbangkan dampak thd
lingkungan dan ekonomis. Sebisa
mungkin reaksi didesain dpt
berlagsung pd tekanan dan suhu
ruang (RTP).
Contoh:
Efisiensi energi dapat dicapai dg
metode radiasi sinar gelombang
mikro, ultrasonik, dan fotokimia
7. Use of Renewable Feedstock
Penggunaan bahan baku/ zat kimia
disarankan berasal dari sumber
terbarukan. Hal ini karena alasan
ekonomi.
Bahan baku terbarukan berasal dari
produk pertanian/ hasil alam.
Contoh:
Bahan praktikum asam basa (jeruk,
garam dapur, sabun)
Bahan baku energi menggunakan energi
alternatif (sel surya, PLTA, PLTU, Reaktor
Nuklir)
Bahan baku wadah pangan
dikembangkan dari bio based plastic
8. Reduce Derivative
Tahap derivatisasi dari proses kimia
sebisa mungkin dihindari. Karena
memerlukan reagen berlebih yang
nantinya menjadi limbah yang
mencemari lingkungan.
Contoh:
Penggunaan gugus pelindung
(proteksi/deproteksi)
modifikasi proses fisika dan kimia
dg reagen berbahaya
9. Catalysis
Penggunaan katalis dalam reaksi
kimia dinilai sangat efektif. Katalis
berperan menurunkan energi
aktivasi, sehingga laju reaksi
pembentukan produk semakin
cepat.
Reaksi yang berkatalisis akan
berlangsung meskipun reagen yang
digunakan dalam jumlah mol yang
rendah. Hal ini efektif untuk
mengurangi limbah akibat aktivitas
praktikum di lab.
Contoh: Katalis MnO2
10. Design for degradation

Mendesain bahan kimia yang mudah


terdegradasi (terurai) sbg langkah cerdas
untuk mengurangi akumulasi limbah
bahan kimia di lingkungan.
Mikroorganisme alami akan membentu
proses degradasi dari bahan kimia yang
bersifat biodegredeable.
Contoh:
Plastik biodegredeable
Bioderadable polimer
11. Real Time Pollution Prevention
Metode analisis real time (secara
berkala) dilakukan untuk proses
reaksi yang menggunakan bahan
kimia berbahaya dan beracun
(toksik).
Contoh:
Reaksi intidari nuklida radioaktif,
digunakan untuk pembangkit
energi listrik (reaktor nuklir),
BATAN
Analisis real time -> limbah
reaktor nuklir
12. Safer Chemistry for Accident Prevention

Bahan kimia yg digunakan bersifat aman


shg meminimalkan terjadinya kecelakaan
atau tidak menimbulkan efek kebakaran,
paparan limbah bahan kimia ke
lingkungan, atau memberikan efek iritasi
pd kulit.
Jika memang sifat bahannya korosif dan
tidak dapat dihindari, maka alternatif lain
dengan mengenal MSDS bahan tsb,
memakai jas lab dan sarung tangan, dan
mengoperasikan di lemari asam untuk
bahan kimia pekat (konsentrasi tinggi)
LKM
• Berikan Ide pemecahan masalah yang
diajukan oleh rekan Saudara. Analisislah
menggunakan pengetahuan Saudara tentang
Green Chemistry

Anda mungkin juga menyukai