Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN KASUS

Combustio
Pembimbing:
Dr. Harry Triyono, Sp. B

Penyusun:
Valdila Arcie Gayatri
030.08.247

KEPANITRAAN KLINIK ILMU BEDAH


RS OTORITA BATAM
PERIODE 17 DESEMBER 2012 – 23 FEBRUARI 2013
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI
Identitas Pasien
Nama: Tn. I
Jenis Kelamin : Pria
Umur: 18 tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan: PT. Jaya Tanjung Uncang
Status Pernikahan : Belum
Menikah
Suku/bangsa: Indonesia
Alamat: Jl. Hang Lekir Dabo Singkep
Tgl. Masuk RS: 28 Februari 2013 Pk 11.00
No. RM: 32-60-53
Ruang: Melati ( Kamar 3)
Anamnesis

luka bakar pada


daerah dada,
perut, punggung,
tangan dan kaki
karena terkena
ledakan ± 1 jam
SMRS
Riwayat Penyakit
Sekarang
• Pasien datang ke IGD RS Otorita Batam dengan
keluhan utama luka bakar pada daerah dada,
perut, punggung, tangan dan kaki karena terkena
ledakan saat pasien sedang memasang pipa di
tempat kerja ± 1 jam SMRS. Pasien tidak sempat
menghindar karena ledakan terjadi secara tiba-
tiba dan pasien berada sangat dekat dari sumber
ledakan. Pasien mengaku nyeri dan panas pada
daerah yang terkena luka bakar dan kepala terasa
pusing namun menyangkal adanya benturan,
mual, muntah.
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat sakit seperti ini
sebelumnya
• Riwayat DM
• Riwayat HT
• Riwayat Asma DISANGK
• Riwayat sakit kuning AL
• Riwayat Alergi
Riwayat Penyakit
Keluarga
• Riwayat sakit serupa ( - )
• Riwayat Dm ( - )
• Riwayat HT ( - )
• Riwayat Asma ( - )
• Riwayat Keganasan ( - )
Pemeriksaan Fisik
Kesadaran compos mentis.
BB = 60 kg. TB = 165 cm.
Primary survey
• A : Bebas, bulu hidung tidak terbakar
• B : Spontan, frekuensi nafas 20x/menit,
reguler, kedalaman cukup
• C : Akral hangat, CRT < 2”, frekuensi nadi
92x/menit, suhu 38.0ºC
• D : GCS 15, E4M6V5
Pemeriksaan Fisik

Tanda vital
Keadaan Umum: tampak sakit
ringan
TD : 140/90
Kesadaran: kompos mentis mmHg
Sianosis: tidak ditemukan
Udema umum: tidak ditemukan Nadi : 92x/menit
Habitus: atletikus RR : 22x/menit
Cara berjalan : tidak dinilai
Mobilitas ( aktif / pasif ) : aktif Suhu : 380C
Pemeriksaan Fisik
Secondary survey

• Kepala&wajah: deformitas (-), bibir edema (-)


• Mata: kelopak atas mata kanan edema (+) & tidak dapat dibuka, KP -/-,
SI -/-
• Leher: pembesaran KGB (-) edema & hiperemis di anterior colli (+)
• THT: sekret (-)
• Dada: simetris dalam diam&pergerakan, edema, hiperemis&bullae (+)
Jantung : BJ I & II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-
• Abdomen: datar, supel, NT (-), tdk teraba massa, BU (+) normal, hiperemis
+ bullae (+)
• Ekstremitas: pada keempat ekstremitas akral teraba hangat dan tidak
ada edema
Pemeriksaan Fisik
Status lokalis
• Kepala :1%
• Leher :0%
• Trunkus anterior : 9.75 %
• Trunkus posterior : 9.75 %
• Esktremitas atas kanan :3%
• Ekstremitas atas kiri :3%
• Ekstremitas bawah kanan : 3.5 %
• Ekstremitas bawah kiri :5%
• Genitalia :0%+
• Total : 35 %
Pemeriksaan Lab
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI
RUJUKAN
2 Paket Darah Rutin

8 Hb 15.0 g/dl 12 – 15.5


Eritrosit 5.48 Juta/uL 4 -5,5
3 3
Leukosit 15.1
F
10 /mm 5000 - 10000
Ht 48.2 % 35-47
E Trombosit 260.000 /uL 150000-440000
B LED 3 mg/L <10
R Hitung Jenis Leukosit

U Basofil 0.2 % 0-1

A Eosinofil 0,2 % 2-4

R Batang 2 % 2-6

I
Limfosit 35.7 % 20-40
Monosit 0.4 % 2-8
2
0 Kimia Darah (1 Maret 2013)

1 Ureum 14.0 10-50

3 Kreatinin 0,4 0,7-1,2


Natrium 136 135-147
Kalium 4,3 3,5-5,0
Chlorida 100 94-111
Resume
Pasien datang dgn keluhan luka bakar pada keluhan utama
luka bakar pada daerah dada, perut, punggung, tangan dan
kaki karena terkena ledakan saat pasien sedang memasang
pipa di tempat kerja. Pasien mengaku nyeri dan panas pada
daerah yang terkena api
Resume
Primary survey  airway ditemukan bebas, bulu hidung
tidak terbakar, breathing ditemukan spontan, frekuensi
nafas 22x/menit, reguler, kedalaman cukup, circulation
ditemukan akral hangat, CRT < 2”, frekuensi nadi
92x/menit, suhu 38.0ºC
secondary survey  tidak ditemukan kelainan. Status
lokalis luka bakar : Kepala : 1 %, Trunkus anterior : 9.75 %,
Trunkus posterior : 9.75 %, ekstremitas atas kanan 3%,
ekstremitas atas kiri 3%, ekstremitas bawah kanan 3.5%,
ekstremitas bawah kiri 5% dengan total luas luka bakar
35%. Pada pemeriksaan lab darah ditemukan
peningkatan leukosit dimana nilai lainnya dalam batas
normal.
Diagnosis Kerja

Luka Bakar 35%


derajat II-III
Tatalaksana
• Dinginkan dan bersihkan luka
• Infus RL 8400 cc/24 jam
o 8 jam pertama: 4200 cc
o 8 jam kedua: 2100 cc
o 8 jam ketiga: 2100 cc

• Pasang DC
• Inj. Tetagam 250 IU I.M
• Inj. Torasic 3x1 amp
• Inj. Pantotis 2x1 amp
• Inj. Terfacef 2x1g
Follow up
9 Maret 2013
S : Luka terasa panas
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 120/70
N : 86x/mnt
S : 36,3 °C
RR : 20x/mnt
Mata : Konjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+)
normal
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas

A : Luka bakar grade II-III 35% pada wajah, trunkus anterior, posterior,
ekstremitas atas dan bawah

P : Rencana debridement
Terapi lain dilanjutkan
Follow up
10 Maret 2013
S : Nyeri setiap pergantian verbant
O : KU : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos mentis
TD : 110/70
N : 84x/mnt
S : 36,3 °C
RR : 20x/mnt
Mata : Konjunctiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Jantung : BJ I/II regular murni, gallop(-), murmur (-)
Paru : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
Abdomen : supel, timpani, nyeri tekan (-), bising usus (+)
normal
Ekstremitas : Akral hangat pada keempat ekstremitas

A : Luka bakar grade II-III 35% pada wajah, trunkus anterior, posterior,
ekstremitas atas dan bawah

P : Rencana debridement
Operasi
• Dilakukan tindakan debridement di Kamar Operasi
pada hari Jumat, 8 Maret 2013.
• Uraian Pembedahan:
o Posisi supinasi antero-lateral, asepsis dan antisepsis, tutup duk sterik kecuali
lapangan operasi
o Dilakukan kuretase dan excisi jaringan-jaringan nekrotik pada regio Thorax
(anterior-posterior), abdomen-lumbal-antebrachii (sinistra-dextra) –cruris
(sinistra-dextra), cuci dengan aquades steril, kontrol perdarahan, luka operasi
ditutup dengan kassa kompres larutan aquadest steril + kedacillin
• Instruksi Pasca operasi:
o Monitor nadi, tekanan darah, dan suhu
o Diet: MB
o IVFD, injeksi  teruskan
o Tambahan injeksi:
• Mikasin 500 mg (IV) 2x1
o Ganti verband 3x/hari
Prognosis
ad Vitam : Bonam
ad Functionam : Bonam
ad Sanactionam : Bonam
Analisis kasus
• Tn. IS • Pasien datang dalam
• 18 tahun fase akut luka bakar
• Luka bakar pada • Perhatikan ABCD
o PF : tidak ditemukan bulu
dada, perut, hidung yang terbakar =
punggung, tangan menyingkirkan cedera inhalasi
dan kaki 1 jam o Pernapasan normal dan tidak
ada eskar melingkar yang
SMRS dapat menghalangi
pergerakan pernapasan.
• Diakibatkan o Nadi masih dalam batas
terkena ledakan normal = 92x/menit
o RR meningkat = 22x/menit
o Suhu meningkat = 38 ºC
Analisis kasus
Lund & Browder • Derajat II
• Kepala : 1 % o kerusakan epidermis dan
• Trunkus anterior : 9.75 % sebagian dermis
• Trunkus posterior : 9.75 o reaksi inflamasi akut dan proses
% eksudasi
o bullae, dasar luka berwarna
• ekstremitas atas kanan merah atau pucat dan nyeri
3%
• ekstremitas atas kiri 3% • Derajat III
• ekstremitas bawah o Luka bakar meliputi kulit, lemak
subkutis sampai mengenai otot
kanan 3.5% dan tulang
• ekstremitas bawah kiri
5%
• Total: 35%
• Derajat: II-III
Analisis kasus
• Pemeriksaan lab • Reaksi inflamasi pada
darah fase akut luka bakar
o Peningkatan leukosit
Analisis kasus
Penatalaksanaan resusitasi
cairan dengan cara Baxter • Luka bakar dibersihkan
• 4 x BB x % luka bakar dengan air yang
• 4 x 60 x 35 = 8400 mL / 24 jam
• 8 jam pertama pasien
mengalir.
diberikan 4200 mL.
• 16 jam kemudian diberikan
• Menutup luka dengan
cairan sebanyak 2100 mL. kasa lembab steril
• Hari kedua = 2100 mL/24 jam
• Jumlah cairan dapat
menggunakan cairan
dikurangi /dihentikan bila RL atau aqua steril
diuresis pasien memuaskan
dan pasien dapat minum yang dapat dicampur
tanpa kesulitan.
dengan analgetik
• Bullae di insisi
Tinjauan Pustaka
• Luka Bakar
Kulit
Luka Bakar
• akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-
benda yang menghasilkan panas atau zat-zat
yang bersifat membakar
Klasifikasi

Flame Scald Contact Chemical Electricity


Klasifikasi berdasarkan
kedalaman luka
Luka bakar grade I
•Disebut juga luka bakar superficial
•Mengenai lapisan luar epidermis, tetapi tidak sampai mengenai daerah dermis. Sering disebut sebagai epidermal burn
•Kulit tampak kemerahan, sedikit oedem, dan terasa nyeri.
•Pada hari ke empat akan terjadi deskuamasi epitel (peeling).

2. Luka bakar grade II


•Superficial partial thickness
•Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan atas dari dermis
•Kulit tampak kemerahan, oedem dan rasa nyeri lebih berat daripada luka bakar grade I
•Ditandai dengan bula yang muncul beberapa jam setelah terkena luka
•Bila bula disingkirkan akan terlihat luka bewarna merah muda yang basah
•Luka sangat sensitive dan akan menjadi lebih pucat bila terkena tekanan
•Akan sembuh dengan sendirinya dalam 3 minggu ( bila tidak terkena infeksi ), tapi warna kulit tidak akan sama seperti
sebelumnya.
•Deep partial thickness
•Luka bakar meliputi epidermis dan lapisan dalam dari dermis
•disertai juga dengan bula
•permukaan luka berbecak merah muda dan putih karena variasi dari vaskularisasi pembuluh darah (bagian yang putih punya
hanya sedikit pembuluh darah dan yang merah muda mempunyai beberapa aliran darah)
•luka akan sembuh dalam 3-9 minggu.

3. Luka bakar grade III


•Menyebabkan kerusakan jaringan yang permanen
•Rasa sakit kadang tidak terlalu terasa karena ujung-ujung saraf dan pembuluh darah sudah hancur.
•Terjadi koagulasi protein pad epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar.
•Luka bakar meliputi kulit, lemak subkutis sampai mengenai otot dan tulang
Patofisiologi

Luka Bakar

Efek Lokal Efek Regional Efek Sistemik

Kerusakan Kehilangan Multiple Organ


Inflamasi Infeksi
Jaringan Cairan Failure

Metabolisme Gastrointestinal Kardiovaskular Respiratori


Luas Luka Bakar
Berat Luka Bakar
Derajat II-III >20 %

Luka bakar berat


pada pasien berusia
dibawah 10 tahun
atau di atas usia 50
Luka bakar dengan

Luka bakar sedang (moderate burn)


tahun
luas 15-25 % pada
Derajat II-III > 25 % dewasa, dengan
pada kelompok usia luka bakar derajat
Luka bakar dengan

Luka bakar ringan


selain disebutkan tiga kurang dari 10
diatas % luas < 15 % pada
dewasa
Luka bakar pada Luka bakar dengan
muka, telinga luas 10- 20 % pada Luka bakar dengan
tangan, kaki dan anak usia <10 tahun luas < 10 % pada
perineum atau dewasa > 40 anak dan usia lanjut

Adanya cedera pada tahun, dengan luka Luka bakar dengan


jalan nafas (cedera bakar derajat II luas < 2 % pada
inhalasi) tanpa kurang dari 10 % segala usia (tidak
memperhitungkan Luka bakar dengan mengenai muka,
luas luka bakar derajat III < 10 % tangan, kaki dan
pada anak maupun perineum.
Luka bakar listrik
bertegangan tinggi dewasa yang tidak
mengenai muka,
Disertai trauma tangan, kaki dan
lainnya perineum
Fase Luka bakar
I. Fase awal, fase akut, fase syok
• Pada fase ini, masalah utama berkisar pada gangguan
yang terjadi pada saluran nafas yaitu gangguan
mekanisme bernafas
II.Fase sub akut
• Masalah utama pada fase ini adalah Systemic
Inflammatory Response Syndrome (SIRS) dan Multi-
system Organ Dysfunction Syndrome (MODS) dan sepsis.
III.Fase lanjut
• Fase ini berlangsung setelah penutupan luka sampai
terjadinya maturasi jaringan. Ex: parut hipertrofik,
kontraktur dan deformitas lain
Zona kerusakan jaringan
Pertolongan Pertama
 Mematikan api pada tubuh  menyelimuti dan menutup bagian
yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang
menyala
 Mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air
dingin, atau melepaskan baju yang tersiram panas.
 Merendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan
air mengalir selama ± 15 menit
 Kalau terjadi udem laring, dipasang pipa endotrakea atau dibuat
trakeostomi.
ATLS
AIRWAY & BREATHING
 Perhatikan adanya stridor,
suara serak, dahak berwarna
jelaga, gagal napas bulu
hidung terbakar, bengkak
CIRCULATION
 Pastikan luas luka bakar untuk
perhitungan pemberian
cairan. Pemberian cairan
intravena melalui infus
diberikan bila luas luka bakar >
10 %. bila kurang dari itu dapat
diberikan cairan melaui mulut
Resusitasi Cairan
 Formula Parkland/Baxter
 24 jam pertama cairan RL: 4 ml/ kgBB/%luka bakar.
 Contoh: Pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25 %
membutuhkan cairan 4 X 25 X 80 = 8000 ml dalam 24 jam pertama.
 ½ jumlah cairan >> 4000 ml diberikan dalam 8 jam
 ½ jumlah cairan sisanya >> 4000 ml diberikan dalam 16 jam berikutnya
 Cara Evans
 Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah NaCl/24 jam
 Luas luka bakar dalam % x berat badan dalam kg = jumlah plasma/24
jam
 2000 cc Dextrose 5 %/24 jam (untuk mengganti cairan yang hilang akibat
penguapan)
 Separuh dari jumlah cairan 1+2+3 diberikan dalam 8 jam pertama,
sisanya diberikan dal 16 jam berikutnya. Pada hari kedua diberikan
setengah jumlah cairan pada hari pertama. Dan hari ketiga diberikan
setengah jumlah cairan hari kedua.
Perawatan Luka
Fungsi penutupan luka Derajat I
 Melindungi luka dari  Tidak perlu dibalut
kerusakan epitel  Pemberian salep antibiotik
Derajat II (superfisial)
 Meminimalkan
 Perawatan luka setiap hari
munculnya koloni
 Diberikan salep
bakteri atau jamur
 Dibalut dengan perban katun
 Mencegah evaporasi Derajat II (deep) & III
supaya tidak timbul  Perlu dilakukan eksisi awal
hipotermi dan cangkok kulit (early
 Supaya pasien merasa exicision and grafting)
nyaman
Indikasi Rawat
Penderita syok atau terancam syok
 Anak : luas luka >10%
 Dewasa : luas luka >15%
Letak luka memungkinkan penderita terancam cacat berat
 Wajah, mata, tangan, kaki, dan perineum
Terancam udem laring
 Terhirup asap atau udara hangat
Kesimpulan
• Luka bakar adalah • Penanganan luka bakar
suatu bentuk kerusakan dapat secara konservatif
atau kehilangan seperti
jaringan yang o resusitasi cairan
disebabkan kontak o penggantian darah
dengan sumber panas o perawatan luka bakar,
seperti api, air panas, o Antimikroba
bahan kimia, listrik dan o Analgetik
radiasi. Pemeriksaan o perbaikan nutrisi
penunjang mencakup o Pembedahan
pemeriksaan darah,
Prognosis tergantung dari derajat
radiologi, tes dengan luka bakar, luas permukaan
fiberoptic badan yang terkena luka bakar,
bronchoscopy adanya komplikasi seperti infeksi
dan kecepatan pengobatan
terutama untuk luka medikamentosa.
bakar inhalasi.
Daftar Pustaka
1. Wim de Jong. 2005. Bab 3 : Luka, Luka Bakar : Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2.
EGC. Jakarta. p 66-88.
2. David, S. 2008. Anatomi Fisiologi Kulit dan Penyembuhan Luka. Dalam :
Surabaya Plastic Surgery. http://surabayaplasticsurgery.blogspot.com.
3. Gerard M Doherty. Current Surgical Diagnosis and Treatment. Edisi 12.
McGraw-Hill Companies. New York. p 245-259.
4. Jerome FX Naradzay. http: // www. emedicine. com/ med/ Burns, Thermal.
Februari 2013.
5. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.nlm.nih.gov/medlineplus.
Februari 2013
6. Benjamin C. Wedro. First Aid for Burns. http://www.medicinenet.com.
Februari 2013.
7. James H. Holmes., David M. heimbach. 2005. Burns, in : Schwartz’s Principles
of Surgery. 18th ed. McGraw-Hill. New York. p.189-216.
8. Mayo clinic staff. Burns First Aids. http: // www.mayo.clinic.com. Februari
2013.
9. Ernest B.Hawkins. Burns. http://www.umm.edu/ . Februari 2013.

Anda mungkin juga menyukai