Anda di halaman 1dari 33

Pendahuluan

Kecemasan  dapat terjadi pada


semua orang

Ditandai dengan ketakutan yang


menyebar, tidak menyenangkan,
diikuti gejala otonom, gelisah

Kecemasan berlebihan 
gangguan cemas
Pendahuluan

Sering dijumpai di antara gangguan cemas

di Negara-negara Barat terjadi kurang lebih 1,7% dari populasi orang


dewasa. Angka kejadian hidup gangguan panik yaitu 1,5% - 5%,
sedangkan serangan panik sebanyak 3%-5,6%

Tatalaksana psikiatrik terdiri dari serangkaian intervensi dan kegiatan


yang komprehensif
Definisi
• Perasaan serangan cemas mendadak dan
terus menerus disertai dengan perasaan-
perasaan akan datangnya bahaya atau
bencana, ditandai dengan ketakutan yang
hebat secara tiba-tiba. Gangguan panik
disebut juga dengan Anxietas Paroksismal
Episodik
Etiologi

Faktor Faktor
Biologi Genetik

Faktor
Psikososial
Etiologi

• Peningkatan aktifitas syaraf simpatis


• Abnormalitas kortisol
• Neurotransmitter : serotonin, GABA
• Zat Panikogen : CO2, sodium
Faktor laktat,bikarbonat, bahan neurokimiawi
yang bekerja melalui sistem
Biologi neurotransmitter spesifik (yohibin, α2-
adrenergik receptor antagonist,m-
chlorophenylpiperazine, bahan yang
memiliki efek serotonergik),
kolesitokinin, kafein, isoproterenol
Etiologi

• Generasi pertama pasien dengan gangguan


Faktor panik beresiko 4-8 kali untuk menderita
Genetik gangguan ini.
Etiologi

• Teori Kognitif Perilaku :


• Kecemasan  hasil pembelajaran dari
perilaku orang tua atau kondisi dari
luar yang menyebabkan individu
menghindari stimulus tersebut
Faktor
Psikososial • Teori Psikososial :
• Serangan panik  muncul karena
gagalnya pertahanan mental
menghadapi hal yang menyebabkan
kecemasan
Diagnosis
Serangan panik: gejala cemas yang berat dengan onset cepat,
mencapai puncak dalam 10 menit bahkan bisa dalam beberapa
detik, bersifat periodik. Serangan panik dapat diikuti dengan
gajala otonomik. Gejala biasanya mereda setelah penderita
berada di rumah atau di lingkungan yang ia kenal.

Diagnosis Diagnosis banding

Ganguan fobik, serangan


panik sekunder dari gg.
DSM V PPDGJ III depresi
DSM V

A Serangan
panik
berulang yang
1. Palpitasi 2.Bekeringat 3.Gemetar
tidak terduga
Lonjakan rasa
takut mendadak /
ketidaknyamanan
yang intens yang
mancapai puncak
dalam beberapa
menit selama ≥4
jam dari gejala 4. Dada tidak 5. Perasaan
berikut  nyaman tersedak
DSM V

6. Sensasi sesak 7. Mual / perut 8. Pusing, pingsan


nafas / tercekik tidak nyaman

11. 12. Takut gila


9. Menggigil / 10. 13. Takut mati
sensasi panas parasthesia derealisasi
DSM V

B
Setidaknya 1 dari serangan telah
terjadi dalam ≥1 bulan dari 1
atau kedua hal berikut :
1. Khawatir terus menerus
tentang serangan panik
tambahan atau konsekuensinya
2. Perubahan maladaptif yang
signifikan dalam perilaku terkait
dengan serangan
DSM V

c
Gangguan ini tidak
disebabkan oleh efek
substansi fisiologis
(misalnya
penyalahgunaan obat-
obata, sebuah
pengobatan, atau kondisi
medis lainnya
DSM V

D Gangguan tidak lebih baik


dijelaskan oleh gangguan mental
lain (misalnya serangan panik
tidak hanya terjadi saat
merespon terhadap situasi
kecemasan sosial, sebagai respon
terhadap objek atau situasi fobia,
dalam menanggapi obsesi,
seperti pada gangguan obsesif-
kompulsif, dalam respon
terhadap perpisahan, seperti
gangguan cemas perpisahan)
Diagnosis PPDGJ III

Terjadinya beberapa serangan berat ansietas otonomik, yang


terjadi dalam periode kira-kira 1 bulan

• a. Pada keadaan-keadaan yang sebenarnya secara obyektif


tidak ada bahaya,
• b. Tidak terbatas hanya pada situasi yang telah diketahui
atau yang dapat diduga sebelumnya,
• c. Adanya keadaan relatif bebas gejala ansietas dalam
periode antara serangan-serangan panik (meskipun lazim
terjadi juga ansietas antisipatorik)
Tatalaksana

Farmakoterapi Psikoterapi

Gol. Terapi Psikotera


Gol. Terapi
Benzodia kognitif pi
SSRIs relaksasi
zepin perilaku dinamik
Contoh obat dan dosis obat

SSRIs Benzodiazepin
(kerja lambat) (kerja cepat) Alprazolam
Paroxetin
Awal : 0,25-0,5
Awal : 5-10 mg
bid
Lanj. : 20-60 mg
Lanj. : 0,5-2 tid

Sertalin
Awal : 12,5-25 mg
Lanj. : 50-200 mg
Farmakoterapi lainnya

Antidepresan
Clomiperamin Imipremin
trisiklik

MAOI
(Monoamin Oksidase Phenelzine Tranycypromine
Inhibitor)

RIMA
(reversible inhibitor Moclobemide Brofaromin
of monoamine
oxidase type A)
Farmakoterapi lainnya

Antidepresan
Venlafaxine
atipikal

Asam
Lainnya Inositol
Valproat
Gangguan Cemas Menyeluruh
Pendahuluan
Definisi gangguan cemas menyeluruh (GAD) : kecemasan berlebihan
dan kekhawatiran berlebihan yang terjadi pada beberapa kejadian
atau kegiatan hampir selama seharian penuh dalam kurun waktu
paling sedikit 6 bulan. Kekhawatiran yang terjadi sulit untuk dikontrol
dan berhubungan dengan gejala simptomatis, seperti kaku otot, tidak
bisa tidur, dan kurang istirahat

Sering komorbid dengan


Rasio laki-laki dan perempuan 1:2
gangguan lain
Etiologi

Teori Biologi Teori Genetik

Teori Terapi Kognitif


Psikoanalitik Perilaku
Etiologi

• Lobus oksipitalis memiliki reseptor


Teori benzodiazepin tertinggi di otak
• Sistem serotonergik abnormal
Biologi • Neurotransmitter : GABA, serotonin,
noreepinefrin, glutamat, kolesistokinin

Teori • Keturunan generasi pertama penderita


beresiko menderita hal yang sama (25%)

Genetik • kembar dizigotik 50%, monozigotik 15%


Etiologi

• Kecemasan  gejala dari


Teori
konflik bawah sadar yang
Psikoanalitik tidak terselesaikan

Teori • Respon penderita yang


Kognitif- salah dan tidak tepat
Perilaku terhadap ancaman
Diagnosis
GAD  kekhawatiran dan kecemasan terus-menerus
yang tidak proporsional dan berlebihan akibat
kejadian/keadaan yang menjadi fokus kecemasan

Ciri khas :
khawatir dan
Diagnosis
cemas Diagnosis
menurut DSM V
berlebihan + banding
dan PPDGJ III
motorik yang
tegang / gelisah
Diagnosis DSM V

A Kecemasan dan
kekhawatiran
B merasa sulit
mengendalikan
yang berlebihan
kekhawatirannya
yang terjadi
paling sedikit
dalam 6 bulan,
yang terjadi pada
acara atau
kegiatan tertentu
Diagnosis DSM V

1. Gelisah /

C Kecemasan dan
kekhawatiran
perasaan terkunci /
tegang 6. Gg. tidur
dikaitkan dengan
tiga (atau lebih) dari
6 gejala berikut ini 5.
(dengan setidaknya 2. Mudah
Ketegangan
beberapa gejala lelah
otot
telah ada selama
lebih dari 6 hari
dalam sekitar 6
bulan terakhir)
3. Sulit
konsentrasi/ 4. Mudah
pikiran kosong marah
Diagnosis DSM V

D Kecemasan,
E Gangguan ini tidak
dijelaskan dengan
kekhawatiran, atau
gejala fisik lebih baik oleh
menyebabkan kelainan medis lain
secara klinis
kesulitan atau
gangguan sosial,
pekerjaan, atau
lainnya.
Menurut PPDGJ III

1. Anxietas sebagai
gejala primer, 2. Mencakup :
berlangsung setiap kecemasan,
hari, minggu- bulan, ketegangan
tidak terbatas / motorik,
hanya menonjol overaktivitas
pada keadaan otonomik
situasi khusus
Menurut PPDGJ III

4. gejala-gejala lain yang


sifatnya sementara :
3. Anak : depresi, tidak
kebutuhan membatalkan diagnosis
berlebihan
utama GAD, selama tidak
untuk
ditenangkan memenuhi kriteria
lengkap episode depresi,
anxietas fobik, gg. Panik,
gg. Obsesif-kompulsif
Diagnosis Banding

Cemas akibat
kondisi medis Penyalahgunaan
Intoksikasi kafein
terkait stimulan
penggunaan zat

Gangguan psikiatrik lainnya :


Kondisi putus obat gg. Panik, fobia, gg. Obsesif-
/ zat kompulsif, hipokondriasis, gg.
Somatisasi, gg. kepribadian
Tatalaksana
Tatalaksana
GAD

Farmakoterapi Psikoterapi

Psikoter
Gol. Terapi api
Gol. Buspiron Terapi
Benzodi kognitif- berorien
SSRIs suportif
azepin perilaku tasi
tilikan
Farmakoterapi

Antidepresan Benzodiazepin

Alprazolam
Fluoxetin
Awal 0,25 mg tid
Awal 5 mg/hari
Harian 1-4 mg dosis
Harian 20-80 mg
terbagi 2-4 kali sehari

Lorazepam
Sertalin
Awal 0,5 mg
Awal 25-50 mg/hari
Harian 2-6 mg dosis
Harian 50-200 mg
terbagi 2-4 kali sehari
Psikoterapi
• Mengajak pasien mengenali distorsi
kognitif dan pendekatan perilaku
Terapi Kognitif-perilaku mengenali gejala somatik secara
langsung
• Teknik relaksasi dan biofeedback

• Memberikan kenyamanan dan


Terapi Suportif reassurance
• Digali potensi yang belum nampak

• Mengajak untuk menyingkapkan konflik


Psikoterapi berorientasi bawah sadar menilik egostrenght, relasi
obyek, serta keutuhan diri pasien
tilikan

Anda mungkin juga menyukai