Anda di halaman 1dari 25

OTITIS MEDIA AKUT

Kelompok A 11
Adelina Annisa Permata 1102013006
Adria Putra Farhandika 1102013010
Anisa Fazrin 1102013031
Ashilah Hamidah Assegaff 1102013045
Bimasena Arya Yudha 1102013060
Devinta Dhia 1102013077
Fathonah Fatimatuzahra 1102013108
Hamdan Muhammad 1102013120
Hanny Ardian Cholis 1102012107
Listiana Widyarahma 1102013156
Otitis Media

Non superatif Superatif

Akut otitis Kronis otitis


Akut Kronis otitis
media
barotrauma media efusi media akut superatif kronis

Skema pembagian otitis media


PATOGENESIS TERJADINYA OMA – OME- OMSK

Sembuh / normal

f.tuba tetap terganggu


Gangguan tuba Tekanan (-) Efusi OME
telinga tengah Infeksi (-)

Etiologi :
- Perubahan tek.udara tiba-tiba Tuba tetap terganggu
- Alergi + ada infeksi
- Infeksi
- Sumbatan : sekret, tampon, tumor OMA

Sembuh OME OMSK


PENDAHULUAN
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan telinga tengah dengan
gejala dan tanda-tanda yang bersifat cepat dan singkat. Gejala dan
tanda klinik lokal atau sistemik dapat terjadi secara lengkap atau
sebagian, baik berupa otalgia, demam, gelisah, mual, muntah, diare,
serta otore, apabila telah terjadi perforasi membran timpani.
ETIOLOGI
• Infeksi Virus • Infeksi Bakteri
- Respiratory Syncytial Virus - Streptococcus pneumaniae
- Parainfluenza (tipe 1,2, dan 3) - Haemophilus influenza
- Influenza A dan B - Moraxella catarrhalis
- Rinovirus - Streptococcus grup A
- Adenovirus - Staphylococcus aureus
- Koronavirus
STADIUM OTITIS MEDIA AKUT
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
2. Stadium Hiperemis (pre-supurasi)
3. Stadium Supurasi
4. Stadium Perforasi
5. Stadium Resolusi
1. STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS

• Absorpsi udara → tekanan negatif dalam telinga tengah → retraksi


membran timpani
• Terkadang membran timpani tampak normal atau berwarna keruh
pucat
• Efusi mungkin telah terjadi, namun tidak dapat dideteksi
• Sukar dibedakan dengan otitis media serosa
2. STADIUM HIPEREMIS (PRE-SUPURASI)
Pelebaran pembuluh darah ditandai dengan :
• Hiperemis
• Edem
• Sekret : eksudat serosa
3. STADIUM SUPURASI
• Edem hebat pada mukosa telinga tengah, hancurnya sel epitel superfisial
• Terbentuknya eksudat purulen (nanah)
• Membran timpani menonjol (bulging)
• Pasien tampak sangat sakit, nadi & suhu ↑, nyeri >>
• Tek.nanah di kavum timpani tidak berkurang → tekanan pada kapiler-
kapiler + tromboflebitis pada vena-vena kecil, nekrosis pada mukosa &
submukosa → iskemi
• Bila tidak dilakukan miringotomi → membran timpani ruptur
4. STADIUM PERFORASI

• Terlambat pemberian antibiotik / virulensi kuman tinggi →


ruptur membran timpani → nanah mengalir dari telinga
tengah ke liang telinga luar
• Anak tenang, suhu badan ↓, tidur nyenyak
5. STADIUM RESOLUSI
• Bila membran timpani masih utuh → akan normal kembali secara
perlahan
• Bila membran timpani perforasi → sekret ↓ dan akhirnya
mengering
• Daya tahan tubuh baik → resolusi tanpa pengobatan
• Bila perforasi menetap dengan sekret yang keluar terus menerus /
hilang timbul : OMA → OMSK
MANIFESTASI KLINIS
• Sakit telinga yang berat dan menetap
• Terjadi gangguan pendengaran yang bersifat sementara
• Pada anak-anak bisa mengalami muntah, diare dan demam sampai
40,5°C
• Gendang telinga mengalami peradangan dan menonjol
• Demam
• Anoreksia
• Limfadenopati servikal anterior
DIAGNOSA
• Diagnosis OMA dapat ditegakkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang cermat.
• Beberapa teknik pemeriksaan yang dapat digunakan : otoskop,
otoskop pneumatik, timpanometri, dan timpanosintesis.
• Otoskop → gendang telinga menggembung, perubahan warna
gendang telinga menjadi kemerahan atau agak kuning dan suram,
serta cairan di liang telinga.
Otoskop Otoskop pneumatik Timpanometer
TATALAKSANA
STADIUM OKLUSI TUBA EUSTACHIUS
Tujuan : membuka kembali tuba Eustachius, sehingga tekanan (-)
hilang. Diberikan obat tetes hidung
• Anak <12 th → HCl efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik
• Usia >12 th & dewasa → HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologik
• Antibiotik bila penyebab penyakit adalah kuman
TATALAKSANA

STADIUM HIPEREMIS
Terapi berupa antibiotik, obat tetes hidung, dan analgetik
• Antibiotik : penisilin. Alergi : eritromisin
• Pada anak : ampisilin dengan dosis 50-100 mg/kg BB/hari
dibagi dalam 3 dosis. Atau eritromisin 40 mg/kg BB/hari
TATALAKSANA
STADIUM SUPURASI
• Antibiotik
• Bila membran timpani masih utuh → miringitomi
Miringotomi adalah tindakan insisi pada membran timpani pars
tensa, agar terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga
luar. Lokasi miringotomi ialah di kuadran posterior-inferior
TATALAKSANA

STADIUM PERFORASI
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
• Antibiotik

STADIUM RESOLUSI
Bila tidak terjadi resolusi akan tampak sekret mengalir di liang
telinga luar → antibiotik dapat dilanjutkan sampai 3 minggu
KOMPLIKASI
• Sebelum ada antibiotik, OMA dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Komplikasi intratemporal : mastoiditis akut, petrositis, labirintitis,
perforasi pars tensa, atelektasis telinga tengah, paresis fasialis, dan
gangguan pendengaran.
- Komplikasi intrakranial : meningitis, encefalitis, hidrosefalus otikus,
abses otak, abses epidural, empiema subdural, dan trombosis sinus
lateralis

• Sekarang setelah ada antibiotik, semua jenis komplikasi itu biasanya


didapatkan sebagai komplikasi dari OMSK
PENCEGAHAN
Terdapat beberapa hal yang dapat mencegah terjadinya OMA.
• Mecegah ISPA pada bayi dan anak-anak
• menangani ISPA dengan pengobatan adekuat
• menganjurkan pemberian ASI minimal enam bulan
• menghindarkan pajanan terhadap lingkungan merokok, dll.
PROGNOSIS
Prognosis OMA adalah baik. Gejala akan membaik antara 24-72 jam
setelah pengobatan. Relaps biasanya terjadi karena eradikasi yang
kurang sempurna. Karena itu pasien dinasihatkan untuk
mengkonsumsi antibiotik secara tepat dan tetap melakukan kontrol
meskipun gejala telah membaik
DAFTAR PUSTAKA
Munilson J, Y Edward, Yolazenia. Penatalaksanaan Otitis Media Akut.
Padang : Bagian THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.

Soepardi EA, N Iskandar, J Bashiruddin, RD Restuti. 2014. Buku Ajar


Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi
Ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai