TB
PARU
Noni Priscilia
1310015007
Pembimbing
Dr. Marwan, M.Kes., SpP
Anamnesis
– DL Elektrolit:
Leu: 8.37 Na : 127
Hb: 14.3 K : 3.4
Ht: 40.8 Cl : 94
Plt: 240
– GDS : 75 SPS : +8
– Ur: 22.6
– Cr: 0.6
Daftar Abnormalitas
– Batuk 3 bulan
– Demam naik turun
– Keringat malam hari
– BB turun
– Tampak sakit sedang
– Ronkhi hemithorax sinistra bawah
– Gambaran infiltrat pada kedua lapangan paru dan efusi pleura sinistra
– Hasil sputum sps +8
– Hiponatremi
– Hipokalemi
Permanent Problem List
– Batuk 3 bulan
– Demam naik turun
– Keringat malam TB Paru
– BB turun
– BTA +
– Elektrolit Imbalance
No Problem Rencana Rencana Rencana Rencana edukasi
Diagnostik Terapi Monitoring
1 TB paru Lab DL, LED, OAT Tanda Vital Minum obat rutin
Sputum BTA, Pemeriksaan sampai sembuh
Foto rontgen Fisik tuntas, edukasi ttg TB
thoraks PA Evaluasi BTA Penggunaan masker
dan Foto Edukasi pentingnya
Thoraks PA asupan nutrisi yang
cukup
2 Imbalans Lab SE, Renal Terapi Tanda Vital Edukasi tentang
elektrolit Function Test (Ur, intake Pemeriksaan asupan cairan dan
Cr) elektrolit Fisik nutrisi oral yang
intravena Evaluasi SE cukup
Tinjauan Pustaka
TB Paru
Definisi
• Riwayat • Hasil
pengobatan TB pemeriksaan uji
sebelumnya kepekaan obat
• Status HIV
pasien
Klasifikasi TB
berdasarkan Lokasi
1. TB paru : TB yang terjadi pada parenkim
(jaringan) paru
2. TB ekstra paru : TB yang terjadi pada organ selain
paru. Misalnya : pleura, selaput otak, selaput
jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing
Klasifikasi TB
berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
Tuberkulosis Paru BTA (+)
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.
• 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesime dahak SPS
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan
setelah pemberian antibiotika non OAT.
– Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama
saja
– Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
– Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan
– Extensive drug resistan (TB XDR): TB MDR yang sekaligus juga resistan
terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari
OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
– Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes
cepat) atau metode fenotip (konvensional).
Berdasarkan status HIV
Diagnosis
Gejala TB ekstraparu
Tergantung dari organ yang terlibat :
Limfadenitis TB : pembesaran KGB lambat dan tidak nyeri
Meningitis TB : kaku kuduk
Pleuritis TB : sesak dan nyeri dada pada sisi yang terkena
Pemeriksaan fisik
Pada
Kelainan paru pemeriksaan
pada jasmani dapat
Pada
umumnya ditemukan
permulaan
Pada terletak di antara lain
(awal)
tuberkulosis daerah lobus suara napas
perkembangan
paru, kelainan superior bronkial, suara
penyakit
yang didapat terutama napas
umumnya
tergantung daerah apex melemah,
tidak (atau
luas kelainan dan segmen ronki basah,
sulit sekali)
struktur paru. posterior , tanda-tanda
menemukan
serta daerah penarikan
kelainan.
apex lobus paru,
inferior. diafragma &
mediastinum.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Dahak
1. Pemeriksaan mikroskopik langsung
Sewaktu/spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
Pagi (keesokan pagi harinya )
Sewaktu/spot (pada saat mengantarkan dahak pagi)
2. Pemeriksaan biakan
Egg base media (Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh)
Agar base media : Middle brook
3. Pemeriksaan radiologik
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus bawah
Gambaran • Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
radiologik nodular
yang dicurigai • Bayangan bercak milier
sebagai lesi • Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
TB aktif :
Tujuan Pengobatan TB
–Menyembuhkan pasien & memperbaiki produktivitas
serta kualitas hidup
–Mencegah terjadinya kematian
–Mencegah terjadinya kekambuhan TB
–Menurunkan penularan TB
–Mencegah terjadinya dan penularan TB resisten obat
Prinsip Pengobatan TB
– Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang
tepat (minimal 4 macam obat) mencegah resistensi
–Diberikan dalam dosis yang tepat
–Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung (DOT =
Directly Observed Treatment) oleh Pengawas Menelan
Obat (PMO).
–Pengobatan TB diberikan dalam waktu yang cukup terbagi
dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan untuk
mencegah kekambuhan
Tahap intensif Tahap lanjutan
o Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
o Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.