Anda di halaman 1dari 44

TUTORIAL

TB
PARU
Noni Priscilia
1310015007

Pembimbing
Dr. Marwan, M.Kes., SpP
Anamnesis

Ny. KM, usia 42 tahun, agama Islam, Bugis, Sudah


menikah. Ibu rumah tangga, tinggal di Jalan Bukit
Soeharto KM 40, RT 47. Datang ke IGD RSU AWS
karena sesak dan batuk berdahak yang tidak
kunjung sembuh.
Batuk dialami sejak 3 bulan yang lalu disertai
dengan dahak berwarna kekuningan kadang putih
dan tidak berbau. Batuk dikatakan pasien tidak
disertai darah.
Pasien juga mengatakan mengalami demam dan sering
berkeringat pada malam hari walaupun tidak
melakukan aktivitas berat. Pasien mengaku mengalami
penurunan berat badan, yaitu semula 49 kg menjadi 45
kg. Sedangkan untuk keluhan lain, seperti mual dan
muntah tidak dialami pasien.
Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini
sebelumnya, tidak ada riwayat diabetes maupun
hipertensi. Keluarga ataupun tetangga pasien tidak ada
yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Pasien tidak merokok dan tidak mengonsumsi
minuman herbal
Pemeriksaan Fisik
– Kesadaran: Composmentis, GCS E4V5M6, pasien tampak sakit sedang
– Tanda Vital: T: 110/80 N: 80 RR: 22 T: 36
– K/L: A(-)/ I (-)/ S (-)
massa (-)
pembesaran KGB (-)
– Thorax:
Cor:
Ictus cordis di ICS V midclavicula sinstra
Thrill (-)
Pulsasi (-)
S1S2 tunggal
Murmur (-)
Pulmo:
I: Bentuk dada normal, pergerakan napas simetris,retraksi (-)
P: Deviasi trakea (-), fermitus suara simetris
P: Sonor l Sonor
Sonor l Sonor
Sonor l Sonor
A: Ves l Ves Rh - l - Wh - l -
Ves l Ves -l- -l-
Ves l Ves -l+ -l-
– Abdomen
I : Distended (-)
Striae (+)
Sikatrik (-)
A: Bising Usus (+)
P: Soepel
Massa (-)
Organomegali (-)
Nyeri Epigastrium (+)
P: Timpani di 4 Kuadran
– Urogenital : Nyeri ketok ginjal (-)
– Extremitas : Akral Hangat
Edema (-)
Clubbing Finger (-)
Laboratorium

– DL Elektrolit:
Leu: 8.37 Na : 127
Hb: 14.3 K : 3.4
Ht: 40.8 Cl : 94
Plt: 240
– GDS : 75 SPS : +8
– Ur: 22.6
– Cr: 0.6
Daftar Abnormalitas

– Batuk 3 bulan
– Demam naik turun
– Keringat malam hari
– BB turun
– Tampak sakit sedang
– Ronkhi hemithorax sinistra bawah
– Gambaran infiltrat pada kedua lapangan paru dan efusi pleura sinistra
– Hasil sputum sps +8
– Hiponatremi
– Hipokalemi
Permanent Problem List

– Batuk 3 bulan
– Demam naik turun
– Keringat malam TB Paru
– BB turun
– BTA +

– Elektrolit Imbalance
No Problem Rencana Rencana Rencana Rencana edukasi
Diagnostik Terapi Monitoring

1 TB paru Lab DL, LED, OAT Tanda Vital Minum obat rutin
Sputum BTA, Pemeriksaan sampai sembuh
Foto rontgen Fisik tuntas, edukasi ttg TB
thoraks PA Evaluasi BTA Penggunaan masker
dan Foto Edukasi pentingnya
Thoraks PA asupan nutrisi yang
cukup
2 Imbalans Lab SE, Renal Terapi Tanda Vital Edukasi tentang
elektrolit Function Test (Ur, intake Pemeriksaan asupan cairan dan
Cr) elektrolit Fisik nutrisi oral yang
intravena Evaluasi SE cukup
Tinjauan Pustaka

TB Paru
Definisi

–Tuberkulosis  penyakit menular yang disebabkan oleh


kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis).

–Tuberkulosis paru : tuberkulosis yang menyerang


jaringan (parenkim) paru, tidak termasuk pleura
(selaput paru) dan kelenjar pada hilus.
CARA PENULARAN TB

–Sumber penularan  pasien TB BTA positif.


–Pasien TB BTA negatif  memiliki kemungkinan
menularkan penyakit TB.
–Infeksi akan terjadi apabila orang lain menghirup udara
yang mengandung percik renik dahak yang infeksius
tersebut.
–Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan
kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet
nuclei / percik renik).
Sifat kuman TB (Mycobaterium
tuberculosis)
–Berbentuk batang dengan panjang 1-10 mikron, lebar 0,2-0,6
mikron
–Bersifat tahan asam (pewarnaan dengan metode Ziehl Nelson)
–Memerlukan media khusus untuk biakan (Lowenstein Jensen,
Ogawa)
–Kuman tampak berbentuk batang berwarna merah (mikroskopis)
–Tahan terhadap suhu rendah (4C sampai -70C)
–Peka terhadap panas, sinar matahari, sinar UV
–Dalam dahak pada suhu 30-37C  mati dalam waktu 1 minggu
–Dapat bersifat dormant
PATOGENESIS
KLASIFIKASI TB
• Lokasi atau
organ tubuh • Bakteriologi
. yang sakit

• Riwayat • Hasil
pengobatan TB pemeriksaan uji
sebelumnya kepekaan obat

• Status HIV
pasien
Klasifikasi TB
berdasarkan Lokasi
1. TB paru : TB yang terjadi pada parenkim
(jaringan) paru
2. TB ekstra paru : TB yang terjadi pada organ selain
paru. Misalnya : pleura, selaput otak, selaput
jantung, kelenjar limfe, tulang, persendian, kulit,
usus, ginjal, saluran kencing
Klasifikasi TB
berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
Tuberkulosis Paru BTA (+)
• Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan foto toraks dada menunjukkan
gambaran tuberkulosis.
• 1 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif dan biakan kuman TB positif.
• 1 atau lebih spesimen dahak hasilnya positif setelah 3 spesime dahak SPS
pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan
setelah pemberian antibiotika non OAT.

Tuberkulosis Paru BTA (-)


• Kriteria diagnostik TB paru BTA negatif harus meliputi:
• a) Paling tidak 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA negatif
• b) Foto toraks abnormal sesuai dengan gambaran tuberkulosis.
• c) Tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT, bagi pasien
dengan HIV negatif.
• d) Ditentukan (dipertimbangkan) oleh dokter untuk diberi pengobatan.
Klasifikasi berdasarkan riwayat
pengobatan sebelumnya
1) Pasien baru TB: adalah pasien yang belum pernah
mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah
menelan OAT namun kurang dari 1 bulan (˂ dari 28 dosis).

2) Pasien yang pernah diobati TB: adalah pasien yang sebelumnya


pernah menelan OAT selama 1 bulan atau lebih (≥ dari 28
dosis).
 Pasien kambuh  pasien TB yang pernah dinyatakan
sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB
berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik
karena benar-benar kambuh atau karena reinfeksi).
Klasifikasi berdasarkan
riwayat pengobatan
sebelumnya
(lanjutan Pasien yang pernah diobati TB)
 Pasien yang diobati kembali setelah gagal: adalah pasien TB yang
pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.
 Pasien yang diobati kembali setelah putus berobat (lost to follow-
up): adalah pasien yang pernah diobati dan dinyatakan lost to
follow up
 Lain-lain: adalah pasien TB yang pernah diobati namun hasil akhir
pengobatan sebelumnya tidak diketahui.

3) Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui.


Klasifikasi berdasarkan hasil
pemeriksaan uji kepekaan obat

– Mono resistan (TB MR): resistan terhadap salah satu jenis OAT lini pertama
saja
– Poli resistan (TB PR): resistan terhadap lebih dari satu jenis OAT lini pertama
selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan
– Multi drug resistan (TB MDR): resistan terhadap Isoniazid (H) dan Rifampisin
(R) secara bersamaan
– Extensive drug resistan (TB XDR): TB MDR yang sekaligus juga resistan
terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari
OAT lini kedua jenis suntikan (Kanamisin, Kapreomisin dan Amikasin)
– Resistan Rifampisin (TB RR): resistan terhadap Rifampisin dengan atau tanpa
resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes
cepat) atau metode fenotip (konvensional).
Berdasarkan status HIV
Diagnosis

Diagnosis TB ditegakan berdasarkan


–Gejala klinis
–Pemeriksaan fisik
–Pemeriksaan bakteriologi,
–Radiologi dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
Manifestasi klinis
Gejala respiratorik :
Batuk ≥ 2 minggu, dahak bercampur darah, batuk darah, sesak nafas
Gejala sistemik/umum:
• Demam
• Penurunan nafsu makan dan berat badan
• Perasaan tidak enak (malaise), lemah

Gejala TB ekstraparu
Tergantung dari organ yang terlibat :
Limfadenitis TB : pembesaran KGB lambat dan tidak nyeri
Meningitis TB : kaku kuduk
Pleuritis TB : sesak dan nyeri dada pada sisi yang terkena
Pemeriksaan fisik
Pada
Kelainan paru pemeriksaan
pada jasmani dapat
Pada
umumnya ditemukan
permulaan
Pada terletak di antara lain
(awal)
tuberkulosis daerah lobus suara napas
perkembangan
paru, kelainan superior bronkial, suara
penyakit
yang didapat terutama napas
umumnya
tergantung daerah apex melemah,
tidak (atau
luas kelainan dan segmen ronki basah,
sulit sekali)
struktur paru. posterior , tanda-tanda
menemukan
serta daerah penarikan
kelainan.
apex lobus paru,
inferior. diafragma &
mediastinum.
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan Dahak
1. Pemeriksaan mikroskopik langsung
 Sewaktu/spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
 Pagi (keesokan pagi harinya )
 Sewaktu/spot (pada saat mengantarkan dahak pagi)
2. Pemeriksaan biakan
 Egg base media (Lowenstein-Jensen, Ogawa, Kudoh)
 Agar base media : Middle brook
3. Pemeriksaan radiologik
• Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru
dan segmen superior lobus bawah
Gambaran • Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
radiologik nodular
yang dicurigai • Bayangan bercak milier
sebagai lesi • Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
TB aktif :

• Fibrotik pada segmen apikal dan atau posterior lobus atas


Gambaran • Kalsifikasi atau fibrotik
radiologik • Fibrotoraks/Fibrosis parenkim paru dan atau penebalan pleura
yang dicurigai
lesi TB inaktif

• Gambaran radiologik yang menunjukkan kerusakan jaringan paru


yang berat, biasanya secara klinis disebut luluh paru .
Luluh Paru • Gambaran radiologik luluh paru terdiri dari atelektasis, multikaviti dan
(Destroyed fibrosis parenkim paru.
Lung ) :
Pengobatan TB

Tujuan Pengobatan TB
–Menyembuhkan pasien & memperbaiki produktivitas
serta kualitas hidup
–Mencegah terjadinya kematian
–Mencegah terjadinya kekambuhan TB
–Menurunkan penularan TB
–Mencegah terjadinya dan penularan TB resisten obat
Prinsip Pengobatan TB
– Pengobatan diberikan dalam bentuk paduan OAT yang
tepat (minimal 4 macam obat)  mencegah resistensi
–Diberikan dalam dosis yang tepat
–Ditelan secara teratur dan diawasi secara langsung (DOT =
Directly Observed Treatment) oleh Pengawas Menelan
Obat (PMO).
–Pengobatan TB diberikan dalam waktu yang cukup terbagi
dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan untuk
mencegah kekambuhan
Tahap intensif Tahap lanjutan

• Diberikan setiap hari • Pada tahap lanjutan pasien


• Secara efektif menurunkan mendapat jenis obat lebih
jumlah kuman yang ada pada sedikit, namun dalam jangka
tubuh pasien dan waktu yang lebih lama
meminimalisir pengaruh • Tahap untuk membunuh sisa-
sebagian kecil kuman yang sisa kuman dalam tubuh
mungkin sudah resisten sejak khususnya kuman yang
pasien sebelum pasien persisten
mendapatkan pengobatan
• Diberikan selama 2 bulan
• Daya penularan pengobatan
menurun setelah pengobatan
2 minggu
Panduan OAT yang digunakan oleh
Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis

o Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3.
o Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3.

–Obat yang digunakan dalam tatalaksana pasien TB


resistan obat di Indonesia terdiri dari OAT lini ke-2 yaitu
Kanamycin, Capreomisin, Levofloksasin, Ethionamide,
sikloserin dan PAS, serta OAT lini-1, yaitu pirazinamid and
etambutol
Kategori-1 (2HRZE/ Kategori -2 (2HRZES/
4H3R3) HRZE/ 5H3R3E3)
• Pasien TB paru • Pasien kambuh
terkonfirmasi • Pasien gagal pada
bakteriologis. pengobatan dengan
• Pasien TB paru paduan OAT kategori
terdiagnosis klinis 1 sebelumnya
• Pasien TB ekstra paru • Pasien yang diobati
kembali setelah putus
berobat (lost to
follow-up)
Obat anti tuberkulosis
KDT ( kombinasi dosis tetap)

1) Dosis obat dapat disesuaikan: dengan berat badan sehingga


Keuntungan
menjamin efektifitas obat dan mengurangi efek samping.

2) Mencegah penggunaan obat tunggal sehinga menurunkan


resiko terjadinya resistensi obat ganda dan mengurangi
kesalahan penulisan resep

3) Jumlah tablet yang ditelan jauh lebih sedikit sehingga


pemberian obat menjadi sederhana dan meningkatkan
kepatuhan pasien
Tindak lanjut hasil
pemeriksaan dahak
Hasil pengobatan
Efek samping OAT Ringan
Efek samping OAT berat
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai

  • Pasien 3 Leptospirosis
    Pasien 3 Leptospirosis
    Dokumen3 halaman
    Pasien 3 Leptospirosis
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Pasien 3 Leptospirosis
    Pasien 3 Leptospirosis
    Dokumen3 halaman
    Pasien 3 Leptospirosis
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Pasien 5 (Fel)
    Pasien 5 (Fel)
    Dokumen3 halaman
    Pasien 5 (Fel)
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Lapsus CP
    Lapsus CP
    Dokumen26 halaman
    Lapsus CP
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • REFERAT STROKE Ntan
    REFERAT STROKE Ntan
    Dokumen27 halaman
    REFERAT STROKE Ntan
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • JR Intan Widya 1710029048
    JR Intan Widya 1710029048
    Dokumen34 halaman
    JR Intan Widya 1710029048
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Polip Nasi
    Polip Nasi
    Dokumen10 halaman
    Polip Nasi
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Pasien 4 (Fel)
    Pasien 4 (Fel)
    Dokumen3 halaman
    Pasien 4 (Fel)
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen4 halaman
    Anatomi
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Referat AIOD
    Referat AIOD
    Dokumen22 halaman
    Referat AIOD
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • JR Intan Widya Astuti 1710029048
    JR Intan Widya Astuti 1710029048
    Dokumen17 halaman
    JR Intan Widya Astuti 1710029048
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Pneumotoraks Radiologi
    Pneumotoraks Radiologi
    Dokumen24 halaman
    Pneumotoraks Radiologi
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • JR Intan Widya 1710029048
    JR Intan Widya 1710029048
    Dokumen25 halaman
    JR Intan Widya 1710029048
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Polip Nasi + Intan
    Polip Nasi + Intan
    Dokumen30 halaman
    Polip Nasi + Intan
    Intan Widya Astuti
    Belum ada peringkat
  • Hak Asasi Kutim
    Hak Asasi Kutim
    Dokumen2 halaman
    Hak Asasi Kutim
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Manuskrip JKM Sempaja
    Manuskrip JKM Sempaja
    Dokumen8 halaman
    Manuskrip JKM Sempaja
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Hak Asasi Kutim
    Hak Asasi Kutim
    Dokumen2 halaman
    Hak Asasi Kutim
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Indikasi Operasi Katarak
    Indikasi Operasi Katarak
    Dokumen1 halaman
    Indikasi Operasi Katarak
    Anonymous 3iya1kuDw
    Belum ada peringkat
  • Mioma Geburt
    Mioma Geburt
    Dokumen26 halaman
    Mioma Geburt
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Lapsus KPD+FD
    Lapsus KPD+FD
    Dokumen38 halaman
    Lapsus KPD+FD
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Referat Radiologi - Pendahuluan, Isi, Dan Penutup
    Referat Radiologi - Pendahuluan, Isi, Dan Penutup
    Dokumen28 halaman
    Referat Radiologi - Pendahuluan, Isi, Dan Penutup
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Tutorial KPD
    Tutorial KPD
    Dokumen27 halaman
    Tutorial KPD
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • UPK
    UPK
    Dokumen42 halaman
    UPK
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • MR
    MR
    Dokumen44 halaman
    MR
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Leukemia
    Leukemia
    Dokumen77 halaman
    Leukemia
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Anatomi
    Anatomi
    Dokumen4 halaman
    Anatomi
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kasus Psikotik Akut
    Laporan Kasus Psikotik Akut
    Dokumen19 halaman
    Laporan Kasus Psikotik Akut
    Ressy Wardana
    100% (1)
  • Ahmad Muhyi - Fkik
    Ahmad Muhyi - Fkik
    Dokumen54 halaman
    Ahmad Muhyi - Fkik
    Edwin Bima Putra Lius
    Belum ada peringkat
  • Sempro FIX +daftar Isi
    Sempro FIX +daftar Isi
    Dokumen35 halaman
    Sempro FIX +daftar Isi
    Andy Arisman Syahputra
    Belum ada peringkat
  • Gangguan Psikotik Akut
    Gangguan Psikotik Akut
    Dokumen19 halaman
    Gangguan Psikotik Akut
    putri umepal
    Belum ada peringkat