Anda di halaman 1dari 38

ETIKOLEGAL

PRAKTIK KEPERAWATAN DI KAMAR BEDAH


2018

RASMUDJITO
Mutu pelayanan
dan keselamatan
pasien mutlak

STANDAR
Yankes AKRIDITASI
Vertikal Paternalistik JCIA BERSIFAT
Nakes vs pasien MENGIKAT
Yankes Horisontal
Kontraktual
Nakes vs klien


IPTEK era
globalisasi
Koordinasi Integrasi Kontinuitas Pelayanan
Tim Asuhan Interdisiplin 1. Team Leader
2. Koodinasi & Review
DPJP 3. Mengintegrasikan
Asuhan
Patient APOTE
PPJP
Centerned KER
Care

Profesi /PERAWAT
FISIO AHLI
KLIEN
• Profesional TERAPI GIZI
• Kompeten
• Etis
• Paham
Perundangan RADIO
GRAFER
DLL
Kode Etik
Standar Profesi
ANALIS
SPO
PELAYANAN SECARA UMUM didasarkan
Inspaning Verbintenis/Perikatan – KUHPerd
UU No. 36 th 2014 ( Penjelasan 61 )

Pasal 1313
Suatu persetujuan adalah suatu perbuatan di mana satu orang atau
lebih mengikatkan diri terhadap satu orang lain atau lebih.

Pasal 1233
Tiap-tiap perikatan adalah untuk memberikan sesuatu, untuk berbuat
sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.

SUMPAH
Bahwa saya// sebagai perawat indonesia// akan melaksanakan tugas
sebagai perawat// dengan sebaik-baiknya// menurut peraturan dan
undang-undang yang berlaku// kode etik// dan standar profesi
keperawatan// dengan penuh tanggung jawab dan kesungguhan.
Inspannings verbintenis Penjelasan Ps 61 UU 36 th 2014

RANAH IKHTIAR KESESUAIAN THD


•Perundang undangan
Meletakkan kewajiban pihak yg •Sumpah Profesi TUHAN
satu utk membuat ikhtiar (upaya UKURAN •Stad. Profesi YME
semaksimal mungkin) & pihak •Kode Etik Profesi
lain menerima ikhtiar. •SAK
•SPO dll

RESPONSIBILITY
PRESTASINYA KEPATUHAN

untuk memberikan sesuatu,


untuk berbuat sesuatu atau MORAL
RESPONSIBILITY
tidak berbuat sesuatu

RELASINYA DIRI KITA SENDIRI


HUBUNGAN PROFESINAL PERAWAT DOKTER

DOKTER VERLENGDE ARM VAN DE UU No. 38 TH 2014


ARTS
Jaman Belanda
Tentang Keperawatan
ASUHAN MEDIS ( Kepanjangan Tangan Dokter )
Pasal 30
DIGNOSA MEDIS 1983 PERAWAT SBG Perawat berwenang
PROFESI
(1)pemberi AsKep di bidang
CURE /PENGOBATAN FUNGSI upakes perorangan,
Indipendent
Interdependent
KOLABORASI Dependent Pasal 32
UU NO 38 TH 2014 TT
Pelimpahan Wewenang,
PERAWAT/NERS KEPERAWATAN Delegasi, Mandatori
ASUHAN KEPERAWATAN Kemandirian
Praktik Perawat Pasal 35
DIAGNOSA KEPERAWATAN Kedaruratan ,Pertolongan
Delegasi pertama, Penetapan
Mandatori
CARE/ASKEP Kedaruratan, Ketentuan
3/19/2018 58

KEDARURATAN Kedaruratan diatur dg PMK


PRKATIK KEPERAWATAN
Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan
oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan.

Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan


Klien dan lingkungannya untuk
mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian Klien
dalam merawat dirinya.

Diselenggarakan pada semua sarana/tatanan pelayanan


kesehatan, baik di rumah sakit umum maupun khusus,
puskesmas, praktik keperawatan di rumah (home care)
SERKOM - STR – SIPP – KREDENSIALING ( SPKK)
SEBAGAI JAMINAN MUTU & SAFETY PS

PMK 49 th 2013 KomKep


Kredensial

1. Ijazah cari sumber utama
2. STR cari sumber utama
3. Sertfikasi yg di miliki ( SKP)
4. Kompetensi jenis
kewenangan
 5. Assessement oleh Mitra
PPNI Rekomendasi Bestari
 Sertfikasi 6. Surat Penugasan Kerja
 KTKI - STR Pemda Kab/Kota
Klinik (SPKK)
7. Periodik setiap 3 th
SIPP
DIKTI Terakriditasi PPNI Rekomeasi Indikator. Kinerja RS per 1 th
& PPNI-UKOM 25 SKP kerja hrs mengikuti 20 jam
Pengem’ Ilpeng
SERKOM PKB
Prinsip – prinsip etiket dalam penanganan pelanggaran etik dan hukum
1. Indipendensi
Tdk boleh dipengaruhi oleh apapun termasuk hubungan baik, hubungan saudara, atasan kerja, pemberian sesuatu pun dan ras, suku, agama
2. Praduga tidak bersalah
Memiliki persepsi atau opini bahwa pihak yang terduga malakukan pelanggaran etika dan hukum yang sedang di tangani adalah tidak bersalah
sampai dengan di nyatakan bersalah baik oleh tim yang berwenang atau oleh pengadilan.
3. Penghargaan terhadap profesi dan lembaga
Dilakukan sedemikian rupa sehigga tidak mencederai kewibawaan time yang berwenang, organisasi prosfesi maupun fasilitas pelayanan
kesehatan atau lembaga lain yang teralibat di dalamnya.
4. Akuntabilitas
Semua tim dan lembaga yang terlibat dalam penanganan pelanggaran etik dan hukum harus dapat mempertanggung jawabkan segala
sesuatu yang di kalukan sampai pada putusan yang di berikan pada terduga pelanggaran etik dan hukum.
5. Kehati hatian dan kerahasiaan
Prinsip kehati hatian dan kerahasiaan di maksudkan bahwa setiap kegiatan pemeriksaan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran etik dan
hukum di lakukan secara hati – hati dan hasilnya bersifat rahasia.
6. Obyektifitas
Prinfip obyektifitas dimaksudkan bahwa setiap kegiatan penaganan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran etik dan hukum di lakukan
dengan parameter yang jelas
7. Efkeitf dan efisien
Efkeitf dan efisien dimaksudkan bahwa setiap kegiatan pemeriksaan dan penanganan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran etik dan
hukum di lakukan dengan tepat waktu tepat sasaran
8. Perlakukan yang sama
Perlakukan yg sama bahwa setiap kegiatan pemeriksaan dan penanganan yg berkaitan dg dugaan pelanggaran etik dan hukum pihak pelapor
dan pihak terlapor di berikan kesempatan yg sama
9. Prinsip perilaku rendah hati
Prinsip perilaku rendah hati dimaksudkan setiap kegiatan pemeriksaan dan penanganan yang berkaitan dengan dugaan pelanggaran etik dan
hukum harus dilakukan dengan rasa empati dan tidak berbicara kasar serta menyudutkan.
Mulai
ALUR PENYELESIAN
PELAPOR PELANGGARAN ETIK
=====================
Menyusun laporan kejadian terperinci tertulis/lisan

KEPALA RUANG/KA INSTALASI


========================
1.Melakukan konfirmasi & kajian mendalam
2.Melakukan rapat koordinasi intern tingkat Instalasi
3.Membuat putusan sementara ada tidaknya pelanggaran
4.Menyusun laporan hasil ke Komite Keperawatan

Tidak Pelanggaran Ya Laporan

KOMITE KEPERAWATAN & SUB KOMITE ETIK & DISIPLIN PROFESI


Corective Action ================================
1.Melakukan konfirmasi & kajian mendalam
2.Melakukan rapat koordinasi dg Direktur Medik & Keperawatan ( bila perlu )
REKOMENDASI & LAPORAN 3.Membuat putusan ada tidaknya pelanggaran & tingkat kesalahan ( ringan,
========================= sedang, berat ) & jenis pelanggaran
Jenis Pelanggaran 4.Menyusun laporan hasil
1.Pelanggaran Etik ( tingkat ? ) 5.Menyusun rekomendasi panishment
2.Pelanggaran Disiplin Profesi
(tingkat ?)
Ya Tidak
Pengembalian Nama
Sangsi /Panishment Pelanggaran Baik
1.SP 1, SP 2, SP 3
2.Pencabutan sementara SIPP dll
DIAGRAM ALUR PENANGANAN KASUS MALPRATIK
TEMPAT KEJADIN
1.Menyusun lap’ kronologi kejadian
2.Lap’ ke Komkep

Komite Keperawatan/MKEK
1.Menelaah laporan
2.Infestigasi & Koordinasi
3.Menilai-memutuskan-merekomendasikan

tdk LIGITASI ya PIDANA

PENYIDIK
Direktur RS MEDIASI PERDATA
HPP & MKEK JPU
OP 1.Menelaah laporan
2.Infestigasi PENGADILAN
3.Menyediakan LBH
4.Menyediakan saksi ahli
APLIKASI ETIKA
DALAM
PRATIK KEPERAWATAN KAMAR BEDAH
UU 38
2014
UU No. 36
Th 2014 tt
NaKes
Prinsip Etik

Respek Non-Maleficience

Otonomi Etik Confidentiality

Benefience Justice

Kesetiaan
• Etik mrpkn prinsip yg menyangkut benar & salah
baik & buruk dlm hubungan dg orang lain.
• Etik mrpkn studi ttg perilaku, karakter & motif yg
baik serta ditekankan pd penetapan apa yg baik dan
berharga bagi semua orang.
• Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan
dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok
tertentu.

•Fundamental Of Nursing
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 Otonomi (Autonomy)
Otonomi mrpk hak kemandirian & kebebasan individu yg
menuntut pembedaan diri.
Praktek prof’ merefleksikan otonomi saat perawat
menghargai hak-hak klien dl membuat keputusan ttg
perawatan dirinya.
 Berbuat baik (Beneficience)
Melakukan sesuatu yang baik.
Kebaikan, memerlukan pencegahan dari
kesalahan/kejahatan, penghapusan kesalahan &
peningkatan kebaikan olh diri&orang lain.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terapi yg sama &
adil thd orang lain yg menjunjung prinsip-prinsip
moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dl prkatek prof’ ketika perawat
bekerja utk terapi yg benar sesuai hukum, standar
praktek dan keyakinan yg benar utk memperoleh
kualitas yankes.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik & psikologis pd
klien.

 Kejujuran (Veracity)
Penuh dg kebenaran.
Nilai ini diperlukan oleh pemberi yankes utk
menyampaikan kebenaran pd setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 Menepati janji (Fidelity)
Menghargai janji & komitmennya terhadap orang lain.
Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adl kewajiban seseorang untuk
mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dlm prinsip kerahasiaan adl informasi tentang
klien harus dijaga privasi klien.
RM ps hanya boleh dibaca dlm rangka pengobatan
klien. kecuali jika diijinkan oleh klien dg bukti
persetujuan.
Diskusi ttg klien diluar area keperwatan, menyampaikan
pd teman/keluarga ttg klien hrs dihindari.
PRINSIP-PRINSIP ETIK
 Respek
Perilaku perawat yg menghormati atau menghargai
pasien/klien dan keluarganya.
Perawat harus menghargai hak-hak pasien/klien seperti
hak untuk pencegahan bahaya dan mendapatkan
penjelasan secara benar.
Penerapan “informed concent”
hak untuk dihargai,
hak untuk menerima dan hak untuk menolak trietmen.
Perawat juga harus menghargai rekan-rekan kerjanya
seperti dokter, ahli gizi, petugas kesehatan lainnya.
PRINSIP-PRINSIP ETIK

Akuntabilitas (Accountability)
Merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
profesional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
• Kesehatan & kesejahteraan
• Peduli thd kesehatan dan kesejahteraan serta
membantu orang lain mencapai tingkat
kesehatan yang optimal dalam keadaan sehat
normal, sakit, cedera atau dalam proses
menghadapi kematian.
• Peduli kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat umum khusunya pola hidup sehat
• pengembangan ilmu pengetahuan dan
tehnologi keperawatan melalui riset.
• Pilihan
• Mendukung/menghargai otonomi klien serta
membantunya mengekpresikan nilai
kesehatan serta mendapatkan informasi
pelayanan yang tepat.
• Bertanggung jawab untuk mencarikan dan
memberikan informasi yg lengkap ttg resiko
dan keuntungan dari beberapa alternatif
tindakan yang ditawarkan serta memberikan
kebebasan untuk menentukan pilihan
• Martabat
• Menghargai dan mengadvokasi martabat
dan kehormatan diri manusia.
• Bertanggung jawab thd kebutuhan, nilai-
nilai dan pilihan klien.
• Perawat juga mempunyai perhatian thd
kelompok resiko serta mengadvokasi
martabat klien dlm penggunaan teknologi di
tatanan pelayanan kesehatan.
• Akuntabilitas
• Perawat bertindak secara konsisten sesuai
dg standar praktik dan tanggung jawab
profesi.
• Perawat baik perawat klinik, manajer,
pendidik maupun peneliti, harus menyadari
tanggung jawab profesinya dan akontabel
dalam mengawal mutu asuhan keperawatan.

• Lingkungan keperawatan yang kondusif


•DILEMA ETIK
• Situasi dimana prinsip etik
betentangan satu sama
lainnya untuk mengambil
keputusan
ETIKA DAN HATI NURANI
TIDAK BISA DI PISAHKAN DLM PEMBEDAHAN

Takut mati, cemas, sakit adalah hal yang sangat riil yg tjd pd setiap pasien & harus tidak
diperlakukan dengan enteng
Bingung ya atau tidak jangan-jangan ? !!!!
AREA YG DAPAT MEMPENGARUHI HATI NURANI
Perlindungan Pasien
1. Perlindungan pasien adl  area kep’ yg sangat di
pengaruhi olh suara hati ( nurani )
2. Perawat harus sadar betul akan bahaya yang dapat
terjadi pasien
3. Ekspose tubuh pasien yang tak perlu harus dihindari
4. Teknik aseptik
Kapan saja bila terjada kesalahan dlm teknik aseptik,
maka pasien dl bahaya infeksi
5. Praktek teknik suci hama adalah tanggung jawab individu
dari tiap anggota regu.
Etika
1. Perilaku etis tdk dpt dipisahkan dr suara hati
berhubungan. dg pembedahan
2. Mutu pelayanan yg terbaik sangat tergantung dg hal2 yg
berhubungan dg etika & hati nurani
3. Rasa hormat utk agama, budaya & kepercayaan ps sgt
penting.
4. Ketakutan & sakit adl hal yg sgt riil & hrs tdk diperlakukan
dg enteng
5. Rasa hormat thd hak-hak pasien
6. Pasien hrs tdk dibahas di luar dep’ kep’dmn teman &
famili; klg mgkn m’dengar & dpt slh menafsir informasi.
7. Kondisi ps adl su’ hal pribadi atr dr sdr & dr nya; bkn su’
topik utk yg dpt di diskusikan di area publik
8. Pelaporan dr su’ peristiwa. Su’ kejadian hrs dilakukan
9. Kejujuran, adl su’ standard etis utama.
Situasi yg dpt mengikis suara hati/hati nurani
Semua anggota tim hrs waspada thd kelesuan &
penyebabnya, sbb hal tsb sgt mempengaruhi
mutu kepedulian keselamatan ps.
1. Kelesuan Panutan ( Peer Apathy )
Kalau orla tdk ada yg m’lakukan & m’edulikan,
mengapa saya tidak ?
2. Tekanan, Kelelahan, Kesehatan Kurang
3. Permasalahan pribadi
4. Hubungan-Hubungan
ETIKET KERJA KAMAR OPERASI
1. Berbicara pada saat operasi berlangsung harus diminimalisir
1) Berbicara akan mengeluarkan droplet ke udara yang di sertai dengan keluarnya bacteri.
2) Berbicara dan tertawa yang berlebihan selama operasi akan meningkatkan kemungkinan luka
operasi terkontaminasi dengan bacteri yang berasal dari mulut dan oropharingeal
2. Minimalkan pergerakan anggota tim dikamar operasi selama operasi berlangsung
1) Pergerakan anggota tim sedpt mungkin diminimalkan
2) Pergerakan yang berlebihan akan dapat menyebarkan debu dan bacteri ke udara
3. Tim operasi sterile apabila pindah tempat/posisi tidak boleh berhadapan tetapi harus saling membelakangi
4. Personil tdk sterile hrs menghindari & memberi ruang gerak bila tim sterile akan melakukan perubahan
posisi
5. Bila ada suatu pertanyaan tentang apakah seseorang anggota tim scrub telah terjadi kontaminasi maka
harus dianggap bahwa itu telah terjadi
6. Meja sterlie yg sterile hanya bagian atasnya saja
7. Benang bedah tidak boleh diletakan di tepi meja
8. Drape/duk tidak boleh di lakukan reposisi dalam pemasangan, sekali pasang tidak boleh digeser-geser
karena menyebabkan kontaminasi antara area tidak sterile ke area sterile
•Tinjauan KHUPerd
D • Pasal 1866,
O • Alat bukti terdiri : bukti tulisan, bukti saksi, sangkaan, pengakuan,
sumpah.
K
• Pasal 1867
U • Pembuktian dg tulisan dbuktikan dg tulisan-tulisan otentik maupun dg
M tulisan-tulisan di bawah tangan
E • Pasal 1875
N • Suatu akta di bawah tangan yg tanda tangannya diakui olh yg
T menandatangani maka dianggap sempurna layaknya akta otentik
A
• Akta
S
• Suatu tulisan tentang suatu peristiwa yang di buat untuk kepentingan
I hukum (Subekti 1993)
• Akta ontentik di buat oleh pejabat berwenang
• Akta di bawah tangan di buat oleh bukan pejabat berwenang
KUALITAS SDM
KEP
PROFESIONAL

Pendidikan
Keprofesian
Berkelanjutan KREDENSIALING
( PKB )

JAMINAN
MUTU PELAYANAN &
KESELAMTAN PASIEN

PPNI PERAWAT
Kredensial -Kompeten
Memiliki kewenangan klinik
Moral Reposibility of Caring

Anda mungkin juga menyukai