DEFINISI
Hipertensi
Gangguan Penyakit
Edema Paru
katup pada arteri
Kardiogenik
jantung koronaria
Kardiomiopati
Infeksi pada
paru
Edema Paru
Non
Kardiogenik
Acute
Respiratory Paparan
Distress toxic
Syndrome
Reaksi alergi
ANAMNESA
Sianosis sentral
Rontgen Dada
Laboratorium BNP
Pemeriksaan Pulmonary
EKG
Penunjang Artery Catheter
PENATALAKSANAAN
Posisi ½ duduk.
Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan
masker.
Jika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi
bertambah, pao2 tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmhg
dengan o2 konsentrasi dan aliran tinggi, retensi co2,
hipoventilasi, atau tidak mampu mengurangi cairan edema
secara adekuat), maka dilakukan intubasi endotrakeal,
suction, dan ventilator.
Infus emergensi. Monitor tekanan darah, monitor ekg,
oksimetri bila ada.
Menurunkan preload dan mengeluarkan volume cairan intra
paru. Nitrogliserin (ntg) dan furosemide merupakan obat
pilihan utama.
Morfin sulfat 3 – 5 mg iv, dapat diulang tiap 25 menit, total
dosis 15 mg (sebaiknya dihindari).
Bila perlu (tekanan darah turun / tanda hipoperfusi) :
dopamin 2 – 5 ug/kgbb/menit atau dobutamin 2 – 10
ug/kgbb/menit untuk menstabilkan hemodinamik. Dosis
dapat ditingkatkan sesuai respon klinis atau keduanya.
Trombolitik atau revaskularisasi pada pasien infark miokard
Ventilator pada pasien dengan hipoksia berat, asidosis/tidak
berhasil dengan oksigen.
Gagal jantung
Gagal jantung kiri
kanan
Gangguan ventrikel Gangguan
kiri ventrikel kanan
Cardiac output Cardiac output
menurun menurun
Tekanan atrium Tekanan atrium
kiri Gangguan kanan
pertukaran
Tekanan vena gas Tekanan vena
pulmonalis meningkat sistemik meningkat
Pemeriksaan
Abdomen dan vena jugularis
ekstremitas dan leher
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN
FISIK
FISIK
Pemeriksaan Pemeriksaan
jantung paru
Pemeriksaan
Laboratorium
PEMERIKSAAN Pemeriksaan
Ekokardiografi PENUNJANG Laboratorium
EKG
PENATALAKSANAAN
Anjuran Tidakan
Umum Umum
Edukasi Diet
Tirah baring
Latihan
jasmani
ringan
Diet Jantung
Angiosteni
n II dapat digunakan bila ada intoleransi
antagonis terhadap ACE inhibitor.
reseptor
Diberikan untuk pasien simptomatik dengan
gagal jantung disfungsi sistolik ventrikel kiri
Digoksin dan terutama yang dengan fibrilasi atrial,
digunakan bersama-sama diuretic, ACE
inhibitor, beta blocker.
Faktor risiko
biologis
Hiper
Diabetes
mellitus kolesterole
Faktor mia,
Resiko
Mayor
Merokok Hipertensi
Kurangnya
olah raga
teratur
Faktor
Resiko
Minor
Stress
Obesitas emosional
PATOFISIOLOGI
• LUMEN MENYEMPIT
Gejala Klinis
Kelemahan tubuh
menyeluruh atau Kesulitan bernapas
malaise
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Elektrokardiogram (EKG)
Pemeriksaan Laboratorium
Kateterisasi Jantung
PENATALAKSANAAN
Non Farmakologi
Istirahat
Berhenti merokok
Mengurangi konsumsi
garam, gula dan lemak
Meningkatkan aktivitas
olahraga
Farmakologi
• Enarterektomi :
Syok kardiogenik
Ruptur jantung
Aneurisme ventrikel
Tromboembolisme
Perikarditis
Disritmia