Anda di halaman 1dari 24

Strabismus

BM
Strabismus
 Misalignment aksis visual yang dapat diikuti dengan gejala
diplopia, ambliopia, dan kelihangan stereopsis
 Terjadi sekitar 3-5% populasi
 Variasi teknik yang digunakan :
1. Recession
2. Resection
3. Transposing the muscle
Strabismus infantil terbanyak saat 6 bulan pertama atau selama
neonatus

Biasanya pasien dengan strabismus adalah pasien sehat, normal


Tetapi
Insidensi Strabismus meningkat pada disfungsi Central Nervous
System (Cerebral palcy, dan meningomyelocele dengan
hidrosefalus)
Konsiderasi Anestesi Strabismus
 Preoperatif
 Intraoperatif
 Postoperatif
PREOPERATIF
1. Evaluasi cerebral palcy, prematurity, penyakit craniofacial
dan gangguan neurologis
2. Pada anak, anestesi yang digunakan GETA, LMA
3. Evaluasi risiko Hipetermia Maligna
4. Forced Duction Test (FDT)
INTRAOPERATIF
1. Induksi
2. Maintenance
3. Emergence
4. Cairan / darah
5. Monitoring dan posisi
6. Komplikasi Intraoperatif
Induksi
1. Mengikuti Standar Induksi Pediatrik
2. Persiapan Atropin
3. Maintenance dengan Sevofluran > propofol > remifentanyl
4. FDT dapat dilakukan, sebelum pemberian NMB,
Rocuronium 0,6mg/kg digunakan untuk memfasilitasi
Intubasi Endotrakea
5. RAE tube dan LMA fleksibel secure airway
Maintenance
1. Anestesi Inhalasi atau TIVA, hindari N2O
Propofol (150-200µg/kg/min) membutuhkan NMB atau
remifentanil  motionless
2. Analgetik Post-OP harus multimodal mengurangi OPIOID
3. Asetaminofen 10mg/kg iv atau 30-50mg/kg per rektal
atau short-acting OPIOID (fentanyl 1-2µg/kg iv)
4. Mengurangi PONV : Ondansetron 0.1mg/kg sampai 4mg
+ dexamethasone 0.15mg/kg sampai 5mg, dan
Hidrasi “super” 30ml/kg kristaloid menunjungkan <
PONV
Emergence
1. Deep extubation mungkin diminta oleh ophtalmologist,
sevofluran atau TIVA diberikan sampai pasien tidak
berespon terhadap manipulasi airway (suction), tapi
memiliki ventilasi spontan yang steady
2. Oral Airway ditempatkan menggantikan ETT atau LMA
3. Pasien dibiarkan bangun tanpa stimulasi lebih lanjut
4. Monitoring gejala Laringospasm
Cairan / Darah
1. IV perifer 22-20 G
2. Kristaloid untuk menggantikan defisit yang dihitung, serta
maintenance selama perawatan
3. Hidrasi 30ml/kg telah menunjukan mengurangi Risiko
PONV
Monitoring dan Posisi
Monitor : standar Monitor, dan Temprature
Posisi : supine + shoulder roll
Komplikasi Intraoperatif
1. OCR
2. Accidental Extubation
reposisi atau melepaskan
3. Emergence Delirium
a) dexmedetomidine (0,5 – 1 µg/kg iv selama 10menit), atau
b) clonidine (1 - 2 µg/kg iv), atau
c) dexmedetomidine + ketamine (1 – 3 mg /kg/h)
POSTOPERATIF
 PONV
 Emergence Delirium
 Menejemen Nyeri
Komplikasi Postoperatif
1. PONV
Ondansetron 0.01 mg/kg sampai 4mg, atau
Metoclopramid 0.1 mg/kg sampai 10mg, atau
Prometazin 0.25-1 mg (>2tahun) sampai 25mg
2. Emergence Delirium
a) dexmedetomidine / clonidine, atau
b) analgesia Opioid (Fentanyl 0,2-0,5 µg/kg iv) atau Propofol
1mg /kg iv
Menejemen Nyeri Postoperatif
 Lanjutkan Asetaminofen 10mg/kg PO setiap 4 jam
Oculocardiac Reflex

OCR
Oculocardiac Reflex
 Bernard Aschner and Giuseppe Dagnini pada 1908
menjelaskan OCR pertama kali

 Pengertiannya dianggap sebagai refleks yang muncul akibat


manipulasi pada otot bola mata
Oculocardiac Reflex (OCR)
Etiologi OCR Predisposisi
1. traksi pada muskulus 1. muscle surgery
ekstraokular (terutama 2. repair ablasio retina
m.rectus medialis)
3. enukleasi, dan
2. Manipulasi oculi
3. Tekanan manual pada 4. ketika traksi atau rotasi
bola mata berlebihan pada bola
mata.
Manifestasi Klinis
Gambaran EKG yang sering ditemukan :
1. Bradikardi
2. Bigemini
3. Irama Atrial Ektopi
4. Irama nodus
5. Blok atrioventrikular
6. Cardiac arrest
Pathway
OCR = trigeminovagal
1. Afferent pathway melalui ganglion silaris dilanjutkan ke
nervus trigeminalis divisi ophtalmicus (V1), dan melalui
ganglion gasserian ke nucleus sensoris di ventrikel 4

2. Efferent pathway terdapat pada nervus vagus


Faktor Risiko OCR
 Anxietas preOP
 GA yang dangkal
 Hipoksia
 Hiperkarbia
 Peningkatan vagal tone akibat
 Usia
 Obat-obatan yang berhubungan dengan peningkatan kejadian
OCR
 32-82% terjadi selama eye muscle surgery
 Insidensi Meningkat pada anak-anak
Dasar Diagnosis dan Tatalaksana
 Monitor EKG IntraOP (selama manipulasi mata)
 Bila ditemukan gejala OCR :
 Segera hentikan stimulus surgery
 PastikanVentilasi adekuat
 Pastikan GA cukup dalam

OCR dapat terjadi fatigue akibat stimulasi berulang


Penggunaan Atropin
 Premedikasi Atropin 0,4 mg IM
tidak mempunyai nilai dalam mencegah atau menangani OCR

 Atropin 0,4 mg IV mencegah bradikardia akibat OCR


IntraOP selama 30menit
dosis atropin > 0,5 mg IV dapat menyebabkan takikardia
yang memperburuk pasien dengan penyakit jantung

 Sekurang-kurangnya 2-3 mg Atorpin dibutuhkan untuk total


Vagal Blok

Anda mungkin juga menyukai