Anda di halaman 1dari 41

OPTIMALISASI

PROGRAM RUJUK BALIK (PRB)


DI FASILITAS KESEHATAN RUJUKAN
TINGKAT LANJUTAN

KANTOR BPJS KESEHATAN CAB. DENPASAR

Denpasar, 27 Agustus 2019


LANDASAN HUKUM
 Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan;
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan
pada Jaminan Kesehatan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 99 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan
Kesehatan Nasional;
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Jaminan Kesehatan Nasional;
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif Pelayanan
Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2018 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan;
 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Apotek
LANDASAN
PERMENKES 28 TAHUN 2014 HUKUM
 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL) penerima rujukan wajib merujuk kembali
peserta JKN disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta
sudah dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) yang merujuk.
 Program Rujuk Balik (PRB) pada penyakit-penyakit kronis (diabetes mellitus, hipertensi, jantung,
asma, Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK), epilepsy, skizofren, stroke, dan Sindroma Lupus
Eritematosus) wajib dilakukan bila kondisi pasien sudah dalam keadaan stabil, disertai dengan
surat keterangan rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub spesialis

PERMENKES 52 TAHUN 2016


Pasal 20
(1)Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai
indikasi medis.
(2) Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk:
a.penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang belum dirujuk balik ke
FKTP; dan
b. penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL.
Penyelenggaraan Rujuk Balik

Faskes penerima rujukan, wajib merujuk kembali pasien yang telah dirujuk jika
secara medis keadaan stabil atau sudah dapat ditangani di faskes perujuk

Penyelenggaraan pelayanan rujuk balik dapat berupa Program Rujuk Balik


(PRB) untuk penyakit kronis tertentu atau pelayanan rujuk balik penyakit
kronis atau akut lainnya

Melampirkan: Surat pengantar rujuk balik yang dibuat dokter spesialis/sub


spesialis

Fasilitas kesehatan memastikan bahwa obat PRB mengacu kepada daftar


obat Formularium Nasional untuk Program Rujuk Balik JKN

Pelayanan program rujuk balik dilakukan 3 (tiga) kali berturut-turut selama 3


(tiga) bulan di FKTP, setelah 3 (tiga) bulan peserta dapat dirujuk ke FKRTL
untuk dilakukan evaluasi oleh dokter spesialis/sub-spesialis apabila
dibutuhkan
Pelayanan Obat PRB harus diberikan oleh apotek atau instalasi farmasi klinik
pratama yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan berdasarkan resep yang
diberikan dokter di FKTP
BATASAN / PENGERTIAN
Rujuk Balik adalah Pemberian informasi dari faskes penerima rujukan
kepada faskes perujuk mengenai perkembangan keadaan pasien
setelah selesai diberikan pelayanan di faskes penerima rujukan. Rujuk
Balik berlaku untuk seluruh diagnosa penyakit.

Program Rujuk Balik (PRB) merupakan pelayanan kesehatan yang


diberikan kepada penderita penyakit kronis dengan kondisi stabil dan
masih memerlukan pengobatan atau asuhan keperawatan jangka
panjang yang dilaksanakan di FKTP atas rekomendasi rujukan dari
DPJP.

Kondisi terkontrol/stabil adalah suatu kondisi dimana penderita


penyakit kronis berdasarkan diagnosis mempunyai parameter-
parameter yang stabil sesuai tata laksana penyakit kronis dan
ditetapkan oleh dokter Spesialis/Sub Spesialis.
FILOSOFI PRB

1. PRB dioptimalkan sebagai program yang bersifat pasien-sentris untuk


meningkatkan motivasi dan inisiatif peserta dalam mencapai target
terapi yang diharapkan
2. Mewujudkan pelayanan obat komprehensif sesuai regulasi yang
berfokus pada:
 mengoptimalkan penggunaan obat (minimalisasi obat sisa)
 mengurangi risiko efek samping, dan
 meningkatkan kepatuhan pengobatan.
3. Meningkatkan kolaborasi antara FKTP dan FKRTL dan
Farmasis/Apoteker dalam menjalankan pelayanan farmasi klinik
sesuai standar pelayanan kefarmasian yang berlaku sehingga
dapat mempertahankan pada kondisi stabil dan mencegah kondisi
perparahan penyakit yang dapat berdampak pada peningkatan
biaya pelayanan kesehatan.
MANFAAT PROGRAM RUJUK BALIK (PRB)

BAGI PESERTA JKN


• Meningkatkan kemudahan akses pelayanan kesehatan
• Meningkatkan pelayanan kesehatan yang mencangkup akses Promotif, Preventif, Kuratif, dan
Rehabilitatif
• Meningkatkan hubungan dokter dengan pasien untuk mendapatkan pelayanan secara
menyeluruh
• Memudahkan untuk mendapatkan obat yang diperlukan

BAGI FASKES TINGKAT PERTAMA


• Meningkatkan fungsi Faskes sebagai gate keeper dari aspek pelayanan komprehensif dalam
pembiayaan yang rasional
• Meningkatkan kompetensi penanganan medik melalui bimbingan organisasi/dokter spesialis
• Meningkatkan fungsi pengawasan pengobatan secara komprehensif
BAGI FASKES RUJUKAN
• Mengurangi waktu tunggu pasien di poli Rumah Sakit
• Meningkatkan kualitas pelayanan spesialistik di Rumah Sakit
• Meningkatkan fungsi spesialis sebagai koordinator dan konsultan manajemen penyakit
ALUR PELAYANAN PENYAKIT KRONIS
PENGAMBILAN
PESERTA REKAM MEDIS
OBAT 7 HARI
(SEP MERAH)

PELAYANAN
SURAT SPESIALISTIK DI POLI
KONTROL (SEP PUTIH)
PENDAFTARAN
PESERTA
SEP 3 lembar DIAGNOSA PENYAKIT
KRONIS
(putih,
merah, OBAT 23
• VERIFIKASI DATA
HARI (SEP
kuning) • DOKUMENTASI STABIL TIDAK KUNING)
STABIL

• SURAT RUJUKAN SURAT


BUKU KONTROL BALIK KONTROL
PRB DAN SURAT • RESEP OBAT KRONIS
RUJUK BALIK • SEP
• IDENTITAS PESERTA
ALUR PELAYANAN PRB
FAKES TINGKAT PERTAMA APOTEK PRB

PESERTA PRB
1. RESEP PRB
2. Buku Kontrol PRB
3. SURAT RUJUK BALIK
1. Surat Rujuk Balik
2. Buku Kontrol PRB

OBAT PRB
Pelayanan di FKTP

Pada bulan ke-4 jika


TIDAK
RESEP NON STABIL
peserta STABIL maka
PRB (OBAT DI RESEP PRB peserta tetap
LUAR FORNAS melanjutkan PRB
PRB) di FKTP
DIRUJUK KE
FKRTL
APOTEK FKTP
KONSEP NEW PRB di FKRTL
A. PENDAFTARAN CALON PESERTA
SEBELUM SESUDAH

1. Pendaftaran calon peserta


PRB dilakukan di Pojok PRB 1. Pendaftaran calon peserta PRB
FKRTL oleh Petugas BPJS dilakukan oleh petugas FKRTL
Kesehatan pada aplikasi Vclaim.
2. Edukasi dilakukan oleh 2. Edukasi dilakukan oleh PIC PRB di
petugas BPJS Kesehatan FKRTL

B. PELAYANAN KESEHATAN
SEBELUM SESUDAH

1. Alur Pelayanan : FKTP – FKRTL – 1. Alur Pelayanan : FKTP – FKRTL –


Apotek PRB FKTP – Apotek PRB
ALUR PELAYANAN PRB

SEP dengan
Notifikasi

Petugas FKRTL
mencetak blanko
SRB
ALUR PRB DI FKRTL

1 2 3
Peserta dengan penyakit
Peserta Datang dan
Pelayanan di Poliklinik kronis cakupan PRB
Administrasi SEP di FKRTL
dinyatakan stabil oleh DPJP

4 SRB dapat diperoleh pada dua titik 5 6


al;
DPJP menuliskan resep a.Pasien ke petugas entry SEP Petugas Entri SEP/Petugas
dengan menambahkan (tersedia aplikasi Vclaim) IFRS melakukan Flagging PRB
note : pada Aplikasi Vclaim dan
b.Pasien ke petugas IFRS (tersedia
PRB-Diagnosa aplikasi Vclaim dengan akses mencetak SRB luaran Vclaim
terbatas hanya pada fitur Flaging
dan SRB

Petugas mengisi kelengakapan 77 8


DPJP memberikan form SRB, yaitu dengan
Note ͞PRB-Diagnosa͟ menuliskan jenis Obat yang Peserta kembali ke FKTP
diberikan kepada Peserta atau dengan membawa SRB
pada Resep sebagai cukup melampirkan copy
resep pada SRB
pengganti SRB
FOKUS IMPLEMENTASI POTENSI PRB DI FKRTL
FOKUS IMPLEMENTASI PRB DI FKRTL:
Capaian Rekrutmen Peserta PRB

Target Peserta PRB Per FKRTL

Potensi Peserta PRB di Potensi Peserta PRB di


Luar Data BI Aplikasi BI

SEP SEP Dengan Flagging


Potensi PRB DIPERLUKAN
KOMITMEN
SRB Dari Dokter FKRTL
Spesialis/Sub Spesialis

Pendaftaran peserta PRB di Vclaim


Capaian
Rekrutmen
PESERTA PRB
Peserta PRB
CAPAIAN PEREKRUTAN PESERTA PRB BARU
DI KC DENPASAR S/D JULI 2019

389 Kabupaten Badung 170


127

34
1 0 8

KC Denpasar
1.101

Kota Denpasar
542
311

112 84

1 2 9 23
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CAPAIAN PEREKRUTAN PESERTA PRB BARU
DI KC DENPASAR S/D JULI 2019
NAMA FKRTL PERSENTASE CAPAIAN
BRSUD KAB.TABANAN 0,06
RS.WISMA PRASHANTI 3,40
RS Bhakti Rahayu Tabanan 0,03 Target s/d Desember 2019 = 9.813 peserta PRB Baru
RSU KASIH IBU TABANAN 0,02
RS DHARMA KERTI 0,05
RSU SEMARA RATIH 0,40 Total pencapaian s/d Juli 2019 = 1.101 peserta PRB Baru
DHARMANATHA 0,00
RSD MANGUSADA 1,29
RS SILOAM BALI
RSU SURYA HUSADHA NUSADUA
RSU GRAHA ASIH
0,01
0,35
0,00
11,2% dari Target
RSIA BALI JIMBARAN 0,08
RSU BALI ROYAL 0,01
RSU DHARMA YADNYA 0,00
RSIA PURI BUNDA
RSIA HARAPAN BUNDA
0,00
0,00
Komitmen Pelayanan Pada Perjanjian
RS SURYA HUSADHA DPS
RSU SURYA HUSADHA UBUNG
1,14
3,17
Kerja Sama FKRTL Tahun 2019 :
RS BALIMED
RSU PRIMA MEDIKA
0,00
0,86
“Melaksanakan rujukan berjenjang dan
RSIA PUCUK PERMATA HATI
RSUD BALI MANDARA PROV. BALI
0,00
0,00
program rujuk balik sesuai dengan
RSUP SANGLAH DENPASAR 0,02 ketentuan yang berlaku serta berkomitmen
RSUD WANGAYA 0,09
RSU PURI RAHARJA 0,00 untuk mencapai target Peserta Program
RUMKIT TK. II UDAYANA 0,23
RUMAH SAKIT BHAKTI RAHAYU 0,00 Rujuk Balik sesuai yang telah ditetapkan
RS BHAYANGKARA DENPASAR 0,00
RS KHUSUS MATA BALI MANDARA 0,00 yaitu sebanyak 75% Peserta JKN-KIS yang
KU DHARMA SIDHI 0,00
KU SEMESTA MANDIRI 0,00 berpotensi rujuk balik”
KU BHCC 0,00
KU NIKI DIAGNOSTIC CENTER 0,00
KU SARI DHARMA 0,00
Ketentuan Umum PRB

1. CAKUPAN PENYAKIT KRONIS PRB

• a. Diabetes Mellitus f. epilepsy


• b. Hipertensi g. gangguan kesehatan jiwa kronik
• c. Penyakit Jantung h. Sindroma Lupus Eritematosus (SLE)
• d. Asma i. stroke
• e. PPOK

2. CAKUPAN OBAT PRB

• Obat PRB: obat yang direkomendasikan oleh Dokter Spesialis/Sub


Spesialis dengan ketentuan inisiasi, restriksi, dan peresepan maksimal
mengacu jenis obat PRB pada Formularium Nasional.
OBAT PROGRAM RUJUK BALIK
obat yang diresepkan oleh Dokter Spesialis/Sub
Obat Utama Spesialis di FKRTL untuk indikasi yang sesuai dengan
diagnosis PRB
Obat PRB
obat yang dapat diberikan bersama obat utama
Obat untuk mengatasi penyakit penyerta atau
Tambahan mengurangi efek samping akibat obat utama.
Contoh Pemberian vitamin B6 pada pasien TB
yg mendapat terapi OAT

 Peresepan obat PRB maksimal untuk kebutuhan 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi
medis.
 Peresepan obat PRB, baik obat utama dan obat tambahan, mengacu pada
Formularium Nasional (Fornas) untuk obat PRB (obat bertanda asterix*) berikut
restriksi, peresepan maksimal dan ketentuan lainnya yang berlaku;
 Obat diluar Fornas, termasuk obat yang tidak sesuai dengan ketentuan Fornas (tidak
sesuai restriksi dan peresepan maksimal) tidak dapat diberikan kepada Peserta PRB
 pemberian obat mengikuti mekanisme pemberian obat di luar Fornas dan biaya
termasuk dalam paket INA CBG.
Pengambilan obat di IFRS
1. Peserta menyerahkan resep obat kepada Petugas IFRS;
2. Apoteker IFRS menyerahkan obat kronis kepada Peserta dengan kriteria:
• Jika peserta mendapatkan jenis obat PRB dalam sediaan tablet atau
pen/penfilled/vial insulin atau botol, maka:
– Apoteker IFRS menyerahkan obat untuk kebutuhan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebagai bagian dari paket INA CBG;
– Apoteker IFRS membuat kopi resep obat PRB untuk kebutuhan
sebanyak-banyaknya 23 (dua puluh tiga) hari yang nantinya akan
diambil Peserta di Apotek PRB;
– Peserta menandatangani bukti pengambilan obat.
• Jika peserta mendapatkan jenis obat PRB dalam sediaan tabung inhaler,
maka:
– Apoteker IFRS menyerahkan obat untuk kebutuhan 30 (tiga) puluh
hari, dimana pembiayaan atas tabung inhaler ditagihkan
sepenuhnya sebagai obat luar paket INA CBG;
– Peserta menandatangani bukti pengambilan obat.

Pemberian obat PRB 7-0-23 dilakukan secara bertahap,


disesuaikan dengan kesiapan Apotek PRB
JUMLAH OBAT YANG DIBERIKAN KEPADA PESERTA

Sebelum Sesudah

Bulan I FKRTL 30 hari Bulan I FKRTL 7 hari


Bulan II FKTP/Apotek PRB 30 hari FKTP/Apotek PRB 23 hari
Bulan III FKTP/Apotek PRB 30 hari Bulan II FKTP/Apotek PRB 30 hari
Bulan IV FKTP/Apotek PRB 30 hari Bulan III FKTP/Apotek PRB 30 hari
Bulan V - Kembali ke FKRTL - Bulan IV FKTP/Apotek PRB 30 hari
Bulan V Dapat dilanjutkan bila
…dst masih stabil

Pertimbangan tidak diberikannya obat untuk kebutuhan 30 hari bagi peserta yang sudah mendapatkan
SRB di FKRTL:
• Untuk mendorong peserta segera kembali ke FKTP.
• FKTP dan Apotek PRB lebih cepat menangkap peserta yang sudah diujuk balik

• Aspek legal:
PMK 52/2016 pasal 20:
Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi medis.
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk:
penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang belum dirujuk balik ke FKTP;
penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL
KETERSEDIAAN
OBAT

Pelaporan Keluhan Ketersediaan Obat:


Faskes melaporkan kepada Kemenkes melalui alamat email e_katalog@kemkes.go.id cc keluhan.obat@bpjs-
kesehatan.go.id atau 081281753081 dan (021)5214872
Setiap laporan kendala ketersediaan obat harus disertai dengan informasi:
a. nama, sediaan dan kekuatan obat;
b. nama pabrik obat dan nama distributor obat;
c. tempat kejadian (nama dan alamat kota/kabupaten dan propinsi, depo farmasi/apotek/instalasi farmasi Rumah
Sakit pemesan obat);
d. tanggal pemesanan obat;
e. hasil konfirmasi dengan distributor setempat;
f. hal-hal lain yang terkait

Penyampaian RENCANA KEBUTUHAN OBAT (RKO):


Faskes berkomitmen melaporkan RKO secara rutin sesuai jadwal yang ditetapkan Kemenkes
melalui Aplikasi e-Monev melalui alamat http://monevkatalogobat.kemkes.go.id.
PIC Kemenkes untuk e-Monev : Ibu Atika (082112909662); Bapak Breni (085643682191)
SURAT RUJUK BALIK (SRB)

Surat Rujukan Balik (SRB) adalah surat yang


diberikan oleh FKRTL untuk merujuk balik Diagnosis penyakit*
peserta ke FKTP dalam rangka melanjutkan
pemeriksaan dan pengobatan peserta Resep Obat PRB*
dengan penyakit kronis dalam kondisi
terkontrol dan stabil. SRB
Keterangan Medis Lain
*Wajib terisi Advis pengelolaan
penyakit ke FKTP
Nomor SRB
Tampilan SRB pada V-claim
Data diinput di Vclaim oleh PIC PRB
berdasarkan Resep dan SRB yang
diberikan DPJP

TITIK KRITIS
1. Kelengkapan Data SRB
2. Obat Sesuai dengan Daftar Obat PRB
3. Kelengkapan berkas hasil
pemeriksaan diagnostic sesuai
restriksi Fornas
PENDAFTARAN PESERTA PRB
PADA APLIKASI V-CLAIM
Nomor SRB
SRB Tampilan SRB pada V-claim

Pendaftaran Peserta PRB


dilakukan pada Aplikasi
V-Claim dilakukan oleh
PIC PRB berdasarkan
Resep dan SRB yang
diberikan DPJP

1. Alamat email : dapat diisikan Nomor tlp;


2. Dalam hal terdapat Obat PRB belum
tercantum dalam aplikasi V-Claim maka
Nama dan Jumlah obat dapat diinput
manual pada kolom keterangan
PIC PRB FKRTL
• PIC PRB adalah petugas RS yang ditunjuk oleh Pimpinan/Kepala/Direktur FKRTL sesuai
dengan kompetensinya.
• PIC PRB tidak terbatas pada satu orang melainkan dapat berbentuk sebuah tim.
• Kriteria kompetensi PIC PRB mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
– Memahami ketentuan PRB, termasuk 9 jenis penyakit PRB dan daftar obat Fornas untuk Obat
PRB;
– Memiliki kemampuan komunikasi dengan dokter terkait kejelasan diagnosis dan jenis obat
yang digunakan.
• Tugas PIC PRB mengacu pada ketentuan sebagai berikut:
– Mengetahui data potensi peserta PRB di FRTL setempat;
– Bekerja di lokasi PRB yang telah ditentukan selama poli perujuk PRB buka;
– Menerima surat rujuk balik yang dibawa oleh peserta yang telah melakukan konsultasi
dengan dokter;
– Melakukan konfirmasi kepada Dokter Spesialis/Sub Spesialis, apabila terdapat ketidakjelasan
informasi dalam SRB atau ketidaksesuaian obat - obatan yang diresepkan dengan daftar
obat Fornas untuk obat PRB;
– Melakukan input data peserta PRB pada aplikasi yang tersedia;
– Melakukan pendaftaran peserta rujuk balik.
– Mencetak luaran aplikasi yang tersedia.
– Memberikan informasi kepada pasien terkait alur pelayanan obat di FKTP sesuai pedoman
pelaksanaan program rujuk balik
• PIC PRB bertugas di tempat yang strategis dan berdekatan dengan apotek guna
memudahkan pemberian informasi tentang PRB dan memudahkan Peserta untuk
mendapatkan obat. Lokasi kerja PIC PRB diberikan penanda khusus agar diketahui
dengan mudah oleh peserta PRB.
KETENTUAN
1. Surat rujukan ke FKRTL berlaku 1 (satu) kali untuk diagnosa dan
tujuan rujukan yang sama.
2. Pasien dengan Diagnosa Program Rujuk Balik (PRB) tunggal tanpa
komplikasi, maksimal kunjungan yang dapat dilakukan adalah 1
(satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
3. Peserta yang dirujuk baik penyakit akut atau kronis yang sudah
stabil atau termasuk diagnosa Program Rujuk Balik (PRB) tunggal
tanpa komplikasi, maka FKRTL wajib merujuk kembali peserta ke
FKTP
4. Kontrol ulang dapat dilakukan maksimal 3 (tiga bulan) sejak
tanggal rujukan awal dikeluarkan.
a. Contoh surat rujukan awal dikeluarkan tanggal 1 jan 18, SEP kontrol berikutnya dapat
diterbitkan maksimal tanggal 31 Mar 18 dengan melampirkan surat kontrol ulang sesuai
syarat
b. Tanggal Rujukan awal dapat berasal dari FKTP (Nomor rujukan Pcare) atau dari FKRTL
(Nomor Rujukan SEP) yang diinput ke dalam sistem
5. Syarat penjaminan kontrol ulang
• Dokter spesialis/subspesialis memberikan surat keterangan bahwa
pasien masih memerlukan perawatan di FKRTL dan
• Merupakan Diagnosa PRB atau Penyakit kronis lain yang masih
memerlukan perawatan lanjutan (belum stabil) atau
• Membutuhkan konsultasi dengan pelayanan spesialistik lain yang
terkait dengan penyakitnya atau
• Membutuhkan penanganan berkelanjutan seperti penanganan kasus
dengan diagnosa thalassemia, hemophilia, kanker dan gagal ginjal
kronik yang memerlukan hemodialisa
5. Syarat penjaminan kontrol ulang
(lanjutan)
Syarat penggunaan Surat keterangan
• Memuat informasi yang berisi paling sedikit
• Identitas Pasien,
• Indikasi medis diperlukannya kontrol ulang
serta
• Rencana tindak lanjut yang akan dilakukan
terhadap pasien tersebut dan
• Harus diberikan oleh dokter penanggung
jawab pasien (DPJP) setiap kali pasien
dibutuhkan kontrol ulang

CONTOH
*Peserta yang tidak diberikan surat kontrol ulang sebagaimana dimaksud maka peserta harus kembali ke FKTP
KOORDINASI FKRTL DAN BPJS KESEHATAN DALAM
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN

FKRTL BPJS KESEHATAN


 Komitmen untuk merujuk balik pasien  Mensosialisasikan regulasi tentang
kronis yang stabil sistem rujukan dan Program Rujuk
 Mensosialisasikan regulasi tentang Balik kepada dokter spesialis dan
sistem rujukan dan Program Rujuk jajaran RS
Balik kepada dokter spesialis dan  Melakukan program penguatan
jajaran RS Program Rujuk Balik
 Komitmen untuk menjamin  Menfasilitasi koordinasi dan transfer
ketersediaan obat dan peresepan 7-23 pengetahuan FKRTL-FKTP
 Dokter spesialis melakukan mentoring  Memberikan data peserta penderita
penatalaksanaan penyakit kepada penyakit kronis (potensi PRB) kepada
dokter di FKTP FKRTL
PENYEBAB PRB TIDAK OPTIMAL

Peserta enggan mendaftar menjadi Peserta FKRTL enggan memberikan SRB/tidak merujuk
PRB: balik:
Penyebab : Penyebab :
1. Ketidakpahaman Peserta terhadap 1. Ketidakpahaman/Ketidakpercayaan
Program Rujuk Balik terhadap Program Rujuk Balik
2. Peserta pernah mengalami kendala 2. Ketidakpahaman terhadap jenis obat yang
dalam pendaftaran dan pelayanan PRB→ masuk dalam PRB
3. Obat yang diresepkan di RS ≠ termasuk 3. Kesengajaan tidak merujuk balik (Moral
obat PRB  akibatnya Peserta akan Hazard)
kembali juga ke RS, sehingga
menganggap PRB tidak berguna Ketersediaan Apotek PRB
4. Terhentinya pengobatan akibat kendala Penyebab :
status kepesertaan → Menunggak 1. Ketersediaan Apotek di wilayah Kecamatan
2. Apotek enggan bekerjasama karena rugi
3. Ketidaktersediaan obat  Gagal lelang,
Internal tidak ada harga sehingga menyulitkan
Penyebab : pengadaan obat oleh Apotek
1. Pemantauan luaran program belum
berjalan optimal
FKTP belum optimal memberikan pelayanan PRB
2. Kendala SIM→Aplikasi MoŶitoriŶg & Blŵ
Penyebab :
Terintegrasi
1. Ketidakpahaman terhadap program rujuk
balik
2. Peran Farmasi belum optimal
TANTANGAN YANG PERLU DIHADAPI, antara lain:
1. Komitmen FKRTL untuk melakukan kewajiban untuk merujuk balik pasien yang stabil sebagaimana
Permenkes 001 tahun 2012 dan Permenkes 28 tahun 2014 belum optimal.
Potensi penyebab:
a. Permasalahan tarif INA-CBG?
b. Rendahnya kepercayaan pada kompetensi dan fasilitas di FKTP?
c. Aturan belum tersosialisasi?
d. Surat rujukan tidak ada masa kadaluarsa?
e. Faktor lain?
2. Masih adanya fragmentasi pelayanan, terutama di RJTL
 Peserta berkunjung ke RS lebih sering
 Menambah waktu tunggu, potensi biaya transportasi
 Menurunnya kepuasan peserta/pasien
 Kepatuhan atas ketentuan pemberian obat 7-23 belum optimal

3. Ketersediaan obat yang masih terkendala


 Kendala ketersediaan obat secara nasional
 Belum semua Faskes swasta dan Apotek memiliki login account e-purchasing
 Penagihan obat yang terkendala karena belum semua obat Fornas ada di e-katalog
DUKUNGAN YANG
DIHARAPKAN
• Kementerian Kesehatan →
– Memberikan akses bagi FKTP untuk dapat meresepkan obat-obat kronis terutama DM dan
Hipertensi sesuai SPM No 43/2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
– Memperluas akses E-Catalog kepada Apotek Swasta
– Memastikan ketersediaan jenis sediaan dan harga dalam daftar obat PRB terpenuhi sesuai
jadwal
– Membuat daftar obat pendamping di daftar obat PRB
– Memastikan komitmen ditsributor dan pabrikan
• Organisasi Profesi (IDI, IAI, AsapiŶ)→ Mensosialisasikan konsep PRB berbasis MTM kepada
seluruh anggota dan ikut aktif memberikan masukan dan melakukan pengawasan
• Apotek PRB → Berkomitmen penuh dalam menjamin ketersediaan obat sesuai daftar PRB,
menjalankan fitur MTM dan melakukan pendataan secara konsisten dan akuntabel
• FKTP → Meningkatkan rekrutmen peserta potensi PRB, memantau pencapaian target
terapi yang telah ditetapkan
• FKRTL → Merujuk balik peserta dengan kondisi kronis stabil di FKRTL dan menetapkan target
terapi
• KC → Melakukan sosialisasi prosedur kepada peserta, mapping serta koordinasi dengan pemangku
kepentingan terkait
HARAPAN

1. Faskes tidak melakukan pungutan biaya tambahan kepada


peserta di luar ketentuan yang berlaku
2. Faskes melaksanakan rujukan berjenjang dan program rujuk
balik sesuai dengan ketentuan yang berlaku
3. Berkomitmen Memiliki dan Mengirimkan Rencana Kebutuhan Obat
bagi Peserta JKN kepada Kemenkes sesuai ketentuan yang
berlaku
Terima Kasih

Kini Semua Ada


Dalam Genggaman!

Download Aplikasi Mobile JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id
33
34
Ketentuan Pelayanan Obat PRB
1. Obat PRB diberikan untuk kebutuhan maksimal 30 (tiga puluh) hari
setiap kali peresepan dan harus sesuai dengan daftar obat
Formularium Nasional untuk PRB serta ketentuan lain yang berlaku.

2. Perubahan/penggantian obat PRB hanya dapat dilakukan oleh


Dokter Spesialis/Sub Spesialis yang memeriksa di Faskes Tingkat
Lanjutan dengan prosedur pelayanan RJTL. Dokter di Faskes Tingkat
Pertama melanjutkan resep yang ditulis oleh dokter spesialis/sub
spesialis dan tidak berhak merubah resep obat PRB. Dalam kondisi
tertentu Dokter di Faskes Tingkat pertama dapat melakukan
penyesuaian dosis obat sesuai dengan batas kewenangannya.
Ketentuan Pelayanan Obat PRB
3. Obat PRB dapat diperoleh di Apotek/depo farmasi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama yang berkerja sama dengan BPJS
Kesehatan untuk memberikan pelayanan obat PRB.

4. Jika peserta masih memiliki obat PRB, maka peserta tersebut tidak boleh
dirujuk ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut, kecuali terdapat keadaan
emergency atau kegawatdaruratan yang menyebabkan pasien harus
konsultasi ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut.
Buku Kontrol PRB
Buku Kontrol PRB
Surat Rujuk Balik
...Contoh
Dokumentasi

NB: Laporan PRB dikirim ke BPJS Kesehatan setiap hari Selasa dan/atau Jumat
ke email/ telegram

Anda mungkin juga menyukai