Faskes penerima rujukan, wajib merujuk kembali pasien yang telah dirujuk jika
secara medis keadaan stabil atau sudah dapat ditangani di faskes perujuk
PELAYANAN
SURAT SPESIALISTIK DI POLI
KONTROL (SEP PUTIH)
PENDAFTARAN
PESERTA
SEP 3 lembar DIAGNOSA PENYAKIT
KRONIS
(putih,
merah, OBAT 23
• VERIFIKASI DATA
HARI (SEP
kuning) • DOKUMENTASI STABIL TIDAK KUNING)
STABIL
PESERTA PRB
1. RESEP PRB
2. Buku Kontrol PRB
3. SURAT RUJUK BALIK
1. Surat Rujuk Balik
2. Buku Kontrol PRB
OBAT PRB
Pelayanan di FKTP
B. PELAYANAN KESEHATAN
SEBELUM SESUDAH
SEP dengan
Notifikasi
Petugas FKRTL
mencetak blanko
SRB
ALUR PRB DI FKRTL
1 2 3
Peserta dengan penyakit
Peserta Datang dan
Pelayanan di Poliklinik kronis cakupan PRB
Administrasi SEP di FKRTL
dinyatakan stabil oleh DPJP
34
1 0 8
KC Denpasar
1.101
Kota Denpasar
542
311
112 84
1 2 9 23
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
CAPAIAN PEREKRUTAN PESERTA PRB BARU
DI KC DENPASAR S/D JULI 2019
NAMA FKRTL PERSENTASE CAPAIAN
BRSUD KAB.TABANAN 0,06
RS.WISMA PRASHANTI 3,40
RS Bhakti Rahayu Tabanan 0,03 Target s/d Desember 2019 = 9.813 peserta PRB Baru
RSU KASIH IBU TABANAN 0,02
RS DHARMA KERTI 0,05
RSU SEMARA RATIH 0,40 Total pencapaian s/d Juli 2019 = 1.101 peserta PRB Baru
DHARMANATHA 0,00
RSD MANGUSADA 1,29
RS SILOAM BALI
RSU SURYA HUSADHA NUSADUA
RSU GRAHA ASIH
0,01
0,35
0,00
11,2% dari Target
RSIA BALI JIMBARAN 0,08
RSU BALI ROYAL 0,01
RSU DHARMA YADNYA 0,00
RSIA PURI BUNDA
RSIA HARAPAN BUNDA
0,00
0,00
Komitmen Pelayanan Pada Perjanjian
RS SURYA HUSADHA DPS
RSU SURYA HUSADHA UBUNG
1,14
3,17
Kerja Sama FKRTL Tahun 2019 :
RS BALIMED
RSU PRIMA MEDIKA
0,00
0,86
“Melaksanakan rujukan berjenjang dan
RSIA PUCUK PERMATA HATI
RSUD BALI MANDARA PROV. BALI
0,00
0,00
program rujuk balik sesuai dengan
RSUP SANGLAH DENPASAR 0,02 ketentuan yang berlaku serta berkomitmen
RSUD WANGAYA 0,09
RSU PURI RAHARJA 0,00 untuk mencapai target Peserta Program
RUMKIT TK. II UDAYANA 0,23
RUMAH SAKIT BHAKTI RAHAYU 0,00 Rujuk Balik sesuai yang telah ditetapkan
RS BHAYANGKARA DENPASAR 0,00
RS KHUSUS MATA BALI MANDARA 0,00 yaitu sebanyak 75% Peserta JKN-KIS yang
KU DHARMA SIDHI 0,00
KU SEMESTA MANDIRI 0,00 berpotensi rujuk balik”
KU BHCC 0,00
KU NIKI DIAGNOSTIC CENTER 0,00
KU SARI DHARMA 0,00
Ketentuan Umum PRB
Peresepan obat PRB maksimal untuk kebutuhan 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi
medis.
Peresepan obat PRB, baik obat utama dan obat tambahan, mengacu pada
Formularium Nasional (Fornas) untuk obat PRB (obat bertanda asterix*) berikut
restriksi, peresepan maksimal dan ketentuan lainnya yang berlaku;
Obat diluar Fornas, termasuk obat yang tidak sesuai dengan ketentuan Fornas (tidak
sesuai restriksi dan peresepan maksimal) tidak dapat diberikan kepada Peserta PRB
pemberian obat mengikuti mekanisme pemberian obat di luar Fornas dan biaya
termasuk dalam paket INA CBG.
Pengambilan obat di IFRS
1. Peserta menyerahkan resep obat kepada Petugas IFRS;
2. Apoteker IFRS menyerahkan obat kronis kepada Peserta dengan kriteria:
• Jika peserta mendapatkan jenis obat PRB dalam sediaan tablet atau
pen/penfilled/vial insulin atau botol, maka:
– Apoteker IFRS menyerahkan obat untuk kebutuhan sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebagai bagian dari paket INA CBG;
– Apoteker IFRS membuat kopi resep obat PRB untuk kebutuhan
sebanyak-banyaknya 23 (dua puluh tiga) hari yang nantinya akan
diambil Peserta di Apotek PRB;
– Peserta menandatangani bukti pengambilan obat.
• Jika peserta mendapatkan jenis obat PRB dalam sediaan tabung inhaler,
maka:
– Apoteker IFRS menyerahkan obat untuk kebutuhan 30 (tiga) puluh
hari, dimana pembiayaan atas tabung inhaler ditagihkan
sepenuhnya sebagai obat luar paket INA CBG;
– Peserta menandatangani bukti pengambilan obat.
Sebelum Sesudah
Pertimbangan tidak diberikannya obat untuk kebutuhan 30 hari bagi peserta yang sudah mendapatkan
SRB di FKRTL:
• Untuk mendorong peserta segera kembali ke FKTP.
• FKTP dan Apotek PRB lebih cepat menangkap peserta yang sudah diujuk balik
• Aspek legal:
PMK 52/2016 pasal 20:
Obat penyakit kronis di FKRTL diberikan maksimum untuk 30 (tiga puluh) hari sesuai indikasi medis.
Obat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk:
penyakit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) yang belum dirujuk balik ke FKTP;
penyakit kronis lain yang menjadi kewenangan FKRTL
KETERSEDIAAN
OBAT
TITIK KRITIS
1. Kelengkapan Data SRB
2. Obat Sesuai dengan Daftar Obat PRB
3. Kelengkapan berkas hasil
pemeriksaan diagnostic sesuai
restriksi Fornas
PENDAFTARAN PESERTA PRB
PADA APLIKASI V-CLAIM
Nomor SRB
SRB Tampilan SRB pada V-claim
CONTOH
*Peserta yang tidak diberikan surat kontrol ulang sebagaimana dimaksud maka peserta harus kembali ke FKTP
KOORDINASI FKRTL DAN BPJS KESEHATAN DALAM
PENGUATAN SISTEM RUJUKAN
Peserta enggan mendaftar menjadi Peserta FKRTL enggan memberikan SRB/tidak merujuk
PRB: balik:
Penyebab : Penyebab :
1. Ketidakpahaman Peserta terhadap 1. Ketidakpahaman/Ketidakpercayaan
Program Rujuk Balik terhadap Program Rujuk Balik
2. Peserta pernah mengalami kendala 2. Ketidakpahaman terhadap jenis obat yang
dalam pendaftaran dan pelayanan PRB→ masuk dalam PRB
3. Obat yang diresepkan di RS ≠ termasuk 3. Kesengajaan tidak merujuk balik (Moral
obat PRB akibatnya Peserta akan Hazard)
kembali juga ke RS, sehingga
menganggap PRB tidak berguna Ketersediaan Apotek PRB
4. Terhentinya pengobatan akibat kendala Penyebab :
status kepesertaan → Menunggak 1. Ketersediaan Apotek di wilayah Kecamatan
2. Apotek enggan bekerjasama karena rugi
3. Ketidaktersediaan obat Gagal lelang,
Internal tidak ada harga sehingga menyulitkan
Penyebab : pengadaan obat oleh Apotek
1. Pemantauan luaran program belum
berjalan optimal
FKTP belum optimal memberikan pelayanan PRB
2. Kendala SIM→Aplikasi MoŶitoriŶg & Blŵ
Penyebab :
Terintegrasi
1. Ketidakpahaman terhadap program rujuk
balik
2. Peran Farmasi belum optimal
TANTANGAN YANG PERLU DIHADAPI, antara lain:
1. Komitmen FKRTL untuk melakukan kewajiban untuk merujuk balik pasien yang stabil sebagaimana
Permenkes 001 tahun 2012 dan Permenkes 28 tahun 2014 belum optimal.
Potensi penyebab:
a. Permasalahan tarif INA-CBG?
b. Rendahnya kepercayaan pada kompetensi dan fasilitas di FKTP?
c. Aturan belum tersosialisasi?
d. Surat rujukan tidak ada masa kadaluarsa?
e. Faktor lain?
2. Masih adanya fragmentasi pelayanan, terutama di RJTL
Peserta berkunjung ke RS lebih sering
Menambah waktu tunggu, potensi biaya transportasi
Menurunnya kepuasan peserta/pasien
Kepatuhan atas ketentuan pemberian obat 7-23 belum optimal
www.bpjs-kesehatan.go.id
33
34
Ketentuan Pelayanan Obat PRB
1. Obat PRB diberikan untuk kebutuhan maksimal 30 (tiga puluh) hari
setiap kali peresepan dan harus sesuai dengan daftar obat
Formularium Nasional untuk PRB serta ketentuan lain yang berlaku.
4. Jika peserta masih memiliki obat PRB, maka peserta tersebut tidak boleh
dirujuk ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut, kecuali terdapat keadaan
emergency atau kegawatdaruratan yang menyebabkan pasien harus
konsultasi ke Faskes Rujukan Tingkat Lanjut.
Buku Kontrol PRB
Buku Kontrol PRB
Surat Rujuk Balik
...Contoh
Dokumentasi
NB: Laporan PRB dikirim ke BPJS Kesehatan setiap hari Selasa dan/atau Jumat
ke email/ telegram