Elverda Avisa N ( A11601276 ) Felina Ayu Fadila ( A11601282 ) Feni Romyanti ( A11601283 ) Fitria Ekawati A ( A11601287 ) Gita Ayu P ( A11601290 ) Harum Susilowati ( A11601292 ) Herdiana Arvina Y ( A11601293 ) Ida Rosatun M ( A11601297 ) Istifani Ayuningtias W ( A11601305 ) Khoirul Umam ( A11601310 ) Kurnia Yeni Arizki ( A11601311 ) Lulu Maemunah ( A11601315 ) Pengaruh Oral Hygiene Menggunakan Hexadol Gargle Dalam Meminimalkan Kejadian Ventilator Associated Pneumonia (Vap) Di Ruang Icu Rsud Tugurejo Semarang • Author : Amat Tohirin , Mona Saparwati, Siti Haryani • Sample : Populasinya yaitu seluruh pasien yang terpasang Ventilator di Ruang Icu Rsud Tugurejo Semarang • Hasil : Pada penelitian terdapat perbedaan yang barmakna antara kejadian Ventilator Associated Pneumonia (VAP) sebelum dan sesudah oral hygiene menggunakan hexadol gargle, dapat disimpulkan penggunaan antiseptik hexadol gargle dalam pelaksanaan oral hygiene dapat meminimalkan kejadian VAP di ICU RSUD Tugurejo. Penggunaan antiseptik hexadol gargle dalam pelaksanaan oral hygiene yang terbukti dapat meminimalkan kejadian VAP ditunjukkan pula dengan hasil penelitian terdapat 12 responden dengan hasil skor CPIS setelah oral hygiene lebih rendah dari pada sebelum oral hygiene. Keuntungan dari penggunaan hexetidine juga didapat dari ikatan kimia larutan. Hexetidine mengikat protein mukosa mulut sehingga dapat menguntungkan bila digunakan sebagai antibakteri. Hexetidine juga dapat memperpanjang efek antibakteri karena adanya ikatan dengan protein mukosa. Ikatan protein tersebut menghambat metabolisme mikroorganisme yang berada pada permukaan mukosa dan plak. Ikatan dengan mukosa dan plak ini terjadi selama 7 jam setelah kumur (Rowe, 2009). • Kesimpulan : Pelaksanaan oral hygiene menggunakan antiseptik Hexadol Gargle bisa menurunkan angka kejadian VAP DAN sangat bermanfaat untuk mengurangi koloni bakteri dalam mulut. KOMPARASI PEMBERIAN HEXADOL DAN CHLORHEXIDINE SEBAGAI ORAL HYGIENE TERHADAP PENCEGAHAN VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA (VAP)
• Author : Hadi Kusuma Atmaja
• Sample : Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 30 responden: 15 responden pada kelompok hexadol dan 15 responden pada kelompok chlorhexidine. • Hasil : Dari hasil analisis yang didapat bahwa skor CPIS 0-5 pada kelompok perlakuan oral hygiene menggunakan chlorhexidine berjumlah 14 pasien (95,4%) dan skor CPIS 6-9 atau terdiagnosa VAP berjumlah 1 pasien (6,6%). Kemudian pasien yang memiliki skor CPIS 3 berjumlah 5 pasien (33,3%) dan pasien yang memiliki skor CPIS 1,2,5 masing-masing 3 pasien (20%). Selanjutnya pada kelompok perlakuan oral hygiene menggunakan Hexadol menunjukkan bahwa skor CPIS 0-5 atau tidak terdiagnosa VAP berjumlah 15 pasien (100%), pasien yang memiliki skor CPIS 1 sebanyak 7 pasien (46,7%), pasien yang memiliki skor CPIS 2 sebanyak 2 pasien (13,3%), pasien yang memiliki skor CPIS 3 sebanyak 4 pasien (26,7%) dan pasien yang memilii skor CPIS 1,5 masing-masing 1 pasien (6,7%). • Kesimpulan : Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa penggunaan oral hygiene 2 (dua) kali perhari menggunakan hexadol (hexetidine) sama baiknya dengan penggunaan oral hygiene menggunakan Clorhexidine pada pasien terpasang ventilator mekanik untuk pencegahan Vetilator Associated Pneumonia (VAP) di ruang IPI sampai ekstubasi. Gambaran CPIS sesudah oral hygiene dengan hexadol dan Chlorhexidine selama intubasi terhadap pencegahan ventilator Associated Pneumonia (VAP) selama perawatan di ruang IPI didapatkan 1orang (3,33 %) terkena VAP pada kelompok perlakuan oral hygiene menggunakan chlorhexidine. ORAL HYGIENE CARE FOR CRITICALLY ILL PATIENTS TO PREVENT VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA
• Author : Hua F, Xie H, Worthington HV, Furness S, Zhang Q, Li C
• Sample : 6016 peserta • Hasil : Bukti kualitas tinggi dari 18 RCT (2451 peserta, 86% orang dewasa) menunjukkan bahwa obat kumur CHX atau gel, sebagai bagian dari OHC, mengurangi risiko VAP dibandingkan dengan plasebo atau perawatan biasa dari 25% menjadi sekitar 19% (RR 0,74, 95% Interval kepercayaan (CI) 0,61-0,89, P = 0,002, I2 = 31%). Ini setara dengan jumlah yang diperlukan untuk mengobati hasil manfaat tambahan (NNTB) 17 (95% CI 10 hingga 33), yang menunjukkan bahwa untuk setiap 17 pasien berventilasi dalam perawatan intensif yang menerima OHC termasuk klorheksidin, satu hasil VAP adalah dicegah. • Kesimpulan : OHC termasuk obat kumur atau gel chlorhexidine mengurangi risiko pengembangan pneumonia terkait ventilator pada pasien yang sakit kritis dari 25% menjadi sekitar 19%. EFFECTS OF THREE APPROACHES TO STANDARDIZED ORAL HYGIENE TO REDUCE BACTERIAL COLONIZATION AND VENTILATOR ASSOCIATED PNEUMONIA IN MECHANICALLY VENTILATED PATIENTS: A RANDOMISED CONTROL TRIAL • Author : A.M. Berry, P.M. Davidson, J. Masters, K. Rolls, R. Ollerton • Sample : Data dari total 109 pasien dianalisis. GroupA43, Grup B33 dan Grup C 33 usia rata-rata: 58 17 tahun • Hasil : Hasil dari penelitian total 109 pasien dianalisis. Grup A 43, Grup B 33 dan Grup C 33 (usia rata-rata: 17-58 tahun, skor fisiologi akut disederhanakan II: 14- 44 poin). Saat masuk tidak ada perbedaan signifikan yang ditemukan antara semua kelompok data klinis. Sementara Grup B menunjukkan tren yang lebih besar untuk pengurangan kolonisasi bakteri, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan ditunjukkan pada Hari ke 4 saat masuk (p = 0,302). Kejadian terkait ventilator pneumonia tersebar secara merata antara Grup B dan C (5%) sedangkan Grup A hanya 1%. • Kesimpulan : Penelitian ini telah menunjukkan prosedur penelitian cukup ketat dan menunjukkan bukti prinsip dalam melanjutkan ke yang lebih besar uji klinis terkontrol acak. Dengan ukuran sampel terbatas, tren yang muncul mendukung temuan penelitian lain yang menganjurkan penggunaan sikat gigi dalam perawatan mulut pasien ICU untuk meningkatkan kesehatan mulut dan meminimalkan risiko pengembangan VAP. Comparison of the effect of oral care with four different antiseptics to preventventilator-associated pneumonia in adults: protocol for a network meta-analysis
• Author : Zhigang Zhang , Yuying Hou, Jun Zhang, Bo
Wang, Juxia Zhang, Ailing Yang, Ge Li and Jinhui Tian, • Sample : Pasien dewasa yang dirawat di rumah sakit (> 18 tahun) yang memiliki alat untuk terus membantu atau mengendalikan pernapasan dengan trakeostomi. • Hasil : Studi membandingkan satu rejimen antiseptik dengan plasebo atau perbandingan rejimen antibiotik yang dimasukkan, seperti yang akan uji coba mengevaluasi monoterapi versus terapi kombinasi. Kami akan mengklasifikasikan antiseptik ke dalam kelompok sebagai berikut: Klorheksidin, Povidone- yodium, 5% sodium bicarbonate dan obat kumur Herbal dari Matrica(R) (chamomile extracts) 10%. • Kesimpulan : Perawatan mulut untuk mencegah pneumonia yang berhubungan dengan ventilator telah banyak digunakan. Kemanjuran antiseptik oral yang biasa telah dinilai terutama menggunakan metaanalisis tradisional. Namun, itu terbatas dan sulit saat ini untuk menilai lebih dari dua penemuan dengan metaanalisis tradisional. Tidak jelas solusi perawatan mulut mana yang terbaik digunakan untuk perawatan mulut, dan tidak ada RCT head-to-head untuk membandingkan kemanjuran empat antiseptik. Yang diusulkan meta- analisis jaringan akan membandingkan empat antiseptik dan peringkat hasil menggunakan meta- analisis jaringan untuk memutuskan yang terbaik disediakan oleh para pekerja klinis terbukti dapat diandalkan dan lebih meningkatkan kesehatan pasien. THANK YOU....
EFEKTIFITAS TERAPI INHALASI NEBULIZER SALBUTAMOL DAN SALBUTAMOL CAMPURAN CAIRAN NaCl 0,9% TERHADAP POLA INEFEKTIF PADA PASIEN ASMA BRONCHIAL DI RUANG ANGGREK BLUD RSU KONAWE TAHUN 2014