Anda di halaman 1dari 11

Resume Jurnal

Kelompok 3 :
1. Rosdiana (1812101010129)
2. Dea Ananda (1812101010127)
3. Iin Mahara (1812101010130)
4. Eli Mirdawati (1812101010128)
5. Nova Andria (1812101010140)
Latar Belakang Penelitian
Haus adalah gejala yang umum yang dilaporkan pada pasien rawat
inap.Menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat
efek dari penggunaan air es dan pelembab bibir menthol untuk
menghilangkan dan meredakan kehausan(dahaga) dan mulut kering.
Terdapat 30 pasien unit perawatan intensif di community teaching
hospital (rumah sakit pendidikan komunitas ) bahwa terdapat 66% yang
melaporkan terkait mulut kering dan tekanan haus atau dahaga.
Haus dan mulut kering(Xerostomia) didefinisikan sebagai sebagai
persepsi yang memicu keinginan untuk minum cairan.Haus merupakan
gejala yang lazim dan gejala yang sedikit kurang diperhatikan di
perawatan intensif (ICU).
Dari sebuah laporan terhadap pasien yang menjalani operasi jantung dan
menerima ventilasi mekanis mengkonfirmasi bahwa mulut kering dan rasa haus
menyebabkan ketidaknyamanan. Para peneliti menyarankan bahwa gejala ini
dapat diatasi dengan: staf perawat, tetapi studi diperlukan untuk mengidentifikasi
intervensi. Dalam sebuah studi fenomenologis,ditemukan bahwa pasien yang
dirawat dengan ventilasi mekanis mengalami ketidakberdayaan dan frustrasi
karena ketidakmampuan untuk memuaskan rasa haus. Pasien di ICU cenderung
haus dan mulut kering karena berbagai alasan, termasuk ventilasi mekanis, tidak
menerima apa pun melalui mulut, kelas obat tertentu, dan kondisi medis tertentu.
Perawatan pada rasa haus dan mukut kering pada pasien perawatan intensif
(ICU) biasanya terdiri dari oral swab yang dibasahi dengan air es dan pelembab
bibir yang mengandung metil laktat (turunan mentol) yang diberikan kepada
pasien berdasarkan permintaan. Lebih dari separuh pasien melaporkan
menggunakan intervensi ini untuk menghilangkan rasa haus dan mulut kering.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan efektivitas
penggunaan swab mulut air es dan
pelembab bibir dengan mentol
terjadwal dengan efektivitas
penggunaan intervensi yang sama
(perawatan biasa) yang tidak terjadwal
dan sesuai kebutuhan dalam
mengurangi intensitas rasa haus,
distres haus, dan mulut kering pada
pasien ICU.
Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimental dengan


sampel sebanyak 103 pasien yang di rawat di 2 ruang ICU di
WellSpan York Hospital, Pennsylvania. Sebanyak 62 pasien masuk
ke dalam kelompok intervensi, dan 41 pasien masuk ke dalam
kelompok kontrol
Pembahasan Penelitian

Haus dan mulut kering merupakan gejala substansial yang dialami pasien di
ICU. Penelitian mengunakan skala penilaian numerik (1-10) untuk meengukur
rasa haus dan mulut kering yang terkait dengan ketidak nyamanan pada pasien
yang menerima ventilasi mekanis. Skor rata-rata untuk rasa haus murut kering
dalam analisis regresi berganda adalah 5,789 (p-0,04). Menunjukan bahwa 2
gejala ini merupakan prediktor sihnifikan ketidak nyamanan pada pasien yang
diobati dengan ventilasi mekanis.
Staf medis yang memberikan intervensi dapat dengan mudah mengabungkan
pratik ini dengan situuasi pembulatan setiap jam yang mendukung kelayakan
penerapan intervensi ini dalam pengaturan klisnis. Ada perbedaan mendasar
antara 2 unit yang melakukan intervensi swab mulut dengan air dingin dan
pelembb bibir dengn mentol yaitu diunit pertama intervensi tidak dilakukan
dengan penjadwalan sedangkan di unit ke 2 intervensi dilakukan sesuai jadwal
yaitu setiap jam selama preiode 7 jam dengan jumlah responden 62 responden.
Perawat penelitian memberi tahu peserta dalam kelompok intervensi bahwa anggota staf
klinis akan memberikan swab oral air es yang baru diperoleh dan akan mengoleskan
pelembab bibir dengan mentol setiap jam dengan aplikasi pertama pada pukul 10 pagi dan
aplikasi terakhir pada pukul 5 sore . Perawat penelitian memberi tahu perawat penanggung
jawab unit dan perawat utama setiap pasien tentang pendaftaran pasien dalam penelitian
ini.Partisipan pada kelompok intervensi menerima paket berisi 8 swab dan pelembab bibir
dengan mentol. Sebuah kartu pengingat ditempatkan di samping tempat tidur masing-
masing peserta untuk memastikan penyelesaian perawatan yang dijadwalkan. Staf klinis di
unit intervensi diberikan pendidikan tentang intervensi dan frekuensinya bagi
peserta.Memberikan swab mulut air es dan pelembab bibir dengan mentol saat diminta oleh
pasien adalah perawatan yang biasa. Peserta penelitian di ICU yang memberikan perawatan
biasa diberitahu bahwa mereka dapat meminta staf klinis untuk swab mulut air es dan
pelembab bibir dengan mentol bila diperlukan. Perawat penanggung jawab dan perawat
utama masing-masing peserta dalam perawatan biasa.Tidak ada pendidikan tambahan
Kelompok intervensi menerima swab oral air es setiap jam dan pelembab bibir dengan
mentol. diberikan kepada staf perawat karena tidak ada perubahan dalam perawatan biasa
yang diperlukan. Seorang perawat peneliti kembali ke unit perawatan biasa untuk
mengevaluasi intensitas rasa haus peserta penelitian, tekanan haus, dan mulut kering 7 jam
setelah pendaftaran.
Hasil Penelitian
Karakteristik SampelSebanyak 103 pasien menyelesaikan
penelitian, 62 di grup penggunaan terjadwal dan 41 di
grup kontrol kelompok. Kedua kelompok tidak berbeda
secara signifikan dalam jenis kelamin, status ventilator,
tidak ada status mulut atau usia.
TemuanDalam sampel total, intensitas rasa haus,
gangguan rasa hausrambut, dan mulut kering dilaporkan
sebagai substansial gejala. Berarti penggunaan penyeka
mulut air es dan pelembab bibir dengan mentol secara
signifikan lebih besar dalam intervensi kelompok
dibandingkan dengan kelompok kontrol pelembab bibir
dengan mentol. 2 kelompok tidak berbeda secara
signifikandalam skor pra-intervensi rata-rata yang
diperoleh dalam 1 jam dari waktu penelitian dimulai
untuk intensitas haus, gangguan haus , atau mulut kering.
Kesimpulan
Haus dan mulut kering adalah akibat dari penyakit, obat-
obatan, dan intervensi lain yang diterima pasien di ICU. Gejala-
gejala yang tidak nyaman dan intensitas rasa haus, gangguan
rasa haus, mulut kering adalah gejala umum yang mengganggu
di antara pasien di ICU. Untuk mengurangi gejala tersebut,
perawat dapat meningkatkan kenyamanan pasien dengan
mengaplikasikan swab oral dengan air es dan menggunakan
pelembab bibir dengan mentol setiap jam. Berdasarkan hasil
penelitian, dapat disimpulkan bahwa swab oral air es dan
pelembab bibir dengan mentol merupakan salah satu intervensi
sederhana yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa haus
dan mulut kering pada pasien dengan perawatan kritis.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai