Anda di halaman 1dari 27

Issue End Of Life

Definisi
End Of Life adalah salah satu tindakan yang
membantu meningkatkan kenyamanan
seseorang yang mendekati akhir hidup (Ichikyo,
2016).
End of life care adalah perawatan yang
diberikan kepada orang-orang yang berada di
bulan atau tahun terakhir kehidupan mereka
(NHS Choice, 2015).
Tujuan
End of life care bertujuan untuk membantu
orang hidup dengan sebaik-baiknya dan
meninggal dengan bermartabat (Curie, 2014).
End of life care adalah salah satu kegiatan
membantu memberikan dukungan psikososial
dan spiritual (Putranto, 2015).
Prinsip
• Membangun kesepakatan mengenai pilihan pengobatan terbaik untuk
pasien
• Menghargai kehidupan dan perawatan dalam kematian
• Hak untuk mengetahui dan memilih
• Menahan dan menghentikan pengobatan yang menopang kehidupan /
mempertahankan kehidupan
• Sebuah pedekatan kolaboratif dalam perawatan
• Transparansi dan akuntabilitas
• Perawatan non deskriminatif
• Hak dan kewajiban tenaga kesehatan
• Perbaikan terus menerus
• (NSW, 2021).
Teori Keperawatan
15 Kompetensi dasar keperawatan End of life

1. Mengetahui perubahan dinamis dalam demografi populasi,


ekonomi perawatan kesehatan, dan pelayanan yang
dibutuhkan untuk mengembangkan persiapan tenaga medis
dalam menghadapi end-of-life care
2. Mempromosikan ketentuan untuk memberikan kenyamanan
pad pasien yang sekarat secara aktif, sesuai keinginan, dan
kemampuan dan komponen integral dari pelayanan
keperawatan
3. Komunikasi efektif dan penuh kasih sayang terhadap pasien,
keluarga dan tim kesehatan lainnya terkait isu end-of-life
4. Mengetahui perilaku, perasaaan, nilai dan keinginan
tentang kematian dan individual, budaya dan
perbedaan spiritual
5. Demonstrasikan kepedulian terhadap pandangan dan
keinginan pasien selama periode end of life
6. Kolaborasi dengan tim kesehatan lainketika
mengimplementasikan perawatan end-of-life
7. Menggunakan aturan standar dasar ilmiah untuk
mengkaji gejala pasien pada perawatan end-of-life
8. Menggunakan data hasil pengkajian gejala untuk
merencanakan dan melakukan intervensi terhadap
manajemen gejala
9. Mengevaluasi dampak dari terapi tradisional,
komplementer, dan teknologi pada hasil perawatan
pasien
10. Mengkaji dan melakukan perawatan dimensi multiple,
termasuk fisik, psikologi, sosial, kebutuhan spiritual untuk
mengembangkan kualitas pelayanan perawtan end-of-life
11. Mengkaji pasien, keluarga dan kolega dalam
menghadapi penderitaan, kesedihan, kerugian dan
kehilangan dalam perawatan end-of-life
12. Menerapkan prinsip legak dan etik dalam
menganalisa isu komplek tentang perawatan end-of-life,
mengetahui pengaruh dari nilai personal, kode
profesional dan pilihan pasien.
13. Mengidentifikasi batasan dan penyedia sumberlayanan
untuk pasien dan pengasuh
14. Mendemostrasikan kemampuan saat
mengimplementasikan perencanaan untuk
mengembangkan perawatan end of life secara dinamis dan
komplek
•15. Menerapkan pengetahuan yang didapat dari penelitian
perawatan paliatif untuk edukasi dan perawatan end-of-life

(Ignatavicus & Workman,2006)


Peran Perawat EOL
1. perawat berperan sebagai fasilitor yang memfasilitasi pasien untuk bertemu dengan

keluarganya pada fase end of life

2. perawat mengedukasi keluarga tentang prosedur medis yang telah dilakukan

3. Perawat memenuhi kebutuhan dasar pasien fase end of life

4. Perawat mengobservasi monitor untuk mengetahui tanda tanda pasien berada pada fase end

of life

5. Pembimbing spiritual pasien maupun keluarga

6. Memfasilitasi pasien dan keluarga pasien menghadirkan pemuka agama sehingga kebutuhan

spiritual pasien terpenuhi

• (Destisary dkk, 2021)


Etika Keperawatan EOL
• Non-maleficence
• Beneficence
• Respect for autonomy
• Justice
• Veracity
• Fidelity
(Creed & Hargreaves, 2016).
Domain yang mempengaruhi kualitas
perawatan EOL
1. Komunikasi
2. Pengambilan keputusan yang berpusat pada
pasien dan keluarga
3. Kontinuitas perawatan
4. Dukungan emosional dan praktis
5. Manajemen gejala dan perawatan kenyamanan
6. Dukungan rohani
7. Dukungan emosional dan organisasi untuk praktisi
perawatan kritis.
Faktor internal dan eksternal yang
mempengaruhi perilaku perawat dalm EOL
Faktor internal
• Umur
• Pengalaman kerja
• Pelatihan
• Tingkat pendidikan dan pengetahuan
• Kesadaran diri
• Distress moral
• Sikap
• Persepsi serta dilema etis memengaruhi perawatan pasien yang mendekati
akhir hayat
Faktor eksternal
• Faktor teknologi
• Faktor lingkungan
Issue End Of Life
• DNR ( Do Not Resuscitate )
• Euthanasia
• Pengambil keputusan wali
• Kematian otak
• Donor organ
Manfaat mempelajari issue end of life bagi
pasien dan keluarga
Intervensi perawat terhadap keluarga yang
megalami denial
Perbedaan EOL di Gadar dan Kritis

Perbedaan End of life gawat darurat(igd) dan kritis(Icu) adalah yaitu


pasien pada ruang igd bersifat tidak terbatas dan tidak bisa
diprediksi,lingkungan di igd tidak terkendali karena bersifat mendadak
dan tidak bisa direncanakan.
Sedangkan pada ruangan ICU pasien nya itu jumlahnya terbatas karena
dibatasi oleh jumlah tempat tidur,lingkungan terkendali karena perawatan
dirumuskan secara matang.
Jika dibandingkan dengan IGD ,perawat di ICU mempunyai waktu yang
lama jika digunakan untuk mendiskusikan perawatan menjelang ajal
kepada pasien sehingga mempengaruhi sikap perawat terhadap pasien
menjelang ajal.
(Farikhah, 2019)
Kematian
• Kematian dibagi menjadi 2, yaitu :
• Mati klinis
• Mati klinis ditandai dengan henti nafas dan jantung(sirkulasi) serta berhentinya aktivitas otak
tetapi tidakirreversibel dalam arti masih dapat dilakukan resusitasijantung paru dan kemudian
dapat diikuti denganpemulihan semua fungsi. (Soenarjo et al, 2013)

• Mati biologis
• Mati biologis merupakan kelanjutan mati klinis apabilapada saat mati klinis tidak dilakukan
resusitasi jantungparu. Mati biologis berarti tiap organ tubuh secarabiologis akan mati dengan
urutan : otak, jantung, ginjal,paruparu, dan hati. Hal ini disebabkan karena dayatahan hidup tiap
organ berbeda-beda, sehinggakematian seluler pada tiap organ terjadi secara tidakbersamaan.
(Soenarjo et al, 2013)
Perbedaan mati klinis dan mati biologis
Perbedaan Mati klinis Mati biologis
Tanda Berhentinya detak jantung, Kematian yang terjadi
denyut nadi dan pernafasan akibat degenerasi jaringan
di otak dan organ lainnya.

Fungsi organ Beberapa organ seperti Beberapa organ akan mati


mata dan ginjal akan tetap (tidak dapat berfungsi
hidup saat terjadi mati kembali) setelah mati
klinis. biologis.

Organ dalam tubuh Organ dalam tubuh dapat Organ dalam tubuh tidak
digunakan sebagai dapat digunakan untuk
transplantasi. transplantasi.

sifat Reversibel / dapat kembali Ireversibel/ tidak dapat


kembali
Cont…
Perbedaan Mati klinis Mati biologis
Pemeriksaan Pemeriksaan keadaan klinis Pemeriksaan keadaan klinis dan
Pemeriksaan Neurologis

Suhu tubuh Hipertermia (> 36oC) dan Hipotermia (< 36oC)


terkadang ditemui Hipotermia

Kriteria
1) Berhentinya detak jantung 1) Dilatasi bilateral dan fixaxi
2) Berhentinya denyut nadi pupil
3) Berhentinya pernafasan 2) Berhentinya semua reflek
spontan. 3) Berhentinya respirasi tanpa
bantuan
4) Berhentinya aktivitas
cardiaovaskuler
5) Gambaran gelombang otak
datar
Tahap- tahap kematian
Menurut kuebler-Ross.kematian itu suatu
proses. Dalam proses itu,pasien cenderung
mengalami 5 tahapa yang disingkat menjadi
DABDA
• Denial
• Anger
• Bargaining
• Depression
• Acceptance
Hambatan perawatan paliatif
Gelinas, Fillion, Robitaille, dan Truchon (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan
berbagaipenyebab stres yang dialami oleh perawatdalam memberikan end of life care di
ruangICU, dikelompokkan dalam :
1. Organisasi
2. Profesional
3. Emosional

Enggune., dkk, 2014


Talqin
Definisi Talqin
Talqin adalah proses/upaya mengingatkan kepada seeorang yang
sedang menghadapi sakaratul maut, untuk mengucapkan laa
ilaaha illallah (cukup satu kali) menjelang dicabutnya nyawa.
(Jurnal Etika Kedokteran Indonesia, 2019)

Tujuan Talqin
Untuk mengingatkan kepada orang yang akan meninggal
tersebut dengan tauhid, sehingga akhir ucapan yang keluar
adalah kalimat tauhid, yakni Laa Ilaha Illallah
Situasi yang dapat dilakukan talqin
Menurut Prawiroharjo P, talqin sebaiknya difasilitasi pada
beberapa situasi klinis sebagai berikut:
1. Hilang kesadaran
2. Emergensi kode biru
3. Zona merah di Instalasi/Unit Gawat Darurat.
4. Selama anestesi umum.
5. Akhir hidup pada perawatan paliatif.

(Jurnal Etika Kedokteran Indonesia, 2019)


Prosedur Talqin
1. Perawat menjumpai pasien dalam kondisi kritis/sakaratul
maut, perawat mentalqinkan pasien dan memberi edukasi
keluarga
2. Perawat menginformasikan kepada petugas BINROH
mengenai adanya pasien sakaratul maut melalui telepon
ruangan
3. Petugas BINROH mencatat informasi dari perawatan dalam
formulir “ “Pendampingan Talqin Pasien Sakaratul Maut”
4. Petugas BINROH mendatangi nurse station maksimal 5
menit dari informasi yang diterima, dan mengkonfirmasi
ulang kondisi dan ruang rawat inap pasien.
Cont...
5. Petugas BINROH menuntun pasien dengan kalimah talkin, jika
pasien tidak mampu mengucapkan kalimah talkin maka dituntun
untuk mengucapkan kalimah tahlil (Laaillaha IllaAlloh). Jika
pasien tidak mampu juga mengucapkan kalimah tahlil maka
dituntun mengucapkan Allah.
6. Petugas keperawatan akan melakukan talqin sesuai langkah no
4, jika asien dalam kondisi terminal menjelang ajal terutama
pada saat pasien akan menghembuskan nafas terakhir dan
petugas BINROH belum berada di ruang keperawatan.
7. Petugas BINROH membimbing keluarga untuk mengucapkan
lafadz tarji’ (innalillahiwainnailaihirojiun) bila pasien telah
dinyatakan meninggal dunia.
8. Petugas BINROH atau petugas keperawatan melengkapi data
pada form pendampingan talqin pasien sakaratul maut dan
menempelkan form tersebut pada lembar rekam medik

Anda mungkin juga menyukai