Anda di halaman 1dari 54

TIK 7

Konsep dan Asuhan


Keperawatan Komunitas
pada Populasi Rentan:
Disabilitas dan Populasi
Terlantar
Disabilitas

2
Pengertian Disabilitas

Disabilitas merupakan suatu keterbatasan


ataupun ketidakmampuan seseorang untuk
melakukan sesuatu secara normal (Nies &
McEwen, 2019).

Penyandang disabilitas adalah setiap orang yang


mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental,
dan/atau sensorik dalam jangka waktu lama (UU
RI, 2016).

3
Pengertian Disabilitas (Lanj..)

Menurut WHO, disabilitas merupakan hasil


interaksi antara individu dengan kondisi kesehatan
seperti cerebral palsy, down syndrome, dan depresi
serta faktor personal termasuk sikap negatif, tidak
dapat diaksesnya transportasi dan bangunan
umum, serta dukungan sosial yang terbatas.

4
Jumlah Data Disabilitas

Menurut data Sistem Informasi


👪
Manajemen Penyandang Disabilitas
(SIMPD), jumlah penyandang disabilitas di
Indonesia per 13 januari 2021 mencapai
209.604 jiwa.

Menurut Data Konsolidasi Bersih (DKB)


semester I tahun 2020 Provinsi Aceh,
jumlah penyandang disabilitas di Aceh
mencapai 7.943 jiwa.

5
Jumlah Data Disabilitas (Lanj..)

6
Jumlah Data Disabilitas (Lanj..)

7
Hak Pelayanan Kesehatan bagi Disabilitas
a. Memperoleh informasi dan komunikasi yang
mudah diakses dalam pelayanan kesehatan .
b. Memperoleh kesamaan dan kesempatan akses
atas sumber daya di bidang kesehatan.
c. Memperoleh kesamaan dan kesempatan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan
terjangkau .
d. Memperoleh kesamaan dan kesempatan secara
mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan
bagi dirinya.

8
Hak Pelayanan Kesehatan bagi Disabilitas
e. Memperoleh alat bantu kesehatan berdasarkan
kebutuhannya .
f. Memperoleh obat yang bermutu dengan efek
samping yang rendah.
g. Memperoleh pelindungan dari upaya percobaan
medis .
h. Memperoleh perlindungan dalam penelitian dan
pengembangan kesehatan yang mengikut-
sertakan manusia sebagai subjek.

(UU RI, 2016)

9
Jenis-Jenis Disabilitas

Menurut UU No. 8 Tahun 2016 jenis disabilitas, di


antara lain:
1. Disabilitas Fisik
2. Disabilitas Sensorik
3. Disabilitas mental
4. Disabilitas Intelektual
Dapat dialami secara tunggal, ganda, atau multi.
(Media Disabilitas Kemensos RI)

10
Disabilitas Fisik (Lanj..)

• Amputasi
• Lumpuh layu atau kaku
• Paraplegi
• Cerebral palsy (CP)
• Akibat stroke
• Akibat kusta
• Orang kecil

(Media Disabilitas Kemensos RI)

11
Disabilitas Intelektual (Lanj..)

a. Berdasarkan tingkat intelegensi/IQ


1) Karakteristik borderline and mild (ringan)
2) Karakteristik moderate (sedang)
3) Karakteristik severe and profound (berat)

(Media Disabilitas Kemensos RI)

12
Disabilitas Intelektual (Lanj..)

b. Berdasarkan fungsi perilaku adaptif / SQ


1) Penyandang disabilitas intelektual (PDI) ringan
(mild)
2) Penyandang disabilitas intelektual (PDI) sedang
(moderate)
3) Penyandang disabilitas intelektual (PDI) berat
(severe and profound)
(Media Disabilitas Kemensos RI)

13
Tipologi dan Sudut Pandang Medis (Lanj..)

a. Down syndrome
b. Cretinisme/stanted
c. Microcephali
d. Macrosephali
e. Schapochepali
f. Penyandang disabilitas intelektual lain

(Media Disabilitas Kemensos RI)

14
Disabilitas Mental (Lanj..)

a. Gangguan skizofrenia
b. Gangguan demensia
c. Gangguan penyalahgunaan NAPZA
d. Gangguan afektif bipolar
e. Retardasi mental
f. Gangguan perilaku pada anak dan remaja

(Media Disabilitas Kemensos RI)

15
Disabilitas Sensorik (Lanj..)

a. Tuna rungu
b. Tuna wicara
c. Tuna netra
d. Tuna rungu-wicara
(Media Disabilitas Kemensos RI)

16
Asas Disabilitas

Menurut Rahayu, dkk (2013: 111), terdapat empat asas yang dapat
menjamin kemudahan atau aksesibilitas penyandang disabilitas mutlak
harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut:
 Asas kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau
bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
 Asas kegunaan, yaitu semua orang dapat mempergunakan semua tempat
atau bangunan yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.

17
Asas Disabilitas (Lanj..)

 Asas keselamatan, yaitu setiap bangunan dalam suatu lingkungan


terbangun harus memperhatikan keselamatan bagi semua orang
termasuk disabilitas.
 Asas kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai dan masuk
untuk mempergunakan semua tempat atau bangunan dalam suatu
lingkungan dengan tanpa

18
Contoh Kebijakan Pemerintah: Aceh Utara

a. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melalui Dinas Sosial, Pemberdayaan


Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Aceh Utara dan Satuan
Polisi Pamong Praja melakukan penertiban/razia terhadap gelandangan
dan pengemis.
b. Dilakukannya pemberdayaan pengemis, seperti diberikan pelatihan
keahlian sesuai minat dan bakat, juga adanya pemberdayaan ekonomi
yang bersifat produktif yang anggarannya berasal dari APBK dan APBA.

19
Contoh Kebijakan Pemerintah: Aceh Utara (Lanj..)

c. Diberikannya bantuan langsung tunai untuk menopang perekonomian


yang termasuk penyandang masalah kesejahteraan sosial.
d. Menariknya, para pengemis yang cacat secara fisik menjadi tukang pijat
yang kegiatan ini mampu menopang perekonomian secara finansial.

20
Faktor Penyebab Disabilitas

Operasi
Terjatuh
Kecelakaan
Keracunan
obat

Adioetomo, dkk
Kesalahan
medis
Bencana
Konflik

21
Beda Disabilitas, Handicap, dan Impairment

Impairment
Disabilitas
merupakan kehilangan atau merupakan semua
kelainan baik bentuk restriksi atau kekurangan
psikologik, fisiologik, ataupun dalam kemampuan untuk
struktur atau fungsi anatomik. melakukan kegiatan yang
Contoh: Osteoarthritis, anemia, dianggap dapat dilakukan
dll. oleh orang normal.
Contoh : Kesulitan dalam
Handicap berjalan,mandi, dll.

merupakan suatu ketidakmampuan seseorang sebagai akibat


impairment atau disability sehingga membatasinya untuk
melaksanakan peranan hidup secara normal (termasuk usia,
jenis kelamin, dan faktor sosio-budaya) ataupun sebuah
fenomena sosial. Contoh :Sulit bersosialisasi.
Poverty

23
Definisi Poverty

Terlantar (poverty)/kemiskinan
adalah keadaan saat ketidak-
mampuan untuk memenuhi
kebutuhan dasar seperti makanan,
pakaian, tempat berlindung,
pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh
kebutuhan dasar, ataupun sulitnya
akses pendidikan dan pekerjaan.

24
Data Kemiskinan di Indonesia 2020

• Presentase penduduk miskin pada maret 2020 sebesar 9,78


persen, meningkat sebanyak 0,56 persen poin dari
September 2019 dan 0,73 persen poin dari Maret 2019.
• Jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta
orang, meningkat 1,63 juta orang terhadap September 2019
dan meningkat 1,28 juta orang terhadap Maret 2019.
Data Kemiskinan di Indonesia 2020 (Lanj..)

• Secara rata-rata rumah tangga miskin di Indonesia memiliki


4,66 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian
besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara
rata-rata adalah sebesar RP2.118.678,-/rumah tangga
miskin/bulan.

(Badan Pusat Statistik Maret 2020)


Data Kemiskinan di Aceh 2020

• Pada bulan September 2020 jumlah penduduk miskin di


Aceh sebanyak 833,91 ribu orang (15,43 persen), bertambah
sebanyak 19 ribu orang dibandingkan dengan penduduk
miskin pada Maret 2020 yang jumlahnya 814,91 ribu orang
(14,99 persen).
Data Kemiskinan di Aceh 2020 (Lanj..)

• Selama periode Maret 2020 – September 2020, persentase


penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan
mengalami kenaikan. Di perkotaan persentase penduduk
miskin naik sebesar 0,47 poin dari 9,84 persen menjadi 10,31
persen sedangkan di daerah perdesaan naik 0,50 poin dari
17,46 persen menjadi 17,96 persen.

(Badan Pusat Statistik Aceh September 2020)


Faktor Penyebab

• Tingginya angka pengangguran.


• Tidak adekuatnya pendidikan dan
keterampilan yang diperoleh generasi muda.
• Tidak adekuatnya program-program yang
berkaitan dengan pemberatasan kemiskinan.
• Banyaknya lapangan kerja yang membayar
upah kerja dibawah sehingga tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan hidup sebuah
keluarga.

(Aday, 2001 dalam Stanhope & Lancaster, 2010)


Strategi Penanggulangan Kemiskinan

1. Peningkatan Kualitas SDM Penduduk Miskin


Program ini dapat berupa penyelenggaraan pendidikan formal
gratis bagi anak-anak keluarga miskin dan penyelenggaraan
“Kejar Paket ABC” bagi penduduk miskin usia lanjut. Program
tersebut juga dapat ditambah dengan penyelenggaraan pelatihan
keterampilan usaha seperti perbengkelan, pertukangan, tata boga,
tata busana dan sebagainya terutama bagi warga miskin yang
ingin berwirausaha.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan (Lanj..)

2. Kebijakan Mempekerjakan Penduduk Miskin


Kebijakan ini tidak memerlukan anggaran APBD yang
besar, cukup dengan membuat SK Walikota atau Perda yang
mengharuskan pengusaha di kota mempekerjakan penduduk
miskin dalam setiap usaha mereka.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan (Lanj..)

3. Pemutakhiran Data Penduduk Miskin


Data memegang peranan penting dalam menentukan
sebuah kebijkan. Pemutakhiran data penduduk miskin kota
sangat diperlukan dalam menentukan target dan sasaran
program penanggulangan kemiskinan. Keberhasilan program
peningkatan kualitas SDM penduduk miskin sangat
tergantung dari keakuratan data penduduk miskin.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan (Lanj..)

4. APBD yang Berfokus pada Penanggulangan Kemiskinan


Penyusunan APBD yang berfokus pada penanggulangan
kemiskinan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan alokasi
anggaran untuk program penanggulangan kemiskinan.
5. Kebijakan Pengaturan Penduduk Pendatang
Kebijakan ini bukan berarti melarang penduduk untuk datang ke
satu daerah. Namun kebijakan ini mengatur lalu lintas kedatangan
penduduk sedemikian rupa sehingga lebih tertib dan dalam rangka
membantu peningkatan pelayanan publik.
Strategi Penanggulangan Kemiskinan (Lanj..)

6. Pencegahan Penguasaan Lahan oleh Swasta secara Berlebihan


Pencegahan penguasaan lahan oleh swasta secara berlebihan
terutama yang berpotensi menyingkirkan penduduk lokal kota
sangat diperlukan. Pemerintah kota perlu membuat kebijakan
yang membatasi kepemilikan lahan oleh swasta. Hal ini dapat
dituangkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang
memastikan mana wilayah yang dapat dikembangkan oleh
investor swasta dan mana yang menjadi wilayah pemukiman
penduduk lokal.
Homelesness

35
Definisi Homelesness
Tunawisma dapat diartikan sebagai orang-orang yang
tidak memiliki tempat tinggal yang pasti dan adekuat pada
malam hari. Spesifiknya, orang yang termasuk tunawisma
adalah mereka yang tempat peristirahatan utamanya di
malam hari adalah tempat penampungan sementara yang
diawasi atau mereka yang tinggal di tempat-tempat
umum yang tidak diperuntukkan untuk tidur atau
beristirahat.

(National Coalition for the Homeless, 1999., dalam Anderson & McFarlane, 2011)

36
Faktor Penyebab

1. Kekurangan perumahan yang


terjangkau.
2. Pendapatan yang tidak mencukupi
untuk memenuhi kebutuhan dasar.
3. Layanan pendukung yang tidak
memadai dan langka.
(Nies & McEwen, 2014)
Jumlah Populasi
 Ada sekitar tiga juta tunawisma di Indonesia dengan 28.000 berada di Jakarta.
Menurut sensus 2000, 1.6% populasi Indonesia adalah tunawisma. Selanjutnya,
menurut sensus 2010, sekitar 28.364 orang kehilangan te,pat tinggal di Jakarta.
 Indonesia rentan terhadap letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, dan
bencana alam lainnya. Ditambah dengan urbanisasi yang cepat membuat jutaan
orang rentan kehilangan rumah mereka. Pada tahun 2018, terdapat 857.500
pengungsi baru akibat bencana alam dan kekerasan (Pengungsian Internal, 2019).
 Sekitar 25 juta keluarga tinggal di daerah kumuh perkotaan, di sepanjang rel
kereta api, tepi sungai, dan jalan raya (Habitat, 2019).

38
Klasifikasi Homeless

Imminent Risk of
Literally Homeless
Homelessness

Fleeing/Attempting
Homeless Under
To Flee Domestic
Other Federal Statutes
Violence (DV),

39
Klasifikasi Homeless (Lanj..)
Nies & McEwen (2019) mengelompokkan tunawisma menjadi
empat kategori, yaitu:
1. Literally Homeless, Individu dan keluarga yang tidak
memiliki tempat tinggal malam yang tetap, teratur, dan
memadai dan termasuk bagian dari individu yang
tinggal di tempat penampungan darurat atau tempat
yang tidak dimaksudkan untuk tempat tinggal manusia
dan yang keluar dari lembaga tempat dia atau dia
tinggal sementara.
Klasifikasi Homeless (Lanj..)
2. Imminent Risk of Homelessness, Individu dan keluarga
yang dalam waktu dekat akan kehilangan tempat
tinggal utama mereka pada malam hari.
3. Homeless Under Other Federal Statutes, Pemuda dan
keluarga tanpa pendamping dengan anak-anak dan
pemuda yang didefinisikan sebagai tunawisma
menurut undang-undang federal lain yang tidak
memenuhi syarat sebagai tunawisma menurut definisi
ini.
Klasifikasi Homeless (Lanj..)
4. Fleeing/Attempting to Flee Domestic Violence (DV),
Individu dan keluarga yang melarikan diri, atau berusaha
melarikan diri, kekerasan dalam rumah tangga,
kekerasan dalam kencan, penyerangan seksual,
penguntitan, atau kondisi berbahaya atau mengancam
jiwa lainnya yang berhubungan dengan kekerasan
melawan individu atau anggota keluarga.
Contoh di
Sekitar

Gambaran tunawisma yang tinggal di bantaran sungai, kolong jembatan, dan


pinggir jalan.
Want big impact? Use big image.

44
Pengkajian
Pengkajian yang dilakukan oleh perawat dengan
melihat faktor-faktor biologi dan fisiologi, psikologi,
sosiokultural, perilaku, lingkungan fisik dan sistem
kesehatan yang dapat mempengaruhi kesehatan
individu ataupun populasi penderita penyakit mental,
kecacatan dan populasi terlantar dalam masyarakat
yang luas (Clark, 2008).
Pengkajian (Lanj..)
Selain itu, perawat juga dapat mengumpulkan data
terkait kejadian dan prevalensi masalah kesehatan
mental serta fasilitas yang disediakan untuk
penanganan masalah kesehatan mental, keadaan
keterbatasan yang dimiliki individu, fasilitas yg
disediakan untuk populasi dengan
kecacatan/keterbatasan, dan lain-lain.
Pengkajian Disabilitas (Lanj..)

✘ Identitas klien:
- Umur
- Jenis kelamin
✘ Riwayat kesehatan:
✘ Keadaan umum:
✘ Riwayat sosial:
✘ Kemampuan kemandirian:
Pengkajian Homelesness (Lanj..)

✘ Identitas
✘ Keluhan utama
✘ Riwayat penyakit sekarang
✘ Riwayat penyakit dahulu
✘ Riwayat penyakit keluarga
✘ Pola kebiasaan sehari-hari
✘ Pemeriksaan fisik
✘ Pola fungsi kesehatan
1. Gangguan (persepsi sensori) penglihatan total
b.d cacat sejak lahir. Diagnosa
2. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d
yang
kesulitan ekonomi, kurang pengetahuan,
mungkin
kekurangan sumber daya.
muncul
3. Defisit perawatan diri (hygine) b.d kendala
lingkungan.
a. Gangguan (persepsi sensori) penglihatan total
b.d cacat sejak lahir
Intervensi:
1. Kaji reaksi pasien terhadap gangguan
penglihatan. Intervensi
2. Deskripsikan lingkungan disekitar pasien.
3. Sediakan huruf braile. Keperawatan
4. Informasikan letak benda yang sering
diperlukan.
5. Ciptakan lingkungan yang aman.
6. Tempatkan benda pada tempat yang mudah
dijangkau.
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b.d
kesulitan ekonomi, kurang pengetahuan,
kekurangan sumber daya
Intervensi:
1. Kenali persepsi yang berbeda mengenai masalah
kesehatan antara penyedia layanan kesehatan & Intervensi
klien.
2. Identifikasi praktik kesehatan pada kepercayaan Keperawatan
klien dan keluarga termasuk nilai kesehatan, (Lanj..)
budaya dan harapan.
3. Perhatikan usia klien, status kognitif, emosional,
fisik perkembangan, tingkat kemandirian &
ketergantungan.
4. Perhatikan lingkungan di mana pasien tinggal.
c. Defisit Perawatan diri (hygine) b.d kendala
lingkungan
Intervensi:
1. Tanyakan klien mengenai kebiasaan mandi.
2. Sediakan alat kebersihan seperti: sabun, Intervensi
sampo, dll.
3. Memberikan suhu air yang sesuai untuk
Keperawatan
(Lanj..)
mandi.
4. Menyediakan suhu lingkungan yang
memadai.
Daftar Pustaka
1. Nies, M.A., McEwen, M (2019) Community/Public Health Nursing : Promoting The
Health of Populations. St. Louis, Missouri: Elsevier.
2. Undang-undang RI. (2016). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016
Tentang Hak Kesehatan. Diunduh pada https://www-jogloabang-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.jogloabang.com/pustaka/uu-8-2016-penyandang-
disabilitas?amp_js_v=a6&amp_gsa=1&amp&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D
#aoh=16165027617429&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20
%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.jogloabang.com%2Fpustaka%2Fuu-8-
2016-penyandang-disabilitas . Diakses tanggal 23 Maret 2021.
3. Jurnal Kebijakan Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis (Studi Penelitian di
Kabupaten Aceh Utara).
4. Website sistem perlindungan anak berkebutuhan khusus.
5. Dardiri, Y., & Hartoyo, S. (2014). Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Kota Bogor
Melalui Pendekatan Anggaran dan Regulasi. Jurnal Manajemen Pembangunan
Daerah, 6(1).

53
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai