Anda di halaman 1dari 4

Inklusi Penyandang International

Labour
Organization
Disabilitas di Indonesia

Penyandang disabilitas perempuan dan laki-laki dapat dan


ingin menjadi anggota masyarakat yang produktif. Dalam
negara-negara maju dan berkembang, mempromosikan
masyarakat yang lebih inklusif dan peluang lapangan
kerja yang lebih besar kepada para penyandang disabilitas
membutuhkan akses yang lebih baik terhadap pendidikan
dasar, pelatihan kejuruan yang sesuai denga kebutuhan
pasar kerja dan pekerjaan yang sesuai dengank keterampilan,
minat dan kemampuan mereka dengan berbagai adaptasi
yang diperlukan. Banyak masyarakat juga mengakui
kebutuhan untuk mendobrak hambatan-hambatan lainnya—
membuat lingkungan fisik yang lebih aksesibel, memberikan
informasi dalam beragam bentuk, dan sikap yang menantang
serta asumsi yang salah mengenai penyandang disabilitas.

Fakta global saat ini


• Sekitar 15 persen dari jumlah penduduk di mereka atas pendidikan dan pengembangan
dunia adalah penyandang disabilitas– lebih keterampilan.
dari satu miliar orang. Mereka terbilang
• Hampir sebanyak 785 juta perempuan dan
kelompok minoritas terbesar di dunia.
laki-laki dengan disabilitas berada pada usia
• Sekitar 82 persen dari penyandang disabilitas kerja, namun mayoritas dari mereka tidak
berada di negara-negara berkembang dan bekerja. Mereka yang bekerja umumnya
hidup di bawah garis kemiskinan dan kerap memiliki pendapatan yang lebih kecil
kali menghadapi keterbatasan akses atas dibandingkan para pekerja yang non-disabilitas
kesehatan, pendidikan, pelatihan dan di perekonomian informal dengan perlindungan
pekerjaan yang layak. sosial yang minim atau tidak sama sekali.
• Penyandang disabilitas tergolong lebih rentan • Mengucilkan penyandang disabilitas dari
terhadap kemiskinan di setiap negara, baik angkatan kerja mengakibatkan kehilangan
diukur dengan indikator ekonomi tradisional PDB sebesar 3 hingga 7 persen.
seperti PDB atau, secara lebih luas, dalam
• Para penyandang disabilitas kerap kali terkucil
aspek keuangan non-moneter seperti standar
dari pendidikan, pelatihan kejuruan dan
hidup, misalnya pendidikan, kesehatan dan
peluang kerja.
kondisi kehidupan.
• Lebih dari 90 persen anak-anak dengan
• Penyandang disabilitas perempuan memiliki
disabilitas di negara-negara berkembang
risiko lebih besar dibandingkan penyandang
tidak bersekolah (UNESCO) sementara hanya
disabilitas laki-laki. Kemiskinan mereka
1 persen perempuan disabilitas yang bisa
terkait dengan sangat terbatasnya peluang
membaca (UNDP).

1
Fakta Indonesia saat ini
Selama dasawarsa terakhir, Indonesia Indonesia (24 juta) adalah penyandang
mengalami kemajuan yang stabil dalam disabilitas.
meningkatkan pendapatan per kapita
dan kemajuan besar dalam penghapusan • Menurut data PUSDATIN dari Kementerian
kemiskinan. Namun, negara ini menghadapi Sosial, pada 2010, jumlah penyandang
tantangan dalam mencapai pembangunan yang disabilitas di Indonesia adalah: 11,580,117
merata. Tingkat kemiskinan masih terbilang orang dengan di antaranya 3,474,035
sangat tinggi dan di banyak wilayah Indonesia (penyandang disabiltais penglihatan),
dan ketimpangan, terutama bagi masyarakat 3,010,830 (penyandang disabilitas fisik),
yang termarjinalisasi dan rentan, termasuk 2,547,626 (penyandang disabilitas
para penyandang disabiltias, masih terjadi. pendengaran), 1,389,614 (penyandang
Para penyandang disabilitas kerap kali terisolir disabiltias mental) and 1,158,012
secara sosial dan menghadapi diskriminasi (penyandang disabilitas kronis).
dalam akses atas kesehatan dan layanan- • Sementara menujrut data Kementerian
layanan lainnya, pendidkan dan pekerjaan. Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pada 2010
jumlah penyandang disabilitas adalah:
• Menurut Badan Pusat Statistik, SAKERNAS 7,126,409 orang.
2011, jumlah keseluruhan penduduk
Indonesia adalah: 237,641,326 oranga Kurang akuratnya data mengenai jumlah
dengan jumlah penduduk usia kerja penyandang disabilitas telah menghambat
adalah: 171,755,077 orang. serangkaian aksi dan tindakan yang seharusnya
dapat dilakukan. Bahkan tidak terdapat data yang
• Sejalan denga penghitungan WHO, akurat dan mendalam mengenai penyandang
diperkirakan 10 persen dari penduduk disabilitas di Indonesia.

.......jumlah penyandang
disabilitas di
Indonesia adalah:

11,580,117 orang
dengan di antaranya
3,474,035 (penyandang
disabiltais penglihatan),
3,010,830 (penyandang
disabilitas fisik), 2,547,626
(penyandang disabilitas
pendengaran), 1,389,614
(penyandang disabiltias
mental) dan 1,158,012
(penyandang disabilitas
kronis).

2
Dukungan pemerintah terhadap penyandang disabilitas
Pemerintah Indonesia telah mengadopsi sejumlah disabilitas memiliki hak atas fasilitasi dan
peraturan perundangan, kebijakan, standard dan perlakuan khusus.
prakarsa terkait penyandang disabilitas. Namun,
banyak pasal-pasal dari peraturan perundangan • Undang-Undang No.25/2009 tentang
ini masih berbasis sumbangan (charity-based). Layanan Publik (2009): Pasal 29 menyatakan
Berikut adalah peraturan perundangan utama: bahwa penyedia layanan umum harus
memberikan layanan khusus kepada
• Undang-Undang No. 4/1997 tentang penyandang disabilitas sesuai dengan
Penyandang Disabilitas dan Peraturan peraturan.
Pemerintah 43/1998 tentang Upaya
Meningkatkan Kesejahteraan Sosial • Undang-Undang No.28/2002 tentang
Penyandang Disabilitas (1997/ 1998): Pembangunan Gedung (2002) mengatur
Secara khusus mengatur penyandang secara jelas bahwa fasilitas harus aksesibel
disabilitas. Pasal 14 menegaskan kuota 1 bagi penyandang disabilitas. Pasal 27
persen untuk ketenagakerjaan penyandang menyatakan fasilitas harus mudah, aman
disabiltias di perusahaan pemerintah dan dan menyenangkan, terutama bagi para
swasta. Pasal 5 menyatakan bahwa “setiap penyandang disabilitas.
penyandang disabilitas memiliki hak dan
• Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan
kesempatan yang sama dalam segala aspek
Transmigrasi No. KEP-205/MEN/1999
kehidupan”. Pasal 6 mendaftar berbagai
(1999): Pasal 7 menyatakan orang dengan
hak bagi penyandang disabilitas seperti
disabiltias berhak atas sertifikat pelatihan
pendidikan, pekerjaan, perlakuan yang sama,
kejuruan.
aksesibilitas, rehabilitasi.
• Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan
• Undang-Undang No. 39/1999 tentang
Transmigrasi No. 01.KP.01.15.2002
Hak Asasi Manusia (1999): Pasal 41(2)
mengenai penyaluran pekerja dengan
menyatatakan bahwa setiap orang dengan
disabilitas di sektor swasta.

Standar-standar internasional mengenai disabilitas dan statusnya


• Konvensi ILO mengenai Diskriminasi dalam daerah pedesaan dan masyarakat terpencil.
Pekerjaan dan Jabatan, 1958, (No. 111). Rekomendasi yang mengikutinya (No. 168)
Status: diratifikasi 7Juni 1999. menekankan pentingnya kesempatan penuh
bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam
Di seluruh dunia, diskriminasi kerja
perencanaan danp pelaksanan layanan serupa.
menghambat banyak perempuan dan
laki-laki, termasuk penyandang disabilitas, • Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai
berpartisipasi dalam pasar kerja dan Hak Penyandang Disabilitas (2006) dan Protokol
mencapai potensi penuh mereka. Konvensi Pilihan. Status: diratifikasi 30 November 2011.
No. 111 tentang diskriminasi adalah salah Protokol Pilihan belum ditandatangani.
satu konvensi pokok ILO.
• Konvensi ILO tentang Rehabilitasi Kejuruan Pasal 27 tentang Kerja dan Ketenagakerjaan:
dan Kerja (Penyandang Disabilitas), 1983, Terkait dengan hak-hak penyandang disabilitas
(No. 159). Status: belum diratifikasi. dalam kerja dan ketenagakerjaan, dan menyoroti hak
atas peluang untuk menjalani kehidupan dengan
Seruan agar perhatian khusus diberikan
bekerja yang secara bebas dipilih atau diterima
pada upaya mempromosikan rehabilitas
di dalam pasar kerja dan lingkungan kerja yang
kejuruan dan layanan ketenagakerjaan
terbuka, inklusif dan aksesibel bagi para penyandang
bagi para penyandang disabiltias di
disabilitas.

3
Peran ILO
Pekerjaan yang layak merupakan tujuan utama hal kebijakan dan perlindungan peraturan
ILO bagi semua orang, termasuk penyandang perundangan terkait pekerjaan dan pelatihan
disabilitas. Ilo telah selama lebih dari 50 tahun bagi para penyandang disabilitas guna
mempromosikan pengembangan keterampilan memastikan kesesuaiannya dengan standar
dan kesempatan kerja bagi penyandang internasional. Didanai Irish Aid, Proyek PROPEL-
disabilitas berdasarkan prinsip-prinsip Indonesia merupakan bagian dari Proyek
peluang yang sama, perlakuan yang sama, PROPEL global yang dilaksanakan di beberapa
dan pengarusutamaan ke dalam rehabilitasi negara Asia dan Afrika.
kejuruan. Berikut adalah program-program ILO
yang menaruh perhatian pada permasalahan
disabilitas:

Better Work Indonesia UNPRPD


Better Work Indonesia (BWI) UNPRPD adalah Kemitraan PBB
merupakan bagian dari Better untuk mempromosikan Hak-
Work global, yang adalah sebuah hak Penyandang Disabilitas di
program kemitraan yang unik Indonesia. Proyek ini bertujuan
antara Organisasi Perburuhan untuk diadopsinya kebijakan
Indonesia
Internasional (ILO) dan Lembaga lanjutan terkait hak-hak penyandang disabilitas
Keuangan Internasional (IFC). yang dipromosikan melalui lembaga disabilitas
BWI bertujuan untuk meningkatkan yang lebih kuat dan pengumpulan data yang
tingkat kepatuhan terhadap standar lebih baik. Proyek ini didukung oleh kemitraan
ketenagakerjaan dan meningkatkan daya PBB untuk mempromosikan hak penyandang
saing dalam industri garmen Indonesia disabilitas melalui UN Partnership to promote
melalui penilaian kondisi tempat kerja dan the Rights of Persons with Disabilities Multi-
menawarkan pendampingan dan berbagai Donor Trust Fund.
layanan pelatihan yang disesuaikan
dengan kebutuhan masing-masing pabrik.
BWI didukung oleh Pemerintah Australia
(AusAID), Kementerian Luar Negeri
Kerajaan Belanda dan Sekretariat Negara
Langkah ke depan
Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO).
Pekerjaan yang produktif dan layak
memungkinkan para penyandang disabilitas
mewujudkan aspirasi mereka, meningkatkan
kondisi kehidupan mereka dan berpartisipasi
secara lebih aktif dalam masyarakat.
PROPEL- Indonesia
Memastikan perspektif disabilitas dalam
Program ILO untuk
semua aspek kebijakan dan peraturan
mempromosikan Hak dan
ketenagakerjaan, penerapan dan penegakan
Peluang bagi Penyandang
peraturan perundangan dan kebijakan
Disabilitas dalam Pekerjaan
disabilitas yang efektif serta memberikan
melalui Peraturan Perundangan
peluang kerja dan pelatihan yang sama
(PROPEL-Indonesia) bertujuan
merupakan, di antaranya, faktor-faktor yang
mengatasi masalah kesenjangan dalam
berkontribusi pada pengurangan kemiskinan
dan pada inklusi penyandang disabilitas
secara sosial dan ekonomi di Indonesia.

Kantor ILO Jakarta | Menara Thamrin Lantai 22 | Jl. M.H. Thamrin Kav. 3 | Jakarta 10250 - INDONESIA
T.: +62 21 3919112 | F.: +62 21 3100766 | Email: jakarta@ilo.org | www.ilo.org/jakarta
4

Anda mungkin juga menyukai