PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Sebagai arahan bagi perawatan pasien terminal di Rumah sakit
2
Pelayanan asuhan pada tahap terminal harus meningkatkan proses untuk mengelola
pelayanan akhir hidup seperti pasien dilayani dengan hormat dan respek
3
BAB II
DEFINISI
2.4 Kematian
adalah kondisi terhentinya pernafasan, nadi, dan tekanan darah serta hilangnya
respon terhadap stimulus eksternal dan ditandai dengan terhentinya aktifitas otak
atau terhentinya fungsi jantung dan paru secara menetap.
4
BAB III
TATA LAKSANA
Pada tata laksana pelayanan pada pasien yang mengalami tahap terminal dan
sakaratul maut ini dapat dilihat hal-hal yang berkaitan seperti:
5
a) Bayi – 5 tahun
Tidak mengerti tentang kematian.Keyakinan bahwa mati adalah tidur
atau pergi yang temporer.
b) 5 – 9 tahun
Mengerti bahwa titik akhir orang yang mati dapat dihindari.
c) 9 – 12 tahun
Mengerti bahwa mati adalah akhir dari kehidupan dan tidak dapat di
hindari.Dapat mengepresikan ide-ide tentang kematian yang diperoleh
dari orang tua atau dewasa lainnya.
d) 12 – 18 tahun
Mereka takut dengan kematian yang menetap. Kadang- kadang
memikirkan tentang kematian yang
e) 18 – 45 tahun
Memiliki sikap terhadap kematian yang dipengaruhi oleh religi dan
keyakinan
f) 45 – 65 tahun
Menerima tentang kematian terhadap dirinya. Kematian merupakan
puncak kecemasan
g) 65 – tahun ke atas
Takut kesakitan yang lama. Kematian mengandung beberapa makna :
terbebasnya dari rasa sakit dan reuni dengan anggota keluarga yang
meninggal
6
Tata laksana kegiatan pelayanan pada tahap terminal akhir hidup di Rumah
sakit umum daerah Kota Cilegon terdiri antara lain :
a) Menghormati keputusan dokter untuk tidak melanjutkan pengobatan dengan
persetujuan pasien dan atau keluarganya.
b) Melakukan asasmen dan pengobatan yang sesuai terhadap pasien dalam
tahap terminal. Problem yang berkaitan dengan kematian antara lain :
1) Problem fisik berkaitan dengan kondisi atau penyakit terminalnya
2) Problem phycchology, ketidakberdayaan, kehilangan control,
ketergantungan, dan kehilangan diri dan harapan
3) Problem sosisal isolasi dan perpisahan
4) Problem spiritual
5) Ketidak sesuaian antara kebutuhan dan harapan dengan perlakuan yang
di dapat ( dokter, perawat, keluarga dan sebagainya )
c) Memberikan pelayanan dan perawatan pada pasien tahap terminal dengan
hormat dan respect
d) Melakukan intervensi untuk mengurangi rasa nyeri, secara primer atau
sekunder serta memberikan pengobatan sesuai permintaan pasien dan
keluarga
e) Menyediakan akses terapi lainnya yang secara realitas diharapkan dapat
memperbaiki kualitas hidup pasien, yang mencakup terapi alternative atau
terapi non tradisional
f) Melakukan intervensi dalam masalah keagamaan dan aspek budaya pasien
dan keluarga
g) Melakukan asesmen status mental terhadap keluarga yang ditinggalkan serta
edukasi terhadap mekanisme penanganannya.
h) Peka dan tanggap terhadap harapan keluarganya
i) Menghormati hak pasien untuk menolak pengobatan atau tindakan medis
lainnya.
j) Mengikutsertakan keluarga dalam pemberian pelayanan
Layanan tahap akhir dirumah sakit dilakukan di instalasi gawat darurat dan di
unit rawat inap. Adapun proses operasional pelayanannya ini atau assesmen pasien
tahap terminal dilakukan oleh perawat / bidan dengan kualifikasi lulusan D3/D4/SI
Keperawatanatau kebidanan yang mempunyai surat tanda registrasi (STR) dan
bekerja dirumah sakit minimal 6 bulan. Yang meliputi intervensi atau mengurangi
7
rasa sakit, gejala primer, dan atau sekunder, mencegah gejala komplikasi sedapat
mungkin inensitas dalam hal masalah psikologis, pasien dan keluarga.Masalah
emosional dan kebutuhan spiritual mengenai kematian dan kesusahan.Intervensi
dalammasalah keagamaan danaspek budaya pasien dan keluarga.Serta
mengikutsertakan pasien dan keluarga dalam pemberian pelayanan.
Bila kondisi pasien yang terminal atau sakaratul maut menempati ruang biasa, maka
pasien ditempatkan pada bagian pinggir dekat jendela, dan ditemani oleh keluarga
dan dimonitor oleh perawat sebagai penaggung jawab untuk mengontrol kondisi
pasien, dan bila sewaktu-waktu mengalami perubahan kondisi dan melaporkan pada
Dokter Penanggung Jawab Pasien atau dokter jaga IGD untuk memastikan kondisi
pasien.
Bila pasien meninggal dunia, maka dilakukan tindakan perawatan pasien setelah
meninggal dunia atau perawatan jenazah, dengan tujuan : Membersihkan dan
merapihkan jenazah, memberikan penghormatan terakhir dan rasa puas kepada
sesama insani.
Peralatan yang diperlukan :
1. Celemek atau skort
2. Verban atau kasa gulung
3. Pinset
4. Sarung tangan
5. Gunting perban
6. Bengkok atau piala ginjal 1
7. Baskom
8. Wasklap 2
9. Kantong plastic kecil (tempat perhiasan)
10. Kartu identitas pasien atau gelang pasien
11. Kain kafan
12. Kapas lipat lembab dalam Koran
13. Kasa berminyak dalam Koran
14. Kapas lipat kering dalam Koran
15. Kapas berminyak (baby oil) dalam kom
16. Kapas alcohol dalam kom
17. Lysol 2- 4%
18. Ember bertutup
8
Prosedur :
1. Memberitahukan pada keluarga pasien
2. Mempersiapkan peralatan dan dekatkan ke jenazah
3. Mencuci tangan
4. Memakai celemek atau skort
5. Memakai handscoon
6. Melepas perhiasan dan benda-benda berharga lain diberikan kepada keluarga
pasien (dimasukkan dalam kantong plastic)
7. Melepaskan peralatan invasive (selang,kateter,NGT tube dan lain-lain)
8. Membersihkan mata pasien dengan kasa dan ditutup dengan kapas berminyak
9. Membersihkan bagian hidung dengan kasa dan ditutup dengan kapas
berminyak
10. Membersihkan bagian telinga dengan kasa dan ditutup dengan kapas
berminyak
11. Membersihkan bagian mulut dengan kassa
12. Merapihkan rambut jenazah dengan sisir
13. Mengikat dagu dari bawah dagu sampai ke atas kepala dengan verban gulung
14. Menurunkan selimut sampai ke bawah kaki
15. Membuka pakaian bagian atas jenazah, taruh dalam ember
16. Melipat tangan dan mengikat pada pergelangan tangan dengan verban gulung
17. Membuka pakaian bagian bawah, taruh dalam ember
18. Membersihkan genetalia dengan kassa kering dan waslap
19. Membersihkan bagian anus dengan cara memiringkan jenazah ke arah kiri
dengan meminta bantuan keluarga
20. Memasukkan kasa berminyak kedalam anus jenazah
21. Melepaskan stick laken dan perlak bersamaan dengan membentangkan kain
kafan, lipat stick laken dan taruh dalam ember
22. Mengembalikan ke posisi semula
23. Mengikat kaki di bagian lutut jenazah, pergelangan kaki, dan jari-jari jempol
dengan menggunakan verban gulung
24. Mengikatkan identitas jenazah, pada jempol kaki
25. Membuka laken bersamaan dengan kain kafan
26. Jenazah dirapihkan dan dipindahkan ke brankart
27. Alat-alat tenun dilepas dan dimasukkan kedalam ember serta melipat kasur
28. Merapihkan alat
9
29. Melepas handscoon
30. Melepaskan celemek
31. Mencuci tangan
Setelah selesai perawatan jenazah. Kemudian jenazah di bawa ke kamar jenazah dan
setelah mencapai 2 jam.Boleh dibawa pulang oleh keluarga, dengan serah terima
antar perawat dan keluarga, gelang identitas dilepas.
10
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
BAB V
11
PENUTUP
12