Anda di halaman 1dari 28

Fisiologi Penyembuhan Luka

Fisiologi Penyembuhan Luka


Fase Penyembuhan
Luka

Fase Koagulasi
Fase Inflamasi
Fase Proliferasi
Fase Remodeling
Fisiologi Penyembuhan Luka (cont’)

Proses Penyembuhan Luka

Penyembuhan Penyembuhan
Primer Sekunder

Melalui fase koagulasi,


Melalui aproksimasi inflamasi, proliferasi
tepi luka yang baik dan remodeling yang
lebih panjang
Fisiologi Penyembuhan Luka (cont’)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Proses Penyembuhan Luka

Faktor Lokal Faktor Sistemik

•Usia • Diabetes
•Oksigenasi • Hormonal • Obat-obatan
• Infeksi • Stress • Alkohol
• Nutrisi • Merokok
• Obesitas
Tahapan penyembuhan luka
• Fase koagulasi : setelah luka terjadi, terjadi
perdarahan pada daerah luka yang diikuti
dengan aktifasi kaskade pembekuan darah
sehingga terbentuk klot hematoma. Proses ini
diikuti oleh proses selanjutnya yaitu fase
inflamasi.
Tahapan penyembuhan luka
• Fase inflamasi : Fase inflamasi mempunyai prioritas
fungsional yaitu menggalakkan hemostasis,
menyingkirkan jaringan mati, dan mencegah infeksi
oleh bakteri patogen terutama bakteria. Pada fase ini
platelet yang membentuk klot hematom mengalami
degranulasi, melepaskan faktor pertumbuhan seperti
platelet derived growth factor (PDGF) dan transforming
growth factor ß(βTGF), granulocyte colony stimulating
factor (G-CSF), C5a, TNFα, IL-1 dan IL-8. Leukosit
bermigrasi menuju daerah luka. Terjadi deposit matriks
fibrin yang mengawali proses penutupan luka. Proses
ini terjadi pada hari 2-4 hari.
Tahapan penyembuhan luka
• Fase proliperatif : Fase proliperatif terjadi dari
hari ke 4-21 setelah trauma. Keratinosit disekitar
luka mengalami perubahan fenotif. Regresi
hubungan desmosomal antara keratinosit pada
membran basal menyebabkan sel keratin
bermigrasi kearah lateral. Keratinosit bergerak
melalui interaksi dengan matriks protein
ekstraselular (fibronectin,vitronectin dan kolagen
tipe I). Faktor proangiogenik dilepaskan oleh
makrofag, vascular endothelial growth factor
(VEGF) sehingga terjadi neovaskularisasi dan
pembentukan jaringan granulasi.
Tahapan penyembuhan luka
• Fase remodeling : Remodeling merupakan fase yang
paling lama pada proses penyembuhan luka,terjadi
pada hari ke 21-hingga 1 tahun. Terjadi kontraksi luka,
akibat pembentukan aktin myofibroblas dengan aktin
mikrofilamen yang memberikan kekuatan kontraksi
pada penyembuhan luka. Pada fase ini terjadi juga
remodeling kolagen. Kolagen tipe III digantikan kolagen
tipe I yang dimediasi matriks metalloproteinase yang
disekresi makrofag, fibroblas, dan sel endotel. Pada
masa 3 minggu penyembuhan, luka telah mendapatkan
kembali 20% kekuatan jaringan normal (Hunt,2003;
Mann ,dkk;2001, Ting,dkk;2008).
Pengkajian luka
• Klasifikasi luka
• Lokasi luka
• Measure :
M (Measure )  mengukur panjang, lebar dan
kedalaman
E (Eksudat) jumlah dan kualitas eksudat dan
bau
A (Appearance) permukaan luka, jenis jaringan
Lanjutan
• S (Suffering) adanya nyeri dan tingkat nyeri
• U (Undermining ) ada atau tidaknya goa
• R (Reevaluasi) mengetahui adanya komplikasi
dan perkembangan luka
• E (Edge) kondisi tepi luka dan kulit sekitar
Warna dasar luka
• Terjadi pada stadium IV : rusaknya lapisan sub
kutan hingga ke tulang dan otot
• Sistem RYB (Red,Yellow,Black)  kemudahan
sistem ini adalah bersifat konsisten, mudah
dimengerti, tepat guna dalam memilih
tindakan perawatan atau balutan.
Red (merah)
• Dasar warna luka merah tua atau teraba
tampak lembab
• Merupakan luka bersih, bergranulasi,
vaskularisasi baik dan mudah berdarah.
• Warna dasar luka merah muda/pucat (lapisan
epitelisasi )
• Merupakan fase akhir proses penyembuhan
luka
Tujuan perawatan
1. Mempertahankan lingkungan luka dalam
keadaan lembab
2. Mempertahankan luka pada suhu yang
optimal
3. Mencegah terjadinya trauma pada jaringan
granulasi/epitelisasi
Yellow (kuning)
• Dasar luka kuning/kuning kecoklatan/kuning
kehijauan/kuning pucat adalah jaringan
nekrosis
• Merupakan luka terkontaminasi, terinfeksi,
avaskularisasi
Tujuan perawatan
1. Meningkatkan sistem autolisis debridement
2. Absorb eksudat
3. Menghilangkan bau yang tidak sedap
4. Mengurangi/menghindari kejadian infeksi
Black (hitam)
• Dasar luka warna hitam adalah jaringan
nekrosis
• Merupakan jaringan yang avaskularisasi
• Tujuan perawatan sama dengan dasar luka
warna kuning
Faktor yang mempengaruhi
1. Faktor intrinsik  usia, status nutrisi dan
hidrasi, oksigenasi dan perfusi jaringan,
status imunologi dan penyakit penyerta
2. Faktor ekstrinsik  pengobatan, radiasi,
trauma
• Luka terinfeksi ditandai dengan eritema yang
makin luas, edema, cairan purulen, nyeri,
peningkatan suhu tubuh, peningkatan jumlah
sel darah putih dan timbul bau yang khas.
Prinsip pencucian luka
• Tujuan :
1. Memfasilitasi fase fagositosis
2. Mengurangi bakterial load pada permukaan
luka
3. Rehidrasi permukaan luka
4. Meminimalkan trauma pada luka
Penatalaksanaan luka akut
• Penekanan pada faktor penyembuhan dan
dressing care
• Primary dressing adalah balutan luka yang
bersentuhan langsung dengan luka dan
ditujukan untuk memepertahankan
lingkungan yang steril, bersifat asorban dan
mampu mencegah trauma.
Penatalaksanaan luka kronik
• Intervensi perawatan merupakan titik tolak
proses penyembuhan luka
• Pemilihan balutan harus dilakukan untuk
memeperbaiki kerusakan jaringan kulit
TOPIKAL DRESSING
(MODERN DRESSING)
• Tujuan :
1. Menambah kelembaban pada luka yang
kering
2. Mengeringkan luka yang terlalu basah
3. Menciptakan dan atau memepertahankan
kondisi lembaba jika ada luka (moist wound
healing)
Tujuan Moist Healing
1. Mempertahankan suhu yang optimal
2. Menurunkan resiko infeksi
3. Mengurangi rasa nyeri pada saat penggantian
balutan
4. Meminimalkan trauma pada jaringan
granulasi

Anda mungkin juga menyukai