Nona P datang ke RS UMM membawa papanya tuan N 53 tahun dengan keluhan utama
kejang berulang. Tuan N mengalami convulsi sejak tadi pagi sebanyak 3 kali, kejang pertama
jam 8, selama kejang tidak sadar, mata melihat keatas, tangan dan kaki tonik klonik konvulsi,
dan dari mulutnya keluar busa. Kejang pertama ini berlangsung 5 menit dan berhenti, pasien
tetap tidak sadar. Jam 9 tuan N kejang lagi dengan pola yang sama selama 3 menit dan
tetap belum sadar jam 10 kejang lagi dengan pola yang sama.
Riwayat penyakit dahulu : hipertensi dan DM yang tidak terkontrol, riwayat kejang
sebelumnya disangkal. Riwayat keluarga : Orang tua hipertensi dan meninggal karena stroke
dan meninggal karena stroke dan tn N perokok berat dan suka makanan berlemak.
Dari pemeriksaan fisik didapat : kesadaran menurun, tekanan darah 140/90 mmHg. Nadi
100x/menit, RR 25x/menit dan suhu 37C GCS 223, Meningeal sign negatip dan vomiting dan
dari data laboratorium gula darah 380 (hiperglikemia). Didapatkan lateralisasi sinistra dan
deviasi vonjugee dekstra.
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Tonic Clonic : kekakuan otot-otot termasuk pada pernapasan dan juga gemetar yang bersifat lebih
lama yang muncul secara bersamaan (Dewanto, 2009)
2. Convulsi: kontraksi involunter atau sekumpulan kontraksi otot-otot volunter (Julie, 2014)
3. Hipertensi: Meningkatnya tekanan darah sistolik lebih besar dari 140mmHg dan atau diastolik lebih besar
dari 90 mmHg pada dua kali pengukurandengan selang waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat
(tenang). (Andrea GY, 2013)
4. Vomiting: respon otonom dari terjadinya pengeluaran isi lambung melalui mulut (Scorza, 2013)
KLARIFIKASI ISTILAH
4. Hiperglikemia: suatu keadaan meningkatnya kadar glukosa darah dalam tubuh seseorang yang
melebihi kadar normal. Penyebab belum pasti tetapi sering dihubungkan dengan kurangnya insulin
dan faktor predisposisi yaitu genetic, umur, dan obesitas. (kasangke , 2015)
5. Meningeal sign : gejala yang timbul akibat peradangan pada selaput otak (meningitis) atau adanya
benda asing pada ruang subarachnoid (darah), zat kimia(kontras) dan invasi neoplasma (meningitis
carcinoma). Manifestasi subyektif adalah sakit kepala, kuduk kaku, fotofobia dll. (Berkow R,2014)
6. Lateralisasi: ketidaksamaan antara tanda-tanda neurologis sisi kiri dan kanan tubuh yang dapat berupa
hemiparese atau plegi, pupil anisokor, dan reflek patologis yang satu sisi (Siswono, 2015)
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hubungan kejang yang dialami px dengan riwayat hipertensi dan DM yang tidak
terkontrol ?
2. Bagaimana intrepetasi dari pemeriksaan fisik?
3. Apa diagnosis dan diagnosis banding dari scenario tersebut?
4. Apa pemeriksaan penunjang yang diperlukan?
5. Bagaimana tatalaksana dari scenario tersebut?
6. Apa edukasi untuk px dan keluarga px?
1. Bagaimana hubungan kejang yang
dialami px dengan riwayat hipertensi
dan DM yang tidak terkontrol ?
Klasifikasi
• Generalised
• Partial
• Unclassified
Classification of Seizures
Generalised Partial
Absence Simple Partial
Tonic Clonic Motor
Myoclonic Sensory
Clonic Autonomic
Tonic
Complex Partial
Atonic
With psychic, cognitive or
affective symptoms
With automatism's
Partial seizures with
secondary generalisation
Patofisiologi EPILEPSI
GENETIK
Generalized epilepsy with Mutasi kanal
febrile seizure plus (SCNIB) Na+
Autosomal dominant
nocturnal frontal lobe
epilepsy (CHRNA4)
Mutasi AChR
Juvenile myoclonic E
(CHRNA7)
Tuberous Hamartin of
sclerosis(TSC1,TSC2) tuberin
Neurofibromatosis(NF1) Neurofibromin
PERTUMBUHAN
ABNORMAL
Periventricular nodular Filamin
heterotopia (FLN1)
FOKUS EPILEPTOGENIK EP. GENERAL
Pusat Epileptogenik
“Center Cephalic ”
ARAS
Tak Sadar
Ke Seluruhan Kortek
Kejang Umum
Tonik Clonik
EPILEPSI GENERAL SEKUNDER
Pusat Epileptogenik
Kortek
Kejang Fokal
“ Centre Cephalic ”
Tidak sadar
Seluruh Kortek
Kejang Umum
1. TYPICAL ABSENCE SEIZURE (PETIT MAL
SEIZURE)
4. TONIC SEIZURE
• Kontraksi otot tonik (kaku), mendadak, kesadaran
turun, lama 20-60 detik, sering saat tidur
• Dimulai ekstensi leher, kontraksi otot wajah, dan
pernafasan serta otot ekstremitas (abduksi bahu
dan elevasi lengan)
• Jeritan dan Apneu
• Kerusakan otak difuse dan Learning Disability
5. TONIC-CLONIC SEIZURE
(GRANDMAL SEIZURE)
• Public imagination
• Kehilangan kesadarn (jatuh) dengan “epileptic cry” fleksi
tonik ekstremitas (singkat) fase rigiditas & ekstensi aksial,
bola mata ke atas, rahang mengatup kuat, badan kaku (adduksi
dan ekstensi), tangan mengepal, sianosis (10 - 30 detik) Fase
klonik pada keempat ekstremitas, otot rahang & wajah, saliva
banyak, mengumpu di sudut mulut dengan darah. Gerakan
klonik makin menurun dalam frekuensi
• Gejala autonom, muka merah, tensi, nadi, hipersalivasi, ngompol
• Mengenai semua umur, kelaianan patologis tidak ada
Lama fase klonik ± 30 - 60 detik
penderita tertidur
6. ATONIC SEIZURE
1. Anamnesis Riwayat
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang :
• Pemeriksaan Laboratorium
• EEG = Electro encefalografi
• X Foto Kepala
• Lumbal Pungsi
• CT Scan
TATALAKSANA
Medik Sosial Pendidikan
Epilepsi General
- DPH
- PHB - CLZ
A. Tonik-Klonik - VPA - BZD
- CBZ
- PRM
B. Absans - ETX - ETX
- VPA
- VPA
C. Myoclonic - CLZ
- BZD
Epilepsi Parsial
Definisi
Simple Partial
Motor
Sensory
Autonomic
Complex Partial
With psychic, cognitive or affective symptoms
With automatism's
Tetap Sadar
FOCUS EPILEPTOGENIK EP. PARSIAL
Pusat Epileptogenik
Kortek
Kejang Fokal
“ Centre Cephalic ”
Tidak sadar
EPILEPSI GENERAL SEKUNDER
Pusat Epileptogenik
Kortek
Kejang Fokal
“ Centre Cephalic ”
Tidak sadar
Seluruh Kortek
EPILEPSI GENERAL SEKUNDER
Pusat Epileptogenik
Kortek
Kejang Fokal
“ Centre Cephalic ”
Tidak sadar
Seluruh Kortek
EPILEPSI GENERAL SEKUNDER
Pusat Epileptogenik
Kortek
Kejang Fokal
“ Centre Cephalic ”
Tidak sadar
Seluruh Kortek
Kejang Umum
Simple Partial
1. Motorik
Simple Partial
2. Sensorik
Simple partial
Autonomik
Complex Partial
SECONDARILY GENERALIZED SEIZURE
1. Anamnesa Riwayat
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Laborat
4. EEG = Electro encefalografi
= Rekaman Otak
5. X Foto Kepala
6. Cairan Otak LP = Lumbal Pungsi
7. CT Scan
Treatment/Evaluation Sequence for Pharmacoresistent
Epilepsy st
1 Monotherapy AED Trial
Non-epileptic Epilepsy
4%
2. Epilepsi General
- DPH
- PHB CLZ
A. Tonik- - VPA -
Klonik - BZD
- CBZ
- PRM
Gangguan cerebrovaskuler
Manifestasi akut dari
penyakit infeksi sistem saraf pusat,
stroke akut,
gangguan metabolik,
kadar obat antiepilepsi dalam darah yang rendah
PATOFISIOLOGI
Terjadi akibat lepas muatan paroksimal yang berlebihan dari sebuah fokus kejang
yang terganggu akibat suatu keadaan patologik.
Instabilitas membran sel saraf, kelainan polarisasi yang disebabkan oleh kelebihan
asetilkolin atau defisiensi GABA, ketidakseimbangan ion yang mengubah
keseimbangan asam-basa atau elektrolit sehingga terjadi kelainan depolarisasi neuron.
Status epileptikus terjadi karena kegagalan dalam pemutusan rantai kejang, seperti
eksitasi yang meningkt secara tajam atau penghambatan yang tidak efektif
EPILEPSI
Sumber : Jurnal
EPILEPSI GENERAL
Definisi
Idiopatik
• Penyebabnya tidak diketahui, biasanya memiliki faktor predisposisi genetik
Kriptogenik
• Dianggap simptomatik tapi penyebabnya belum diketahui, termasuk disini
sindrom west, sindrom lennox-gastaut, dan epilepsi mioklonik. Gambaran
klinik sesuai ensefalopati difus
Simtomatik
• Disebabkan oleh kelainan atau lesi pada SSP miasal trauma kepala, infeksi
SSP, kelainan kongenital, gangguan PD otak, toksik, metabolik, kelainan
neurodegeneratif
FAKTOR RESIKO
terjadi karena :
• Kurangnya transmisi inhibitori
– Contoh: setelah pemberian antagonis GABA,
atau selama penghentian pemberian agonis
GABA (alkohol, benzodiazepin)
• Meningkatnya aksi eksitatori meningkatnya aksi
glutamat atau aspartat
Klasifikasi
Epilepsi petit mal (Absance)
• Gangguan kesadaran mendadak (“absence”) berlangsung beberapa detik.
• Selama bangkitan, kegiatan motoric terhenti dan pasien diam tanpa reaksi.
• Mata memandang jauh kedepan.
• Mungkin terdapat automatisme.
• Pemulihan kesadaran segera terjadi tanpa perasaan bingung.
• Sesudah itu pasien melanjutkan aktivitas semula.
Klonik
• Bangkitan ini jarang terjadi. Biasanya berupa gerakan jerking ritmik, tanpa konfus/kelelahan
setelah serangan.
• Pada neonatus, bayi dan anak-anak selalu simptomatik. 2
Tonik
• Kontraksi otot tonik (kaku), terjadi secara mendadak, diikuti kesadaran yang menurun.
Terjadi sekitar 20-60 detik, sering saat tidur.
• Dimulai ekstensi leher, kontraksi otot wajah, dan pernafasan serta otot ekstremitas (abduksi
bahu dan elevasi lengan).
• Disertai jeritan dan Apneu.
• Kerusakan otak menyeluruh dan Gangguan belajar. 2
1.Atonik
• Pasien kehilangan kekuatan/tonus otot secara mendadak. Pasien mengalami Classic drop
attack (Astatic Seizure) yaitu kolaps atau jatuh.
• Kedua kelopak mata turun, kepala terangguk, badan terkulai, dan jatuh ketanah sehingga
menyebabkan terjadinya injuri.
• Terjadi selama ± 15 detik dan segera pulih.
• Kerusakan otak luas, gangguan belajar, Epilepsi Simptomatik berat.
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
tambahan
• EEG, brain imaging,
laboratorium, dan
EKG.
Ada 3 a.Langkah pertama, memastikan apakah
langkah kejadian yang bersifat paroksismal menunjukkan
untuk bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi.
menuju a.Langkah kedua, apabila benar terdapat
diagnosis bangkitan epilepsi, maka tentukan bangkitan
epilepsi, yang ada termasuk jenis bangkitan yang mana.
yaitu
Langkah ketiga, tentukan etiologi, sindrom
epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan,
atau epilepsi apa yang di derita oleh pasien.
Diagnosis epilepsi ditegakkan atas dasar adanya gejala dan tanda klinik
dalam bentuk bangkitan epilepsi berulang (minimal 2 kali) yang ditunjang
oleh gambaran epileptiform pada EEG
A.DIAGNOSIS BANDING A.KOMPLIKASI/PENYULIT
Generalised Partial
• Absence • Simple Partial
• Tonic Clonic • Complex partial
• Myoclonic • Partial seizure with
• Clonic secondary
• Tonic generalisation
• Atonic
general
Epilepsi petit mal (absence)
1. Idiopatik
Penyebab tidak diketahui, sebagian besar pada anak usia 3 tahun (50%)
2. Simtomatik
Penyebab diketahui
Fokal (partial)
Non farmakologi :
Menghindari faktor pemicu (jika ada), misalnya : stress, OR, konsumsi kopi
atau alkohol, perubahan jadwal tidur, terlambat makan, dll.
Diagnosis :
• Status Epileptikus et causa Stroke Iskemik
DD :
• Status Epileptikus et causa Hiperglikemi
Tatalaksana :
• Resusitasi (ABCD)
• Rehidrasi
• Monitor vital sign
• Beri oksigenasi (dgn nasal kanul/ masker)
• Pemberian bolus diazepam, 2 mg/menit, masing-masing 10mg.
• Jika belum berhasil, secara intravena, 2 – 10 mg fenitoin dilarutkan dalam 1ml garam fisiologis
(5mg/ml), dengan dosis fenitoin 18 mg/kgBB
• Fenobarbital sampai kejang berhenti atau dosis seluruhnya mencapai 20 mg/kg berat badan.
• Thiamin 100 mg (vit B6)
POMR
Check it out …
DOA SELESAI BELAJAR
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat,
hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak pernah puas, dan do’a yang
tidak dikabulkan”.
DOA SELESAI BELAJAR