Anda di halaman 1dari 5

Material

fasad
• Glas • Steel • Concrete
s
Di bagian dalam, gedung ini
terbagi dalam 3 lapisan. Bagian
podium (lantai dasar sampai
dengan lantai ke-3) disediakan
untuk fasilitas retail berskala
kecil serta berhubungan langsung
dengan pusat perbelanjaan yang
baru akan didirikan di tahap ke dua
nanti. Bagian kedua (lantai ke 4 & 5)
merupakan fasilitas campuran untuk
pertokoan dan konferensi. Adapun
bagian ketiga (lantai ke-6 sampai 44)
diperuntukkan bagi perkantoran
sedangkan bagian ppuncaknya
disediakan bagi fasilitas kelab-kelab
eksekutif.
Fasilitas Club-club Eksekutif

Lantai 6 – 44 sebagai Perkantoran

Lantai 4 dan 5 sebagai Pertokoan dan Konferensi


Lantai 1 – 3 sebagai Pusat Perbelanjaan
Wisma 46 - dikenal sebagai bangunan “Pulpen” -
mendominasi langit Jakarta dengan tingginya 262 meter
yang mengesankan. Desain unik dari Wisma 46
membedakannya dari bangunan komersial lainnya di
Central Business District, yang menjadikan gedung ini
sebagai ikon dari Skyline Jakarta.
bagian atas gedung ini memakai cadar berupa dinding kaca,
sedangkan bagian bawahnya memakai cadar berupa jalur-
jalur aluminium berbentuk bidang lengkung yang menutupi Fasad Minimalis yang ditampilkan oleh gedung Wisma
pembukaan-pembukaan jendelanya. Mungkin cadar ini BNI 46 membawa konsekuensi tidak adanya formologi
dimanfaatkan sebagi elemen security bagi ruangan dalam konsep arsitektur wilayah tropis yang seharusnya menja
yang berada dibaliknya, selain pemanfaatanya sebagai identitas lokal Indonesia. Material precast façade
cadar terhadap sinar matahari yang berlebihan yang masuk minimalis di gedung wisma bni ini sebagian besar
ke dalam ruang interior tersebut. memakai kaca dan material precast sejenis, hal ini seca
mikro menimbulkan peningkatan suhu dan skala makro
Fasad bagian belakang gedung Wisma BNI 46 ini terlihat menimbulkan efek rumah kaca.
monoton dengan hanya menampilkan sebuah desain
gedung yang berbentuk kotak atau kubus saja yang
hanya dibalut dengan penggunaan material kaca. Hal ini
tentu berbanding terbalik dengan fasad depan yang
terlihat dinamis dengan lengkungan yang membuat
bangunan ini terlihat hidup ditambah lagi atap yang
meruncing semakin memperjelas keunikan bangunan
Wisma BNI 46 ini.
Gedung Wisma BNI 46 Jakarta, bagian atas gedung ini
memakai cadar berupa dinding kaca, sedangkan bagian
bawahnya memakai cadar berupa jalur-jalur aluminium
berbentuk bidang lengkung yang menutupi pembukaan-
pembukaan jendelanya. Mungkin cadar ini dimanfaatkan
sebagi elemen security bagi ruangan dalam yang berada desain bangunannya pun terlihat
dibaliknya, selain pemanfaatanya sebagai cadar terhadap menawan dengan bentuk
sinar matahari yang berlebihan yang masuk ke dalam menyerupai pena yang melancip
ruang interior tersebut. ke atas.

Untuk menampilkan ekspresi gedung Wima 46 ini, sang


arsitek mengambil konsep dari logo BNI itu sendiri yaitu Wisma 46 berbentuk seperti layar pinisi,
sebuah perahu yang menantang ombak di lautan dan perahu tradisional Indonesia. Namun, tidak
teryata dari ide itulah tercipta bentuk bangunan yang sedikit pula orang menjulukinya gedung
mencengangkan di Jakarta. Layar perahu dalam logo yang mirip pena, karena puncaknya
tersebut ditransformasikan menjadi bangunan menara melengkung serupa ujung pena.
yang mempesona. Bagian dasarnya diapit oleh dinding
raksasa yang melengkung berupa cadar jalur-jalur
alauminium, sedangkan bagian dalamnya berlapis kaca
menerus menjulang menggapai langit.

Anda mungkin juga menyukai