Anda di halaman 1dari 17

Mengevaluasi Kinerja

Keuangan Perusahaan
Analisis Rasio Keuangan
•Untuk menilai/ melihat kinerja suatu perusahaan,
maka kita dapat menganalisis laporan
keuangannya
•Salah satu teknik untuk menganalisis laporan
keuangan adalah dengan melakukan analisis rasio
Manfaat Analisis Rasio Keuangan
1. Untuk melihat seberapa likuid keuangan suatu
perusahaan
2. Untuk menilai apakah manajemen menghasilkan
laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan
3. Untuk mengetahui bagaimana perusahaan
mendanai aktiva-aktivanya.
4. Untuk mengetahui apakah pemegang saham
mendapatkan pengembalian yang cukup atas
aktiva mereka.
Untuk Melihat Seberapa Likuid Keuangan
Suatu Perusahaan
Pendekatan 1
1. Rasio Lancar
2. Rasio Cepat/Acid Test
Pendekatan 2
1. Rata-rata periode penagihan
2. Perputaran piutang usaha
3. Perputaran persediaan
Rasio Lancar
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
•Rasio Lancar =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

• Menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat digunakan untuk menutupi


hutang lancar
• Semakin besar nilai rasio lancar semakin tinggi tingkat likuiditas perusahaan.
• Rasio lancar = 2,0 dapat dikategorikan bahwa perusahaan mempunyai kondisi
likuiditas baik, walaupun hal ini tergantung pada industrinya.
• misalnya rasio lancar bernilai 3,22 maka artinya setiap Rp 1 hutang jangka
pendek dijamin oleh Rp 3,22 harta lancar.
Rasio Lancar
• Nilai rasio lancar yang tinggi mungkin menunjukkan
adanya uang kas yang berlebih dibanding dengan
tingkat kebutuhan.
• Nilai rasio lancar yang tinggi baik dari sudut pandang
kreditur, tetapi tidak dari sudut pandang pemegang
saham karena aktiva lancar tidak didaya gunakan
secara efektif.
Rasio Cepat (Acid-Test Ratio)
𝐴𝑠𝑒𝑡 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 −𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛
•Rasio Cepat =
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟

• Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan


membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan persediaan karena persediaan memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk diuangkan dibanding asset lain.
• Rasio Cepat= 1,0 atau lebih pada umumnya baik baik perusahaan,
walaupun tergantung pada industrinya.
Rata-rata Periode Penagihan
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎
Rata-rata Periode Penagihan=
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝐻𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛

• Menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi


piutang menjadi cash (menagih piutang).
• Misalkan, nilainya adalah 45, maka dibutuhkan waktu 45 hari untuk
menagih piutang.
• Penjualan kredit harian dicari dengan cara membagi penjualan
kredit dengan 360 hari.
Perputaran Piutang Usaha
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡
Perputaran Piutang Usaha=
𝑃𝑖𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎

• Menunjukkan seberapa cepat piutang usaha dapat diputarkan


kembali menjadi kas untuk melakukan penjualan kembali selama 1
tahun.
• Misalkan nilai perputaran piutang usaha adalah 4,87. maka, dalam
satu tahun penjualan yang di dapatkan, piutang usaha berputar
sebanyak 4,87 kali.
• Semakin tinggi nilainya maka semakin baik.
Perputaran Persediaan
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑜𝑘𝑜𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Perputaran Persediaan =
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛

• Mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan


perusahaan.
• Misalkan nilai perputaran persediaan 2,93. Hal ini
menunjukkan bahwa persediaan berputar 2,93 X atau
perusahaan melakukan produksi 2,93 X dalam 1 tahun.
• Makin tinggi nilainya makin baik bagi perusahaan.
Untuk menilai apakah manajemen menghasilkan
laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan
• Untuk menilai apakah manajemen menghasilkan laba
operasi yang cukup atas aktiva perusahaan maka
dapat digunakan rasio tingkat pengembalian investasi
dari pendapatan operasi (OIROI).
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
• OIROI=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
= Marjin Laba Operasi x Perputaran Total Aktiva
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
= x
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
Untuk menilai apakah manajemen menghasilkan
laba operasi yang cukup atas aktiva perusahaan
• OIROI mengukur keberhasilan manajemen menggunakan asetnya untuk
menghasilkan laba operasi.
• OIROI 20% berarti setiap Rp 1 modal menghasilkan laba operasi sebesar Rp
0,2.
• Marjin laba operasi mengukur persentase laba yang diperoleh sesudah
perusahaan membayar semua biaya produksi dan biaya operasi (berarti tidak
termasuk pembayaran biaya bunga, pajak dan dividen saham preferen).
• Rasio perputaran total aset mengukur efisiensi penggunaan asset perusahaan
dalam menghasilkan penjualan.
• Misalkan perputaran total aset 1,5 kali, artinya penggunaan/perputaran aset
dalam 1 tahun adalah 1,5 Kali.
• Makin tinggi TATO makin efisien penggunaan asset perusahaan.
Untuk mengetahui bagaimana perusahaan mendanai
aktiva-aktivanya.
• Dua rasio yang dapat digunakan untuk mengetahui
bagaimana perusahaan mendanai aktiva-aktivanya
adalah:
1. Rasio Hutang
2. Rasio Laba Terhadap Beban Bunga
Rasio Hutang
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
Rasio Hutang=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

• Rasio Hutang mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditor.
• Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang
atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan
aktiva.
• Misalkan nilai rasio hutang adalah 53.2% maka, ada sebesar 53.2% dana
perusahaan yang berasal/dibiayai dari hutang.
• Makin tinggi rasio hutang, makin berisiko bagi perusahaan, (kemungkinan
tidak dapat membayar hutang juga makin besar).
Rasio Laba Terhadap Beban Bunga
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖
Rasio Laba Terhadap Beban Bunga=
𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

• Mengukur kemampuan perusahaan membayar beban bunga


atau menunjukkan besarnya jaminan keuntungan untuk
membayar bunga hutang jangka panjang.
• Makin kecil nilainya makin besar risiko perusahaan (tidak
mampu membayar bunga hutang).
Untuk mengetahui apakah pemegang saham
mendapatkan pengembalian yang cukup atas aktiva
mereka.
• Untuk mengetahui apakah pemegang saham mendapatkan
pengembalian yang cukup atas aktiva mereka maka dapat
digunakan rasio pengembalian ekuitas pemegang saham
biasa yang didapatkan dengan rumus:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑚𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑖𝑎𝑠𝑎
Rasio Pengembalian Ekuitas Pemegang Saham Biasa
• Mengukur presentase laba yang diperoleh atas investasi yang
dilakukan pemegang saham.
• Ekuitas Pemegang saham biasa adalah nilai Ekuitas dikurangi Saham
Preferen.
• Hasil perhitungan mendekati 1 menunjukkan semakin efektif dan
efisien penggunaan ekuitas perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan, demikian sebaliknya jika ROE mendekati 0 berarti
perusahaan tidak mampu mengelolah modal yang tersedia secara
efisisen untuk menghasilkan pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai