Anda di halaman 1dari 27

Kontrasepsi dan keluarga berencana

“program dan perkembangan KB di Indonesia”

Dosen pembimbing :Dr.Andi Friadi, SpOG(K)

Oleh:
Try Maya Syafputri 1820332001
Dina Taufia 1820332002
Imelda Ganeza 1820332005
Risa Putri Irma 1820332011

Program Pasca Sarjana Kebidanan


Universitas Andalas Padang
A. PROGRAM KB
1. Pengertian Program KB

2.Tujuan program KB

3.Sasaran program KB

4.Ruang lingkup program KB

5.Strategi Pendekatan dan cara


operasional program KB

6. Hak –hak konsumen KB


1. Pengertian program KB
bagian yang terpadu (integral) dalam program
pembangunan nasional dan bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual
dan sosial budaya penduduk Indonesia agar
dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan
kemampuan produksi nasional (Depkes).
2. TUJUAN PROGRAM KB

1. Untuk Meningkatkan 2. Terciptanya penduduk yang


Kesejahteraan Ibu Dan Anak berkualitas, sumber daya
Serta Mewujudkan Keluarga manusia yang bermutu dan
Kecil Yang Bahagia meningkatkan kesejahteraan
keluarga.

Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan


visi dan misi program KB yaitu membangun
kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana
program KB untuk mencapai
keluarga berkualitas
3. SASARAN PROGRAM KB
1
SASARAN LANGSUNG

• Pasangan usia subur


(PUS)

2
SASARAN TIDAK LANGSUNG

• Pelaksana dan pengelola KB


4. RUANG LINGKUP
Komunikasi informasi dan edukasi (KIE)
Konseling
Pelayanan Kontrasepsi,
Pelayanan Infertilitas,
Pendidikan seks (sex education)
Konsultasi pra perkawinan dan konsultasi perkawinan
Konsultasi genetik
Tes keganasan
Adopsi
5. STRATEGI PROGRAM KB

a. Pendekatan Kemasyarakatan (Community Approach).

b. Pendekatan Koordinasi Aktif (Active Coordinative Approach)

c. Pendekatan integrative (integrative approach)

d. Pendekatan kualita (quality approach)

e. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)

f. Pendekatan 3 dimensi dg menggunakan strategi 3 dimensi


6. Hak –hak konsumen
a.hak atas informasi g,hak harkat
b.hak akses h.Hak kenyamanan
c.hak pilihan i.Hak berpendapat
d.hak keamanan j.Hak keberlangsuangan
e.hak privasi i.Hak ganti rugi
f.hak kerahasiaan

8
B.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMEPENGARUHI
PERKEMBANGAN KB DI INDONESIA

Budaya
2

Sosial 1
ekonomi Pendidikan.
3

Faktor
3 Agama .
4

Status wanita
PERKEMBANGAN KB

SEJARAH KB
SEjarah KB di Luar Negeri yaitu : upaya keluarga
berencana mula-mula timbul atas prakarsa kelompok
orang-orang yang menaruh perhatian pada masalah
kesehatan ibu, yaitu pada awal abad XIX di Inggris yaitu
Marie Stopes (1880-1950) yang menganjurkan
pengaturan kehamilan di kalangan buruh. Di amerika
serikat dikenal dengan Margareth Sanger (1883-1966)
dengan program “birth control” nya merupakan pelopor
KB modern

10
DASAR PEMBENTUKAN ORGANISASI KB

1 Plato(427-347)

2 Malthus (1766-1834)

3 WHO dan UNICEF

4 Population conference di mexico


D
iagnostic
Peristiwa Dalam studiesKB Di Indonesia
Perkembangan

2 3
1
Februari 1967 April 1967
4
Januari 1967
16 agustus 1967

5
Oktober 1968
TAHAP-TAHAP PROGRAM KB NASIONAL

a. Tahun 1970-1980 dikenal dengan MANAGEMENT FOR THE


PEOPLE.

b. Tahun 1989-1990 menjadi MANAGEMENT WITH THE PEOPLE.

c. Tahun 1985-1988 pemerintah menetapkan program kb lingkar biru

d. Tahun 1988 perkembangan kebijakan program KB lingkaran emas

e. Tahun 1990 terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga melalui


peningkatan pendapatan keluarga
D. PERKEMBANGAN KB DAN PROGRAM
KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
1
Periode perintisan dan pelaporan (sebelum 1957)

2 Perkembangan birth control di daerah indonesia

3 Perioide persiapan dan pelaksanaan

4 Proyek keluarga berencana di DKI


1
PERIODE PERINTISAN (1950-1966)

Birth Control (membatasi kelahiran )sebenarnya


secar individual telah banyak dilakukan di
indonesia.diantaranya diperoleh keterangan-
keterangan tentang cara cara pencegahan kehamilan
seperti jamu-jamu untuk menjarangkan kehamilan
diantaranya air kapur yang dicampur jeruk nipis.
Khususnya didaerah temanggung dikenal ramuan
dari laos pantas yang dicampur gula aren dan
garam.

15
2
Perkembangan birth control didaerah2 indonesia
 DI yogyakarta
Birth control menimbulkan reaksi berupa kecaman2 dari
masyarakat
 Di semarang
pd thn 1960 membuka klinik keluarga berencana di
BKIA pandanaran
 Dijakarta
Perhatian Prof. Sarwono Prawirohadjo dalam masalah
pengaturan kelahiran (Birth Control) begitu besar,
hingga telah mengirim dr. Juwono ke luar negeri
untuk memperdalam pengetahuannya tentang
pembatasan kelahiran

16
Pada tahun 1953, sekelompok kecil masyarakat yang
terdiri dari berbagai golongan, khususnya dari
kalangan kesehatan, memulai prakarsa kegiatan
keluarga berencana. Kegiatan ini berkembang hingga
berdirilah Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Pd tahun 1957.

17
3
Periode Persiapan Dan Pelaksanaan

Berdasarkan Instruksi Presiden Menkesra pada


tanggal 11 Oktober 1968 mengeluarkan Surat
Keputusan tentang Pembentukan Tim yang akan
mengadakan persiapan bagi Pembentukan Lembaga
Keluarga Berencana, Maka pada tanggal 17 Oktober
1968 dibentuk Lembaga Keluarga Berencana
Nasional (LKBN)

18
4
Proyek keluarga berencana di DKI Jaya

merupakan kegiatan keluarga berencana pertama


yang dilakukan secara resmi, yaitu di wilayah DKI,
sebelum keluarga berencana dinyatakan sebagai
program nasional. Dalam rangka pelaksanaan proyek
ini, IPPF telah menyumbangkan sebuah Mobile Clinic
(klinik keliling) untuk memberikan pelayanan
keluarga berencana di tempat-tempat yang jauh dari
klinik

19
BKKBN (badan koordinasi keluarga
berencana nasional)
Pada th 1970 mulai dibentuk Badan Koordinasi
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berdasarkan
Keppres 1970 dan sebagai Kepala BKKBN adalah dr.
Suwardjo Suryaningrat. Dua tahun kemudian, pada
tahun 1972 keluar Keppres No 33 sebagai
penyempurnaan Organisasi dan tata kerja BKKBN
yang ada.Untuk melaksanakan program keluarga
berencana di masyarakat dikembangkan berbagai
pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan
program dan situasi serta kondisi masyarakat

20
Pada th 1979-1984 dikembangkan strategi operasional yang
baru yang disebut Panca Karya dan Catur Bhava Utama yang
bertujuan mempertajam segmentasi sehingga diharapkan dapat
mempercepat penurunan fertilitas. Pada periode ini muncul juga
strategi baru yang memadukan KIE dan pelayanan kontrasepsi
yang merupakan bentuk “Mass Campaign” yang dinamakan
“Safari KB Senyum Terpadu

21
pada tanggal 28 Januari 1987 oleh Presiden
Soeharto dalam acara penerimaan peserta KB
Lestari di Taman Mini Indonesia Indah.
Program KB Mandiri dipopulerkan dengan
kampanye LIngkaran Biru (LIBI) yang
bertujuan memperkenalkan tempat-tempat
pelayanan dengan logo Lingkaran Biru KB.

22
Pada tahun 2009, diterbitkan Undang
Undang No. 52 Tahun 2009 tentang
Perkembangan Kependudukan dan
Pembangunan Keluarga, BKKBN
berubah dari Badan Koordinasi Keluarga
Berencana Nasional menjadi Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN).

23
Badan ini mempunyai tugas pokok sebagai berikut :
Menjalankan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi terhadap
usaha-usaha pelaksanaan program keluarga berencana
nasional yang dilakukan oleh Unit- Unit Pelaksana.
Mengajukan saran-saran kepada Pemerintah mengenai
pokok kebijaksanaan dan masalah-masalah
penyelenggaraan program Keluarga Berencana Nasional.

24
Menyusun Pedoman Pelaksanaan Keluarga Berencana
Mengadakan kerja sama antara Indonesia dengan Negara-
negara Asing maupun Badan-badan Internasional dalam
bidang keluarga berencana
Mengatur penampungan dan mengawasi penggunaan segala
jenis bantuan yang berasal dari dalam negeri maupun yang
berasal dari luar negeri sesuai dengan kebijaksanaan yang
ditetapkan oleh Pemerintah.

25
Daftar pustaka
Arjoso, S. 2005. Rencana Strategis BKKBN
Hadayani, Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Rihanna.
Hanafi, Hartanto. 2004. Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta :
Pustaka Sinar Harapan.
Meilani, Niken. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta :
Fitramaya
Pusat Pendidikan dan Pelatihan. BKKBN. 1981. Sejarah Perkembangan
Keluarga Berencana dan Program Kependudukan. Jakarta
Sutjipto. 2009. Jurnal. http://www1.bpkpenabur.or.id. (diakses 14
September 2019).
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontra Sepsi. Jakarta : Tridasa Printer.
Yuhedi, Lucky Taufika & Kurniawati, Titik. 2011. Buku Ajar
Kependudukan dan Pelayanan Kb. Jakarta: EGC

26
27

Anda mungkin juga menyukai