Anda di halaman 1dari 85

PENATALAKSANAAN DIET

PADA GIZI BURUK

Disampaikan pada MK. Dietetika PTM


Mahasiswa Semester V D.III Gizi
Poltekkes Kemenkes Mataram

1
MASALAH GIZI

KONSUMSI ZAT GIZI INFEKSI PENYAKIT

KETERSEDIAAN PANGAN PELAYANAN


ASUHAN IBU DAN
DITINGKAT KESEHATAN
ANAK
RUMAH TANGGA

KEMISKINAN DAN PENDIDIKAN


KETERSEDIAAN PANGAN
KESEMPATAN KERJA

KRISIS EKONOMI DAN POLITIK


Komitmen DuniaPencegahan
dan penanganan Gizi Buruk
 Tertuang dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
(Sustainable Development Goals) butir kedua yang
menegaskan pentingnya “Mengakhiri kelaparan,
mencapai ketahanan pangan dan perbaikan gizi, serta
menggalakkan pertanian yang berkelanjutan”.
 Di tingkat nasional  sejalan dengan Nawacita dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional.
 Upaya: penyuluhan gizi, PMT pemulihan bagi balita
gizi kurang, peningkatan kapasitas petugas dalam
tatalaksana balita gizi buruk, pembentukan
Therapeutic Feeding Centre (TFC) dan Community
Feeding Centre (CFC)
3
 WHO, UNICEF, WFP dan UNSSCN menganjurkan Upaya
Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (Integrated
Management of Acute Malnutrition [IMAM])
 Menekankan pentingnya peran serta aktif
keluarga/masyarakat dan lintas sektor terkait dalam
penanggulangan gizi buruk pada balita
 Di Indonesia, sejak tahun 2015, dilaksanakan dalam
tahapan uji coba di 6 kecamatan di Kabupaten Kupang,
NTT dengan bantuan UNICEF. Dari sekitar 6000 balita
yang dipantau setiap bulan, ditemukan 719 balita
dengan gizi buruk, yang kemudian dengan tatalaksana
kasus yang baik, tingkat kesembuhannya dapat
mencapai 79% pada tahun 2017.

4
Prinsip Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi

1. Upaya pencegahan  memahami faktor penyebab gizi buruk


serta mampu mencegah terjadinya gizi kurang. Hal-hal
penting yang perlu dipelajari antara lain:
a. kebutuhan zat gizi (jenis, kuantitas) untuk remaja puteri,
ibu hamil/menyusui dan balita;
b. pengetahuan ibu/pengasuh anak tentang makanan bergizi;
c. pola pemberian makanan pada bayi dan anak balita;
d. ketersediaan, akses dan daya beli terhadap makanan lokal
bergizi;
e. perilaku untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, seperti
imunisasi, dan pelayanan kesehatan lainnya dalam
mencegah dan menangani penyakit;
f. ketersediaan/pemanfaatan air bersih, jamban keluarga dan
kebersihan lingkungan. 5
1. Tatalaksana balita gizi buruk  pemberian terapi gizi
yaitu makanan padat gizi berupa pangan untuk keperluan
medis khusus (PKMK) antara lain F-75, F-100 atau ready to
use therapeutic food (RUTF), konseling pemberian
makanan sesuai dengan umur balita dan pencegahan
penyakit.
2. Advokasi dan peningkatan kolaborasi dengan program dan
sektor terkait, mitra, pihak swasta dan masyarakat dalam
rangka mencegah terjadinya gizi kurang/buruk pada
balita.
3. Ketersediaan pedoman/protokol penanggulangan gizi
buruk yang didukung ketersediaan peralatan dan obat-
obatan dalam melaksanakan tatalaksana gizi buruk pada
balita.

6
 Menjadikan penanggulangan gizi kurang/buruk
pada balita sebagai upaya prioritas wilayah
 Penanggulangan gizi buruk secara sistematis
dan menyeluruh, yang didukung sektor terkait
 Pemantapan sistem informasi gizi
buruk/kurang/masalah gizi lainnya di setiap
tingkatan wilayah
 Pemantapan fungsi posyandu dan penggerakan
masyarakat secara intensif untuk pemantauan
pertumbuhan balita dan tindaklanjutnya
 Upaya pengadaan Pangan untuk Keperluan
Medis Khusus (PKMK) dalam tatalaksana gizi
buruk, antara lain: •F-75 dan F-100 •RUTF
yang dapat menggunakan bahan makanan lokal
dan mengacu pada standar WHO.
7
POKOK BAHASAN

1. Pengertian gizi buruk


2. Tanda dan gejala klinis anak gizi
buruk
3. Tatalaksana gizi buruk

8
Empat Komponen Upaya
Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi
 Penggerakan peran serta aktif masyarakat
 Layanan rawat jalan balita (6-59 bulan)
dengan gizi buruk tanpa komplikasi
 Layanan rawat inap untuk semua bayi
berusia kurang dari 6 bulan dengan gizi
buruk (dengan/tanpa komplikasi) dan
balita 6-59 bulan dengan komplikasi
 Tatalaksana kasus gizi kurang: balita
diberi makanan tambahan (PMT)
9
ALUR PENAPISAN GIZI BURUK/KURANG DAN JENIS LAYANAN

10
11
PENGERTIAN GIZI BURUK
DIAGNOSIS
GIZI BURUK

Klinis dan atau antropometris

DIAGNOSIS GIZI BURUK :


DIAGNOSIS GIZI BURUK :
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema,
1. Terlihat sangat kurus dan atau edema,
dan atau
dan atau
2. BB/TB
2. BB/TB atau
atauBB/PB : <-3: SD
BB/PB <-3 SD

12
PENGERTIAN GIZI BURUK (lanjutan ……)

Klinis Antropometri
(BB/TB-PB)

Gizi Buruk Sangat kurus dan <-3 SD *)


atau edema minimal (bila ada edema BB
pada kedua bisa lebih)
punggung kaki
Gizi Kurang Kurus -3 SD ―  -2 SD
Gizi Baik Tampak sehat - 2 SD ― +2 SD
Gizi Lebih Gemuk  +2 SD
13

13
GIZI BURUK
 Menurut WHO (2013), gizi buruk dibedakan
menurut umur anak:
 a. usia kurang dari 6 bulan dengan BB/PB
(atau BB/TB) kurang dari -3 SD, atau edema
bilateral yang bersifat pitting (tidak kembali
setelah ditekan).
 b. usia 6-59 bulan: dengan BB/PB (atau
BB/TB) kurang dari -3 SD atau LiLA < 11,5 cm,
atau edema bilateral yang bersifat pitting.
14
Berdasarkan ada/tidaknya komplikasi,
gizi buruk dikategorikan sbb:

1. Gizi buruk tanpa komplikasi


a. lingkar lengan atas (LiLA) < 11,5 cm untuk
balita berusia 6-59 bulan;
b. BB/PB (atau BB/TB) kurang dari -3 SD;
c. adanya edema bilateral dengan derajat +1
(Edema hanya ada di kedua punggung kaki)
atau +2 (Edema di kedua punggung kaki dan
tungkai bawah (dan/atau tangan/ lengan
bawah)
15
Terapi Gizi mengikuti fase rehabilitasi
2. Gizi buruk dengan komplikasi

 Ditandai oleh hal tersebut di atas dan adanya satu


atau lebih komplikasi berikut
 a. anoreksia;
 b. dehidrasi berat (muntah terus-menerus, diare);
 c. letargi atau penurunan kesadaran;
 d. demam tinggi;
 e. pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas
cepat);
 f. anemia berat.

16
TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

17
TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

1.Gizi Buruk dengan Edema


(Kwashiorkor)

2. Gizi Buruk tanpa Edema


(Marasmus)

3. Marasmik-Kwashiorkor

18
TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan …..)

1.Gizi Buruk dengan Edema (Kwashiorkor)

 Perubahan status mental: apatis & rewel


 Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa sakit, mudah
rontok
 Wajah membulat dan sembab
 Pandangan mata sayu
 Pembesaran hati
19
Gizi Buruk dengan Edema (lanjutan….)
 Edema :

• Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat


pitting edema
• Derajat edema:
+  Kedua punggung kaki
++  Tungkai & lengan bawah
+++ Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema untuk menentukan jumlah
cairan yang diberikan 20
Gizi Buruk dengan Edema (lanjutan….)

 Otot mengecil (hipotrofi)


 Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
 Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya
akut)  anemia dan diare

21
Gizi Buruk dengan Edema

 rambut kemerahan, mudah


dicabut
 Edema muka
Rewel/cengeng
 Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan
terkelupas (dermatosis)

22

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi Buruk dengan Edema

dermatosis

edema
23

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi Buruk dengan Edema

24

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi buruk dengan Edema

Hepatomegali

Pitting Edema

25

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta


TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan…..)

2. Gizi Buruk Tanpa Edema (Marasmus)


 Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang
terbungkus kulit
 Wajah seperti orang tua
 Cengeng, rewel
 Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (~pakai celana
longgar-baggy pants)
 Perut umumnya cekung
 Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, “piano
sign”)
 Sering disertai penyakit infeksi (umumnya
26

kronis berulang)  diare persisten


Gizi Buruk tanpa Edema:

 wajah seperti orang


tua
 kulit terlihat longgar
 tulang rusuk tampak
terlihat jelas
 kulit paha keriput
 kulit di pantat
berkeriput (“baggy
pants”)

27

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang


Gizi Buruk tanpa Edema

Rambut hitam

Iga gambang

Tulang belakang menonjol Atrofi


28
otot
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Gizi Buruk tanpa Edema

Paha dan pantat keriput (“baggy pants”


29
)
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Gizi Buruk :
Marasmik – Kwashiorkor

Iga menonjol

Atrofi otot

Edema di ke 2 punggung kaki


30

Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate


Gizi Buruk :
Marasmik – Kwashiorkor

Atrofi otot
Iga menonjol 31

Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate


Gizi Buruk :
Marasmik - Kwashiorkor

Noma

Iga menonjol

Edema di ke 2 punggung kaki 32

Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta


LATIHAN 1
A B C

Sebutkan
status gizi
dan tipe
dari anak
A, B, C ?

33

Sumber: M.Dynski-Klein, A colour atlas of Pediatrics, Wolfe Medical Publications Ltd, London 1975.
LATIHAN 2
Latihan 2

 Tanda klinis apa


yang tampak pada
anak ini ?

 Sebutkan tipe gizi


buruk anak ini.

34
34
LATIHAN 3
 Tanda klinis apa yang tampak pada anak ini ?
 Sebutkan tipe gizi buruk anak ini.

35
35
LATIHAN 4

 Tanda klinis
apa yang
tampak pada
anak ini ?

 Sebutkan tipe
gizi buruk anak
ini.

36
36
JAWABAN LATIHAN 1

Anak A, B, C mempunyai tinggi badan


sama:
• Status gizi anak A: gizi buruk tipe
marasmik-kwashiorkor (2 ½ tahun)
• Status gizi anak B: gizi baik (2 tahun)
• Status gizi anak C: gizi buruk tipe
marasmus (4 ½ tahun)

37
10 (Sepuluh) Langkah Tatalaksana Anak Gizi Buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3- 7 mg 2-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

5. Mengobati infeksi

6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe


zat gizi mikro

7. Memberikan makanan
utk stab & trans

8. Memberikan makanan
utk Tumb.kejar

9. Memberikan stimulasi
utk Tumb.kembang
38
10. mempersiapkan utk tindak
lanjut di rumah
LANGKAH 1

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOGLIKEMIA

39
HIPOGLIKEMIA

• Kadar glukosa darah yang sangat rendah (< 3


mmol/liter atau < 54 mg/dl)
• Biasanya terjadi bersamaan dengan
Hipotermia
• Tanda lain:
letargis, nadi lemah, kehilangan kesadaran
• Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan
pucat sangat jarang dijumpai pada anak gizi
buruk

40
HIPOGLIKEMIA (lanjutan…)

 Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang


hanya didahului dengan mengantuk.

 Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar


glukosa darah, setiap anak gizi buruk dianggap
mengalami hipoglikemia segera rawat/tangani
sesuai tatalaksana hipoglikemia.

41
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR  Berikan larutan Glukosa 10% atau
(TIDAK larutan gula pasir 10%*) secara
LETARGIS) oral/NGT (bolus) sebanyak 50 ml

TIDAK SADAR  Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus)


(LETARGIS) 5 ml/kgBB
 Selanjutnya berikan larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml


42
LANGKAH 2

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOTERMIA

43
HIPOTERMIA

 Suhu aksiler < 36,0 C (ukur selama 5 menit).


 Biasanya terjadi bersama-sama dgn
hipoglikemia.
 Hipotermia + hipoglikemia : tanda adanya
infeksi sistemik serius  terapi u/ ketiganya
(hipotermia + hipoglikemia + infeksi)
 Cadangan energi anak gizi buruk sangat
terbatas  tidak mampu memproduksi panas
untuk mempertahankan suhu tubuh.
44
Cara mengatasi Hipotermia

Tatalaksana:
 Hangatkan tubuh balita dengan menutup
seluruh tubuh, termasuk kepala, dengan
pakaian dan selimut.
 dapat digunakan pemanas (tidak mengarah
langsung kepada balita) atau lampu di
dekatnya (40 W dengan jarak 50 cm dari tubuh
balita),
 atau letakkan balita langsung pada dada atau
perut ibunya (dari kulit ke kulit/metode
kanguru).
45
LANGKAH 3

MENCEGAH DAN MENGATASI


DEHIDRASI

46
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MENENTUKAN

1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik


terhadap kejadian sekitar
2 Anak gelisah terutama bila disentuh/dilakukan
dan rewel tindakan
3 Tidak ada air Tidak ada air mata saat anak menangis
mata
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya

5 Mulut dan Raba dengan jari yang kering dan


lidah kering bersih untuk menentukan apakah lidah
dan mulutnya kering 47
TANDA DEHIDRASI (lanjutan…)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
6 Haus Lihat, apakah anak ingin meraih cangkir
saat melihat atau diberi minuman. Saat
minuman itu disingkirkan atau habis,
apakah tampak masih ingin minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
cubitan/ kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
turgor kulit dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
lambat (belum kembali rata selama > 2 detik) 
kulit/turgor kulit lambat. (catatan:
turgor biasanya lambat pada anak
“wasting” walaupun tidak dehidrasi )
8 Kencing Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada
terakhir dehidrasi
48

(Petunjuk Teknis Tata Laksana Gizi Buruk, Buku II)


Mengatasi Dehidrasi

Beri ReSoMal (Rehydration Solution for


Malnutrition)
ReSoMal terbuat dari oralit yang diencerkan,
gula pasir, larutan elektrolit/mineral mix.
Bila larutan elektrolit/mineral mix tidak tersedia,
sebagai alternatif atau pengganti ReSoMal dapat
dibuat cairan pengganti ReSoMal.

49
ReSoMal :
Rehidration Solution for Malnutrition

 Oralit: diencerkan 2 x untuk menurunkan kadar Na 


agar tidak terjadi hipervolemia, edema paru, gagal
jantung
 Gula:
menambah energi dan mencegah hipoglikemia
 Mineral Mix/larutan elektrolit:
mengatasi kekurangan elektrolit (K. Mg, Cu, zinc)

50
RESOMAL

51
52
LANGKAH 4

MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

53
MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN ELEKTROLIT

Anak Gizi Buruk :


Terjadi gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit.
tubuh relatif mengandung kadar Na lebih
tinggi dan K lebih rendah
 berikan mineral mix yang dicampurkan ke
dalam formula khusus (F75, F 100) dan
ReSoMal.
LANGKAH 5

MENGOBATI INFEKSI

55
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
 Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas
 kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari
 Ada komplikasi
 gentamisin iv atau im selama 7 hari

ampisilin iv atau im/6 jam selama 2 hari,


dilanjutkan amoksisilin/8 jam selama 5 hari
56
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan…..)

 Dalam 48 jam tidak membaik


 kloramfenikol iv atau im/6 jam selama
10 hari
 Bila ada infeksi khusus
 antibiotika khusus sesuai dgn
penyakitnya

57
LANGKAH 6

MEMPERBAIKI KEKURANGAN
ZAT GIZI MIKRO

58
MEMPERBAIKI KEKURANGAN
ZAT GIZI MIKRO

 Vitamin B (B1, B2, B6, B12)


 Vitamin C
 Vitamin A
 Asam folat
 Zat Besi/Fe

59
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Dosis
Vitamin C BB < 5 kg : 50 mg/hari (1 tablet)
BB > 5 kg : 100 mg/hari (2 tablet)
Asam Folat Hari I : 5 mg/hari,
selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B 1 tablet/hari
compleks

60
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
BENTUK FORMULA Fe DOSIS
TABLET BESI/FOLAT Bayi usia 6 – < 12 bln  1 x sehari ¼
(sulfas ferosus 200 mg atau tab
60 mg besi elemental + 0,25
mg as folat) Anak usia 1– 5thn 1 x sehari ½ tab

SIRUP BESI Bayi 6 – <12 bulan  1 x sehari 2,5 ml


(sulfas ferosus 150 ml), (½ sendok teh)
setiap 5 ml mengandung
30 mg besi elemental Anak usia 1–5 thn  1 x sehari 5 ml
10 mg ferosulfat setara (1 sendok teh)
dengan 3 mg besi elemental

Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)


61
JADWAL & DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Gejala Hari ke –1 Hari ke –2 Hari ke –15


Tidak ada gejala mata Beri kapsul Tdk diberi Tdk diberi
atau tidak pernah sakit dgn dosis kapsul kapsul
Campak dlm 3 bulan sesuai
terakhir umur

Ada salah satu gejala : Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
Bercak Bitot dengan dengan dengan dosis
Nanah/Radang dosis dosis sesuai umur
Kornea keruh sesuai sesuai
Ulkus kornea umur umur
Pernah sakit Campak
dalam 3 bulan terakhir

62
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI (½ kapsul biru)

6 – 11 bulan 100.000 SI (1 kapsul biru)

1 – 5 tahun 200.000 SI (1 kapsul merah)

63
LANGKAH 7

MEMBERIKAN MAKANAN UNTUK


STABILISASI DAN TRANSISI

64
LANGKAH 8

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR

 Fase Rehabilitasi
65
LANGKAH 9

MEMBERIKAN STIMULASI
UNTUK TUMBUH KEMBANG

66
Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang
Anak gizi buruk  keterlambatan perkembangan
mental dan perilaku.
Stimulasi diberikan secara bertahap dan berkelanjutan
sesuai umur anak terhadap empat aspek kemampuan
dasar anak:
- gerak kasar
- gerak halus
- bicara dan bahasa
- sosialisasi dan kemandirian

Stimulasi terstruktur selama 15 – 30 menit/hari


(permainan ci luk ba atau menggunakan Alat Permainan
Edukatif) 67
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke -2


(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok


atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita


kwashiorkor
68
LANGKAH 10

MEMPERSIAPKAN UNTUK
TINDAK LANJUT DI RUMAH

69
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT
DI RUMAH

• Persiapan dilakukan sejak anak dalam perawatan


(melibatkan ibu dalam kegiatan merawat anaknya).
• Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi harus
tetap dilanjutkan di rumah setelah anak dipulangkan.
• Anjurkan untuk kontrol teratur setelah pulang:
1x/minggu pada bulan pertama,
1x/2 minggu pada bulan kedua, selanjutnya
1x/bulan sampai 6 bulan atau lebih.
• Melengkapi imunisasi dasar ataupun ulangan sesuai
program PPI (Program Pengembangan Imunisasi).
70
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI

1. Tujuan terapi gizi pada anak gizi buruk adalah


memberikan energi & zat gizi guna mencegah dan
mengatasi:

Hipoglikemia
Dehidrasi
Kekurangan zat gizi mikro, vitamin mineral dan
elektrolit (K, Mg, Cl, Zn, Cu)
Memulihkan kondisi kesehatan
Meningkatkan status gizi anak

71
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
(Lanjutan …..)
2.
Prinsip Dasar Terapi Gizi pada Anak Gizi Buruk:
Kerusakan mukosa usus & enzim dalam waktu lama
mengakibatkan seluruh organ
(pencernaan,hati,pankreas,ginjal,jantung) anak gizi
buruk menjadi lemah
Pemberian Cairan dan Makanan:
Secara teratur (selama 24 jam)
Bertahap, mulai dari bentuk cair, lumat & padat (mudah
diserap)
mulai dg porsi kecil , sering dan rendah natrium
Melalui fase stabilisasi, transisi & rehabilitasi
72
Cara pemberian formula sebaiknya menggunakan gelas
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
(Lanjutan …..)

Tidak boleh tergesa-gesa dalam


memberikan makanan
Kenaikan BB baru dinilai setelah
pemberian F 100
Target kenaikan BB: 5 g/kg BB/hari atau 50
g/kgBB/minggu
Selalu dipantau dan dievaluasi

73
TERAPI GIZI
PADA FASE STABILISASI, TRANSISI
DAN REHABILITASI

74
FASE STABILISASI

Tujuan memberikan makanan:


Tidak untuk menaikkan berat badan
Agar kondisi anak stabil

Diberikan F75
 Cukup Energi (80 – 100 kkal/kg BB)
 Cukup Protein (1 – 1,5 g/kgBB)
 Cukup Cairan
- tanpa edema atau edema +, ++ ( 130 ml / kg BB )
- edema berat +++ ( 100 ml / kg BB )
 Cukup Elektrolit
 Dibagi dalam 12 kali pemberian
75
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75 UNTUK
ANAK GIZI BURUK TANPA EDEMA

Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari


BB anak total a)
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari (130 Sehari
jam b ) jam c) jam ml/kg) (minimum)
(12x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
2.0 20 30 45 260 210
2.2 20 35 50 286 230
2.4 25 40 55 312 250
2.6 25 45 55 338 265
2.8 30 45 60 364 290
3.0 30 50 65 390 310
3.2 30 55 70 416 335
3.6 35 60 80 468 375
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75
UNTUK ANAK GIZI BURUK
YANG EDEMA BERAT
Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari
BB anak total a)
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari(100 Sehari
jam b ) jam c) jam ml/kg) (minimum)
(12 x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
3.0 25 40 50 300 240
3.2 25 40 55 320 255
3.4 30 45 60 340 270
3.6 30 45 60 360 290
3.8 30 50 65 380 305
4.0 35 50 65 400 320
4.2 35 55 70 420 335
4.4 35 55 75 440 350

77
FASE STABILISASI-TRANSISI

 Tahap Akhir Stabilisasi:


F 75 interval 4 jam (bila dpt dihabiskan)  diganti
F100 setiap 4 jam dg jumlah cairan sesuai BB (tabel F 75)
berikan selama 2 hari
 Pada Hari ke 3:
F100 dgn jumlah cairan sesuai BB (tabel F100), 4 jam
berikut cairan dinaikan 10 ml  dilanjutkan F 100 sesuai
tabel tetapi tak melebihi jumlah max
 Pada Hari ke 4:
F100 dengan jumlah cairan sesuai BB (tabel F100) dan
dilihat bila kondisi klinis membaik dan anak mampu
menghabiskan F100 sesuai dengan yang dibutuhkan,
lanjutkan ke fase rehabilitasi
78
b. FASE TRANSISI

Tujuan memberikan Makanan:


Mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan energi
lebih besar

Diberikan F100:
 Cairan : 150 ml/kg BB
 Energi : 100 – 150 kkal/kg BB
 Protein : 2 – 3 g /kg BB
Catatan : anak gizi buruk < 6 bln pemberian F100
diencerkan menjadi 130 ml,
bila < 6 bln putus ASI harus direlaktasi selama 2 minggu.

79
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-100
UNTUK ANAK GIZI BURUK

Batas volume pemberian Batas volume


makan F-100 pemberian F100
BB anak Per 4 jam (6 kali sehari) dalam sehari
(kg)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
(ml) (ml) 150 220
ml/kg/hari ml/kg/hari
2.0 50 75 300 440
2.2 55 80 330 484
2.4 60 90 360 528
2.6 65 95 390 572
2.8 70 105 420 616
3.0 75 110 450 660
80
FASE REHABILITASI
Tujuan memberikan makanan:

Untuk Mengejar pertumbuhan. Diberikan setelah anak


bisa makan

Diberikan (F100 ditambah makanan bayi/anak):

Kebutuhan energi 150-220 kkal/kg BB, protein 4 – 6 g/kg


BB, cairan 150-200 ml/kg BB, Lemak minimal 40 % total
energi.

Bentuk Makanan padat gizi, diberikan menurut BB:

BB < 7 kg , diberikan makanan bayi/lumat padat gizi


81
BB > 7 kg , diberikan makanan anak/lunak padat gizi
82
83
FASE REHABILITASI (Lanjutan ...)

Contoh Soal 1:
Kebutuhan energi seorang balita dgn berat badan 6 kg
pada fase rehabilitasi adalah :
“6 kg x 200 kkal/kgBB/hr = 1200 kkal/hr”

Kebutuhan energi tersebut dapat dipenuhi :


F-100 : 3 x 150 cc 3 x 150 kkal = 450 kkal
Makanan lumat/lembik+buah 3 x 250 kkal = 750 kkal +

Total = 1.200 kkal

84
85

Anda mungkin juga menyukai