Anda di halaman 1dari 12

Interferential

current 4 polar
Kelompok 4

1. Amanda Putri Nareswari (P27226 018 002)


2. Annisa Mutiara Ariyanti (P27226 018 006)
3. Nini Raden Nur Fitrianti (P27226 018 034)
4. Nuur Miftakhul Hanyyah (P27226 018 036)
5. Rinda Laksita Dewi (P27226 018 041)
Pengertian interferential current

IFC adalah penerapan dua arus sinusoidal yang berbeda dan terpisah yang dikirim
ke area perawatan yang sama, pada waktu yang sama, pada frekuensi yang
berbeda dengan frekuensi pembawa di atas 1.000 pps (1000 - 10.000 Hz)
BentukArus
Merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang menggunakan arus listrik dengan frekuensi 4000 Hz dan jenis arus yang
continu dangan AMF 50 Hz dan AMF Modifikasi 100 Hz. Gabungan dari dua arus bolak balik berfrekuensi menengah dalam
bentuk empat elektrode sehingga terjadi interaksi arus dalam bentuk superposisi

– • Arus listrik diterapkan ke daerah yang terkena dengan menggunakan empat elektroda. Empat elektroda ditempatkan
sedemikian rupa bahwa dua arus yang dihasilkan saling silang di daerah yang terkena.
• Elektroda biasanya akan digunakan dengan spons basah ditempatkan di antara elektroda dan kulit pasien
• Gel konduktif dapat digunakan.
• Selama perawatan pasien akan merasakan kesemutan atau “kesemutan” sensasi di bidang kontak dari spons dan juga
dapat merasakan sensasi kesemutan di seluruh daerah yang sedang dirawat.
• Intensitas arus harus ditingkatkan dalam tingkat kenyamanan pasien.
• Arus kuat biasanya akan memiliki efek yang lebih menguntungkan, tetapi intensitas bila terlalu tinggi akan
menyebabkan rasa sakit.
Mekanisme kerja arus
InterFerential Current (IFC)
Mekanisme Arus InterFerential Current didapatkan dari teori gerbang kontrol dan
meningkatkan ambang depolarisasi serabut syaraf, yang memiliki efek untuk mengurangi rasa sakit.
(Paulo, 2014).
Arus IFC yang diberikan dengan intensitas mitis dan normalis akan membuat serabut
saraf afferen yang bermielen besar teraktivasi seperti A alfa dan A beta karena serabut saraf
tersebut memiliki nilai ambang yang rendah. Aktivasi serabut afferen yang besar akan
menyebabkan sel interneuron teraktivasi di substansia gelatinosa yang akan menyebabkan
tertutupnya gerbang sehingga akan memblokir rangsang yang dibawa oleh nosiseptor ke sel
transmisi (sel T) yang akan membawa impuls nosiseptif ke otak atau disebut inhibisi presinepsis.
Pemblokiran langsung dalam aktivitas nosiseptif.
Mekanisme antidromik dari arus InterFerential Current sehingga akan menghambat impuls
nosiseptif . Peningkatan pengangkutan materi kimiawi stimulator dan juga mediator nyeri dari daerah jaringan
yang akan terjadi kelainan atau kerusakan sehingga rasa nyeri tersebut akan berkurang dan mengaktifkan
sistem supresi nyeri desenderen.( Thornsteinsson et al dalam buku Parjoto, Terapi Listrik untuk Modulasi
Nyeri, 2006)
Indikasi

• Nyeri otot, tendon dan saraf.


• Kelemahan otot.
• Post traumatic.
• Spondylosis.
• Bursitis, tendonitis
• Artritis
Kontra indikasi

• Demam.
• Tumor.
• Tuberkolosis
• Tumor ganas
• Abdomen, pelvis, lumbal pada wanita hamil
• Pemakaian ‘’peace maker’’ pd jantung
• Pasien dengan penyakit jantung yg berat
• Trombosis arteri dan vena
• Hipotensi dan hipertensi
Efek terapi ifc

• Peningkatan aliran darah lokal yang dapat meningkatkan penyembuhan dengan mengurangi
pembengkakan (darah tambahan yang mengalir melalui daerah mengambil cairan edema pergi
dengan itu) dan sebagai hasilnya membantu menghilangkan jaringan yang rusak dan membawa
nutrisi yang diperlukan untuk penyembuhan daerah
• Stimulasi sel saraf lokal yang dapat memiliki efek mengurangi rasa sakit / bius karena berpotensi
menghalangi transmisi sinyal rasa sakit (nyeri mekanisme gate) atau dengan merangsang
pelepasan endorfin nyeri mengurangi (mekanisme opioid).
• Relaksasi kejang otot dapat dicapai melalui aplikasi luar dari arus listrik, mengatasi beberapa
hambatan otot yang sering disebabkan oleh cedera lokal dan pembengkakan.
• Peningkatan permeabilitas membran sel yang membantu gerakan ion ke dan dari sel-sel
sehingga mempromosikan penyembuhan.
Penatalaksanaan terapi

1. Anamnesis (keluhan)
2. Persiapan alat
pastikan alat dalam kondisi aman
basahi spons dengan air
3. Persiapan pasien
• Bebaskan daerah yang diterapi dari pakaian
• Posisikan pasien posisi tengkurap senyaman mungkin
4. Prosedur terapi
– 5. Pasang elektroda yang sudah
nyalakan alatnya dengan dimasukkan kedalam spons secara
menghubungkan kabel ke stopkontak
bersilangan dipunggung pasien.
setting alat dengan memilih
– 6. Mulai terapi dengan menaikkan
elektroterpy >pain management > clasifical
interferensial > tentukan dosis terapi
intensitas perlahan-lahan.

a. Treatment time : 10 menit


b. Carier frequensi : 4 KHz
c. Beat frequency : 50 Hz
d. Output mode : Cc

Anda mungkin juga menyukai