Anda di halaman 1dari 3

PENATALAKSANAAN TENS

(Transcutaneus Electrical Nerve


Stimulation)
No.Dokumen : SOP/FT/244
No.Revisi : 00
Tgl. Terbit : 02 Mei 2018
SOP

Dinas Kesehatan Halaman : 1 dari 3 UPT Puskesmas


Kota Tangerang Ciputat Timur
Selatan
Ditetapkan Kepala dr. Nia Purbasari
UPT Puskesmas NIP.19780623
Ciputat Timur 200801 2004

1. Pengertian 1. TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)


merupakan salah satu alat terapi yang menggunakan arus
listrik Menggunakan elektroterapi frekuensi rendah dan
stimulasi frekuensi tinggi untuk merangsang saraf dengan
tujuan mengurangi rasa sakit.
2. Indikasi
a. Keluhan nyeri otot,tendon, ligamen, kapsul, syaraf.
b. Keadaan hipertonus / spasme otot.
a. Kelemahan otot.
3. Kontra indikasi
a. Pasien dengan pacemaker pada jantung atau pasien
dengan penyakit jantung.
b. Pasien epilepsi.
c. Kehamilan preterm.
d. Untuk mengurangi resiko menginduksi persalinan, TENS
sebaiknya tidak diletakan diatas uterus yang sedang
membesar tersebut.
e. Digunakan diatas sinus karotis, mengingat resiko untuk
terjadinya akut hipotensi melalui reflek vasovagal.
f. Digunakan didalam mulut atau pada daerah kulit yang
rusak atau luka.
g. Elektroda tidak boleh digunakan pada area kelainan
sensoris (pada kasus lesi saraf, neuropati).
Penggunaan TENS harus diawasi ketat pada pasien dengan
stimulator medula spinalis atau pompa intratekal.
2. Tujuan Sebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan
pelayanan fisioterapi dengan modalitas TENS.
3. Kebijakan -
4. Referensi Panduan Prosedur Operasional Fisioterapi Indonesia
5. Prosedur A. Alat :
a. Alat TENS
1. Kabel stop kontak
6. Langkah - 1. Petugas menghubungkan alat dengan kabel stop kontak.
langkah 2. Petugas memeriksa alat apakah bekerja dengan baik dan
mempersiapkan pad electroda bersihkan dan basahi
dengan air / gel.
3. Petugas melakukan pemeriksaan pada pasien (anamnesa,
pemeriksaan sensasi dan pemeriksaan khusus).
4. Petugas menjelaskan program terapi yang diberikan
kepada pasien seperti rasa yang timbul, waktu yang
diperlukan, tujuan, indikasi serta kontra indikasinya.
5. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin /
comfortable.
(duduk di kursi, terlentang atau tengkurap di bed).
6. Petugas memastikan bagian atau area tubuh yang akan
dilakukan terapi bersih dan kontak langsung dengan kulit.
7. Petugas melepaskan pad electroda yang menempel pada
plastik pad electroda.
8. Petugas memasang pad electroda sesuai dengan kondisi
pasien.
a. Pemasangan pad electrodapada atau sekitar nyeri
 Paint Point (atas bawah dari lokasi nyeri)
 Cross (menyilang pada area nyeri)
 Bracket (tepat pada lokasi nyeri)
b. Pemasangan pad electrodapada area dermatome
c. Pemasangan pad electrodapada segmen sumsum
tulang belakang (medulla spinalis)
d. Pemasangan pad electrodapada pleksus
e. Pemasangan pad electrodapada titik akupuntur / trigger
point
9. Petugas mengatur dosis frekuensi dan intensitas
(disesuaikan dengan toleransi pasien).
10. Petugas mengatur timer / waktu sesuai kebutuhan antara
10-15 menit.
11. Petugas menanyakan apakah dosis intensitas terapi yang
diberikan sudah nyaman ataukah belum.
12. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa terapi sudah
selesai jika suara timer alat berbunyi (berhenti otomatis).
13. Petugas mengambil pad electroda dan mengembalikan alat
ketempat semula.
14. Petugas membersihkan kulit pasien dengan menggunakan
tisu / handuk pada area bekas ditempeli pad electroda.
15. Petugas menanyakan kepada pasien dan memeriksa
kemungkinan efek samping.
Petugas mencatat tindakan dalam buku register Fisioterapi.
7. Hal – hal yang Observasi pasien selama pelaksanaan terapi tanyakan jika
perlu pasien mengeluhkan kurang atau lebihnya dosis intensitas
diperhatikan terapi yang diberikan.
8. Unit Terkait Unit Fisioterapi
9. Dokumen 1. Buku register Fisioterapi
Terkait
10. Rekaman
No. Yang Isi perubahan Tgl. Mulai
historis
diubah Diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai