0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
224 tayangan3 halaman
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) adalah alat terapi yang menggunakan listrik untuk merangsang saraf dan mengurangi rasa sakit. Dokumen ini menjelaskan prosedur penggunaan TENS untuk merawat pasien, termasuk persiapan alat, pemasangan elektroda, pengaturan intensitas, dan observasi efek terhadap pasien. Tujuannya adalah memberikan petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan layanan TENS.
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) adalah alat terapi yang menggunakan listrik untuk merangsang saraf dan mengurangi rasa sakit. Dokumen ini menjelaskan prosedur penggunaan TENS untuk merawat pasien, termasuk persiapan alat, pemasangan elektroda, pengaturan intensitas, dan observasi efek terhadap pasien. Tujuannya adalah memberikan petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan layanan TENS.
TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation) adalah alat terapi yang menggunakan listrik untuk merangsang saraf dan mengurangi rasa sakit. Dokumen ini menjelaskan prosedur penggunaan TENS untuk merawat pasien, termasuk persiapan alat, pemasangan elektroda, pengaturan intensitas, dan observasi efek terhadap pasien. Tujuannya adalah memberikan petunjuk bagi fisioterapis dalam memberikan layanan TENS.
merupakan salah satu alat terapi yang menggunakan arus listrik Menggunakan elektroterapi frekuensi rendah dan stimulasi frekuensi tinggi untuk merangsang saraf dengan tujuan mengurangi rasa sakit. 2. Indikasi a. Keluhan nyeri otot,tendon, ligamen, kapsul, syaraf. b. Keadaan hipertonus / spasme otot. a. Kelemahan otot. 3. Kontra indikasi a. Pasien dengan pacemaker pada jantung atau pasien dengan penyakit jantung. b. Pasien epilepsi. c. Kehamilan preterm. d. Untuk mengurangi resiko menginduksi persalinan, TENS sebaiknya tidak diletakan diatas uterus yang sedang membesar tersebut. e. Digunakan diatas sinus karotis, mengingat resiko untuk terjadinya akut hipotensi melalui reflek vasovagal. f. Digunakan didalam mulut atau pada daerah kulit yang rusak atau luka. g. Elektroda tidak boleh digunakan pada area kelainan sensoris (pada kasus lesi saraf, neuropati). Penggunaan TENS harus diawasi ketat pada pasien dengan stimulator medula spinalis atau pompa intratekal. 2. Tujuan Sebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan pelayanan fisioterapi dengan modalitas TENS. 3. Kebijakan - 4. Referensi Panduan Prosedur Operasional Fisioterapi Indonesia 5. Prosedur A. Alat : a. Alat TENS 1. Kabel stop kontak 6. Langkah - 1. Petugas menghubungkan alat dengan kabel stop kontak. langkah 2. Petugas memeriksa alat apakah bekerja dengan baik dan mempersiapkan pad electroda bersihkan dan basahi dengan air / gel. 3. Petugas melakukan pemeriksaan pada pasien (anamnesa, pemeriksaan sensasi dan pemeriksaan khusus). 4. Petugas menjelaskan program terapi yang diberikan kepada pasien seperti rasa yang timbul, waktu yang diperlukan, tujuan, indikasi serta kontra indikasinya. 5. Petugas memposisikan pasien senyaman mungkin / comfortable. (duduk di kursi, terlentang atau tengkurap di bed). 6. Petugas memastikan bagian atau area tubuh yang akan dilakukan terapi bersih dan kontak langsung dengan kulit. 7. Petugas melepaskan pad electroda yang menempel pada plastik pad electroda. 8. Petugas memasang pad electroda sesuai dengan kondisi pasien. a. Pemasangan pad electrodapada atau sekitar nyeri Paint Point (atas bawah dari lokasi nyeri) Cross (menyilang pada area nyeri) Bracket (tepat pada lokasi nyeri) b. Pemasangan pad electrodapada area dermatome c. Pemasangan pad electrodapada segmen sumsum tulang belakang (medulla spinalis) d. Pemasangan pad electrodapada pleksus e. Pemasangan pad electrodapada titik akupuntur / trigger point 9. Petugas mengatur dosis frekuensi dan intensitas (disesuaikan dengan toleransi pasien). 10. Petugas mengatur timer / waktu sesuai kebutuhan antara 10-15 menit. 11. Petugas menanyakan apakah dosis intensitas terapi yang diberikan sudah nyaman ataukah belum. 12. Petugas memberitahu kepada pasien bahwa terapi sudah selesai jika suara timer alat berbunyi (berhenti otomatis). 13. Petugas mengambil pad electroda dan mengembalikan alat ketempat semula. 14. Petugas membersihkan kulit pasien dengan menggunakan tisu / handuk pada area bekas ditempeli pad electroda. 15. Petugas menanyakan kepada pasien dan memeriksa kemungkinan efek samping. Petugas mencatat tindakan dalam buku register Fisioterapi. 7. Hal – hal yang Observasi pasien selama pelaksanaan terapi tanyakan jika perlu pasien mengeluhkan kurang atau lebihnya dosis intensitas diperhatikan terapi yang diberikan. 8. Unit Terkait Unit Fisioterapi 9. Dokumen 1. Buku register Fisioterapi Terkait 10. Rekaman No. Yang Isi perubahan Tgl. Mulai historis diubah Diberlakukan perubahan