0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
214 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut berisi standar prosedur untuk beberapa teknik fisioterapi seperti dry needling, ischemic compression technique, pemeriksaan myofascial trigger point, dan pengukuran nyeri menggunakan skala visual analog quadrupel (QVAS). Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengobati gangguan otot dan mengukur tingkat nyeri pasien.
Dokumen tersebut berisi standar prosedur untuk beberapa teknik fisioterapi seperti dry needling, ischemic compression technique, pemeriksaan myofascial trigger point, dan pengukuran nyeri menggunakan skala visual analog quadrupel (QVAS). Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengobati gangguan otot dan mengukur tingkat nyeri pasien.
Dokumen tersebut berisi standar prosedur untuk beberapa teknik fisioterapi seperti dry needling, ischemic compression technique, pemeriksaan myofascial trigger point, dan pengukuran nyeri menggunakan skala visual analog quadrupel (QVAS). Teknik-teknik tersebut digunakan untuk mengobati gangguan otot dan mengukur tingkat nyeri pasien.
Pengertian Dry needling adalah prosedur invasif dimana jarum akupuntur
dimasukkan kedalam kulit dan otot. Hal ini ditujukan pada myofascial trigger point yang memiliki titik sensitif pada otot yang mengalami taut band.
Tujuan Sebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan
pelayanan fisioterapi dengan intervensi dry needling
Prosedur A. Persiapan Alat
Bed / tempat tidur Dry needling Handscoen Kapas dan Alkohol B. Persiapan Pasien Pasien tidur tengkurap diatas bed Lengan subjek berada disamping badan Pada area yang diterapi bebas dari kain atau pakaian Lakukan pemeriksaan myofascial trigger point pada otot upper trapezius Berikan penjelasan kepada pasien tentang pengaruh terapi dry needling C. Pelaksanaan Terapi Pastikan titik pemicu pada otot upper trapezius yang mengalami taut band terpalpasi dengan benar. Bersihkan area terapi dengan menggunakan kapas alkohol Berikan tusukan dry needling pada trigger point selama 30 detik Setelah dicabut lihat area tusukan, apabila mengeluarkan darah lakukan penekanan selama 10 detik Terapi dilakukan selama 3 minggu dengan 2 kali terapi setiap minggu
D IV FISIOTERAPI ISCHEMIC COMPRESSION TECHNIQUE
STANDARD PROSEDUR Lampiran 5
OPERASIONAL
Pengertian Ischemic compression technique adalah tehnik mekanik myofascial
trigger point yang terdiri dari penerapan tekanan berkelanjutan untuk waktu yang cukup lama untuk menonaktifkan trigger point.
Tujuan Sebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk memberikan pelayanan
fisioterapi dengan intervensi manual, yaitu ischemic compression technique
Prosedur A. Persiapan Alat
Tempat tidur Bantal B. Persiapan Pasien Pasien tidur tengkurap diatas tempat tidur dengan rileks Kepala pasien disangga bantal Pada area yang diterapi bebas dari kain atau pakaian Lakukan pemeriksaan myofascial trigger point pada otot upper trapezius Berikan penjelasan kepada pasien tentang pengaruh terapi ischemic compression technique C. Pelaksanaan Terapi Terapis berada disebelah pasien Lakukan palpasi pada area trigger point dan temukan titik yang paling sensitive atau nyeri. Setelah menemukan titik yang paling sensitive lakukan penekanan dengan menggunakan kedua ibu jari terapis selama 30 detik Terapi dilakukan selama 3 minggu dengan 2 kali terapi setiap minggu
D IV FISIOTERAPI PEMERIKSAAN MYOFASCIAL TRIGGER POINT
STANDARD Lampiran 5
PROSEDUR OPERASIONAL
Pengertian Pemeriksaan myofascial trigger point adalah pemeriksaan yang
dilakukan pada otot tertentu yang dilakukan untuk menegakkan diagnostik pada otot pasien yang mengalami gangguan muskuloskeletal.
Tujuan Sebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk melakukan
pemeriksaan myofascial trigger point.
Prosedur A. Persiapan Pasien
Pasien duduk dikursi dan diminta bersandar dengan rileks Lengan subjek sedikit abduksi dengan siku menekuk dan berada didepan atau diletakkan diatas paha pasien Pada area yang diterapi bebas dari kain atau pakaian Berikan penjelasan kepada pasien tujuan dari pemeriksaan B. Pelaksanaan Pemeriksaan Lakukan palpasi pada myofascial trigger point pada otot upper trapezius dengan menggunakan ibu jari atau jari telunjuk untuk menemukan taut band Kriteria myofascial trigger point : 1. Ditemukan taut band saat dilakukan palpasi 2. Titik hipersensitif pada taut band 3. Ada referrred pain saat diberi tekanan pada titik hipersensitif. Titik hipersensitif pada myofascial trigger point dapat ditemukan satu atau lebih titik nyeri trigger point. Lakukan provokasi nyeri dengan di beri tekanan pada taut band Tanyakan kepada pasien apakah ada penyebaran rasa nyeri saat diberi tekanan, jika ada minta pasien untuk menyebutkan letak nyerinya
D IV FISIOTERAPI QUADRUPLE VISUAL ANALOGUE SCALE (QVAS)
STANDARD PROSEDUR Lampiran 5
OPERASIONAL
Pengertian QVAS merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
nyeri dengan menggunakan 4 faktor spesifik yang terdiri dari nyeri saat ini, nyeri rata-rata, nyeri paling ringan dan nyeri yang terberat.
Tujuan Sebagai petunjuk bagi fisioterapis untuk menggunakan alat ukur
nyeri dalam mendukung pemeriksaan.
Prosedur C. Persiapan Alat
Lembar QVAS Alat tulis D. Pelaksanaan Pengukuran Subjek diminta memberi tanda di sepanjang garis sesuai dengan gambaran nyeri yang dirasakan subjek Minta pasien menyebutkan aktifitas yang dilakukan pasien saat nyeri muncul dan dalam posisi seperti apa Nilai yang ditunjukkan subek dicatat sebagai nilai nyeri subjek sebelum intervensi dengan melakukan nilai rata-rata pada poin 1,2 dan 4 Kembali lakukan pengukuran nyeri setelah penelitian selesai