Anda di halaman 1dari 17

FISIOLOGI

MUSKULOSKELETAL

KELOMPOK 2 PRA-BEDAH
DASAR
LATAR BELAKANG

 Testosteron dan steroid anabolik androgen (AAS) lainnya banyak digunakan oleh atlet dengan tujuan untuk
meningkatkan ukuran otot dan meningkatkan kekuatan otot.
 Pada banyak studi, penggunaan AAS biasanya tidak lebih dari 6 bulan.
 Peningkatan kekuatan otot berkaitan dengan bertambahnya massa otot, yang berhubungan pula dengan hipertrofi
serat otot baik pada serat tipe 1 dan 2. Efek penggunaan AAS jangka panjang terhadap morfologi otot dalam
hubunganna dengan kekuatan otot, sampai saat ini belum jelas.
 Studi ini akan meneliti efek penggunaan suplementasi AAS jangka panjang terhadap kekuatan dan morfologi otot,
mengeksplor hubungan antara dosis AAS, kekuatan otot, dan morfologinya pada atlet.
METODE

 17 atlet terlatih diikutsertakan.


 Subjek diwawancara mengenai doping substances, aktivitas fisik, kebiasaan merokok, penyakit yang dimiliki, dan konsumsi obat-obatan.
 10 atlet merupakan pengguna AAS/derivate AAS (Doped; usia 41.1+8.0 tahun) dan 7 atlet dilaporkan tidak pernah menggunakan AAS
(Clean; age 29.1+6.2 tahun).
 Subjek telah dilatih 4-6 kali per minggu selama minimal 5 tahun.
 Kekuatan otot dan komposisi tubuh
 Sampel darah
 Sampel otot
 Biopsy processing
 Analisis morfometrik
 Analisis statistik
HASIL
HASIL (2)
HASIL (3)
HASIL (4)
HASIL (5)
HASIL (6)
HASIL (7)
DISKUSI

 Hasil utama dari studi ini: doped athletes memiliki massa otot, kepadatan kapiler, dan kepadatan
myonuclei yang besar, namun memiliki maximal squat force yang lebih rendah terhadap massa otot dan
area serat.
 Kadar LH dan FSH yang rendah, serta kadar prolaktin yang tinggi pada beberapa individu  gangguan fungsi
kelenjar pituitary dengan kemungkinan efek negatif pada fungsi reproduktif.
 Tingginya SGOT/SGPT, CK pada beberapa individu  penggunaan AAS jangka panjang dapat menyebabkan
kerusakan pada hati dan jaringan otot.
 Statistik multivariat: kombinasi dari 8 parameter morfologi dapat membedakan doped athlete dengan clean athlete.
 Analisis korelasi: signifikan positif antara dosis AAS dan kekuatan otot relatif.
AAS DAN MASSA OTOT, MORFOLOGI DAN KEKUATAN OTOT

 Pemberian androgen dan gabungan pelatihan resistensi dikaitkan dengan peningkatan dalam massa tubuh tanpa
lemak, ukuran otot, dan kekuatan maximal voluntary dibandingkan dengan intervensi sendirian saja.
 Para penulis menyarankan bahwa bukan tidak mungkin peningkatan kapiler yang signifikan membutuhkan waktu
lebih lama dari 20 minggu.
 Menunjukkan peningkatan proporsional dan simultan dalam jumlah kapiler di sekitar setiap serat dan ukuran serat
otot pada kelompok Doped.
 Ini adalah hasil pertama yang menunjukkan hubungan antara suplementasi AAS jangka panjang dan kapilerisasi otot.
 AAS tidak hanya akan meningkatkan kekuatan otot, tetapi juga daya tahan otot.
ADAPTASI OTOT YANG TERGANTUNG DOSIS AAS

 Dari hasil perubahan ukuran serat pada Doped Group tidak menunjukkan spesifisitas jenis serat yang sama.
 Jika subjek G, dengan dosis AAS yang sangat tinggi, dimasukkan ke dalam perhitungan korelasi antara asupan AAS
dan kekuatan squat maksimal relatif terhadap area serat otot, tampaknya ada batas atas untuk asupan AAS, di mana
peningkatan lebih lanjut dalam asupan AAS akan menekan adaptasi dan kinerja otot.
KETERBATASAN PENELITIAN

 Estimasi dosis AAS yang tidak diketahui


 Pembagian Doped Group dan Clean Group berbeda subjek meskipun semuanya bertujuan untuk meningkatkan
kekuatan otot
 Doped Group memiliki usia lebih tua dan terdiri dari atlet yang terlibat dalam binaraga
 Clean Group atlet angkat besi
 Untuk lebih mengeksplorasi efek suplementasi AAS jangka panjang pada otot rangka, dengan teknik yang lebih
maju, seperti proteomik dan metabolomik harus diterapkan dalam analisis jaringan.
 Sekali lagi, kita harus menekankan bahwa desain penelitian saat ini sulit untuk direplikasi di laboratorium karena
dosis ekstrim dan durasi suplementasi AAS.
DAFTAR PUSTAKA

 Yu JG, Bonnerud P, Eriksson A, Stal PS, Tegner Y, Malm C. Effects of long term supplementation of anabolic
androgen steroids on human skeletal muscle. Plos One;. 2014; 9(9): e105330.

Anda mungkin juga menyukai