Anda di halaman 1dari 24

KOAGULAN & ANTIKOAGULAN

PENDAHULUAN
Pada keadaan normal, secara alami darah memiliki
lebih dari 30 zat dalam darah yang berperan sebagai
sistem yang kompleks yang mengatur kapan atau
bagaimana keseimbangan dari faktor – faktor
pembekuan yang benar.
Mekanisme Pembekuan Darah (Homeostasis)

Adalah cara tubuh untuk menghentikan perdarahan pada pembuluh darah


yang mengalami cedera.

Homeostasis melibatkan 3 komponen utama :


- vasokonstriksi pembuluh darah
- aktifitas trombosit
- Aktifitas protein yang terlarut dalam plasma (Fibrinogen)
•Apabila ada luka, mengakibatan trombosit pecah akan mengeluarkan
enzim trombokinase (tromboplastin).
•Trombokinase dengan ion kalsium & vit. K, akan mengaktifkan
protrombin menjadi trombin
•Selanjutnya trombin akan mengubah fibrinogen (protein plasma yg
larut) menjadi fibrin (protein plasma yang tak larut)
•Fibrin membentuk jalinan benang kecil yang memerangkap eritrosit &
leukosit, sehingga terbentuklah bekuan darah dilokasi luka baik di
dalam maupun diluar tubuh.
KOAGULAN
Adalah zat yang mempermudah & mempercepat pembekuan
darah
Mengapa Koagulan diperlukan ?

Jika terjadi kerusakan pembuluh darah


Pada kondisi tertentu adanya kelainan atau gangguan koagulasi darah (hemofilia)
Untuk Mengetahui adanya kelainan perdarahan yang terjadi
dalam tubuh :

• Dilakukan skrining koagulasi (pemeriksaan rumple leed,jml trombosit, wkt


perdarahan, wkt pembekuan, retraksi & konsistensi bekuan, lysis bekuan, ppt,
appt)

• Kelainan perdarahan :  akibat kelainan pada pembuluh darah


 Akibat kelainan pada darah

• Ditandai adanya kecenderungan untuk mudah berdarah


ANTI
KOAGULAN

Antikoagulan, sering disebut sebagai obat


pengencer darah, adalah zat yang mencegah
penggumpalan darah dengan cara mengikat
kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk
mengkonversi fibrinogen menjadi fibrin dalam
proses pembekuan darah.
Mengapa Antikoagulan Diperlukan ?

Sebagai upaya preventif untuk mencegah terjadinya serangan jantung.


Untuk profilaksis atau pengobatan gangguan tromboemboli.
Untuk pemeriksaan hematologi :
- pemeriksaan memakan waktu yang lama, pemeriksaan tidak hanya satu
atau dua, tetapi banyak pemeriksaan, tergantung pada banyak spesimen
Yang masuk dan jenis pemeriksaan yang diminta, sehingga tidak semua
Spesimen yang datang bisa langsung diperiksa.
- Bisa disimpan dalam lama waktu tertentu, sehingga apabila harus
Dilakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan lainnya dapat
Digunakan kembali.
Jenis Antikoagulan

• Antikoagulan jenis coumadin digunakan untuk


mencegah pembentukan bekuan darah (profilaksis).

• Antikoagulan trombolitik digunakan dalam keadaan


darurat untuk melarutkan bekuan darah (pengobatan).
Antikoagulan dibagi 3 kelompok :

• Antikoagulan parenteral heparin


• Antikoagulan oral, terdiri dari derivat 4
-hidroksikumarin misalnya : dikumoral, warfarin dan
derivat indan-1,3-dion misalnya : anisindion;
• Antikoagulan yang bekerja dengan mengikat ion
kalsium, salah satu faktor pembekuan darah.
Antikoagulan parenteral  Heparin:
Amonium, lithium (paling sering) & sodium

Ditemukan pada 1916, secara alami terdapat dalam sel-sel didalam tubuh
Merupakan asam mukopolisacharida
Cara kerja : berdaya sbg antitrombin  menghentikan pembentukan
- Trombin dari prothrombin, shg menghentikan konversi
- Fibrin dari fibrinogen
Tidak mempengaruhi bentuk eritrosit maupun trombosit
Tidak mengganggu analisa beberapa macam ion dalam darah
Konsentrasi dalam penggunaan :
- heparin kering : 0,1 – 0,2 mg/ml darah
- Heparin cair : 15 IU ± 2,5 IU/ml darah
Plasma siap dianalisa, setelah dimasukkan tabung (vacutainer cube), dihomogenisasi 6x & di
centrifuge 1300 – 2000 rpm selama 10 menit.
Darah heparin harus dianalisa maksimal 2 jam setelah sampling
Pengobatan yang menggunakan Antikoagulan Heparin:

Emboli paru-paru (pe) dan trombosis vena dalam (dvt), oklusi arteri akut
atau infark miokard akut  intra vena.
Obat ini juga digunakan untuk pencegahan tromboemboli vena selama
operasi dan untuk mempertahankan sirkulasi ekstrakorporal selama
operasi jantung terbuka.
Efek, diukur dengan tes appt
Efek samping : osteoporosis, rambut rontok & hipersensitifitas.
Pemeriksaan Hematologi yang menggunakan
Antikoagulan Heparin:

Penentuan hemoglobin
Penentuan hematokrit
Penentuan resistensi osmotik
Penghitungan sel-sel darah
Penentuan golongan darah
Transfusi darah
Antikoagulan Oral Warfarin:

• Bentuk tablet
• Mengikat vitamin K
• Untuk pencegahan dan pengobatan tromboemboli (infark miokard, penyakit
jantung rematik, serangan iskemia selintas, DVT , PE). Untuk pencegahan,
umumnya obat ini digunakan dalam jangka panjang.
• Terhadap trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan heparin,
tetapi terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif.
• Untuk pasien setelah operasi jantung utama dengan penggantian katup
buatan & operasi bypass jantung (pemberian selama 3 – 6 bulan)
• Efek warfarin diukur dengan tes USD dengan kisaran 2,0 – 3,0.
• Daya kerja warfarin terganggu oleh alkohol, sayuran hijau & diet tinggi vit
k.
• Kontra indikasi : usia diatas 65 th dengan riwayat stroke & perdarahan
gastrointestinal, ibu hamil
Antikoagulan Baru:

• Tablet Dabigatran Dan Rivarixaban


• Keuntungan : Stabil
• Tidak Memerlukan Pemantauan Konstan
• Kerugian : Mahal
Antikoagulan pengikat ion Kalsium:
Ethylen Diamine Tetra Asetat (EDTA)

Umumnya tersedia dalam bentuk garam sodium (na) atau potassium (k)
Ada 3 macam edta :
- dinatrium edta (na2edta )  kering, dosis 1 mg/1ml darah

- dipotassium edta (k2edta )  kering, dosis 1 mg/1ml darah


- Tripotassium EDTA (K3EDTA)  cair, dosis 0,01 ml/1ml darah
K2EDTA yang terbaik sesuai standar
- ICSH = international council for standarization in hematology
- CLSI = clinical and laboratory standards institute
Tidak mempengaruhi bentuk eritrosit & leukosit
Pemeriksaan Hematologi yang
menggunakan Antikoagulan EDTA:
PENENTUAN KADAR HB
PENENTUAN HEMATOKRIT
PENENTUAN LAJU ENAP DARAH (LED)
PENENTUAN RESISTENSI OSMOTIK DARAH
PENGHITUNGAN SEL-SEL DARAH TERMASUK
RETIKULOSIT
PENENTUAN GOLONGAN DARAH
Antikoagulan pengikat ion Kalsium:
Natrium Sitrat (Trisodium Citrat)

Ada 2 sediaan :
Larutan natrium sitrat 3,2%  kemasan dalam vacutainer tube bertutup biru terang
 Untuk pemeriksaan soal-soal proses pembekuan
darah & agregasi trombosit
 Volume = 1 volume antikoagulan : 9 volume darah

Larutan natrium sitrat 3,8%  kemasan dalam vacutainer tube bertutup hitam
 Untuk pemeriksaan laju enap darah & eritrosit
sedimen rate (ESR)
 Volume = 1 volume antikoagulan : 4 volume
darah
Antikoagulan pengikat ion Kalsium:
Oxalat
Ada 2 sediaan :
Natrium oxalat (na2c2o4)  bentuk larutan 0,1 n
 Bekerja dengan mengiat ion ca, terbentuk ca oksalat
 Untuk pemeriksaan plasma protrombin time (PPT)
 Volume = 1 volume oksalat : 9 volume darah
double oxalat  nama lain  balance oxalat mixture
 Antikoagulan dari heller & paul

 Kombinasi kalium oxalat & amonium oxalat (2 : 3) (Kalium oxalat berfungsi


sebagai antikoagulan, Amonium oxalat berfungsi sebagai antiglikolisis
(menstabilkan kadar glukosa darah dengan cara menghambat kerja enzim phosphoenol
pyruvate & urease)

 Sedian : kering : 2 mg double oxalat/ 1 ml darah (digunakan dalam bentuk


kering) Cair 2% : 0,1 ml double oxalat / 1 ml darah (dikeringkan dulu pd suhu < 60 °C,
menghindari menjadi karbonat, sifat antikoagulannya hilang)
Antikoagulan di Kedokteran Gigi:

• Pada pemberian aspirin sebagai penghilang rasa sakit, perlu


diperhatikan :
• Aspirin berkasiat anti trombolitik, dikenal sebagai agen anti
trombosit, yang mencegah pembentukan bekuan.
• Aspirin diberikan pada penderita serangan jantung atau stroke,
untuk memecah penyumbatan dan memperlancar aliran darah.
• Aspirin juga diberikan pada penderita angina, pada orang yang
menempuh penerbangan jarak jauh untuk mencegah resiko terbentuk
bekuan di kaki.
• Efek samping : pada pemberian jangka panjang memiliki resiko yang
signifikan terhadap perdarahan lambung.
Kesimpulan :
• Antikoagulan diresepkan untuk orang-orang dengan resiko pembekuan
darah :
• Orang dengan katup jantung buatan (katup biologis dari jaringan hewan tidak
memerlukan antikoagulan).
• Orang yang telah mengalami serangan jantung, untuk mengurangi resiko
trombosis di arteri koroner.
• Orang dengan angina  penyempitan arteri koroner & peningkatan resiko
trombosis koroner
• Orang yang pernah stroke akibat trombosis (stroke akibat perdarahan tidak
boleh diberikan antikoagulan)
• Orang yang beresiko DVT atau PE
• Pasien ortopedi
Sekian

Anda mungkin juga menyukai