Anda di halaman 1dari 8

TUJUAN INSPEKSI DAN SERTIFIKASI LIFTING EQUIPMENTS

PERMEN 06.P TH 1991, PEMERIKSAAN KESELAMATAN KERJA adalah pemeriksaan Teknis


mengenahi Kemampuan kerja suatu instalasi, peralatan dan tehnik yang dipergunakan
dalam kegiatan usaha MIGAS yang menyangkut segi keselamatan kerja orang, peralatan,
aset dan kesalamatan lingkungan.

Tujuan inspeksi dan sertifikasi pada sebuah Lifting Equipment adalah untuk menjamin
bahwa Lifting Equipment tersebut memenuhi minimum persyaratan: Code, Standard,
Specification, Company specification dan indonesian statutory regulation sehingga dapat
dipergunakan dengan aman sesuai dengan fungsi dan kemampuan sampai dengan
periode inspeksi selanjutnya.

Di Dalam pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi sebuah Lifting Equipment, maka peran
seorang Lifting Gear Inspector sangatlah penting dalam upaya pencapaian tujuan tersebut
diatas.
Kualifikasi Lifting Gear Inspector
(LGI)
Untuk Bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka seorang CI
minimum harus memiliki hal-hal sebagai berikut:
A.1. Professional Basic Attitude – CoC (Code of Conduct)
A.2. Trainning/Sertifikasi.
A.3. Physical Condition
A.4. Document and structure Knowledge tentang Liting Gear.
A.5. Experience
A.6. Basic Knowledge tentang Welding, DT and NDT
A.7. Safety Knowledge
A.8. Record and Reporting
A.9. Communication Skill
Kualifikasi Lifting Gear Inspector (LGI)
Untuk Bisa menjalankan tugasnya dengan baik, maka seorang LGI minimum harus
memiliki hal-hal sebagai berikut:

A.1. Professional Basic Attitude – CoC (Code of Conduct)


Professional attitude adalah kunci utama kesuksesan seorang LGI terhadap masa
depannya. Penilain atau keputusan yang diambil haruslah atas dasar:
 Honesty.
 Fair
 Impartial (tidak memihak)
 Consistent.
 Responsibility
A.2. Trainning/Sertifikasi.
Seorang LGI, untuk memenuhi aspek legalitas, harus memiliki sertifikat kompetensi
yang masih berlaku yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang. Untuk wilayah
kerja (MIGAS), seritifikat akan dikeluarkan oleh Dirjen MIGAS. Sertifikat ini didapat
setelah seseorang mengikuti training/pelatihan dan uji kompetensi yang dilakukan
oleh MIGAS.
A.3. Physical Condition
Karena dibutuhkan mobilitas dan ketelitian yang tinggi, maka kondisi phisik dan
metal harus selalu dalam kondisi Fit, punya pendengaran dan penglihatan yang
baik, dengan atau tanpa alat bantu dan tidak takut ketinggian.
A.4. Document and Knowledge tentang Alat Bantu Angkat.
Keharusan seorang LGI untuk memiliki wawasan dan pengetahuan tentang peraturan
perundang-undangan dan structural/integrity crane.
 Undang-undang dan peraturan di MIGAS
 Scope of inspeksi dan Sertifikasi di Lingkungan MIGAS
 Dokument (Manufacturer data, Manual Book, Sertificate)
 Document Contract
 Manufacture Data Report/Manual Book, Drawing
 Code, Standard, Specification, Owner specification
 Regulation (Local/Government)
 Company Regulation
 Lifting Equipment (Lifting Gear and Lifting Appliance)
 Signaling (Standard, hand and special signal)
 Load Test Procedure dan Reporting
A.5. Experience
Pendidikan, training dan pengetahuan dari buku belumlah cukup untuk
menjadikan seorang LGI qualified. Pengalaman lapangan dan pelaksana
langsung dalam inspeksi dan sertifikasi terhadap bermacam-macam jenis crane
sangatlah diperlukan untuk meningkatkan kualitas seorang LGI. Pengalaman
bekerja di Manufacturer, Suplier, Vendor, User/Owner, Auditor dan menjadikan
seorang LGI lebih familiar dan Competent di bidang crane. Yang juga penting lagi
adalah pengalaman dalam membaca dan memahami Code, Standard,
specification maupun Owner specification.

A.6. Basic Knowledge tentang Welding, DT and NDT


Walaupun seorang LGI tidak melakukan pekerja Destructive Test (DT), Non
Destructive Test (NDT) maupun Pengelasan, namun seorang LGI dituntun harus
memeliki pengetahuan tentang hal-hal tersebut. Lebih Baik jika seorang LGI
pernah mengikuti pelatihan-pelatihan dan mempunyai sertifikat tambahan
seperti LGI (Lifting Gear Inspector), Welding Inspector, dan NDT Level II
(Magnetic Test, Penetran Test dan Ultrasonic Test).
A.7. Safety Knowledge
Dengan mengacu ke tujuan awal inspeksi, yakni menyangkut Keselamatan Kerja
Orang, Equipment dan Aset dan Keselataman Lingkungan, maka safety aspect harus
menjadi perhatian atau bagian scope kerja seorang LGI. Dengan kompetensi dan
wewenang yang dimiliki seorang LGI, maka dia dituntut untuk sebagai suri tauladan
terhadap perilaku yang aman dan juga mampu memberikan koreksi terhadap
keadaan lingkungan kerja yang tidak aman. Pemahaman tentang Work Permit, Job
Risk Analysis, Cause Tree Analysis, Un-safe Act dan Un-safe Condition dan Motto
safety dimanapun seorang LGI menjalankan tugasnya, maka akan menjadi
kontribusi positif terhadap pelaksanaan tugas kerja seorang LGI. Motto safety:
THINK SAFETY FIRST, NO PPE NO JOB – GO HOME, SAFETY BEGINS WITH ME,
SAFETY PROTECT PEOPLE, SAFETY FOR ME, FOR YOU AND FOR ALL, I CARE FOR ME,
FOR YOU AND FOR ALL,

A.8. Record and Reporting


Untuk menghindari keraguan dan kesalahan dalam pembuatan pelaporan, maka
setiap aktifitas dan hasil dari pemeriksaan harus dicatat. “Catatlah apa yang anda
lakukan/amati dan lakukan apa yang anda catat” Setelah selesai pelaksanaan
pemeriksaan, maka sesegera mungkin untuk membuat laporan, misal seperti Site
Memo. Jangan menunda-menunda report. Buatlah report yang sangat singkat tapi
Informatif dalam bentuk Tulisan, Drawing dan Photo.
A.9. Communication Skill
Seorang LGI harus bekerja sama dengan semua pekerja yang terkait dengan
pelaksanaan inspeksi dan sertifikasi sebuah Crane. Seorang LGI harus bisa
berkumunikasi dengan Pemilik, Contractor, Migas Inspector, NDT team, Welder,
Operator crane, Rigger, Helper, dll.
End of Presentation

Anda mungkin juga menyukai