Anda di halaman 1dari 27

ASKEP HHNK

PENGERTIAN
 Hiperglikemik Hiperosmolar Non Ketosis adalah
keadaan koma akibat dari komplikasi diabetes
melitus di mana terjadi gangguan metabolisme
yang menyebabkan: kadar gula darah sangat
tinggi, meningkatkan dehidrasi hipertonik dan
tanpa disertai ketosis serum, biasa terjadi pada
DM tipe II.
 Koma Hiperosmolar Hiperglikemik NonKetotik
ialah suatu sindrom yang ditandai dengan
hiperglikemia berat, hiperosmolar, dehidrasi
berat tanpa ketoasidosis, disertai penurunan
kesadaran (Mansjoer, 2000).
ETIOLOGI
 Insufisiensi insulin
 DM, pankreatitis, pankreatektomi
 Agen pharmakologic (phenitoin, thiazid)

 Increase exogenous glukose


 Hiperalimentation (tpn)
 High kalori enteral feeding

 Increase endogenous glukosa


 Acute stress (ami, infeksi)
 Pharmakologic (glukokortikoid, steroid, thiroid)
 Infeksi: pneumonia, sepsis,
gastroenteritis.
 Penyakit akut: perdarahan
gastrointestinal, pankreatitits dan
gangguan kardiovaskular.
 Pembedahan/operasi.
 Pemberian cairan hipertonik.
 Luka bakar.
Faktor risiko
 Kelompok usia dewasa tua (>45 tahun)
 Kegemukan (BB(kg)>120% BB idaman, atau
IMT>27 (kg/m2)
 Tekanan darah tinggi (TD > 140/90 mmHg)
 Riwayat keluarga DM
 Riwayat kehamilan dengan BB lahir bayi >
4000 gram
 Riwayat DM pada kehamilan
 Dislipidemia (HDL<35 mg/dl dan/atau
trigliserida>250 mg/dl)
 Pernah TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah
Puasa Terganggu)
MANIFESTASI KLINIK
 Agak mengantuk, insiden stupor atau sering
koma.
 Poliuria selam 1 -3 hari sebelum gejala klinis
timbul.
 Tidak ada hiperventilasi dan tidak ada bau
napas.
 Penipisan volume sangat berlebihan
(dehidrasi, hipovolemi).
 Glukosa serum mencapai 600 mg/dl sampai
2400 mg/dl.
 Kadang-kadang terdapat gejala-gejala
gastrointestinal.
 Hipernatremia.
 Kegagalan mekanisme haus yang
mengakibatkan pencernaan air tidak adekuat.
 Osmolaritas serum tinggi dengan gejala SSP
minimal (disorientasi, kejang setempat).
 Kerusakan fungsi ginjal.
 Kadar HCO3 kurang dari 10 mEq/L.
 Kadar CO2 normal.
 Kalium serum biasanya normal.
 Tidak ada ketonemia.
 Asidosis ringan.
PATOFISIOLOGI
Penatalaksanaan Keperawatan
 . Primery survey
1) Airway
2) Breathing
3) Circulation
Cairan 1 L NaCl 0,9% bolus (2 L bila hipotensi)
: saline setengah normal.
4) Disability
Tentukan GCS, nilai pupil.
5) Exposure
Buka pakaian penderita, Cegah hipotermia.
 b. Tambahan primary survey
1) Pasang monitor EKG
2) Nasopharyngeal airway placement/
intubasi endotrakea
3) Kateter urin
4) Kateter vena sentral  untuk ukur CVP,
infus, ambil contoh darah
5) Kateter arteri  untuk analisis gas darah,
tekanan darah arteri
6) Pulse oksimetri
 c. Resusitasi fungsi vital dan reevaluasi
 d. Secondary survey
1) Anamnesis
AMPLE : alergi, medikasi, past illness, last meal,
environtment
2) Pemeriksaan fisik
3) Terapi definitive
- Insulin bolus 0,1 U/kg
- Antibiotik
- Monitor elektrolit dan gas darah vena
setiap 2-4 jam
 e. Rujuk Konsultasi endokrinologi,
neurology, penyakit infeksi, psikiatri
 Penatalaksanaan Koma Hiperosmolar
Hiperglikemik Non Ketotik (HHNK) meliputi
lima pendekatan (Soewondo, 2009) :
 a. Rehidrasi intravena agresif
 b. Penggantian elektrolit
 c. Pemberian insulin intravena
 d. Diagnosis dan manajemen faktor pencetus
dan penyakit penyerta
 e. Pencegahan
Pengkajian Keperawatan
 1. Primery Survey
 a. Airway
 b. Breathing
 c. Circulation
 d. Disability kesadaran
 2. Sekunder Survey
 Apabila managemen ABC menghasilkan kondisi
yang stabil, perlu pengkajian dengan
menggunakan pendekatan head to toe.Dari
pemeriksaan fisik ditemukan pasien dalam
keadaan apatis sampai koma, tanda-tanda
dehidrasi seperti turgor turun disertai tanda
kelainan neurologist, hipotensi postural, bibir
dan lidah kering, tidak ada bau aseton yang
tercium dari pernapasan, dan tidak ada
pernapasan Kussmaul.
Pemeriksaan fisik
 a. Neurologi (Stupor, Lemah, disorientasi,
Kejang, Reflek normal,menurun atau tidak
ada.
 b. Pulmonary (Tachypnae, dyspnae, Nafas
tidak bau acetone, Tidak ada nafas kusmaul.
 c. Cardiovaskular (Tachicardia, Hipotensi
postural, Mungkin penyakit kardiovaskula(
hipertensi, CHF ), Capilary refill > 3 detik.
 d. Renal (Poliuria( tahap awal ), Oliguria
( tahap lanjut ), Nocturia, inkontinensia
 e. Integumentary (Membran mukosa
dan kulit kering, Turgor kulit tidak elastis,
Mata lembek, Mempunyai infeksi kulit, luka
sulit sembuh.
 f. Gastrointestinal (Distensi abdomen
danPenurunan bising usus)
 3. Tersier Survey
 a. Riwayat Keperawatan
 Persepsi-managemen kesehatan
 1) Riwayat DM tipe II
 2) Riwayat keluarga DM
 3) Gejala timbul beberapa hari, minggu.
 b. Nutrisi – metabolik
1) Rasa haus meningkat, polidipsi atau
tidak ada rasa haus.
2) Anorexia
3) Berat badan turun.
 c. Eliminasi
1) Poliuria, nocturia.
2) Diarhe atau konstipasi.
 d. Aktivitas – exercise
lelah, lemah.
 e. Kognitif
1) Kepala pusing, hipotensi
orthostatik.
2) Penglihatan kabur.
3) Gangguan sensorik.
Pemeriksaan Diagnostik

 a. Serum glukosa: 800-3000 mg/dl.


 b. Gas darah arteri: biasanya normal.
 c. Elektrolit  biasanya rendah karena
diuresis.
 d. BUN dan creatinin serum  meningkat
karena dehidrasi atau ada gangguan renal.
 e. Osmolalitas serum: biasanya lebih dari
350 mOsm/kg.
 f. pH > 7,3.
 g. Bikarbonat serum> 15 mEq/L.
 h. Sel darah putih  meningkat pada
keadaan infeksi.
 i. Hemoglobin dan hematokrit 
meningkat karena dehidrasi.
 j. EKG  mungkin aritmia karena
penurunan potasium serum.
 k. Keton urine tidak ada atau hanya
sedikit.
MASALAH KEPERAWATAN

 1. Volume cairan kurang dari kebutuhan


 2. Gangguan perfusi jaringan
 3. Jalan napas tidak efektif
 4. Intoleransi aktivitas

Anda mungkin juga menyukai