Anda di halaman 1dari 39

Laporan Kasus

Preeklampsia Berat + Sindrom HELLP


Disusun Oleh :
Karunia Safitri

Pembimbing :
dr. Nunung Nurbaniwati, Sp.OG (K)

PROGRAM KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN PENYAKIT


KANDUNGAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WALED
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2019
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Umur : 35 tahun
Alamat : Kalimukti, Pabedilan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Status : Menikah
ANAMNESIS
Tanggal pemeriksaan : 07 Oktober 2019

Keluhan Utama :
Pasien mengaku hamil 29 minggu, mengeluh
pusing.
Riwayat Penyakit Sekarang
G3P2A0 gravida 29 minggu datang melalui IGD
Kebidanan RSUD Waled dengan keluhan pusing sejak
1 hari yang lalu, sebelumnya pasien diperiksa di
puskesmas dan setelah diperiksa tekanan darah pasien
diketahui memiliki tekanan darah tinggi yaitu
(TD170/110). nyeri kepala (-), penglihatan kabur (-),
nyeri epigastrium (-). Pasien tidak merasa mules dan
tidak ada keluar air-air dan perdarahan. Gerak janin
masih aktif dirasakan pasien. BAB (+), BAK (+) seperti
biasa. Karena keluhan tersebut, pasien memeriksakan
diri ke bidan desa lalu dirujuk ke RSUD Waled.
Riwayat Penyakit Dahulu
Jantung : disangkal
Asma : disangkal
DM : disangkal
Hipertensi : (+) Pada kehamilan anak ke 2
Riwayat Penyakit Keluarga
Hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung
dalam keluarga disangkal
Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus Haid : Teratur
Panjang Siklus : 28 hari
Lama : 6-7 hari
Dismenorhea : tidak ada
Banyak : 2-3 pembalut/hari
HPHT : 18-03-2019
HPL : 25-11-2019
Riwayat Pernikahan
Menikah saat usia 25 tahun dan sudah menikah selama
10 tahun dan merupakan pernikahan pertama.
Riwayat ANC
Pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan.
Pada trimester I sebanyak 1x, trimester II sebanyak 1x,
dan trimester III tiap bulan.
Riwayat Imunisasi TT
Pasien sudah melakukan imunisasi TT sebanyak 5x.
Riwayat Pemeriksaan USG
Pasien pernah melakukan pemeriksaan USG sebanyak 3
kali. USG pertama kali di PONED pada usia kehamilan
12 minggu, USG kedua pada usia kehamilan 20 minggu,
USG ketiga kali di Poliklinik Kandungan RSUD Waled
pada usia kehamilan 29 minggu hasilnya presentasi
kepala.
Riwayat KB
KB pil yang 1 bulan selama ± 5 tahun
Riwayat Obstetri
Riwayat Persalinan
Anak pertama laki-laki, cukup bulan, lahir spontan
ditolong oleh bidan dengan berat badan 3000 gram
sekarang berusia 9 tahun. Anak kedua laki-laki, cukup
bulan, lahir spontan di RS mutiara Bunda dengan berat
badan 2,500 gram sekarang berusia 4 tahun.
Riwayat abortus : disangkal
Riwayat infeksi nifas : disangkal
Riwayat penyakit kehamilan : disangkal
Riwayat Ginekologi
Riwayat kanker, kista ovarium, mioma uteri, perdarahan
pervaginam diluar menstruasi disangkal.
Riwayat Operasi
Operasi Sectio Caesarea disangkal
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien seorang ibu rumah tangga, dan suami bekerja
sebagai petani. Pasien tinggal bersama suami dan
keluarganya. Aktivitas pasien sehari-hari adalah melakukan
pekerjaan rumah tangga. Pasien menyangkal pernah
merokok, konsumsi alcohol atau obat-obatan terlarang.
PEMERIKSAAN FISIK

 Keadaan Umum : tampak sakit sedang


 Kesadaran : composmentis
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 65 kg
 Tanda-tanda vital : T : 170/110 mmHg
R : 22 x/menit
P : 84 x/menit
S : 36,5 ° C
Status Generalis

• Kepala : normocephal, rambut berwarna hitam dan tidak


mudah rontok
• Mata : simetris, ca -/-, sl -/-
• Hidung : deviasi (-) sekret (-) darah (-)
• Telinga : simetris, darah (-) sekret (-)
• Mulut : bibir sianosis (-), lidah kotor (-), karies (-) gusi
berdarah (-)
• Leher : KGB membesar (-), JVP meningkat (-)
• Thorak : Pulmo : VBS +/+ Rh -/- Wh -/-
• Cor : BJ I = BJ II reguler, M(-), G(-)
• Abdomen : cembung, BU (+), nyeri tekan (-), striae (+), jejas
(-)
• Ekstremitas : akral hangat (+), CRT > 2detik, edema - -
+ +
Status Obstetrik
• Pemeriksaan fisik luar :
TFU : 22 cm
DJJ : 140 x/menit, reguler
His : 1x10”x10’
– Leopold I : Teraba bagian teratas janin bulat lunak,
mudah digerakan, TFU 22 cm
– Leopold II : Teraba punggung dibagian kanan, bagian
kecil dikiri
– Leopold III : Teraba bagian terbawah janin bulat keras
– Leopold IV : Bagian terbawah janin belum masuk PAP

• Pemeriksaan fisik dalam :


V/V : tidak ada kelainan
VT : dinding vagina licin, portio tebal lunak, pembukaan (-),
ketuban (+), presentasi kepala.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hematologi
Darah Rutin
Hemoglobin 12.7 g/dL 12,5-15,5
Hematokrit 36 % 36-48
Trombosit 70 mm3 150-400
Lekosit 11 mm3 4-10
Eritrosit 4.49 mm3 3,8-5,4
RDW CV 14.5 % 11,6-14,6
RDW SD 41.5 Fl 29-46
Netrofil Batang 0 % 3-5
Netrofil Segmen 78 % 50-80
Limfosit% 14 % 25,0-40,0
Monosit% 5 % 2,0-8,0
Eosinofil 3 % 2-4
Basofil 0 % 0-1
MCV 80.2 mikro m3 82-98
MCH 28.3 Pg >=27
MCHC 35.3 g/dl 32-36
Imunoserologi
VDRL Non reaktive Non reaktive -
HbSAg Non reaktive Non reaktive -
HIV Non reaktive Non reaktive -
RTD 1 Non reaktive Non reaktive -

Proteinuria dipstick : +2
Janin tunggal hidup
intrauterin, presentasi
kepala, djj (+), plasenta
di corpus anterior,
ketuban cukup, Berat
janin 1383 gram, usia
kehamilan 29 minggu.
Resume
• G3P2A0 gravida 29 minggu datang melalui IGD Kebidanan
RSUD Waled dengan keluhan pusing sejak 1 hari yang lalu,
sebelumnya pasien diperiksa di puskesmas dan setelah
diperiksa tekanan darah pasien diketahui memiliki tekanan
darah tinggi yaitu (TD170/110). Pasien mempunyai riwayat
Hipertensi pada hamil anak ke 2, Pasien mengaku bahwa
menstruasinya lancar dan pertama kali mendapatkannya yaitu
usia 12 tahun dengan siklus yg teratur selama 7 hari dan dapat
mengganti pembalut 2-3 kali dalam sehari. Riwayat ANC
dilakukan rutin di puskesmas setempat, imunisasi TT sudah
dilakukannya lima kali. Pasien menikah saat usia 25 tahun,
sudah menikah selama 10 tahun dan merupakan pernikahan
pertama.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum sakit
sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah 170/110
mmHg, nadi 84x/menit, respirasi 22 x/menit, suhu 36,5 °C.
Pada pemeriksaan status generalis terdapat edema pretibial
bilateral. Pada pemeriksaan obstetrik di pemeriksaan luar
didapatkan TFU 22 cm, DJJ 140 x/menit reguler, his
1x10”x10. Pada pemeriksaan leopold I Teraba bagian
teratas janin bulat lunak, mudah digerakan, TFU 22 cm,
leopold II teraba bagian kecil di kiri dan teraba bagian
tahanan di kanan, Leopold III teraba bagian terbawah janin
bulat keras, Leopold IV bagian terbawah janin belum masuk
PAP. Pemeriksaan fisik dalam V/V tidak ada kelainan, VT
dinding vagina licin, portio tebal lunak, pembukaan (-),
ketuban (+), presentasi kepala.
Diagnosis kerja
G3P2A0 Hamil 29 minggu Preeklamsi Berat
dengan HELLP Syndrome
Penatalaksanaan
• Rawat Inap
• Konsul Sp.OG, Advice:
- Protab PEB
- Metildopa 3x500mg
- Amlodipin 1x10 mg
- Dexametason 2x1 ampul
- Konsul Sp.PD
Konsul Sp.PD HELLP Syndrome + PEB
• Diet lunak 1800 kkal
• Furosemid 2x40 mg iv
• Metildopa 3x500mg po
• Amlodipin 1x5 mg po
• NAC 3X200 mg po
• SNMC 2 ampul dalam D5% 200cc selama 30
menit, 1x/hari selama 3 hari
PROGNOSIS
Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
Hipertensi Dalam Kehamilan

Preeklampsia

Eklampsia

Superimposed preeklampsia

Hipertensi kronis

Transient hipertensi

Hipertensi gestasional
Preeklampsia
Hipertensi + proteinuria
yg terjadi pada UK 20 minggu / segera setelah
persalinan, bahkan setelah 24 jam post partum
Preeklampsia Ringan:
TD ≥ 140/90 mmHg dan
proteinuria ≥ 300 mg/24 jam
atau 1+ dipstik
Preeklampsia

Preeklampsia Berat:
TD ≥ 160/110 mmHg &
proteinuria lebih dari 5 g/24
jam atau ≥ +2 dipstik
Epidemiologi
Di Indonesia frekuensi kejadian preeklampsia
sekitar 3-10% (Triatmojo, 2003). Sedangkan di
Amerika Serikat dilaporkan bahwa kejadian
preeklampsia sebanyak 5% dari semua
kehamilan (23,6 kasus per 1.000 kelahiran)
Faktor resiko
Gemeli

Obesitas

Primigravida

Riwayat
preeklampsia

Riwayat penyakit
tertentu
Etiologi
Preeklampsia lebih sering ditemukan pada hamil
yang:
• Terpajan vili korialis pertama kali
(primigravida/primipaternitas)
• Terpajan vili korialis berlebihan (hiperplasentosis,
misalnya pada kehamilan kembar atau mola
hidatidosa)
• Riw. penyakit ginjal atau kardiovaskular
• Riw. preeklampsia dan eklampsia dalam keluarga
• Invasi trofoblast abnormal
Preeklampsia  ≠ terjadi
invasi trofoblas  a.spiralis
≠ mengalami distensi &
vasodilatasi  hipoksia &
iskemi plasenta
Faktor imunologi
Reaksi penolakan janin karena perubahan
histologis di perbatasan sel/jaringan ibu dan
plasenta  pembentukkan blocking
antibodies
Rendahnya ekspresi HLA-G di jaringan
trofoblas ekstravili gangguan vaskularisasi
plasenta
Faktor nutrisi
↑ pada wanita hamil yang kekurangan
zat/vitamin antioksidan (C, E, beta karoten),
kalsium, protein, kelebihan garam natrium,
kekurangan asam lemak jenuh (PUFA)
PREEKLAMPSIA RINGAN PREEKLAMPSIA BERAT

a) Tekanan darah 140/90 mmHg, a) Tekanan darah ≥160/≥110 mmHg atau lebih.
atau kenaikan diastolik 15 b) Proteinuria ≥2 gr atau lebih perliter dalam 24
mmHg atau lebih, atau kenaikan
jam atau kualitatif ≥2+ (dipstik)
sistolik 30 mmHg atau lebih
setelah 20 minggu kehamilan c) Kreatinin serum > 1,2 mg% disertai oliguria
dengan riwayat tekanan darah (<400 ml/24 jam)
normal.
b) Proteinuria kuantitatif ≥ 0,3 gr d) Trombosit <100.000/mm3
perliter atau kualitatif 1+ atau e) Peningkatan kadar SGOT/SGPT
2+ pada urine kateter atau
midstearm. f) Peningkatan kadar LDH
g) Sakit kepala yang menetap
h) Nyeri epigastrium yang menetap
i) Pertumbuhan janin terlambat
j) Edema paru disertai sianosis
k) Adanya HELLP SYNDROME
PREEKLAMPSIA RINGAN PREEKLAMPSIA BERAT

• Rawat jalan, istirahat yang DOSIS AWAL :


cukup, memantau tekanan 4 gram MgSO4 (10 cc
darah dan proteinuria setiap MgSO4 40%) dilarutkan
hari kedalam 100cc RL,
• Dapat dipertimbangkan diberikan selama 15-20
pemberian antioksidan dan menit.
kalsium DOSIS PEMELIHARAAN :
• Kontrol setiap minggu 10 gr dalam 500 cc cairan
• Bila tekanan darah RL diberikan dengan
terkontrol pada UK 37 kecepatan 1-2 gr/jam (20-30
minggu dilakukan terminasi tpm).
kehamilan
Sindroma HELLP
Sindroma HELLP  pre eklampsia dan eklampsia
yang disertai dengan adanya hemolisis,
peningkatan enzim hepar, disfungsi hepar dan
trombositopenia. (H = Hemolisis; EL = Elevated
Liver Enzim; LP = Low Platelets Count). (1)
Epidemiologi
• Sindrom HELLP  ± 2-12% kehamilan.
• Preeklampsi  5-7% kehamilan.
• Superimposed sindrom HELLP berkembang
dari 4-12% wanita preeklampsi atau eklampsi.
• Tanpa preeklampsi, diagnosis sindrom ini
sering terlambat.
• Faktor risiko sindrom HELLP berbeda dengan
preeklampsi . (2)
Faktor Risiko
Sindroma HELLP Preeklampsi

Multipara Nullipara
Usia ibu >25 tahun Usia ibu < 20 tahun atau >40 tahun
Ras kulit putih Riwayat keluarga pre – eklampsi
Riwayat Obstetri Jelek ANC yang minimal
Diabetes Melitus
Hipertensi Kronik
Kehamilan Multipel
Kriteria Diagnosis Sindroma HELLP

Sistem Mississippi Sistem Tennessee


- Klas 1 Trombosit ≤ 50 K/mm3 Sindrom Komplit:
- Klas 2 Trombosit > 50 - ≤100 - Hemolisis (gambaran sel abnormal)
K/mm3 - AST ≥ 70 IU/L
- Klas 3 Trombosit >100 - ≤ 150 - Platelet < 100 K/mm3
K/mm3 - LDH ≥ 600 IU/L
- AST dan atau ALT ≥ 40IU/L Sindroma Parsial:
- Hemolisis (gambaran sel abnormal)
Terdapat satu atau dua tanda
- LDH ≥ 600 IU/L
diatas
ALGORITMA TATALAKSANA SINDROMA HELLP 5
Umur kehamilan Umur kehamilan Umur kehamilan
< 32 minggu 32 – 34 minggu < 34 minggu

Pemberian Pemberian
Kortikosteroid Kortikosteroid

Observasi respon Penanganan


Terminasi
klinik konservatif

Konsul pasien untuk mendapatkan pertolongan


jika kehamilan dilanjutkan 2 minggu untuk
kematangan paru janin

Kondisi pasien Kondisi pasien stabil Transfer pasien kefasilitas pusat perawatan tersier
memburuk yang mempunyai NICU

Kondisi pasien Kondisi pasien


memburuk membaik

Pantau pasien di fasilitas pusat


perawatan tersier
Terminasi
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai