1. Corticospinal tract
2. Spinothalamic tract
3. Posterior collumn
Pemeriksaan Neurologis
Kelainan kongenital
Infeksi
Trauma / cedera tulang belakang
Kelainan deformitas
Spondylosis
Osteoporosis
Tumor
Kelainan Kongenital
KELAINAN KONGENITAL
Spina bifida
Spina bifida dengan meningocele
Spina bifida dengan meningmyelocele
Hemivertebra / scoliosis congenital
Klippel Feil Syndrome (leher pendek)
Infeksi Tulang Belakang
Gejala Klinis
Gejala klinis TBC tulang belakang hampir sama
dengan gejala TBC pada umumnya :
Badan lemas / lesu, anoreksia, berat badan
menurun
Suhu sedikit meninggi (subfebris)
Sakit pada tulang belakang pada waktu istirahat,
kadang-kadang rasa sakit lebih berat pada waktu
melakukan aktifitas
Infeksi Tulang Belakang
Laboratorium
Darah rutin : LED meninggi < 80 mm
Uji Mantoux positif
Biakan basil dari sputum atau cairan abses bisa
dijumpai basil TBC
PA bisa dijumpai jaringan granulasi dan sel Langhans
Radiologi
Foto thoraks bila asal infeksi berasal dari paru
Foto tulang belakang proyeksi AP dan lateral pada
segmen yang dirasakan nyeri atau daerah kifosis
Infeksi Tulang Belakang
Radiologi
Dengan proyeksi AP :
Diskus menyempit
Tinggi korpus berkurang
Abses terutama di daerah thorakal dan cervical
Dengan proyeksi lateral :
Destruksi korpus
Korpus bentuk baji
Diskus menyempit
Kifosis
Infeksi Tulang Belakang
Diagnosis
Pemeriksaan klinis dan neurologis teliti
Foto tulang belakang posisi AP dan lateral
Foto thoraks PA
Uji Mantoux
Biakan sputum atau pus dari abses
Infeksi Tulang Belakang
Terapi
1. Konservatif
• Tirah baring (bed rest) selama 2-3 minggu
• Perbaiki keadaan umum, diet tinggi protein dan
vitamin
• Pemasangan penyokong (brace)
• Pemberian obat antituberkulosa
INH (isonikotinik hidrasit) 10-14 mg/kgBB
Ethambutol 15-25 mg/kgBB
Rifampicin 10 mg/kgBB
Pirazinamid 1500 mg
Streptomycin injeksi
Infeksi Tulang Belakang
1. Konservatif (lanjutan..)
• Pemberian obat anti TBC selalu dengan kombinasi
dari 2 atau 3 jenis obat sesuai resistensi basil
2. Operatif
• Sebelumnya harus diberikan anti TBC selama 2
minggu untuk mencegah miliar TB post operasi
• Operatif berupa debridement (membuang) semua
jaringan yang nekrotik, kaseus, dan squester
• Anterior fusion dengan bone graft
• Koreksi kifosis
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Insiden :
15% dari multiple trauma
5% dari semua cedera kepala (trauma kapitis)
55% trauma servikal
15 % masing-masing pada trauma thorakal, trauma
thorakolumbal, dan trauma lumbosakral
Dugaan cedera tulang belakang
Mekanisme trauma
Sakit, nyeri tekan, sakit digerakkan dari vertebra
Luka lecet, bekas benturan, hematoma di vertebra
Ada kelainan neurologis (parese / plegi) dari tungkai
Tidak sadar akibat KLL, jatuh dari ketinggian
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Pertolongan Pertama
Segera periksa ABC dan atasi sebisa dan secepatnya
Segera periksa fungsi sensorik dan motorik dari
lengan dan tungkai
Jangan dipindahkan, kecuali terjepit dan tidak bisa
diberi pertolongan sehingga mengancam jiwa
Memindahkan penderita harus dicegah fleksi,
ekstensi, rotasi, atau gerakan yang menyebabkan
nyeri tulang belakang
Imobilisasi dengan cervical collar untuk leher dan
spine board / long board
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Transportasi baru boleh dilakukan bila ABC sudah
baik / diatasi dan tulang belakang telah
diimobilisasi
Penderita harus dirujuk ke rumah sakit yang ada
fasilitas bedah orthopaedi / bedah saraf
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Perawatan Rumah Sakit
Nilai ABC kembali, bila belum stabil cari cedera lain
Tentukan derajat / skor fungsi motorik dari lengan
dan tungkai menurut FRANKEL :
A : tidak ada fungsi sensorik dan motorik
B : plegi tapi sensorik baik
C : parese berat
D : parese ringan
E : normal
Cari tanda spinal shock (tensi < 90 mmHg, nadi < 90
x/1’, perfusi baik)
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Bila ada spinal shock, terapi dengan :
Infus D5 NaCl, 45% kurang dari kebutuhan normal
Posisi Trendelenburg
Pasang pipa lambung (NGT)
Pasang kateter urin
Oksigen
Cegah hipotermi
Bila bradikardi (nadi < 80), beri sulfas atropin
0,25-0,50 mg
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Terapi Metil Prednisolon
Untuk cedera spinal cord dapat diberikan bila
cedera belum lewat 8 jam, kalau sudah lewat
tidak berguna lagi
Diberi pada 24 jam pertama, dengan dosis :
30 mg x BB dalam 1 jam pertama, diencerkan
dengan aqua steril
Dosis lanjutan 5,4 mg x BB setiap jam selama 23
jam berikutnya, juga diencerkan
Trauma / Cedera Tulang
Belakang
Pemeriksaan Foto
Foto baru dilakukan bila ABC penderita stabil
Imobilisasi terpasang
Dibuat foto daerah / level berdasarkan pemeriksaan
klinis secara cermat
Harus tetap dijaga imobilisasi
Pemeriksaan CT-scan dan MRI bila dibutuhkan
Dari hasil foto + CT-scan / MRI ditentukan rencana
tindakan operasi
Kelainan Deformitas