Anda di halaman 1dari 37

Aspek Perpajakan Bagi

Bendahara Pemerintah
(Dana Alokasi Khusus/DAK)
Tahun Anggaran 2019

Kementerian Keuangan Republik


Indonesia
Direktorat Jenderal Pajak
DEFINISI PAJAK
(UU No. 6 thn 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan)

Pajak adalah :
 Kontribusi Wajib kepada Negara
 Terutang oleh Orang Pribadi atau Badan
 Sifatnya memaksa berdasarkan Undang-
undang
 Tidak mendapatkan Imbalan secara
Langsung
 Digunakan untuk Keperluan Negara
bagi sebesar- besarnya Kemakmuran
Rakyat.
SIKLUS PENERIMAAN DAN PENGGUNAAN
DANA APBN/APBD

4
Pajak Untuk Apa???
Dana Bagi
Hasil

Dana Dana Alokasi


Perimbangan Umum

Dana Transfer Dana Alokasi


Khusus
Ke Daerah

Dana Otonomi
Khusus
Dana Otonomi
Khusus dan
Penyesuaian
Dana
Penyesuaian
HITUNG : Identifikasi jenis pajak yang terkait atas belanja
barang/ jasa yang akan dilakukan kemudian hitung
pajaknya

BAYAR : Setelah diketahui jenis pajak dan nilai yang akan


dibayar, nilai pajak tersebut dibayarkan melalui Bank
Persepsi/ Kantor Pos dengan menggunakan Formulir E-Billing
(sse.pajak.go.id, sse2.pajak.go.id, sse3.pajak.go.id

LAPOR : Pajak yang sudah disetorkan kemudian dilaporkan


ke Kantor Pajak terdaftar dengan menggunakan formulir
SPT Masa (PPh Pasal 21, PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, PPh Pasl
4(2), PPN)
SANKSI TERLAMBAT SETOR

 Menurut Pasal 9 ayat (2a) UU No.


Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan UU No. 28
Tahun 2007, pembayaran atau
penyetoran pajak yang dilakukan setelah
tanggal jatuh tempo penyetoran
dikenakan sanksi administrasi berupa
bunga 2% per bulan dihitung dari
tanggal jatuh tempo pembayaran s.d.
tanggal pembayaran.
SANKSI TIDAK ATAU
TERLAMBAT MELAPOR
 Menurut Pasal 7 UU No. Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
UU No. 16 Tahun 2009, apabila Surat Pemberitahuan tidak
disampaikan dalam jangka waktu sebagaimana telah
ditentukan, dikenai sanksi administrasi berupa denda
sebesar Rp 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai,
Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah) untuk Surat
Pemberitahuan Masa lainnya, dan sebesar
Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak
badan serta sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah)
untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan
Wajib Pajak orang pribadi.
BENDAHARA PEMERINTAH

WAJIB

MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
PEMOTONGAN & PEMOTONGAN PAJAK PUSAT ATAS
DANA YG BERASAL DARI APBN/APBD

Objek Penjelasan
PPh Pasal 21 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan jabatan, jasa & kegiatan
PPh Pasal 4 ayat (2) Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan jasa tertentu
& sumber tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan,pengalihan
hak atas tanah/bangunan, hadiah undian dan lainnya)
PPh Pasal 22 Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubungan dengan
pembelian barang
PPh Pasal 23 Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty dan jasa-jasa lainnya selain Objek PPh Psl 21
PPN Pemungutan atas pajak konsumsi yg dibayar sendiri sehubungan
penyerahan Barang Kena Pajak & Jasa Kena Pajak
PPh Pasal 21
PENGHASILAN TERATUR PENGHASILAN TIDAK TERATUR

Penghasilan rutin (Gaji, Tunjangan) Honor kegiatan


Dikurangi:
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh. Bruto maks. Rp6.000.000 per tahun atau Rp500.000 per bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang dibayar sendiri

Jumlah sebulan Jumlah sebulan


lebih dari Rp kurang dari Rp
4.500.000 4.500.000
PNS NON PNS

Penghasilan Tidak terhutang


sebulan x 12 PPH

PNS Gol I, II PNS Gol III PNS Gol IV


PTKP DIKURANGI
Dipotong PPh Ps Dipotong PPh Ps Dipotong PPh Ps
21 : 0% dari 21 : 5% dari 21 : 15% dari
PENGHASILAN KENA PAJAK jumlah bruto jumlah bruto jumlah bruto
FINAL FINAL FINAL

PPh terhutang
(sesuai tarif PPh Sebulan =
Ps 17 UU PPh
dibagi 12 JIKA WP TDK MEMILIKI NPWP Dipotong PPh Ps
MAKA 21 : 5% dari
TARIFNYA 20% LEBIH TINGGI jumlah bruto :
Total
Penghasilan
sebulan > Rp
Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas
4.500.000
Penghitungan PPh Pasal 21
ATAS PENGHASILAN BERUPA
UPAH HARIAN

DIBAYAR HARIAN
TIDAK LEBIH DARI LEBIH DARI
Rp 450.000,- Rp 450.000,-

DIKURANGI
Rp 450.000,-

TIDAK DIPOTONG Tarif PPh Psl 17 x (Ph Bruto


PPh Ps.21 Bruto - Rp450.000)

PADA SAAT TELAH MELEBIHI


Rp 4.500.000 DALAM SATU BULAN KALENDER
JIKA WP TDK
MEMILIKI NPWP
Tarif PPh Psl 17 X (Ph Bruto MAKA
(>4,5jt s.d.10,2jt) –PTKP Tarif Ps 17 X (Ph Bruto TARIFNYA 20%

Harian) (>10,2jt) –PTKP) LEBIH TINGGI

Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas


PTKP dan TARIF

PTKP PTKP
Mulai 2015 Mulai tahun 2016 s.d. sekarang
Uraian
SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
UNTUK DIRI PEGAWAI (TK/-) 36.000.000,- 3.000.000,- 54.000.000,- 4.500.000,-
UNTUK DIRI PEGAWAI YG 39.000.000,- 3.250.000,- 58.500.000,- 4.875.000,-
KAWIN/NIKAH (K/-)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 42.000.000,- 3.500.000,- 63.000.000,- 5.250.000,-
MEMILIKI 1 TANGGUNGAN (K/1)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 45.000.000,- 3.750.000,- 67.500.000,- 5.625.000,-
MEMILIKI 2 TANGGUNGAN (K/2)
UNTUK PEGAWAI YG KAWIN & 48.000.000,- 4.000.000,- 72.000.000,- 6.000.000,-
MEMILIKI 3 TANGGUNGAN (K/3)

NO Lapisan Penghasilan Tarif (Ps.17 UU PPh)


1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%
PPh Pasal 22
SAAT PEMUNGUTAN PPh Pasal 22

PADA SETIAP PELAKSANAAN PEMBAYARAN


ATAS PENYERAHAN BARANG OLEH REKANAN
DAN DISETOR PADA HARI YANG SAMA

TARIF 1,5%
DARI HARGA/NILAI
PEMBELIAN BARANG

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
PPh Pasal 23
PEMOTONG PPh PASAL 23/26
Peraturan Menkeu No.244/PMK.03/2008

BENDAHARA PEMERINTAH PUSAT


BENDAHARA PEMERINTAH DAERAH
BADAN

YANG MELAKUKAN PEMBAYARAN


ATAS OBJEK PPh Pasal 23
PENGHASILAN
21 YANG DIKENAKAN PEMOTONGAN
PPh PASAL 23

HADIAH DAN PENGHARGAAN SEHUBUNGAN DENGAN


KEGIATAN SELAIN YANG TELAH DIPOTONG PPh. 21

SEWA DAN PENGHASILAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN


PENGGUNAAN HARTA

IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN:


• JASA TEKNIK;
• JASA MANAJEMEN;
• JASA KONSULTAN HUKUM,
• JASA KONSULTAN PAJAK,
• JASA LAIN SELAIN JASA YG TELAH DIPOTONG PPh PSL 21

YANG BERASAL DARI MODAL :


• DEVIDEN
• BUNGA
• ROYALTI
TARIF DAN DASAR PEMOTONGAN
22
PPh PASAL 23

HADIAH DAN
SEWA
PENGHARGAAN,
DAN
DEVIDEN, BUNGA
JASA LAINNYA
DAN ROYALTI

TARIF TARIF
15 % 2%

JUMLAH BRUTO

DASAR PEMOTONGAN

JIKA REKANAN TDK MEMILIKI NPWP MAKA


TARIFNYA 100% LEBIH TINGGI
Objek Pemotongan PPh Pasal 23
No Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
Penghitungan penyetoran pelaporan
1 jasa teknik, jasa manajemen, jasa 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
konsultan berikutnya berikutnya
1. Dividen, Bunga, Royalti, Hadiah 15% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
berikutnya berikutnya
2. Sewa dan penghasilan lain 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
sehubungan dengan penggunaan berikutnya berikutnya
harta kecuali Sewa Tanah dan/atau
Bangunan
3. Imbalan Jasa Lain
1. Jasa Penilai (appraisal) 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
berikutnya berikutnya

2. Jasa Aktuaris 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln


berikutnya berikutnya
3. Jasa Akuntansi,pembukuan dan 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
atestasi laporan keuangan berikutnya berikutnya
4. Jasa Perancanag (design) 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
berikutnya berikutnya
5. Jasa pengeboran (drilling) di 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
bidang penambangan migas,kecuali berikutnya berikutnya
yg dilakukan BUT
6. Jasa penunjang di bidang 2% Jumlah Bruto* 10 bln 20 bln
penambangan Migas berikutnya berikutnya
23
*tidak termasuk PPN 
Objek Pemotongan PPh Pasal 23
No Objek Tarif Dasar Sifat Batas waktu Batas waktu
Penghitungan penyetoran pelaporan
22. Jasa penyelenggara kegiatan 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya

23. Jasa pengepakan 2% Jumlah 10 bln 20 bln


Bruto* berikutnya berikutnya

24. Jasa penyediaan tempat dan/atau 2% Jumlah 10 bln 20 bln


waktu dalam media masa, media luar Bruto* berikutnya berikutnya
ruang atau media lain untuk
penyampaian informasi
25. Jasa pembasmi hama 2% Jumlah 10 bln 20 bln
Bruto* berikutnya berikutnya

26. Jasa kebersihan atau cleaning service 2% Jumlah 10 bln 20 bln


Bruto* berikutnya berikutnya

27. Jasa katering atau tata boga 2% Jumlah 10 bln 20 bln


Bruto* berikutnya berikutnya

*tidak termasuk PPN

24
PPh Pasal 4 Ayat 2
PPN
CONTOH KASUS
Contoh Kasus :
Bendahara SMA Makassar menerima akan membangun beberapa ruangan/ kantor
Dana yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 126.500.000 (termasuk PPN)
PPK Makassar melakukan tender untuk melelang pekerjaan tersebut dengan pemenang tender sebagai berikut :
> CV A dengan pemegang kualifikasi JASKON sebagai pemenang jasa konsturksi perencana dengan nilai Rp 11.000.000
> CV B dengan pemegang kualifikasi JASKON sebagai pemenang jasa konsturksi pengawas dengan nilai Rp 5.500.000

> CV C dengan pemegang kualifikasi usaha kecil sebagai pemenang jasa pelaksana konsturksi dengan nilai Rp 110.000.000
Jenis Pajak apa saja muncul pada transaksi tersebut ?

Jawaban :
> Jasa Konstruksi Perencana dan Pengawas :
CV A
Nilai Transaksi : Rp11.000.000
Dsr Pengenaan Pjk : Rp10.000.000 (100/110 x Nilai Transaksi)
PPN : Rp1.000.000 (10% x DPP)
PPH Pasal 4 ayat 2 : Rp400.000 (4% x DPP)
Nilai yang diserahkan ke CV A : Rp9.600.000 (Nilai transaksi - PPN - PPh pasal 4 ayat 2)
CV B
Nilai Transaksi : Rp5.500.000
Dsr Pengenaan Pjk : Rp5.000.000 (100/110 x Nilai Transaksi)
PPN : Rp500.000 (10% x DPP)
PPH Pasal 4 ayat 2 : Rp200.000 (4% x DPP)
Nilai yang diserahkan ke CV A : Rp4.800.000 (Nilai transaksi - PPN - PPh pasal 4 ayat 2)
> Jasa Konsturksi Pelaksana Konstruksi
CV C
Nilai Transaksi : Rp110.000.000
Dsr Pengenaan Pjk : Rp100.000.000 (100/110 x Nilai Transaksi)
PPN : Rp10.000.000 (10% x DPP)
PPH Pasal 4 ayat 2 : Rp2.000.000 (2% x DPP)
Nilai yang diserahkan ke CV A : Rp98.000.000 (Nilai transaksi - PPN - PPh pasal 4 ayat 2)
Contoh Kasus :
SMA 999 Makassar menerima Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk perbaikan ruangan sekolah
Dana yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 11.000.000 dengan rincian sebagai berikut :
> Alokasi pembelian material bahan sebesar Rp 7.700.000,- di Toko A harga sudah termasuk PPN
> Alokasi gaji harian tukang selama sepuluh hari sebesar Rp 3.300.000,-
Jenis Pajak apa saja muncul pada transaksi tersebut ?

Jawaban :
> Pembelian Material sebesar Rp 7.700.000 di Toko A (harga sudah termasuk PPN) (NILAI
KUITANSI)
Dasar Pengenaan = 100 x Rp 7.700.000 = Rp 7.000.000
Pajak (DPP) 110

PPN = 10% x DPP


10% x Rp 7.000.000 = Rp 700.000

PPh pasal 22 = 1,5% x DPP


1,5% x Rp 7.000.000 = Rp 105.000

Jadi jumlah yang diberikan kepada toko A setelah dikurangi pajak adalah :
(Harga Barang - PPN - PPh Pasal 22)
Rp 7.700.000 - Rp 700.000,- Rp 105.000 = Rp6.895.000

> Gaji Harian Tukang selama sepuluh hari sebesar Rp 3.300.000 atau Rp 330.000/ hari
Karena gaji harian tukang tidak lebih dari Rp 450.000/hari dan akumulasi sebulan tidak lebih dari
Rp 4.500.000, maka Gaji harian tukang tidak dikenakan PPh Pasal 21
Contoh Kasus :
> Apabila alokasi gaji harian tukang sepuluh hari sebesar Rp 5.000.000,-

Jawaban :
> Gaji Harian Tukang selama sepuluh hari sebesar Rp 5.000.000
(Ph bruto-ptkp harian) x tarif
(Rp 5.000.000 - (450.000 x 10)) x 5% = Rp25.000
Contoh Kasus :
Bendahara Makassar akan melakukan penyewaan alat berat selama 2 hari dengan Rekanan CV ABC
Dana yang dialokasikan untuk kegiatan tersebut sebesar Rp 1.650.000 dengan rincian sebagai berikut :
Jenis Pajak apa saja muncul pada transaksi tersebut ?

Jawaban :
> Sewa alat berat sebesar Rp 1.650.000 di CV ABC (harga sudah termasuk PPN) (NILAI
KUITANSI)
Dasar Pengenaan = 100 x Rp 1.650.000 = Rp 1.500.000
Pajak (DPP) 110

PPN = 10% x DPP


10% x Rp 1.500.000 = Rp 150.000

PPh pasal 23 = 2% x DPP


2% x Rp 1.500.000 = Rp 30.000

Jadi jumlah yang diberikan kepada CV A setelah dikurangi pajak adalah :


(Harga Jasa - PPN - PPh Pasal 23)
Rp 1.650.000 - Rp 150.000,- Rp 30.000 = Rp 1.470.000
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal perpajakan terkait konsu

Peraturan Menkeu No.18/PMK.010/2015


Kriteria Jasa Boga atau Katering yang Termasuk Jasa yang Tidak Dikenai PPN

Satker melakukan pembelian konsumsi senilai Rp. 3.000.000


No. Kasus Ketentuan Perpajakan Keterangan
Apabila memenuhi kriteria Jasa
PPh Pasal 23 = 2% x 3jt =
Boga/Katering sesuai ketentuan PMK-
60.000
18/PMK.010/2015, maka dikenakan
PPh Pasal 23 sebesar 2% dan tanpa PPN

Pengadaan nasi kotak/ Apabila tidak memenuhi kriteria


PPh Pasal 22 = 1,5% x 3jt
1 kue dos Jasa Boga/Katering sesuai
= 45.000
ketentuan PMK-18/PMK.010/2015
a.l. seperti penjualan
makanan/minuman di Toko, Kios,
dan sejenisnya, maka dikenakan
PPh Pasal 22 sebesar 1,5%
Pengadaan prasmanan PPh Pasal 21 sebesar Nilai Belanja x 50% x PPh Pasal 21 = 3jt x 50% x 5%
2
rekanan Orang Pribadi Tarif PPh Pasal 17 dan tanpa PPN = 75.000

Pengadaan prasmanan PPh Pasal 23 = 2% x 3jt =


3 PPh Pasal 23 sebesar 2% dan tanpa PPN
rekanan Badan (CV, dll) 60.000
CARA SETOR !!!

Setor Pajak dengan


menggunakan
Formulir E-Biling :
1. sse.pajak.go.id
2. Sse2.pajak.go.id
3. Sse3.pajak.go.id

CARA LAPOR !!!

3. SPT MASA PPH PASAL 23

4. SPT MASA PPH PASAL 4 AYAT 2

5. SPT MASA PPN


PENYETORAN DAN PELAPORAN

JENIS PAJAK KJP KJS KETERANGAN SAAT SETOR SAAT LAPOR


100 TIDAK FINAL TANGGAL 10 BULAN TANGGAL 20 BULAN
PPH PASAL 21 411121
402 FINAL BERIKUTNYA BERIKUTNYA
PPH PASAL 22 411122 910 APBN TANGGAL 14 BULAN
SAAT PEMBAYARAN
920 APBD BERIKUTNYA
TANGGAL 10 BULAN TANGGAL 20 BULAN
PPH PASAL 23 411124 104 JASA/SEWA
BERIKUTNYA BERIKUTNYA
TANGGAL 10 BULAN TANGGAL 20 BULAN
PPH PASAL 4 AYAT 2 411128 409 KONSTRUKSI
BERIKUTNYA BERIKUTNYA
411211 910 APBN TANGGAL 7 BULAN AKHIR BULAN
PPN
920 APBD BERIKUTNYA BERIKUTNYA

Anda mungkin juga menyukai