Anda di halaman 1dari 54

VARISELA

Pembimbing :
dr. Lucille Anisa Suardin A, Sp.KK

By :
Desy Sholaika Wati

1
PENDAHULUAN
Varisella (chicken pox) atau cacar air
disebabkan oleh infeksi virus varisela
zooster.
Penularan nya terjadi melalui udara,
terutama penderita pada orang
dengan immunokompromais dan
kelompok tertentu.

3
TINJAUAN PUSTAKA

4
Definisi

• Varisella (chicken pox) atau cacar air disebabkan


oleh infeksi virus varisela zooster. Menyerang kulit
dan mukosa, manifestasi klinis didahului gejala
konstitusi, kelainan kulit polimorf, berlokasi di
bagian sentral tubuh.

5
Etiologi

Virus varisela zooster

lipid di sekitar neukleokapsid dikelilingan dengan isohederal simetris,


diameter sekitar 150-200 nm,
untai ganda DNA memiliki berat molekul 80 juta.
Masa inkubasi 14-16 hari setelah terpapar, antara 10-20 hari.1,3

6
Epidemiologi

anak-anak sekitar 90%


dewasa sekitar 20% dan
sisanya kelompok tertentu.

Transmisi penyakit ini secara aerogen.


Masa inkubasi 14-16 hari.

7
Etiopatogenesis

Varisela masuk melalui mukosa, saluran pernapasan atas


dan orofaring bereplikasi di tempat masuk (port d’entry)
pembuluh darah dan limfe viremia primer bereplikasi
di sistem retikuloendotelial viremia sekunder dan
menyebar ke kulit dan membran mukosa.

8
Epidemiologi
Virus varisela zooster bertempat di lapisan sel basal
diikuti dengan replikasi, degenerasi sel epitel, dan
akumulasi cairan.

Viremia sekunder ditandai dengan timbulnya


erupsi varisela, terutama dibagian sentral tubuh
dan bagian perifer. Setelah erupsi kulit dan
mukosa, virus masuk ke ujung saraf sensorik
kemudian menjadi laten di ganglion dorsalis
posterior.
9
C. Manifestasi Klinis KET

Gejala prodromal seperti:


Demam malese nyeri kepala

Pemeriksaan seperti:

• papul eritematosa --> vesikel.


• Bentuk vesikel mirip tetesan embun
(tear drops) dengan dasar eritematosa.
• Vesikel berubah menjadi keruh menyerupai
pustul dan kemudian menjadi krusta.
• Krusta akan terkelupas 1-3 minggu,
meninggalkan warna merah muda.

10
Diagnosis

Anamnesa

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan
penunjang

11
Pemeriksaan Penunjang

Tzank smear

Dermatopatologi.

12
Tatalaksana

NonFarmakologi

1. Menjelaskan kepada pasien minum obat untuk meringankan gejala.


2.Jika demam, banyak minum air putih dan istirahat yang cukup.
3.Kenakan sarung tangan katun yang bersih selama tidur untuk
mencegah menggaruk gelembung.

Farmakologi

1. simptomatik
2. antivirus

13
Komplikasi

Farmakologi

1. simptomatik
2. antivirus

14
Variola

• Penyakit virus yang disebabkan oleh virus pox.


• Eflorsensinya bersifat monomorf dan menyebar ke ekstremitas.
• Penyakit ini penyebarannya kosmopolitan.
• Dengan vaksinasi teratur penyakit ini insidennya menurun.

15
Gejala Klinis
b.Stadium makulo papular

Timbul makula eritematosa yang


a. Stadium prodromal (3-4 hari) menjadi papul, terutama di wajah dan
Nyeri kepala, demam tinggi, nyeri ekstremitas (telapak tangan dan
tulang dan sendi, menggigil, lemas telapak kaki). Suhu mulai normal dan
dan muntah-muntah. merasa sehat.

d.Stadium resolusi
c.Stadium vesikulo pustulo (5-10 hari)
Berlangsung selama 2 minggu, timbul krusta dan
Timbul vesikel yang berkembang
suhu mulai normal. Krusta lepas dan
menjadi pustul, suhu mulai
meninggalkan sikatrik atrofi. Kadang-kadang
meningkat lagi. Kelainan timbul
dapat timbul perdarahan yang disebabkan
umbilikasi.
depresi hematopoetik dan disebut black variola.

16
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang pada variola terdiri dari inokulasi pada
karioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop elektron, dan
deteksi antigen virus pada agar sel.2

17
Tatalaksana

• Penderita di karantina.
• Antivirus diberikan (asiklovir atau valaksiklovir), misalnya isoprinosin,
dan interferon, dapat diberikan globulin gama.
• Diawasi kemungkinan timbul infeksi sekunder, keseimbangan cairan,
dan infeksi nosoklomial.
• Bila di mulut terdapat lesi berikan makanan lunak.
• Pengobatan topikal sebagai penunjang, mialnya kompres antiseptik
atau salap antibiotik.

18
Impetigo Vesiko Bulosa

• Impetigo bulosa atau impetigo vesiko-bulosa/cacar monyet. Kelainan


kulit yang disebabkan oleh staphyloccocus aureus.2
• Dapat terjadi pada anak-anak dan dewasa.
• Tempat predileksi di aksila, dada, dan punggung.

19
Gejala Klinis

• Kelainan berupa eritema, bula dan bula hipopion.


• Pasien datang berobat setelah vesikel atau bula pecah sehingga
terlihat hanya koleret dan dasarnya masih eritematosa.

20
Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan gram.
2. kultur.
3. dermatopatologi.

21
Tatalaksana

Topikal
• Mupirosin cukup efektif untuk menghilangkan staphylococcus aureus,
oleskan 2 x sehari pada lesi selama 7-10 hari. 1

Antibiotik
• Salep antibiotik dapat diberikan pada beberapa vesikel atau bula yang
pecah, sedangkan lesi banyak dapat diberikan antibiotik sistemik.1

22
Prognosis

Kematian ibu karena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurundengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup. Namun bila pertolongan terlambat, maka angka kematian akan
meningkat. Sedangkan janin pada kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak dapat
dipertahankan karena tidak berada pada tempat dimana ia seharusnya tumbuh

LAPORAN KASUS

23
Identitas
Pasien

Nama : An. NR
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 11 tahun
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Jalan Bungaran 3 No. 65 RT 09,
Kertapati
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan :11-09-2019

24
Anamnesis
Timbul bentol sejak ± 3 hari yang lalu.

Keluhan Utama
Gatal dan panas.

25
Riwayat Perjalanan Penyakit

Sejak 5 hari yang lalu, pasien mengalami demam. Demam tidak tinggi dan tidak mengigil.
Pasien merasakan sakit kepala yang hilang timbul. Pasien merasa lemas sehingga pasien
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Mual, muntah dan nyeri otot disangkal. Pasien
tidak berobat.

3 hari yang lalu, timbul bintil sebesar jarum pentul didada kiri dan lengan atas sebanyak 3
buah. Bintil disertai rasa gatal, dan tidak nyeri. Bintil berisi cairan jernih saat dipecahi dan
diberi salep fenghuan namun gatal tidak berkurang. Bintil yang sudah dipecah masih
terdapat sedikit cairan, tidak ada kulit yang terkelupas, tidak ada koreng berwarna
kekuningan. Bintil tidak berisi darah dan nanah.

26
2 hari yang lalu, bentol dan bintil muncul di punggung belakang, dahi,
lengan bawah kanan dan kiri, paha belakang. Bentol dan bintil disertai
rasa gatal, bertambah banyak, dan tidak berobat. 1 hari lalu, bentol dan
bintil semakin banyak disertai rasa gatal, sehingga pasien datang untuk
berobat ke poliklinik kulit dan kelamin di RSUD Palembang Bari.
Pasien tidak tahu apakah teman satu sekolah memiliki keluhan yang
sama. Pasien menyangkal lingkungan sekitar memiliki keluhan yang
sama, batuk tidak ada, pilek tidak ada dan luka disekitar tubuh tidak
ada. Pasien menyangkal bergantian handuk, baju serta tidak berenang.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan.

27
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat mengalami cacar waktu kecil tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat dengan keluhan bentol kemerahan yang
sama disangkal.

Riwayat Higienitas dan Kebiasaan


Pasien mandi 2 kali sehari dan selalu
menggunakan sabun dan menggunakan air PDAM.
Pemakaian handuk dan pakaian tidak bersamaan.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pelajar

28
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : tidak diperiksa
Nadi : 68 x/menit
Pernapasan : 19 x/menit
Suhu : tidak diukur
BB : 37 kg

29
Keadaan Spesifik
Kepala
- Mata :Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
- Hidung : sekret (-/-)
- Telinga : sekret (-/-)

Leher
Tidak dilakukan pemeriksaan

Thorax
Pulmo :Tidak dilakukan pemeriksaan
Cor :Tidak dilakukan pemeriksaan

30
Status Dermatologikus

31
32
Keterangan:
a.Regio deltoid sinistra, trigonum clavipectoral, Thorax Anterior, cervical posterior,
femoralis posterior dextra, antebrachii lateralis sinistra dan frontalis, terdapat vesikel
dengan dasar eritema, multipel, diameter 0,2 - 0,5 cm, diskret.

b.Regio trigonum clavipectoral, Thorax Anterior, cervical posterior, cruris medialis,


femoralis posterior dextra, antebrachii lateralis sinistra, antebrachii medial dextra
dan frontalis, terdapat papul dengan dasar eritema, multipel, diameter 0,1-0,4 cm ,
diskret.

33
Diagnosis Banding

1.Varisela
2.Variola
3.Impetigo Vesiko-Bulosa

34
Diagnosa kerja
varisela

35
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
1. Menjelaskan kepada pasien minum obat untuk meringankan
gejala.
2.Jika demam, banyak minum air putih dan istirahat yang cukup.
3.Kenakan sarung tangan katun yang bersih selama tidur untuk
mencegah menggaruk gelembung.

Farmakologi
1.siklovir 4 x 800 mg/ hari selama 7 hari
2.Setirizin 1x 10 mg/hari
3.Paracetamol 1 x 500 mg/hari, bila perlu

36
* Follow Up Pasien
Hasil Laboratorium Pewarnaan Gram :
Sabtu, 13 September 2019
1.Pemeriksaan Gram Negatif : Tidak ditemukan
2.Pemeriksaan Gram Positif : Tidak Ditemukan

37
Prognosis

Kematian ibu karena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurundengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup. Namun bila pertolongan terlambat, maka angka kematian akan
meningkat. Sedangkan janin pada kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak dapat
dipertahankan karena tidak berada pada tempat dimana ia seharusnya tumbuh

PEMBAHASAN

38
39
40
41
42
43
44
Penunjang

• Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus yaitu pewarnaan gram
dan Tzank Smear.
• Hasil yang didapatkan garam negatif tidak ditemukan dan gram positif tidak
ditemukan.
• pemeriksaan tzank smear tidak dilakukan karena tidak tersedia di laboratorium
rumah sakit.

45
Tatalaksana

Tatalaksana nonmedikamentosa yang dapat diberikan kepada pasien yaitu menjelaskan kepada pasien untuk minum
obat untuk meringankan gejala, jika demam, banyak minum air putih dan istirahat yang cukup. Kenakan sarung
tangan katun yang bersih selama tidur untuk mencegah menggaruk gelembung.7

46
Medikamentosa diberikan obat yaitu asiklovor 4 x 800 mg selama 7 hari.
Berdasarkan teori Bayi atau anak asiklovir 10-20 mg/kgbb/hari; dosis terbagi 4-5 x
20 mg/kgbb/kali (maks. 800 mg/kali) selama 7 hari.

• Asiklovir trifosfat menghambat pembentukan DNA virus.


• Indikasi pemberiaan pada varisela dan herpes genital.
• konsentrasi di cairan serebrospinal 20-25% dari kadar serum.
• waktu paruh 2,5- 3 jam

47
• Pemberian famsiklovir dapat diberikan pada pasien varisela.
• Menghambat sintesis DNA.
• Pensiklovir trifosfat memiliki afinitas yang lebih rendah terhadap DNA polimerse virus dibandingkan dengan
asiklovir trifosfat.
• Sehingga pada kasus pemberian antivirus dipilih asiklovir.
• Indikasi pemberiaan herpes zooster dan herpes genital.

• Valaksiklovir dapat digunakan sebagai terapi ester l-valil dari asiklovir.


• Ketersediaan hayati oral adalah 50-70% dan kadar cairan cerebrospinal sekitar 50% dari kadar serum.
• Pemberiaan valaksiklovir diberikan pada anak usia 12 tahun, sedangkan pada kasus berusia 11 tahun.
• Konsentrasi asiklovir di cairan serebrospinal sekitar 20-25% dari kadar serum. Sehingga pemberian
antivirus diberikan asiklovir.
• Indikasi pada varisela, herpes zooster dan herpes genital.

48
• Pemberiaan antihistamin setirizin dengan dosis 1x10 mg/ hari.
Obat ini diabsorbsi lebih cepat dan mencapai puncak 1-2 jam, lama kerja 8
jam, dan efek sedasi minimal.

• Antihistamin 1 generasi kedua ada alkilamin, piperazin dan piperidin.


• Efek samping pada golongan piperazin berupa kekeringan mukosa, retensi urun,
hipotensi pustural, pusing, disfungsi ereksi dan konstipasi.
• Golongan piperazin yaitu loratadin, desloratadin, feksofenadin, mizolastin dan
ebastin.2

49
Pemberiaan paracetamol pada kasus dengan dosis 1x500 mg.

• Paracetamol sebagai antipiretik pada kasus.


• Indikasi pemberiaan paracetamol yaitu menurunkan demam, mengatasi nyeri
ringan pada sakit kepala, sakit gigi dan sakit otot.
• Dosis pemberian pada anak usia 6-12 tahun yaitu 1 tablet, tiap 4-6 jam.
• Efek samping dosis besar dapat menyebabkan kerusakan fungsi hati.6

50
Prognosis pada kasus Quo ad vitam et Fungtionam ad bonam.
• Berdasarkan teori virus varisela zooster tidak menyebabkan kematian
maupun gangguan pada fungsi organ.

Quo ad sanationam dan Kosmetika pada kasus yaitu dubia ad bonam.


• Berdasarkan teori perawatan dan higiene memberikan prognosis baik
dan mencegah jaringan parut.1,2
51
SIMPULAN DAN SARAN

52
Simpulan

1. Diagnosis pada pasien An. NR, 11 tahun adalah varisela.


2.Penegakan diagnosis pada pasien ini dengan berdasarkan epidemiologi, faktor risiko dan
gambaran klinis, status dermatologikus.
3.Pada terapi non medikamentosa yang terpenting adalah menjelaskan mengenai penyakit,
pencegahan dan cara maupun lama pengobatannya. Sedangkan terapi farmakologi, diberikan
Asiklovir 4 x 800 mg selama 7 hari, paracetamol 1 x 500 mg, setirizin 1 x 10 mg.
4.Prognosis pada pasien ini quo et vitam dan quo et fungsional bonam, quo et sanationam dan
quo ad kosmetika : ad bonam.

53
“Terima Kasih”
54

Anda mungkin juga menyukai