Pembimbing :
dr. Lucille Anisa Suardin A, Sp.KK
By :
Desy Sholaika Wati
1
PENDAHULUAN
Varisella (chicken pox) atau cacar air
disebabkan oleh infeksi virus varisela
zooster.
Penularan nya terjadi melalui udara,
terutama penderita pada orang
dengan immunokompromais dan
kelompok tertentu.
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
Definisi
5
Etiologi
6
Epidemiologi
7
Etiopatogenesis
8
Epidemiologi
Virus varisela zooster bertempat di lapisan sel basal
diikuti dengan replikasi, degenerasi sel epitel, dan
akumulasi cairan.
Pemeriksaan seperti:
10
Diagnosis
Anamnesa
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan
penunjang
11
Pemeriksaan Penunjang
Tzank smear
Dermatopatologi.
12
Tatalaksana
NonFarmakologi
Farmakologi
1. simptomatik
2. antivirus
13
Komplikasi
Farmakologi
1. simptomatik
2. antivirus
14
Variola
15
Gejala Klinis
b.Stadium makulo papular
d.Stadium resolusi
c.Stadium vesikulo pustulo (5-10 hari)
Berlangsung selama 2 minggu, timbul krusta dan
Timbul vesikel yang berkembang
suhu mulai normal. Krusta lepas dan
menjadi pustul, suhu mulai
meninggalkan sikatrik atrofi. Kadang-kadang
meningkat lagi. Kelainan timbul
dapat timbul perdarahan yang disebabkan
umbilikasi.
depresi hematopoetik dan disebut black variola.
16
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan penunjang pada variola terdiri dari inokulasi pada
karioalantoik, pemeriksaan virus dengan mikroskop elektron, dan
deteksi antigen virus pada agar sel.2
17
Tatalaksana
• Penderita di karantina.
• Antivirus diberikan (asiklovir atau valaksiklovir), misalnya isoprinosin,
dan interferon, dapat diberikan globulin gama.
• Diawasi kemungkinan timbul infeksi sekunder, keseimbangan cairan,
dan infeksi nosoklomial.
• Bila di mulut terdapat lesi berikan makanan lunak.
• Pengobatan topikal sebagai penunjang, mialnya kompres antiseptik
atau salap antibiotik.
18
Impetigo Vesiko Bulosa
19
Gejala Klinis
20
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan gram.
2. kultur.
3. dermatopatologi.
21
Tatalaksana
Topikal
• Mupirosin cukup efektif untuk menghilangkan staphylococcus aureus,
oleskan 2 x sehari pada lesi selama 7-10 hari. 1
Antibiotik
• Salep antibiotik dapat diberikan pada beberapa vesikel atau bula yang
pecah, sedangkan lesi banyak dapat diberikan antibiotik sistemik.1
22
Prognosis
Kematian ibu karena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurundengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup. Namun bila pertolongan terlambat, maka angka kematian akan
meningkat. Sedangkan janin pada kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak dapat
dipertahankan karena tidak berada pada tempat dimana ia seharusnya tumbuh
LAPORAN KASUS
23
Identitas
Pasien
Nama : An. NR
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 11 tahun
Status : Belum menikah
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Alamat : Jalan Bungaran 3 No. 65 RT 09,
Kertapati
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Tanggal Pemeriksaan :11-09-2019
24
Anamnesis
Timbul bentol sejak ± 3 hari yang lalu.
Keluhan Utama
Gatal dan panas.
25
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak 5 hari yang lalu, pasien mengalami demam. Demam tidak tinggi dan tidak mengigil.
Pasien merasakan sakit kepala yang hilang timbul. Pasien merasa lemas sehingga pasien
tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa. Mual, muntah dan nyeri otot disangkal. Pasien
tidak berobat.
3 hari yang lalu, timbul bintil sebesar jarum pentul didada kiri dan lengan atas sebanyak 3
buah. Bintil disertai rasa gatal, dan tidak nyeri. Bintil berisi cairan jernih saat dipecahi dan
diberi salep fenghuan namun gatal tidak berkurang. Bintil yang sudah dipecah masih
terdapat sedikit cairan, tidak ada kulit yang terkelupas, tidak ada koreng berwarna
kekuningan. Bintil tidak berisi darah dan nanah.
26
2 hari yang lalu, bentol dan bintil muncul di punggung belakang, dahi,
lengan bawah kanan dan kiri, paha belakang. Bentol dan bintil disertai
rasa gatal, bertambah banyak, dan tidak berobat. 1 hari lalu, bentol dan
bintil semakin banyak disertai rasa gatal, sehingga pasien datang untuk
berobat ke poliklinik kulit dan kelamin di RSUD Palembang Bari.
Pasien tidak tahu apakah teman satu sekolah memiliki keluhan yang
sama. Pasien menyangkal lingkungan sekitar memiliki keluhan yang
sama, batuk tidak ada, pilek tidak ada dan luka disekitar tubuh tidak
ada. Pasien menyangkal bergantian handuk, baju serta tidak berenang.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan.
27
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat mengalami cacar waktu kecil tidak ada.
28
Pemeriksaan Fisik
A. Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : tidak diperiksa
Nadi : 68 x/menit
Pernapasan : 19 x/menit
Suhu : tidak diukur
BB : 37 kg
29
Keadaan Spesifik
Kepala
- Mata :Konjungtiva anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-)
- Hidung : sekret (-/-)
- Telinga : sekret (-/-)
Leher
Tidak dilakukan pemeriksaan
Thorax
Pulmo :Tidak dilakukan pemeriksaan
Cor :Tidak dilakukan pemeriksaan
30
Status Dermatologikus
31
32
Keterangan:
a.Regio deltoid sinistra, trigonum clavipectoral, Thorax Anterior, cervical posterior,
femoralis posterior dextra, antebrachii lateralis sinistra dan frontalis, terdapat vesikel
dengan dasar eritema, multipel, diameter 0,2 - 0,5 cm, diskret.
33
Diagnosis Banding
1.Varisela
2.Variola
3.Impetigo Vesiko-Bulosa
34
Diagnosa kerja
varisela
35
Penatalaksanaan
Non Farmakologi
1. Menjelaskan kepada pasien minum obat untuk meringankan
gejala.
2.Jika demam, banyak minum air putih dan istirahat yang cukup.
3.Kenakan sarung tangan katun yang bersih selama tidur untuk
mencegah menggaruk gelembung.
Farmakologi
1.siklovir 4 x 800 mg/ hari selama 7 hari
2.Setirizin 1x 10 mg/hari
3.Paracetamol 1 x 500 mg/hari, bila perlu
36
* Follow Up Pasien
Hasil Laboratorium Pewarnaan Gram :
Sabtu, 13 September 2019
1.Pemeriksaan Gram Negatif : Tidak ditemukan
2.Pemeriksaan Gram Positif : Tidak Ditemukan
37
Prognosis
Kematian ibu karena kehamilan ektopik terganggu cenderung menurundengan diagnosis dini dan
persediaan darah yang cukup. Namun bila pertolongan terlambat, maka angka kematian akan
meningkat. Sedangkan janin pada kehamilan ektopik biasanya akan mati dan tidak dapat
dipertahankan karena tidak berada pada tempat dimana ia seharusnya tumbuh
PEMBAHASAN
38
39
40
41
42
43
44
Penunjang
• Pada pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada kasus yaitu pewarnaan gram
dan Tzank Smear.
• Hasil yang didapatkan garam negatif tidak ditemukan dan gram positif tidak
ditemukan.
• pemeriksaan tzank smear tidak dilakukan karena tidak tersedia di laboratorium
rumah sakit.
45
Tatalaksana
Tatalaksana nonmedikamentosa yang dapat diberikan kepada pasien yaitu menjelaskan kepada pasien untuk minum
obat untuk meringankan gejala, jika demam, banyak minum air putih dan istirahat yang cukup. Kenakan sarung
tangan katun yang bersih selama tidur untuk mencegah menggaruk gelembung.7
46
Medikamentosa diberikan obat yaitu asiklovor 4 x 800 mg selama 7 hari.
Berdasarkan teori Bayi atau anak asiklovir 10-20 mg/kgbb/hari; dosis terbagi 4-5 x
20 mg/kgbb/kali (maks. 800 mg/kali) selama 7 hari.
47
• Pemberian famsiklovir dapat diberikan pada pasien varisela.
• Menghambat sintesis DNA.
• Pensiklovir trifosfat memiliki afinitas yang lebih rendah terhadap DNA polimerse virus dibandingkan dengan
asiklovir trifosfat.
• Sehingga pada kasus pemberian antivirus dipilih asiklovir.
• Indikasi pemberiaan herpes zooster dan herpes genital.
48
• Pemberiaan antihistamin setirizin dengan dosis 1x10 mg/ hari.
Obat ini diabsorbsi lebih cepat dan mencapai puncak 1-2 jam, lama kerja 8
jam, dan efek sedasi minimal.
49
Pemberiaan paracetamol pada kasus dengan dosis 1x500 mg.
50
Prognosis pada kasus Quo ad vitam et Fungtionam ad bonam.
• Berdasarkan teori virus varisela zooster tidak menyebabkan kematian
maupun gangguan pada fungsi organ.
52
Simpulan
53
“Terima Kasih”
54