Anda di halaman 1dari 17

Kewajiban Pembukuan

Pembukuan adalah proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk


mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan
dan penyerahan Barang dan Jasa, harga perolehan dan penyerahan
barang/jasa yang terutang PPN, yang tidak terutang, yang dikenakan PPN
dengan tarif 0% (nol persen) dan dikenakan PPnBM yang ditutup dengan
menyusun Laporan Keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi pada
setiap Tahun Pajak berakhir.

Yang Wajib Menyelenggarakan Pembukuan


 WP Badan.
 WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas, kecuali WP Orang Pribadi yang peredaran brutonya dalam
satu tahun kurang dari RP. 1.800.000.000,00 atau lebih.
Kewajiban Pencatatan
Pencatatan yaitu pengumpulan data secara teratur tentang peredaran bruto
dan atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak
yang terutang termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan atau yang
dikenakan pajak yang bersifat final.

Yang wajib menyelenggarakan pencatatan :


• WP Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan peredaran
brutonya dalam satu tahun kurang dari RP. 1.800.000.000,00 (satu milyar delapan ratus
juta rupiah) atau lebih dengan memberitahukan ke Direktorat Jenderal Pajak

• Dapat menghitung penghasilan neto menggunakan norma penghitungan penghasilan


neto dengan syarat memberitahukan ke Direktorat Jenderal Pajak dalam jangka waktu 3
(tiga) bulan pertama dari tahun pajak yang bersangkutan.

• WP Orang Pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Lanjutan...
Pengaturan kewajiban pencatatan didasarkan pada Pasal 28 ayat (12) yang
mengatur bentuk dan tata cara pencatatan meliputi :

• WP Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan


pembukuan tetapi wajib menyelenggarakan pencatatan.
• Mencerminkan keadaan sebenarnya dengan menggunakan huruf latin,
angka arab, satuan rupiah, dan bahasa Indonesia.
• Pencatatan dalam suatu tahun harus diselenggarakan secara kronologis.
• Catatan dan dokumen disimpan di tempat tinggal WP selama 10 tahun
• Menggambarkan peredaran dan/atau penerimaan bruto dan penghasilan
yang bukan objek pajak dan/atau pajak yang bersiat final.
• Jika tediri dari beberapa usaha harus mencerminkan secara jelas untuk
masing-masing usaha.
• Selain kewajiban menyelenggarakan pencatatan WP Orang Pribadi, harus
menyelenggarakan pencatatan atas harta dan kewajiban.
Kerahasiaan Pembukuan dan
Pencatatan Serta Sanksi
SANKSI PIDANA
Pasal 39 Undang-Undang KUP, yaitu barang siapa dengan sengaja:
 Memperlihatkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain yang
palsu atau dipalsukan seolah-olah benar.
 Tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia,
tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau
dokumen lainnya.
Sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
dipidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6
(enam) tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang bayar dan paling banyak 4
(empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar.
 Tidak menyimpan buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil
pengolahan data dari pembukuan yang dikelola secara elektronik
atau secara program aplikasi online di Indonesia.
Pembukuan Dalam Bahasa Asing Dan
Mata Uang Selain Rupiah
Wajib Pajak yang diperkenankan menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa
asing dan mata uang selain Rupiah yaitu bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika
Serikat adalah :

 WP dalam rangka Penanaman Modal Asing


 WP dalam rangka Kontrak Karya, yaitu Wajib Pajak yang beroperasi berdasarkan kontrak
dengan Pemerintah RI sebagaimana dimaksud dalam ketentuan peraturan Perundang-
undangan Pertambangan selain pertambangan minyak dan gas bumi;
 WP dalam rangka Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan pertambangan minyak dan gas bumi;
 BUT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Pajak Penghasilan atau
menurut Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang terkait;
 WP yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar
negeri;
 Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan Reksadana dalam denominasi mata uang
Dollar Amerikat Serikat dan telah memperoleh Surat Pemberitahuan Efektif Pernyataan
Pendaftaran dari Badan Pengawasan Pasar Modal-Lembaga Keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan pasar modal;
 WP yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri.
Penyelenggaraan Pembukuan
Awal tahun buku
• Untuk harga perolehan harta berwujud dan atau tidak
berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1
tahun menggunakan kurs awal perolehan.
• Untuk akumulasi dan/atau amortisasi menggunakan
kurs sebenarnya berlaku pada saat perolehan.
• Untuk harta lainnya dan kewajiban menggunakan kurs
yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku
sebelumnya, berdasarkan sistem pembukuan yang
dianut, serta taat azas.
Lanjutan...
• Apabila terjadi revaluasi aset tetap, disamping
menggunakan nilai historis, kurs yang digunakan berlaku
pada saat revaluasi
• Untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalam satuan mata
uang rupiah, di konversi dengan mata uang dolar AS,
menggunakan kurs pada akhir tahun buku sebelumnya,
yaitu kurs tengah BI
• Untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs
sebenarnya berlaku pada saat terjadinya transaksi
• Dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat
konversi mata uang rupiah ke satuan mata uang dollar AS
sebagaimana dimaksud pada a, b, c, d, e maka selisih laba
atau rugi tersebut dibebankan pada rekening laba ditahan.
2. Tahun Berjalan
• jika menggunakan uang dollar, pembukuannya
dicatat sesuai dengan dokumen transaksi yang
bersangkutan.
• Untuk transaksi, menggunakan kurs yang
sebenarnya berlaku pada saat terjadinya
transaksi (terdiri dari dua, berdasarkan
dokumen yaitu menggunakan kurs yang
diketahui, atau dokumen yang menggunakan
kurs tengah BI jika tidak diketahui.
Persyaratan Administratif
Penyelenggaraan Pembukuan Dengan
Bahasa Asing dan Mata Uang Asing
Sanksi Tidak Memenuhi Kewajiban
Pembukuan
Tempat Penyimpanan Dokumen
Buku-buku, catatan-catatan, dokumen-dokumen
yang menjadi dasar pembukuan atau
pencatatan dan dokumen lain WAJIB disimpan di
Indonesia yaitu untuk :

• WP orang pribadi, di tempat kegiatan atau tempat


tinggal;
• WP badan, di tempat kedudukan.
Syarat penyelenggaraan pembukuan
 Diselenggarakan dengan memperhatikan iktikad baik dan mencerminkan
keadaan atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
 Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka
Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau
dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.
 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel
akrual atau stelsel kas.
 Perubahan terhadap metode pembukuan dan/atau tahun buku harus
mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak
 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan harta, kewajiban,
modal, penghasilan, biaya, penjualan, pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
 Buku, catatan, dan dokumen termasuk hasil pengolahan data elektronik
wajib disimpan selama 10 tahun di Indonesia, yaitu di tempat tinggal WP
orang pribadi, atau di tempat kedudukan Wajib Pajak badan.
PPH OP (1770 SS,1770 S, 1770)
1. 1770 SS
• Wajib Pajak yang mempunyai penghasilan dari usaha dan/atau pekerjaan bebas
dengan jumlah penghasilan bruto tidak lebih dari Rp. 60.000.000,00 setahun

• Digunakan hanya untuk pegawai yang penghasilannya dari satu pemberi kerja saja
(kerja di satu perusahaan saja) dalam setahun.

• Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan Bukan Objek Pajak

• Formulir ini pengisian nya paling sederhana


2. 1770 S

• Untuk pegawai/karyawan yang penghasilan brutonya sama


dengan atau diatas 60 juta rupiah setahun.

• SPT 1770S digunakan hanya untuk pegawai yang penghasilannya


dari 2 atau lebih pemberi kerja dalam setahun.

• Formulir 1770s terdiri dari 2 lampiran untuk dilengkapi yaitu data


penghasilan, bukti potong , harta , anggota keluarga dll.
3. 1770
• Untuk Wajib Pajak yang penghasilannya dari Usaha atau Pekerjaan Bebas (
Seseorang yang mempunyai keahlian khusus untuk memperoleh
penghasilan tanpa ada ikatan kerja).

• WP yang bekerja lebih dari satu pemberi kerja, penghasilan yang dikenakan
PPh Final atau Bersifat Final. Penghasilan dalam negeri lainnnya (Bunga ,
Royalti, Penghasilan dari selisih kurs mata uang, penghasilan dari anak wajib
pajak yang belum dewasa dll ) atau Penghasilan dari Luar negeri.

• SPT 1770 mengakomodir Wajib Pajak yang mempunyai banyak jenis


penghasilan baik itu Penghasilan dari Pegawai Tetap, Dari Pekerjaan Bebas,
Honor dan Penghasilan dalam negeri lainnya.

Anda mungkin juga menyukai