Ketersediaan Penyebab
Perilaku/asuhan Pelayanan
Pangan tingkat TAK
Ibu dan Anak kesehatan LANGSUNG
Rumah Tangga
Masalah
KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, UTAMA
KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA
Masalah
KRISIS POLITIK DAN EKONOMI DASAR
KECENDERUNGAN FAKTOR RISIKO PENYEBAB
MASALAH GIZI
Faktor risiko Kecenderungan
1 Persediaan pangan Kurang Cukup (Ketersediaan 2004: 3196
Kkal/kapita/hari dan 74.8 gram protein/kapita/hari). Deptan
2005
2 Ketahanan pangan Kurang Meningkat (30-40% rumah tangga
rumah tangga mengkonsumsi energi dan protein di bawah 70% kebutuhan)
Mengkonsumsi makanan
beraneka ragam yang
mengandung sumber
energi, lemak, protein,
vitamin dan mineral untuk
menjamin pemenuhan
kebutuhan gizi
Apabila tersedia pilihlah makanan yang
telah diperkaya dengan zat gizi tertentu
Mengapa
keluarga perlu Mengapa ibu
selalu harus
mengkonsumsi memberikan ASI
garam beryodium?
Zat yodium diperlukan tubuh setiap saja kepada bayi
hari sampai usia 6
Gangguan akibat kekurangan yodium bulan
ASI merupakan ?
makanan bayi yang
(GAKY) menimbulkan penurunan paling sempurna, bersih dan sehat
Mulai memberikan ASI SEGERA setelah Kebutuhan zat gizi pada kelompok bayi,
lahir balita, ibu hamil dan ibu menyusui
meningkat dan seringkali tidak bisa dipenuhi
Jangan diberikan makanan lain sampai
dari makanan sehari-hari, terutama vitamin A
bayi berumur 6 bulan
untuk balita, zat besi untuk ibu dan yodium
Berikan ASI melalui payudara kiri dan untuk penduduk di daerah endemis gondok
kanan BERGANTIAN setiap kali Suplementasi zat gizi (tablet, kapsul atau
Kapsul Vitamin A
Tablet Kapsul Yodium
Besi
Bagaimana menuju
Bagaimana menilai keluarga KADARZI ?
sudah SADAR GIZI ? Perilaku keluarga dipengaruhi oleh pengetahuan dan
sikap, serta faktor-faktor lain seperti lingkungan, sosial
ekonomi, dan ketersediaan sumber daya.
Di tingkat keluarga :
Status gizi seluruh anggota keluarga
Keluarga mencari informasi gizi yang tersedia
khususnya ibu dan anak baik
secara terus menerus
Tidak ada lagi bayi berat lahir rendah pada Tukar pengalaman antar keluarga serta
keluarga pendampingan oleh tokoh masyarakat dan
petugas
Semua anggota keluarga mengkonsumsi
garam beryodium Memanfaatkan fasilitas rujukan kompeten secara
berjenjang yang terjangkau (posyandu, puskesmas
Di tingkat masyarakat:
Semua ibu memberikan hanya ASI saja dan rumah sakit)
Terbentuknya kelompok masyarakat yang
pada bayi sampai usia 6 bulan
mendukung upaya menuju KADARZI (LSM;
Semua balita dalam keluarga yang organisasi keagamaan; organisasi kepemudaan;
ditimbang naik berat badannya sesuai PKK; kelompok budaya, organisasi profesi;
umur organisasi wanita; pengusaha)
Tidak ada masalah gizi lebih dalam Setiap kelompok akses terhadap informasi gizi dan
informasi sistem pelayanan gizi
keluarga
Sekurangnya terdapat kader di masing-masing
kelompok
Setiap kelompok aktif menyediakan dan
menyebarluaskan informasi dan sumber daya
1. Peningkatan pendidikan gizi.
2. Penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi
besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang
vitamin A dan kurang zat gizi mikro lainnya.
3. Penanggulangan gizi lebih.
4. Pemberdayaan masyarakat.
5. Peningkatan surveilans gizi.
INVESTASI EFEKTIF BIDANG GIZI
JENIS PROGRAM
1 Fortifikasi tepung dengan zat besi
2 Suplementasi kapsul vitamin A
3 Pendidikan Gizi
4 Yodisasi garam
5 Pemberian pil besi pada ibu hamil
6 Fortifikasi gula dengan vitamin A
7 Suplementasi yodium pada wanita usia subur
8 Makanan tambahan pada anak sekolah
9 Program gizi sebagai bagian dari yankes dasar
10 Makanan tambahan balita
11 Subsidi Pangan
MENGATASI
Masalah Gizi
Kurang ↑ MASALAH GIZI
KELUARGA
TUJUAN
Mendampingi keluarga sasaran agar:
1. Membawa balitanya datang ke posyandu secara teratur setiap bulan
2. Membawa balita yang menderita gizi buruk, Bawah Garis Merah
pada KMS (BGM) atau yang tidak naik berat badannya 2 kali
berturut-turut serta balita sakit ke Poskesdes/Puskesmas untuk
dirujuk.
3. Memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 (enam) bulan.
4. Makan aneka ragam makanan.
5. Menggunakan garam beryodium.
6. Minum suplemen gizi bagi balita, ibu hamil dan ibu nifas sesuai
anjuran.
Sasaran
• Sasaran pendampingan adalah keluargayang bermasalah gizi
diutamakan keluarga yang mempunyai balita dan ibu hamil
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Balita yang mengalami gizi buruk.
2. Balita gizi buruk pasca rawat inap.
3. Balita BGM.
4. Balita yang tidak naik berat badannya 2 kali berturut-turut.
5. Ibu hamil yang sangat kurus (Kurang Energi Kronis).
6. Ibu hamil yang mengalami gejala kurang darah (anemia) yaitu
pucat, lesu, cepat lelah dan mudah mengantuk.
7. Ibu yang mempunyai bayi 0-6 bulan.
TAHAP PELAKSANAAN PENDAMPINGAN
1. Persiapan pendampingan
- Pertemuan tenaga pelatih dengan kader dan
tokoh masyarakat
- Pendataan dan penetapan keluarga sasaran
- Pelatihan kader
2. Pelaksanaan pendampingan
1. Membuat jadwal kunjungan rumah
2. Melakukan kunjungan rumah
3. Mengidentifikasi & mencatata masalah gizi
4. Memberikan nasehat gizi sesuai
permasalahannya
5. Mengantarkan kasus rujukan dan
menindaklanjuti masalah pasca
rujukan/perawatan.
lanjutan
6. Menyelenggarakan Diskusi Kelompok Terarah (DKT) untuk
membahas masalah gizi yang ditemukan selama kegiatan
pendampingan. DKT dilakukan sesuai masalah yang dihadapi
oleh keluarga sasaran yang difasilitasi oleh kader pendamping
dan dihadiri oleh petugas Poskesdes. Untuk lebih memotivasi
keluarga sasaran, DKT dapat menghadirkan keluarga yang
berhasil menerapkan KADARZI.
7. Kader pendamping menjalin kerjasama dengan tokoh masy, tokoh
agama dan LSM untuk pemecahan masalah gizi kel sasaran.
8. Mencatat & merekap perubahan perilaku kadarzi
Indikator input
Setiap kader Pendamping memiliki:
1. Pedoman pendampingan
2. Buku saku
3. Formulir pencatatan pendampingan
4. Alat bantu penyuluhan dan nasehat gizi (leaflet dan
lembar balik)
5. Data jumlah sasaran
6. Informasi masalah gizi balita dan ibu
7. Rencana kunjungan rumah dan nasehat gizi
Indikator proses
1. Adanya DKT
2. Frekuensi nasehat gizi pada setiap keluarga
sasaran.
3. Adanya rujukan dan tindak lanjut kasus balita
gizi buruk, 2 T dan BGM
Indikator output
1. Meningkatnya frekuensi keluarga sasaran datang ke Posyandu.
2. Meningkatnya jumlah ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif.
3. Meningkatnya cakupan bayi 6-11 bulan ya ng mendapat kapsul
vitamin A, satu kali setiap tahun.
4. Meningkatnya cakupan anak balita (12-59 bulan) yang
mendapat kapsul vitamin A, dua kali setiap tahun.
5. Meningkatnya cakupan ibu hamil minum TTD minimal 90
tablet.
lanjutan
6. Meningkatnya cakupan pemberian MP-ASI bagi bayi 6-11
bulan dan anak 12-24 bulan dari keluarga miskin.
7. Semua anak gizi buruk pasca rawat inap yang didampingi,
berat badannya naik mengikuti jalur pertumbuhan normal pada
KMS.
8. Meningkatnya jumlah keluarga yang menggunakan garam
beryodium yang memenuhi syarat.
9. Meningkatnya jumlah balita atau keluarga yang makan aneka
ragam makanan.
10. Tidak adanya balita 2 T dan BGM
Terima kasih