Anda di halaman 1dari 24

Corporate Governance Bank vs

Corporate Governance Non-Bank

Manajemen Perbankan
Beberapa definisi

 The internal means by which corporations are operated and controlled […], which
involve a set of relationships between a company’s management, its board, its
shareholders and other stakeholders. Corporate governance also provides the
structure through which the objectives of the company are set, and the means of
attaining those objectives and monitoring performance are determined. Good
corporate governance should provide proper incentives for the board and
management to pursue objectives that are in the interests of the company and
shareholders, and should facilitate effective monitoring, thereby encouraging firms
to use resources more efficiently.” OECD Principles of Corporate Governance. (see
also: www.oecd.org)
Beberapa definisi
World Bank mendefinisikan makna tata kelola perusahaan sebagai berikut: “…suatu
perpaduan antara hukum, peraturan perundang-undangan dan praktik yang dilakukan
oleh sektor privat atas dasar sukarela yang memungkinkan perusahaan untuk menarik
modal keuangan dan tenaga kerja, berkinerja secara efisien, dan dengan semua itu
dapat secara berkesinambungan menghasilkan nilai-nilai ekonomi jangka panjang bagi
para pemegang sahamnya, dan pada saat yang bersamaan memperhatikan
kepentingan para pemangku kepentingan dan masyarakat secara keseluruhan”
(Maassen, Gregory F. An International Comparison of Corporate Governance Models,
Amsterdam-the Netherlands: Spencer Stuart, 2000 dalam Roadmap Tata Kelola
Perusahaan Indonesia 2014)
Beberapa definisi
There is no single definition of corporate governance that can be applied to all
situations and jurisdictions. The various definitions that exist today largely depend on
the institution or author, country and legal tradition .

IOSCO Objective and Principles of Securities Regulation (Preambul IOSCO): the


protection of investors; ensuring that markets are fair, eficient and transparent; the
reduction of systemic risk, tidak memiliki satu patah katapun yang mengandung kata
“governance” dalam seluruh isi dokumen, kecuali sebagai catatan kaki.

Idem dito dengan SOX, sedangkan SOX sendiri diundangkan karena persoalan tatakelola
di beberapa perusahaan di US.

OJK menerbitkan POJK No 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola


Perusahaan Terbuka, tetapi tidak mendefinisikan apa itu yang disebut sebagai Tata
Kelola Perusahaan Terbuka  Surat Edaran yang dijanjikan pada POJK tersebut juga
tidak kunjung terbit.
Tujuan CG
 Corporate governance is the system of internal controls and procedures by which
individual companies are managed. It provides a framework that defines the rights,
roles, and responsibilities of various groups-management, board, controlling
shareowners, and minority or non controlling shareowners-within an organization
(CFA Institute 2009)

 What is the primary goal of corporate governance? To create a balance of power-


sharing among shareholders, directors, and management to enhance shareholder
value and protect the interests of other stakeholders.

 Power sharing merupakan konsekuensi separation of ownerships and management


mutlak diberlakukan agar tidak terjadi konflik (pada perusahaan privat, pemegang
saham pengendali juga manajemen): mana saja kewenangan yang ditahan di RUPS;
didelegasikan sebagian kepada direksi; sejauh apa kewenangan pengawasan dewan
komisaris  jika power sharing merupakan kebutuhan, maka tanpa harus diatur, CG
merupakan keniscayaan.

 Primary goal of CG dinyatakan secara jelas (clear and present, tanpa perlu tafsir)
pada UU Perseroan Terbatas yang harus diadopsi pada setiap anggaran dasar
perusahaan.
Defisiensi Corporate Law
Namun, dalam khasanah corporate law, company law, Perseroan Terbatas adalah badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian......dst dst

Tidak ada dikenal term investor (pemodal). Invest memiliki antonym divest. Invest saat
value of the firm undervalue dan divest saat value of the firm overvalue. Perilaku
oportunistik tidak disukai.

Pemegang saham adalah pemodal yang namanya tercatat di DPS, menetap sampai
dengan paling tidak satu siklus laporan keuangan sehingga terdampak dengan segala
aksi korporasi perusahaan  threshold kepemilikan 10% (usul agenda, RUPS, nominasi)
lihat ayat (2) Pasal 79 UU PT.

Oleh karenanya ketika suatu perseroan berubah menjadi Perseroan Terbuka atau
Perseroan Publik, maka wajib mengubah anggaran dasarnya ...... dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari terhitung sejak terpenuhi kriteria tersebut  Peraturan IX. J. 1 tentang
Pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan Yang Melakukan Penawaran Umum Efek
Bersifat Ekuitas Dan Perusahaan Publik.
CG bagi perusahaan Tbk
Karena pemegang saham membeli di pasar modal, maka kepentingan pengawas pasar
modal menciptakan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat menjadi mengemuka.

Pemegang saham yang membeli di pasar modal  mereka disebut sebagai outside
capital provider.

Tidak ada satupun peraturan pasar modal (termasuk SOX) yang menyebutkan “demi
tercapainya GCG” dst, tetapi esensi pengaturan pasar modal adalah keteraturan,
kewajaran dan efisien (secara informasi). Misalnya RUPS harus mengikuti prosedur
tatacara RUPS; dikenal tanggal cum/ex pada perdagangan saham; penerbitan saham
baru harus memenuhi mekanisme pre-emptive rights dan masih banyak lagi, termasuk
transaksi afiliasi dan berbenturan kepentingan.

Di pasar modal kepatuhan pada peraturan, merupakan ukuran bagaimana perusahaan


dikelola. Jika tidak bisa comply, jelaskan  comply or explain !
CG bagi perusahaan Tbk
IOSCO mengakui bahwa tantangan di emerging market dapat diidentifikasi dan
diklasifikasi atas 3 hal:

a. Abusive related party transactions


Events involving improper transactions with related parties, featuring breaches of
board fiduciary duties, conflicts of interests or poor disclosure practices  di
Indonesia kasus ini sangat banyak, yang fenomenal adalah kasus SULI.

b. Disclosure failures
Failure to disclose material information was also reported by several respondents to
be a general concern, covering different cases such as: (i) non-issuance of financial
statements within the legal deadline; (ii) misconduct in information disclosure; (iii)
announcement, by a CEO, of financial results prior to the official publication of
financial reports; (iv) non-compliance with regulatory requirements for corporate
records and misleading information and false prospective data  di Indonesia
kasus inipun sangat banyak, lihat Financial Projection Release - Material Information
Disclosure or Information Misrepresentation? Securities Market Regulation
Perspective https://ssrn.com/abstract=1978162
CG bagi perusahaan Tbk
c. Corruption scandals and undue political interference in SOEs
which account for a significant part of market capitalization in most of the GEM
jurisdictions  di Indonesia yang wajib adalah PKBL (Pasal 88 UU BUMN) bukan
TJSL (Pasal 74 UU PT), atau kasus kecil semacam Diebold Inc dalam penyediaan
mesin ATM untuk 3 bank BUMN (lihat www.sec.gov/litigation/complaints/2013/comp-pr2013-225.pdf )

Pada 3 oktober 2016, GEM Committe IOSCO akhirnya menerbitkan IOSCO Report on
Corporate Governance. Report tersebut menggarisbawahi pengukuran dalam
pendekatan pengaturan yang diharapkan membantu pengawas pasar modal untuk
memperkuat CG di jurisdiksi masing-masing, untuk mengatasi ke-3 hal tersebut diatas.
Sehingga report ini fokus hanya pada board composition; manajemen risiko dan
internal control; struktur remunerasi dan insentip. Report ini bukan pengakuan secara
keseluruhan terhadap OECD Principles (hanya bersifat à la carte), ditunjukkan dengan
kalimat “Relevant OECD Principles”

Mengapa demikian?
CG bagi perusahaan Tbk
UU Pasar Modal dan turunannya (interpretative letter/no-action letter) di berbagai
jurisdiksi (jika pasar modal Amerika Serikat menjadi kiblat pasar modal dunia: US
Securities Act 1933; US Exchange Act 1934 dan banyak Act yang lainnya), telah ada jauh
sebelum tahun 1999 (tahun dimana OECD memproklamirkan OECD Principles of
Corporate Governance), memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap prinsip-prinsip
Corporate Governance, inter-alia: mandatory disclosures, RUPS/RUPSLB; transaksi
berbenturan kepentingan; merger akuisisi; tender offer (sebagai kebalikan public offer).
Bursa Efek sebagai SRO juga mengatur kriteria listing yang lebih terinci dan detil yang
berisikan ketentuan-ketentuan minimal yang harus dipenuhi oleh perusahaan sebelum
mencatatkan efek yang diterbitkannya di suatu bursa, termasuk didalamnya ketentuan-
ketentuan internal affairs perusahaan  bukan OECD Principles of Corporate
Governance yang mempengaruhi pengaturan pasar modal, tetapi sebaliknya.
CG bagi perbankan
Jika pemegang saham yang membeli saham di pasar modal (perdana maupun
sekunder) disebut sebagai outside capital provider (dan biasanya merupakan minoritas)
dilindungi oleh pengawas pasar modal, lantas bagaimana dengan pemilik Dana Pihak
Ketiga (dd, sd, td)?

Bank adalah lembaga keuangan yang menjalankan fungsi financial disintermediation


bagi pihak-pihak yang menempatkan dananya dalam bentuk dd, sd dan td dengan
pihak-pihak yang memerlukan dana dalam bentuk kredit (atau yang dapat
dipersamakan dengannya).
CG bagi perbankan
Corporate governance involves the manner in which the business and affairs of
individual institutions are governed by their boards of directors and senior
management, affecting how banks: set corporate objectives (including generating
economic returns to owners); run the day-to-day operations of the business; consider
the interests of recognised stakeholders; align corporate activities and behaviours with
the expectation that banks will operate in a safe and sound manner, and in compliance
with applicable laws and regulations; and protect the interests of depositors
(Enhancing Corporate Governance for Banking Organisations, september 1999)

Principles tersebut diupdate pada tahun 2006 sebelum krisis keuangan yang dimulai
pada pertengahan tahun 2007. Krisis 2007 diyakini terjadi karena kegagalan CG antara
lain: insufficient board oversight of senior management, inadequate risk management
and unduly complex or opaque bank organizational structures and activities  update
terakhir pada 2010 (lihat http://www.bis.org/publ/bcbs294.htm )

Kasus mutakhir semacam Wells Fargo mempertanyakan kecanggihan pengawasan


perbankan yang disebut sebagai opaque financial institution sehingga perlu diawasi
secara ketat?
CG bagi perbankan
Jika pengawas perbankan aktif mengawasi CG perbankan, timbul dua pertanyaan:

 Jika terjadi CG failure atau CG lapse, dan pengawas perbankan ternyata tidak dapat
mendeteksi sejak dini, maka siapa yang paling bertanggungjawab?

 Who watches the watchmen?


CG bagi perbankan Indonesia
GCG adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan
(transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility),
independensi (independency), dan kewajaran (fairness). (PBI No 8/4/PBI/2006
tentang Pelaksanaan GCG Bagi Bank Umum  diubah melalui PBI No 8/14/PBI/2006).

Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud


paling kurang harus diwujudkan dalam: a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
Dewan Komisaris dan Direksi; b. kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite
dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank; c. penerapan
fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal; d. penerapan manajemen
risiko, termasuk sistem pengendalian intern; e. penyediaan dana kepada pihak terkait
dan penyediaan dana besar; f. rencana strategis Bank; g. transparansi kondisi
keuangan dan non keuangan Bank.

Bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan Bank secara individual dengan
menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) dengan cakupan penilaian
terhadap faktor-faktor: profil risiko; GCG; rentabilitas dan permodalan (PBI No 13/1
/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum).
CG bagi perbankan Indonesia
Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap
kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi  aturan
pelaksanaannya diatur pada SEBI No 9/12/DPNP.

Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance paling kurang harus


diwujudkan dalam: a. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi; b. kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang
menjalankan fungsi pengendalian intern bank; c. penerapan fungsi kepatuhan,
auditor internal dan auditor eksternal; d. penerapan manajemen risiko, termasuk
sistem pengendalian intern; e. penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan
dana besar; f. rencana strategis Bank; g. transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan Bank.
Dampak negatip atau positip ?
POJK No 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi Dan Publikasi Laporan Bank

Peraturan Nomor X.K.2 : Penyampaian Laporan Keuangan Berkala Emiten atau


Perusahaan Publik
Dampak negatip atau positip ?
POJK No 6/POJK.03/2015 tentang Transparansi Dan Publikasi Laporan Bank

PBI No 8/4/PBI 2006


Dampak negatip atau positip
POJK No 34/POJK.04/2014 tentang Komite Nominasi dan Remunerasi Emiten atau
Perusahaan Publik

Pasal ini kemudian membuat beberapa bank untuk opt out tidak membentuk Komite
Nominasi dan Remunerasi.
Dampak negatip atau positip
POJK No 45/POJK.03/2015 Tentang Penerapan Tata Kelola Dalam Pemberian Remunerasi
Bagi Bank Umum  dikenal istilah malus dan claw back.
Seberapa pentingkah CG untuk bank?
Does the corporate governance of banks matter for financial stability?
 Does the recent financial crisis effectively show a failure of the corporate
governance of banks?
 Which aspect of the corporate governance of banks (boards, ownership structure,
managerial compensation, others?) has an impact on financial stability (individual
and systemic)?

How does regulation of corporate governance impinge on the stability of banks and
of the financial system?
 Why regulation of the corporate governance of banks is an issue for financial
stability? Why is not regulation of banking just enough?
 In which way regulation of banks’ governance can limit the systemic externalities
of banking and what are the costs of doing so? (That is, which regulation of the
corporate governance of banks is efficient? Is there a one size-fits-all answer to
this question?)
Seberapa pentingkah CG?
Is the corporate governance of banks special?
 What is efficient corporate governance of banks? Does it differ from the efficient
governance of non-financial firms?
 What should banks maximize (stock price; long-term shareholder value; social
welfare)?
 To whom bank management should be accountable (shareholders; large
shareholders; other stakeholders; the government)?
 Which corporate governance rules are consistent with the answer to the questions
above? Are they implemented or close to be implemented in a particular
jurisdiction?

Anda mungkin juga menyukai