KULIAH 3, 4,
5: PERENCANAAN LAYOUT
(LANJUTAN)
B
y: Rini Halila Nasution, ST,
MT
METODE PERENCANAAN
LAYOUT
Metode Apple
Metode Grafik
Metode Systematic Layout Planning
APPLES PLANT LAYOUT
PROCEDURE
Procure the basic data
Analyze the basic data
Design the productive process
Plan the material flow pattern
Consider the general material handling plan
Calculate equipment requirement
Plan individual workstations
Select specific material handling equipment
Coordinate groups of related operations
Design activity interrelationships
Determine storage requirements
Plan service and auxiliary activities
Determine space requirements
Allocate activities to total space
Consider building type
Construct master layout
Evaluate, adjust, and check the layout with
appropriate persons
Obtain approvals
Install the layout
Follow up on implementation of the layout
TAHAPAN PERANCANGAN
LAYOUT METODE APPLE
Flow Process Chart - Perhitungan jumlah bahan, mesin, dan operator
- Perhitungan luas daerah bagian produksi dan service
Activity Relationship
Chart Production Plant Service Area
Space Plannning
Requiremet Sheet
Work Sheet
Sheet
Total Space Requirement Work
Sheet
Block
Template Area Template
Final Layout
FLOW PROCESS
CHART
Flow Process Chart adalah suatu diagram
yang menunjukkan urutan-urutan proses
operasi, pemeriksaan, transportasi,
menunggu dan penyimpanan yang terjadi
selama satu proses atau prosedur
berlangsung, serta didalamnya memuat pula
informasi-informasi yang diperlukan untuk
analisa seperti waktu yang dibutuhkan dan
jarak yang perpindahan.
Flow Process Chart ini digunakan dalam
menganalisa aliran bahan yang terjadi
dalam proses produksi, aktivitas- aktivitas
yang terjadi selama proses produksi, urutan-
urutan proses baik pembuatan masing-
Kegunaan umum dari suatu peta aliran proses yaitu:
Dapat digunakan untuk mengetahui aliran bahan atau aktifitas
orang mulai awal masuk dalam suatu proses atau prosedur sampai
aktifitas terakhir.
Memberikan informasi mengenai waktu penyelesaian suatu proses
atau prosedur.
Digunakan untuk mengetahui jumlah kegiatan yang dialami bahan
atau dilakukan oleh orang selamaproses atau prosedur
berlangsung.
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan-perbaikan proses atau
metode kerja.
SIMBOL-SIMBOL YANG DIGUNAKAN PADA
FPC
• Operation
Terjadi bila:
- Suatu objek yang dengan sengaja diubah, baik karakter fisik maupun kimianya
- Dirakit (di-assembly) atau dibongkar (di-disassembly)
- Diatur untuk operasi lain
• Transportation
Terjadi bila : suatu objek digerakkan dari satu tempat ke tempat lain
Kecuali : perpindahan tersebut bagian dari operasi atau disebabkan
oleh operator yang sedang bekerja atau suatu inspeksi.
• Inspection
• Storage
Di g u d a n g b a h a n Di g u d a n g b a h a n
S-5 Di g u d a n g b a h a n S -4 Di g u d a n g b a h a n S -3 Di gudang bahan S -2 S -1
Cat Roda
D ib a wa k e t e m p a t
D i b a w a k e t em p a t Dibawa ke tempat D ib a w a k e t e m p a t D i b a w a k e t em p a t
p e r ak it a n s e ca r a m a n u a l
T -5 T -4 p er a kit a n se c a r a T -3 p e r ak it a n s ec a r a T -2 pe r a kit a n s e ca r a T -1 pe r a kit a n se c a r a
k emudian dimasukkan ke
manual manual manual manual
d a l a m k o m p r e s o r ca t
D iu ku r s e s ua i d e n g a n Diu k u r se s u a i d e n g a n Di uk u r s e su a i d e n g a n
I-5 ukuran rangka I-5 u ku r a n r a n g k a I -1 u ku r a n r a n g ka
m engguna ka n meteran mengg unak an meteran me nggunak an meteran
Di po t o n g s e su a i d e n g a n D ip o t o n g se s u ai d e n g a n Dip o t o n g se s u a i d e n g a n
O -8 ukuran me nggunak an O -6 u ku r an m e n g g u n a k a n O -1 ukuran m engg unak an
g r ind a g r in da gr in da
Di be nt u k se s u a i d e n g a n D ib e n t u k s e su a i d e n g a n Dib e n t u k s e su ai d e n g a n
O -9 pesanan m engguna kan O -7 pesanan mengg unak an O -2 pesanan me nggunak an
mesin bubut mesin bubut m e s i n b u b ut
Dilas d e n g a n m e n g g u n a k a n
O -3 mesin las untuk
m e m b e n t u k r a n g ka
Dilu ba n gi d e n g a n m e n g g u n a k a n
O -5 b o r s es u a i d e n g a n m o d e l y a n g
t ela h dit e t a pk an
Dilas d e n g a n m e n g g u n a k a n
m e s i n las la lu d ipe r iksa
OI-1
s a m b u n g a n n y a se c a r a
manual
Dica t d e n g a n m e n g g u n a k a n
O -1 0
k o m p r e s o r ca t
D i b a w a k e t em p a t p e n g e r in g a n
T -6
t e r b uk a se c a r a m a n u a l
Dije m u r di t e m p a t p e n g e r in g a n
O -11
t e r b uka u n t uk m e n g e r i n g k a n c at
D ib a wa k e g u d a n g b a r a n g
T -7
jad i s e ca r a m a n u a l
S -6 Di g u d a n g b a r a n g jad i
PERENCANAAN KEDEKATAN HUBUNGAN
ANTAR KEGIATAN
ACTIVITY RELATIONSHIP CHART
WORK SHEET
BLOCK TEMPLATE
ACTIVITY RELATIONSHIP DIAGRAM
Activity Relationship
Chart
Peta ini merupakan suatu teknik untuk
merencanakan antara hubungan satu aktivitas
dengan aktivitas lainnya. Pada chart ini
dilakukan analisa terhadap tingkat hubungan
antara satu aktivitas dengan aktivitas lainnya
dalam bentuk simbol-simbol, serta alasan-
alasan bagi pertimbangan pentingnya tingkat
hubungan tersebut.
Tahapan pembuatan ARC dimulai dengan
mengidentifikasi segala peralatan yang ada,
kemudian membuat daftar segala kegiatan
yang ada pada suatu chart, lalu menetapkan
rating (tingkat hubungannya).
Secara umum, aktivitas-aktivitas dalam perancangan tata letak pabrik
dikelompokkan ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Kelompok aktivitas produksi
2. Kelompok aktivitas pelayanan (service) yang terdiri dari:
a. Production Service (Pelayanan Produksi)
b. General Service (Pelayanan Umum)
c. Personal Service (Pelayanan Pegawai)
d. Physical Plant Service (Pelayanan Bangunan Pabrik)
KEGIATAN KELOMPOK
SERVICE
1. General Service - Ruang Merokok
- Kantor - Ruang Istirahat
2. Production Service - Ruang Hiburan
- Rekaya Industri - Parkir
- Pengendalian Produksi - Papan Pengumuman
- Pengendalian Mutu - Pelolosan dari Kebakaran
- Rekayasa Pabrik - Keran Air Minum
- Penerimaan - Tempat Telepon, dll
- Pengiriman 4. Physical Plant Service
- Gudang Bahan - Fasilitas Pemanas
- Gudang produk Jadi - Perlengkapan Pergantian Udara
- Ruang Peralatan - Perlengkapan Pendingin Udara
- Rak Peralatan - Power House
- Gudang Perlengkapan Pengangkut Barang - Bengkel Perawatan
- Pengawasan - Kompresor Udara
- Laboratorium, dll - Pengolahan limbah/barang sisa
3. Personal Service - Gudang Kenderaan
- Fasilitas Kesehatan - Perlindungan Kebakaran, dll
- Kantin (Dapur dan Ruang Makan)
- WC/Kamar Mandi
Teknik ARC ini dikemukakan oleh Richard Muther, sebagai berikut:
1. Hubungan antar aktifitas ditunjukkan dengan tingkat kepentingan
hubungan antar aktifitas tersebut yang dikonversikan dalam
bentuk huruf.
KODE TINGKAT KEPENTINGAN WARNA
A Absolutely necessary yaitu hubungan bersifat mutlak MERAH
E Especially important yaitu hubungan bersifat sangat KUNING
penting
I Important yaitu hubungan bersifat cukup penting HIJAU
O Ordinary yaitu hubungan bersifat biasa-biasa saja BIRU
U Tidak perlu didekatkan PUTIH
X Hubungan yang sangat tidak diinginkan berdekatan COKLAT
2. Alasan untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut. Secara
umum alasan keterkaitan dibagi menjadi tiga macam yaitu
keterkaitan untuk produksi, keterkaitan untuk pegawai dan aliran
informasi (Apple. J.,M) :
Kriteria produksi
Urutan aliran kerja
Mempergunakan peralatan yang sama
Menggunakan catatan yang sama
Menggunakan ruangan yang sama
Bising, debu, getaran, bau, dan lain-lain
Memudahkan pemindahan bahan
Keterkaitan pegawai
Menggunakan pegawai yang
sama
Pentingnya berhubungan
Derajat hubungan kepegawaian
Jalur perjalanan normal
Kemudahan pengawasan
Melaksanakan pekerjaan serupa
Disenangi pegawai
Perpindahan pegawai
Gangguan pegawai
Aliran informasi
Menggunakan catatan/berkas yang
sama
Derajat hubungan kertas kerja
Menggunakan alat komunikasi yang
sama
TABEL NORMALISASI
ARC
Normalisasi Activity Relationship Chart digunakan untuk merubah
data kualitatif dari perusahaan kedalam bentuk data kuantitatif agar
dapat diperhitungkan dalam usulan layout selanjutnya. Nilai dari
normalisasi ini didapat dari perkiraan skala-skala setiap grade agar
disetiap permasalahan mempunyai pengali yang sama.
PROSEDUR PEMBUATAN
ARC
Tetapkan semua kegiatan yang diperlukan baik kegiatan pada
bagian produksi maupun kegiatan pada bagian service.
Semua kegiatan ditetapkan/dikelompokkan dalam bagian-bagian
yaitu kegiatan service (service produksi, service personalia dan lain-
lain) dan kegiatan produksi.
Kumpulkan data-data tentang aliran bahan, data personalia dan data
informasi lainnya mengenai seluruh kegiatan yang ditabulasi di atas.
Tetapkan faktor atau sub faktor yang perlu diperhitungkan dalam
mempertimbangkan hubungan yang ada. Misal aliran bahan,
peralatan, aliran informasi, dll
Membuat peta aktivitas yang sesuai jumlah barisnya dengan jumlah
kegiatan yang ditetapkan.
Masukkan semua kegiatan yang telah ditetapkan ke dalam peta
aktivitas.
Urutan-urutan di dalam peta aktivitas dapat dibuat sembarangan
atau dapat disusun menurut urutan tertentu atau dikelompokkan
berdasarkan sifatnya atau service-nya untuk memudahkan analisa.
Mulai menganalisa tingkat hubungan dan alasan-alasan terhadap
aktivitas lainnya. Dimulai dari aktivitas nomor 1. Tuliskan kode hasil
analisa tingkat hubungan pada perpotongan baris aktivitas. Pada
bagian atas dituliskan tingkat hubungannya sedangkan pada bagian
bawah dituliskan alasan mengapa tingkat hubungan tersebut
diberikan.
Tinjau kembali ARC dengan orang lain
WORK
SHEET
Work Sheet ini disusun berdasarkan
Activity Relationship Chart, terdiri dari
baris-baris dan kolom-kolom.
Pada work sheet ini dituliskan nomor dan
jenis kegiatan pada kolom sebelah kiri dan
tingkat hubungan dari tiap-tiap kegiatan
dituliskan pada kolom sebelah kanan.
CONTO
H:
AKTIVITAS TINGKAT HUBUNGAN
BAGIAN NO
A E I O U X
I X O
BLOK TEMPLATE
A U E A U E A U E
I X O I X O I X O
5 - 3,4,8 - - 3,4,8 - - 1,2
A U E A U E A U E
- 1,2,3,4 5
3,5 6,7 - 2,3,4 6,7,8 -
4. PERAWATAN 6. RUANG
5. PRODUKSI PAKAIAN
I X O I X O I X O
- 1,2,8 1 - - 7 8 -
-
A U E A U E
1,2,3,4 3
- 5 - 5
7. KANTIN 8. KANTOR
I X O I X O
6 - 8 - 6 1,2,4,7
ACTIVITY RELATIONSHIP
DIAGRAM
Diagram ini merupakan kegiatan menyusun Block template yang
sesuai dengan tingkat hubungan antara satu block dengan block
yang lain.
Block template dipotong-potong per aktivitas, kemudian
disusun/ditempel kembali sesuai dengan kedekatan tingkat
hubungan.
Aktivitas yang mempunyai tingkat hubungan kedekatan positif (A, E
dan I) yang terbanyak ditempat di tengah-tengah. aktivitas yang
mempunyai tingkat hubungan A, E atau I dengan aktivitas tersebut,
diletakkan di samping/atas/bawah nya.
A U E A U E A U E
I X O I X O I X O
5 - 3,4,8 - - 3,4,8 - - 1,2,8
-Buat beberapa
A U E A U E A U E alternatif susunan
1,2,3,4 5 -
- 2,3,4 6,7,8 4,5 6,7,8 -
-Hitung tingkat
kesalahan masing2
6. RUANG 3. RUANG DAN
alternatif
PAKAIAN 5. PRODUKSI
RAK
PERALATAN (A=5, E=3, I=1,
I X O I X O I X O U=1,
7 8 - 1 - - - - 1,2 X=3)
A U E A U E
-Tentukan susunan
-
1,2,3,4
5 - 3 5 dengan total tingkat
kesalahan terkecil,
final ARD
7. KANTIN 8. KANTOR
I X O I X O
6 - 8 - 6 1,2,4,7
PERENCANAAN ALOKASI
WILAYAH
PRODUCTION SPACE REQUIREMENT SHEET
PLANT SERVICE AREA PLANNING SHEET
TOTAL SPACE REQUIREMENT WORK SHEET
AREA TEMPLATE
AREA ALLOCATING DIAGRAM
FINAL LAYOUT
PRODUCTION SPACE REQUIREMET
SHEET
Sheet ini merupakan alat untuk
menganalisis luas lantai yang dibutuhkan
khusus untuk kegiatan yang langsung
terhadap produksi.
CONTOH
PSRS:
Perhitungan allowance :
Allowance = Luas Total – Subtotal x 100%
Luas Total
L U A S M E S I N (M2 ) A L AT B A N T U (M2 ) O P E R AT O R S PA C E M AT E R I A L S PA C E MESIN/
D E PA RT E M E N NO M E S I N / P E R A L ATA N LUAS/OPERASI SUB TO TAL AR E A ALLOWANCE ( % )
(M2 ) (M2) (M2 ) PERALATAN TO TA L (M2 )
L X W = A L X W = A (UNIT) (M2 )
TIA NG PA N C A N G
1 M e si n Cutting 1 x 0,4 = 0,4 - (2,4 x 2) - 0,4 = 4,4 (2 x 2) + (2 x 15) = 34 38,8 1
2 Mesin Heading 0,6 x 0,5 = 0,3 - (0,5x 0,2) -(0 ,7 x0 ,5 )- 0,3 = 2 , 3 5 - 2 ,6 5 1
3 M esi n Spiral 1,3 5 x 0 ,6 = 0,8 1 - (2 x 2 ,6 )- (1 x 0 ,6 ) = 4,.6 ( 2 x 2 ) + (2,6 x 0 ,5 ) = 5 , 3 21,42 2
PENULANGAN
4 Las d an Ma l Cincin - 2x(0,4 x 0,4) = 0 ,32 2 x 1 = 2 (2 x 2) + (1 x 1,2) = 5,2 7 ,3 6 1
5 Meja - 1 x 0,5 = 0,5 - - 1 2
122,95 222,1 44,64
6 Rak - 2 x 0,5 = 1 - - 1 1
Te m p a t Pe rak it anP la t S a m b u n g , P C W i r e
7 d a n K a w a t Spi ral - - - (2 x 2) + (15 x 2) = 3 4 34 1
8 Trolley - 1,1 x 15 ,2 = 1 6,72 - - 16,72 1
B A N TA L A N J A L A N R E L
1 M e si n Cutting 1 x 0,4 = 0,4 - (2 ,4 X 2 ) – 0 ,4 = 4 , 4 2(2 X 2) = 8 12,8 1
PENULANGAN 2 Mesin Heading 0,6 x 0 ,5 = 0,3 - 2 X 1 = 2 0,5 X 0,5 = 0 ,25 2 ,5 5 1 24,92 36 30,78
3 Trolley - 1,1 x 8,7 = 9 ,5 7 - - 9 ,5 7 1
9 Rak - 2 x 0,5 = 1 - - 1 1
17 Crane - 0 ,5 X 1 3 = 6 ,5 - - 6,5 1
SH EE T PILE
1 M e si n Cutting 1 x 0,4 = 0,4 - (2 ,4 X 2 ) – 0 ,4 = 4 , 4 ( 2 X 2 ) + (1 ,5 X 2 ) = 7 35,4 1
12 Rak - 2 X 0,5 = 1 - - 1 1
14 Crane - 0,5 X 2 4 = 1 2 - - 12 1
2 K A N TO R 1 76 2 KANTIN 122, 2
3 PA R K I R 6 21 3 MUSHALLA 73, 25
TO TA L 337, 45
NO PR O D UC TI ON SERVICE L U A S (m 2 ) NO P H Y S I C A L P L A N T S E RV I C E L U A S (m 2 )
4 G U D A N G P E R A L ATA N 12
TO TA L 1010, 7
TOTAL SPACE REQUIREMENT WORK
SHEET
Total Space Requirement Work Sheet ini
merupakan gabungan hasil penganalisaan
pada Production Space Requirement
Sheet dan Plant Service Area Planning
Sheet.
TSRWS ini adalah tabel yang
menunjukkan luas lantai masing-masing
aktivitas dan jumlah modul serta ukuran
template (area template).
CONTOH PENGISIAN
TSRWS:
NO DEPARTEMEN
INDIVIDUAL AREA
ESTIMATE OF SQUARE (m2)
SUB TOTAL SIZE OF AREA TEMPLATE
GENERAL SERVICE
POS SATPAM 15,6 4 x 3,9
1 821,6
KANTOR 176 11 x 16
PARKIR 621 (2x20) + (4x22) + (17x9)
PRODUCTION SERVICE
GUDANG BAHAN BAKU 391 11,5 x 34
2 GUDANG PRODUK JADI 421,04 1010,7 15,2 x 27,7
GUDANG PERALATAN 186,66 12,2 x 15,3
LABORATORIUM 12 4x3
PERSONAL SERVICE
WC KARYAWAN 9,21 ((1,5X4)+(5X2))+(25X5)
3 KANTIN 122,2 337,45 (11x9,2) + (3x7)
MUSHOLLA 73,25 (6,5x6,5)+(2(0.5x0,3)+(2x5)+(2x2,5)+(4(1,5x0,5))
RUANG KARYAWAN 113,5 (8x12) + (3,5x5)
PHYSICAL PLANT SERVICE
4 BENGKEL 74,75 183,95 11,5x6,5
PENGOLAHAN LIMBAH 109,2 5,2 x 21
PRODUCTION
5 3392
PRODUKSI 3392 74 x 81
Dep 1 2 3 4 5
1 60 100 50 0
2 40 65 30
3 80 0
4 10
5
Alternatif block layout:
80 65 80
3 4 2 4 3
0
10 50 60 40 100 5
0 65
0
0 60
5 1 2 1
(a) (b)
Bobot layout (a) Bobot layout (b)
1-2 60 1-2 60
1-4 50 1-3 100
1-5 0 1-5 0
2-4 65 2-3 40
3-4 80 2-4 65
3-5 0 3-4 80
4-5 10 3-5 0
265 terpilih 345
LANGKAH
1:
Dari peta dari-ke dipilih pasangan departemen yang mempunyai
bobot terbesar. Bobot terbesar adalah departemen 1 dan
departemen 3, yaitu sebesar 100. Buat garis penghubung antara
node 1 dan node 3.
1 3
1-3
2 60+40=100 -
4 50+80 =130 Terpilih
5 0+0=0 -
Nilai terbesar adalah pasangan departemen 4 dengan 1 dan 3,
yaitu sebesar 130, maka departemen 4 dipilih untuk masuk
dalam grafik. Dari gambar 16 tarik garis untuk dihubungkan
dengan node 4 sehingga terbentuk grafik berupa bidang
segitiga.
50 80
100
1 3
LANGKAH
3:
Dari langkah kedua di atas terbentuk suatu bidang segitiga yang
dibatasi oleh busur-busur pembatas 1-3, 3-4, dan 4-1. Kita
menamai bidang segitiga tersebut sebagai bidang 1-3-4.
Berikutnya adalah memilih departemen yang akan dimasukkan
dalam bidang grafik tersebut. Dengan menambahkan bobot
departemen yang belum terpilih, yaitu departemen 2 dan 5.
1–3-4
2 60+40+65 =160 Terpilih
5 0 + 0 + 10 = 10 -
Departemen 2 terpilih untuk dimasukkan ke dalam bidang 2-3-4
karena mempunyai nilai lebih besar, yaitu 165. Penempatan
departemen 2 pada bidang segitiga ditempatkan ditengah
bidang segitiga untuk menghindari perpotongan busur.
65
50 80
2
60 40
100
1
3
Departemen 2 Masuk dalam
Grafik
LANGKAH
4:
Karena tinggal satu departemen tersisa (departemen 5) yang
belum masuk dalam grafik, maka tugas selanjutnya adalah
menentukan bidang yang akan dijadikan tempat untuk
memasukkan departemen 5 tersebut. Terdapat 4 bidang segitiga
yang terbentuk yaitu bidang 1-2-3, 1-2-4, 1-3-4, dan 2-3-4. Nilai
masing-masing bidang segitiga adalah:
4
10
50 65 80
5 30
0 2
60 40
1 100
3
Grafik Kedekatan
Terakhir
LANGKAH
5:
Langkah terakhir adalah menyusun ulang block layout yang
sesuai. Cara yang dilakukan untuk menyusun block layout
dianalogikan seperti metode SLP. Suatu rancangan block layout
yang didasarkan atas grafik kedekatan dapat ditunjukkan pada
gambar berikut.
Jumlah bobot grafik kedekatan adalah sebagai berikut.
Bobot layout (b)
Busur Bobot
1-2 60
1–3 100
1–4 50
1-5 0
2-3 40
2-4 65
2-5 30
3–4 80
4-5 10
435
Block Layout dengan Grafik
Kedekatan
METODE SYSTEMATIC LAYOUT
PLANNING
Systematic Layout Planning (SLP) methodology was developed
by Richard Muther.
Secara sistematis prosedur pelaksanaan SLP dapat
digambarkan sebagai berikut.
PROSEDUR
SLP:
DATA
MASUKAN
Langkah awal dalam perancangan tata letak adalah dengan
melakukan pengumpulan data awal. Terdapat tiga sumber data di
dalam perencanaan tata letak, yaitu dalam perancangan produk,
rancangan proses, dan rancangan jadwal produksi.
1. Data yang berkaitan dengan rancangan produk sangat
berpengaruh terhadap tata letak yang akan dibuat.
2. Data masukan kedua bersumber pada rancangan
proses.
3. Data masukan yang berasal dari rancangan jadwal produksi
memberi penjabaran tentang dimana dan seberapa besar
serta kapan suatu produk akan dibuat yang didasarkan atas
ramalan permintaan.
1. Data yang berkaitan dengan rancangan produk :
gambar kerja
assembly chart
daftar komponen
bill of material,
prototype
2. Data yang berkaitan dengan rancangan proses :
tahapan pembuatan komponen
peralatan dan mesin yang dibutuhkan
waktu yang dibutuhkan
3. Rancangan jadwal produksi:
kapan dan berapa produk yang dibuat
peralatan dan mesin yang dibutuhkan
jumlah karyawan dan shift
kebutuhan ruangan
Peralatan
peralatan material handling.
ANALISIS ALIRAN
MATERIAL
Analisis aliran material merupakan analisis pengukuran
kuantitatif untuk setiap gerakan perpindahan material di antara
departemen-departemen atau aktivitas-aktivitas operasional.
Faktor yang perlu dianalisis:
Transportasi
Jumlah komponen yang dibuat
Jumlah dan macam operasi pembuatan tiap komponen
Urutan operasi perakitan
Besar dan bentuk ruang yang tersedia
Dalam menganalisis aliran material ini sering digunakan peta-
peta atau diagram-diagram sebagai berikut:
Peta aliran proses
Diagram alir
Peta proses produk banyak
Peta dari-ke
Peta hubungan aktivitas
Peta perakitan, dan
sebagainya
ANALISIS HUBUNGAN
AKTIVITAS
Dalam perancangan tata letak, analisis aliran material lebih
cenderung untuk mendapatkan atau mengetahui biaya dari
pemindahan material, jadi dalam hal ini lebih bersifat kuantitatif.
Sedang analisis yang bersifat kualitatif dalam perancangan
tata letak dapat digunakan apa yang dinamakan activity
relationship chart (ARC).
DIAGRAM HUBUNGAN
AKTIVITAS
Dalam perancangan tata letak fasilitas, derajat hubungan antara
departemen dapat dipandang dari dua aspek, baik aspek
kualitatif maupun aspek kuantitatif. Dalam Systematic Layout
Planning (SLP) kedua aspek tersebut menjadi pertimbangan,
dengan mengkombinasikan antara derajat hubungan aktivitas
dengan aliran material. Kombinasi dari kedua aspek tersebut
dibuat dalam suatu diagram yang dinamakan activity relationship
diagram atau diagram hubungan aktivitas.
DIAGRAM HUBUNGAN
RUANGAN
Dalam proses pembuatan space relationship diagram ini yang
perlu dilakukan adalah mengevaluasi luas daerah yang
dibutuhkan untuk semua aktivitas perusahaan dan area yang
tersedia. Diagram hubungan ruangan dapat dibuat setelah
dilakukan analisis terhadap luasan yang dibutuhkan dan
dikombinasikan dengan Activity Relationship Diagram.
CONTOH DIAGRAM HUBUNGAN
RUANGAN:
LUAS AREA YANG
DIBUTUHKAN
Dasar penentuan luas area yang dibutuhkan :
- tingkat produksi
menentukan jumlah mesin,alat, tipe tata letak
- peralatan proses produksi
berdasarkan produk yang dibuat atau proses yang diperlukan
- karyawan yang diperlukan
jumlah tergantung dari jumlah mesin dan alat
METODE PENENTUAN KEBUTUHAN LUAS
RUANGAN
1. Metode fasilitas industri
luas ruang berdasarkan fasilitas produksi dan fasilitas pendukung
proses produksi.
Luas = L mesin x jml mesin + allowance
2. Metode template
luas ruang berdasarkan model/ template yang dibuat
3. Metode standar industri
berdasarkan hasil penelitian terhadap industri yang melakukan
PTLP secara menyeluruh
RANCANGAN ALTERNATIF TATA
LETAK
Dengan membuat block layout berdasarkan diagram hubungan
ruangan
Block layout menggambarkan batasan-batasan ruang
Perancangan detail layout : menata fasilitas pada block layout
Metode perancangan :
1. gambar atau sketsa
2. model 2 dimensi (template)
3. model 3 dimensi (maket)
EVALUASI DAN TINDAK
LANJUT
Teknik evaluasi:
1. Rasio untung rugi
menyusun untung rugi dari alternatif-alternatif, kemudian layout
yang dipilih berdasarkan keuntungan relatif terbesar
2. Peringkat
- menentukan faktor-faktor yang dianggap penting dalam
pembuatan layout.
- membuat ranking alternatif untuk tiap faktor
- dihitung skor untuk tiap alternatif
3. Analisis faktor
- menentukan faktor-faktor penting
- memberi bobot faktor
- menentukan ranking alternatif untuk tiap faktor
- skor = bobot x ranking
4. Perbandingan biaya
- identifikasi biaya tiap alternatif
- alternatif yang terpilih adalah yang termurah