Anda di halaman 1dari 36

Sistem Jaminan Kesehatan

BPJS
Asuransi dan Jaminan Kesehatan
pert.14
Oleh:
Ayulia Fardila Sari ZA
Latar Belakang
• UU No. 40 th 2004
– Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
• UU No. 24 th 2011
– Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)
Tujuan SJSN
• Memenuhi jaminan terpenuhinya kebutuhan
dasar kehidupan yang layak bagi setiap
peserta dan anggotanya
3 Azas SJSN
• Azas Kemanusiaan
• Azas Manfaat
• Azas Keadilan Sosial
5 Program SJSN
• Jaminan Kesehatan

BPJS Kesehatan

• Jaminan Kecelakaan Kerja


BPJS • Jaminan Hari Tua
Ketenagakerjaan • Jaminan Pensiun
• Jaminan Kematian
Kenapa perlu jaminan kesehatan?
• Sakit bisa datang kapan saja
• Biaya pelayanan kesehatan yang semakin
meningkat
– Laju inflasi biaya pelayanan kesehatan ↑
– Pasien pada posisi tawar yg lemah
– Informasi yg tidak seimbang
– Kemajuan teknologi kedokteran
– Perubahan pola penyakit
• Sakit berdampak pada sosial ekonomi
9 Prinsip SJSN
• Gotong royong
• Nirlaba
• Keterbukaan
• Kehati-hatian
• Akuntabilitas
• Portabilitas
• Wajib
• Dana amanat
• Pengembangan program
Program Jaminan Kesehatan Nasional
• Agar warga negara memperoleh manfaat
terhadap pemeliharaan kesehatan dan
perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap
orang yang telah membayar iuran/iurannya
dibayar pemerintah
BPJS Kesehatan
• Badan Hukum Publik yang menyelenggarakan
Sistem Jaminan Kesehatan Nasional bagi
seluruh penduduk
Peserta Program Jaminan Kesehatan
• UU No. 24 th 2011 pasal 14:
– Wajib bagi seluruh penduduk Indonesia dan orang
asing yang bekerja paling singkat 6 bulan di
Indonesia
Peserta BPJS
• Penerima Bantuan Iuran (PBI)
• Peserta Bukan Penerima Bantuan Iuran (Bukan
PBI)
• Penduduk yang dibayar dan didaftarkan oleh
pemda ke BPJS kesehatan
PBI
• Peserta yg iurannya dibayarkan oleh
pemerintah pusat
• Terdiri dari:
– Fakir miskin
– Orang tidak mampu
Bukan PBI
• PPU (Pekerja Penerima Upah)
• PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah)
• BP (Bukan Pekerja)
PPU
• Pekerja yang bekerja pada pemberi kerja
dengan menerima gaji/upah
– PNS, anggota TNI,polri, pejabat negara, pegawai
pemerintah non PNS, pegawai swasta, dll
PBPU
• Pekerja diluar hubungan kerja/pekerja mandiri
serta pekerja lainnya yang bukan penerima
upah
– Pedagang
– Nelayan
– Petani
– dll
BP
• Investor
• Pemberi kerja
• Penerima pensiun
• Veteran
• Perintis kemerdekaan
• Bukan pekerja yang mampu membayar iuran
Kewajiban menjadi peserta program
jaminan kesehatan
• BUMN, BUMD, BU swasta → 1 jan 2015
• Usaha mikro → 1 jan 2016
• PBPU & BP → 1 Jan 2019
Besar Iuran
• PPU : 5% x gaji pokok dan tunjangan tetap
peserta, max: 2x penghasilan tidak kena pajak,
kawin anak 1
• 5 jiwa/keluarga
Kelas Perawatan
• Peserta PPU gaji ≤ 1,5 x PTKP/K1 : Kelas II
• Peserta PPU gaji > 1,5 x PTKP/K1 : Kelas I
• PBPU dan BP:
– Kelas III: Rp 25.500/jiwa/bulan
– Kelas II: Rp 51.000/jiwa/bulan
– Kelas I: Rp 80.000/jiwa/bulan
Cara Pendaftaran
• PPU: kolektif
• PBPU & BP: perorangan dan kolektif

• Mengisi form registrasi langsung/online


• Kartu Identitas Diri, KK, pasfoto 3x4
Hak Peserta
• Mendapatkan bukti identitas peserta (kartu)
• Mendapatkan informasi ttg hak dan kewajiban
serta prosedur yankes, dll
• Mendapatkan yankes di faskes yang sudah
ditentukan
• Menyampaikan keluhan, kritik, saran dll
Kewajiban Badan Usaha
• Mendaftarkan seluruh pekerja beserta
anggota keluarga ke BPJS Kesehatan
• Memberikan data seluruh pekerja beserta
anggota keluarga secra lengkap dan benar
• Melakukan pembayaran iuran paling lambat
tgl 10 bulan berjalan
Manfaat yg Diperoleh Peserta
• Pelayanan kesehatan perorangan:
– Promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, pelayanan
obat, barang medis habis pakai
• Manfaat medis, tidak berdasarkan iuran
• Fasilitas kesehatan tk I
• Fasilitas kesehatan tk II
• Menjamin alat bantu kesehatan
Fasilitas Kesehatan Tk I
• Puskesmas, klinik, dokter praktek perorangan
• Pelayanan kesehatan non spesialistik
Fasilitas Kesehatan Tk II
• Pelayanan spesialistik
Pelayanan yang Tidak Dijamin
• Tanpa melalui prosedur
• Faskes tidak bekerja sama
• Kecelakaan kerja yang telah dijamin oleh program
jaminan kecelakaan kerja
• Kecelakaan lalu lintas yang telah dijamin oleh
program kecelakaan lalu lintas
• Pengobatan di luar negeri
• Estetika
• Infertilitas
• Meratakan gigi
• Ketergantungan obat dan alkohol
• Gangguan kesehatan akibat diri sendiri dan hobi yang
membahayakan
• Pengobatan alternatif
• Pengobatan tindakan medis percobaan
• Alat kontrasepsi, kosmetik, makanan bayi, dan susu
• Perbekalan kesehatan RT
• Bencana pada masa tanggap darurat dan wabah
• Kejadian tak diharapkan yang dapat dicegah
• Tidak ada hubungan dengan manfaat
Sanksi Badan Usaha
• Tidak mendapatkan pelayan publik meliputi:
– Perizinan terkait usaha
– Izin memepekerjakan tenaga kerja asing
– Izin yang diperlukan dalam mengikuti tender
proyek
– Izin perusahaan dalam mengikuti tender proyek
– Izin perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh
– Izin mendirikan Bangunan (IMB)
Sanksi Perorangan
• Tidak mendapatkan pelayanan publik:
– SIM
– Paspor
– Sertifikat tanah
– STNK
– IMB
Jaminan Sosial untuk Ketenagakerjaan
• BPJS Ketenagakerjaan dibentuk setahun
kemudian setelah BPJS Kesehatan, yaitu pada
tahun 2015 untuk menggantikan Jamsostek
dan Taspen.
• Pertanggungan atau jaminan sosial yang
diberikan BPJS Ketenagakerjaan dikhususkan
bagi para pekerja, baik di sektor formal
maupun informal
• Beberapa manfaat yang didapatkan dengan
mengikuti BPJS Ketenagakerjaan, diantaranya:
– Jaminan Kematian
– Jaminan Kecelakaan Kerja
– Jaminan Sosial Hari Tua
Jaminan Kematian
• Memberikan keringanan risiko terhadap ahli
waris atas kematian peserta BPJS
Ketenagakerjaan.
• Jaminan sosial ini berupa santunan.
• Program JKM bisa diklaim bukan atas dasar
kecelakaan kerja.
• Manfaat yang dapat diperoleh selain santunan
kematian adalah biaya pemakaman dan
santunan berkala selama 24 bulan.
Jaminan Kecelakaan Kerja
• JKK dapat dimanfaatkan para pekerja di sektor formal.
• Pembayaran JKK di BPJS Ketenagakerjaan sepenuhnya
ditanggung perusahaan.
• JKK bertujuan untuk mengganti sebagian ataupun
keseluruhan atas hilangnya penghasilan yang
diakibatkan risiko kecelakaan kerja dan dihitung mulai
berangkat kerja hingga pulang ke rumah. Jaminan yang
diberikan dapat berupa kompensasi ataupun
rehabilitasi.
• Yang termasuk dalam risiko kerja, di antaranya
kematian ataupun cacat, baik fisik maupun mental.
Jaminan Sosial Hari Tua
• Merupakan manfaat perlindungan yang diakibatkan
terputusnya penghasilan kerja pada usia nonproduktif.
• Biasanya JHT berbentuk kepastian penerimaan
penghasilan kepada yang bersangkutan setelah
mencapai usia 60 tahun. Namun, sangat dimungkinkan
bahwa penghasilan hari tua dapat diperoleh dari
proses pengunduran diri dari tempat bekerja dengan
alasan ataupun persyaratan tertentu. Misalnya,
perusahaan akan memberikan jaminan hari tua setelah
karyawannya bekerja selama lebih dari 10 tahun dan
lain sebagainya
Jaminan Jasa Konstruksi
• Bagi para pekerja lepas, paruh waktu, ataupun
pekerja borongan di sektor jasa konstruksi yang
ditangani kontraktor dalam proyek swasta, proyek
APBD, proyek dana internasional, maupun proyek
APBN maka akan mendapatkan jaminan sosial.
• Program ini memiliki landasan hukum
berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No.
KEP-196/MEN/1999.
• Jaminan sosial di bidang konstruksi ini dinaungi
program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan
Jaminan Kematian (JKM)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai