Anda di halaman 1dari 13

ATRESIA DUODENI DAN

ESOFAGUS

Oleh
Neng Yuyun Yunani
IIB Kebidanan
Definisi

Atresia duodeni adalah buntunya saluran pada


duodenum yang biasanya terjadi pada ampula vateri
bagian pertama dari usus halus tidak berkembang
dengan baik,sehingga tidak berupa saluran terbuka
dari lambung yang tidak memungkinkan perjalan dari
lambung ke usus.
Penyebab yang mendasari terjadinya
atresia duodenum masih belum
diketahui, tapi ada beberapa yang bisa
menyebabkan atresia duodenum:
Gangguan pada awal masa kehamilan
(minggu ke-4 dan minggu ke-5)
Gangguan pembuluh darah
Banyak terjadi pada bayi prematur
Tanda dan gejala
Pembengkakan abdomen Pada bagian atas
Muntah terus-menerus, meskipun bayi
dipuasakan selama beberapa jam
Tidak memproduksi urine setelah beberapa kali
buang air kecil
Muntah banyak segera setelah lahir & berwarna
hijau karena empedu
Hilangnya bising usus setelah beberapa kali
buang air besar
Tanda dan gejala yang ada adalah akibat dari
obstruksi intestinal tinggi
Penatalaksanaan
Perbaiki keadaan umum dengan mengatasi
defisit cairan tubuh yang ditimbulkan oleh
muntah-muntah sebelum operasi
Berikan informed consent dan informed choice
sebelum dilakukan rujukan atau tindakan
pembedahan
Pemasangan tuba orogastrik untuk
mendekompresi lambung
Memberikan cairan elektrolit melalui intravena
(menngoreksi dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit
Mengatasi sindrom down
Definisi Esofagus
Atresia berarti buntu, dengan demikian atresia
esofagus adalah kelainan bawaan dimana ujung
saluran esofagus buntu, biasanya sebanyak 60%
disertai dengan hidramion. Suatu keadaan yang
tidak ada lubang atau muara (buntu) pada
esophagus, perkembangan embrionik abnormal
esophagus yang menghasilkan pembentukan
suatu kantong (Blind Pouch) atau lumen
berkurang tidak memadai yang mencegah
perjalanan makanan atau sekresi dari piring ke
perut.
PENYEBAB

Atresia esofagus merupakan kelainan kongenital, yang


artinya terjadi sebelum kelahiran. Selain anomali
kromosom, etiologi lainnya adalah adanya pengaruh
teratogen dan faktor imunologis.
Menurut Hockenberry (2002) kengenital anomali ini
karena sindrom VATER atau VACTERL yang merupakan
kombinasi abnormalitas vertebral, anorektal,
kardiovaskuler, trakeoesofageal, renal, serta limb.
Tanda dan gejala
Biasanya disertai hidramion (60%) dan hal ini pula
yang menyebabkan kenaikan frekuensi bayi lahir
prematur, sebaiknya dari amamnesis didapatkan
keterangan bahwa kehamilan ibu disertai hidramion
hendaknya dilakukan kateterisasi esophagus. jika
kateter berhenti pada jarak 10 cm maka diduga
Atresia Etsopgus. Segera setelah diberi minum, bayi
akan berbangkis, batuk dan sianosis karena aspirasi
cairan kedalam jalan nafas. Pada fistula tracheo
esophagus cairan lembung juga dapat masuk
kkedalam paru, oleh karena itu bayi sering sianosis.
Foto torak nampak bayangan udara esophagus
proksimal yang buntu.
Klasifikasi
Kalasia
Kalasia adalah kelainan yang terjadi pada bagian
bawah esophagus(pada persambungan dengan
lambung) yang tidak dapat menutup rapat sehingga
bayi sering regurgitasi bila dibaringkan.
Akalasia
Akalasia merupakan kebalikan dari kalasia, pada
akalasia bagian distal esophagus tidak dapat
membuka dengan baik sehingga terjadi keadaan
seperti stenosis atau atresia. Disebut pula sebagai
spasme kardio- esofagus
Penyebab akalasia adalah adanya kartilago trakea yang
tumbuh ektopik pada esofagus bagian bawah. Pada
pemeriksaan mikroskopis ditemukan jaringan tulang
rawan dalam lapisan otot esophagus.
Pertolongannya adalah tindakan bedah sebelum dioperasi
pemberian minum harus dengan sendok sedikit demi
sedikit dengan bayi dalam posisi duduk.
Tapi ada juga yang mengklasifikasikan cacat pada atresia
esophagus, antara lain :
Tipe A : Atresia esophagus tanpa fistula (7,7% dari kasus-
kasus)
Atresia Esophagus adalah suatu kondisi di mana kedua
segmen esophagus, atas dan bawah berakhir dengan
kantong kosong dengan tanpa segmen yang berhubungan
dengan trachea.
Tipe B : Atresia esophagus dengan fistula distal (86,5%)
Hal ini adalah jenis paling umum dari EA/TEF, di mana segmen
bagian atas esophagus berakhir dengan kantong kosong dan
segmen bagian bawah esophagus berhubungan terikat erat
dengan trachea dengan adanya fistula.
Tipe C : Atresia esophagus dengan fistula proximal (0,8%)
Jenis ini jarang dari EA/TEF, di mana segmen bagian atas
esophagus membentuk suatu saluran sampai trachea dan
segmen yang lebih rendah dari esophagus berakhir dengan
kantong kosong.
Tipe D : Atresia esophagus dengan fistula distal dan fistula
proximal (0,7%) Hal ini paling jarang dari EA/TEF, di mana kedua
segmen kerongkongan terikat erat dengan trachea.
Tipe H : Fistula traheo esophagus tanpa atresia (4,2%).
Tracheo esophagus fistula adalah satu kondisi di mana fistula
berada di antara esophagus dan trachea tapi esophagus itu
normal ke perut.
Penatalaksanaan
Medik

Pengobatan dilakukan dengan operasi


Kebidanan
Sebelum dilakukan operasi, bayi diletakkan setengah duduk untuk
mencegah terjadinya regurgitasi cairan lambung kedalam paru. Cairan
lambung harus sering diisap untuk mencegah aspirasi. Untuk mencegah
terjadinya hipotermia, bayi hendakna dirawat dalam inkobator agar
mendapatkan lingkungan yang cukup hangat. Posisinya sering di ubah-
ubah, pengisapan lender harus sering di lakukan bayi hendaknya
dirangsang untuk menangi agar paru berkembang.
Tindakan
Pada anak segera dipasan kateter ke dalam esofagus dan bila mungkin
dilakukan pengisapan terus menerus.
Posisi anak tidur tergantung pada ada tidaknya fistula, karena aspirasi
cairan lambung lebih berbahaya dari saliva. Anak dengan fistula
trakeoesofaus ditidurkan setengah duduk anak tanpa fistula diletakkan
dengan kepala lebih rendah (posisi trendeleburg)
Anak dipersiapkan untuk operasi segera. Apakah dapat dilakukan
penutupan fistula dengan segera atau hanya dilakukan gastrotomi
tergantung dari jenis kelainan dan keadaan umum anak pada saat itu.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai