Anda di halaman 1dari 24

Syok Anafilaktik

Syok????
Pengertian syok
 Suatu keadaan kegagalan perpusi jaringan darah ke
jaringan yang menyebabkan gangguan metabolisme
sel dengan gejala hipotensi(tekanan sistole <90 mmHg
dan tekanan diastole menurun sampai 30 mmHg),
kulit sianosis, dingin dan basah, pernapasan cepat,
kesadaran menurun dan urine sedikit (<30 cc/jam)
Syok terbagi menjadi :
 syok hipovolemik
 syok hemoragic
 Syok anafilaktik
 Anafilaksis berasal dari kata ana yang berarti balik
dan phylaxis yang berarti perlindungan. Dalam hal ini
respon imun yang seharusnya melindungi
(prophylaxis) justru merusak jaringan, yang disebut
dengan anti-phylaxis atau anaphylaxis.
Syok anafilaktik:
 Syok anafilaksis merupakan suatu respon
hipersensitivitas yg diperantarai oleh immunoglobulin
E (hipersensitifitas tipe I) yg ditandai oleh penurunan
curah jantung dan tekanan arteri yang menurun
hebat, yang disebabkan oleh reaksi antigen antibodi
yang sensitif masuk dalam sirkulasi.
 Suatu kumpulan gejala klinik yang jelas dengan tanda-
tanda dan gejala antara lain seperti pucat, keringat
dingin, mual kadang sampai muntah, menggigil,
timbul bercak diseluruh badan, sesak nafas, nadi
lemah, tekanan darah menurun, susah menelan dan
penurunan kesadaran sampai meninggal.
Penyebab
 Beberapa gol. alergen yg sering menimbulkan reaksi
anafilaksis antara lain latek, makanan, seperti udang,
kepiting, putih telur, ikan.
 Obat-obatan seperti antibiotik penisilin, obat anestesi
intravena, muscle relaksan, aspirin, golongan opioid
seperti fentanyl, dan transfusi darah..
Gejala Klinis Anafilaksis
1. Reaksi sistemik ringan

• Rasa gatal, hangat sering disertai rasa


penuh di mulut dan tenggorokan
• Hidung tersumbat, bersin-bersin
• Edema di sekitar mata serta berair
• Kulit gatal
• Onset biasanya terjadi 2 jam setelah
paparan antigen
2. Reaksi sistemik sedang

• Serupa reaksi sistemik ringan disertai


spasme bronkus atau edema saluran napas
• Sesak, batuk, dan mengi
• mual, dan muntah
• Gatal, badan terasa hangat, serta gelisah
3. Reaksi sistemik berat

• Spasme bronkus, edema laring, serak,


stridor, sesak, sianosis, henti napas
• Sakit menelan, kejang perut, diare, muntah
• Hipotensi, aritmia, kejang, koma.
Gejala anafilaksis

Mulut : gatal, bengkak pada bibir dan atau lidah


Tenggorokan : gatal, tercekik
Kulit : gatal, kemerahan, bengkak
Sal cerna : muntah, diare
Paru : sesak nafas, batuk, wheezing
Jantung : nadi halus, pusing, TD turun
Saraf : sakit kepala, penglihatan kabur,
penurunan kesadaran, gelisah
Penatalaksanaan anafilaksis
1. Hentikan pencetus

Minta bantuan

Adrenalin i.m 0.01mg/kg boleh sampai 0.5mg

Pasang infus

posisikan pasien supinasi, tinggikan posisi kaki

Berikan oksigen 2-3 liter/menit, alat bantu napas/ventilasi bila diperlukan.

BILA HIPOTENSI:

Akses i.v tambahan (2 jalur), bila perlu dengan tekanan (dikocor)


2. Bila respons tidak adekuat, keadaan mengancam kehidupan, atau memburuk:
Mulai dengan adrenalin sesuai dengan panduan/protocol rumah sakit
(0,3-0,5cc secara subkutan)
ATAU
Ulang adrenalin sampai 3 kali setiap 10-15 menit jika keadaan belum
membaik
Pertimbangkan hal-hal berikut :
 Hipotensi
o i.v. atropine 0.02 mg/kg, bila bradikardi berat dosis minimum 0.1 mg
o untuk mengatasi vasodilatasi, pada henti jantung adrenalin dapat ditingkatkan menjadi 3-5
mg setiap 2-3 menit.
 Bronkospasme
o Inhalasi salbutamol secara continue
o i.v. hidrokortison 5mg/kg diikuti prednisone 1mg/kg maksimal (50 mg) selama 4 hari
Penatalaksanaan anafilaksis

3 . Lama observasi dan tindak lanjut


1 Observasi paling tidak 4 jam setelah semua gejala dan tanda menghilang.
 Pada kasus yang berat pasien dirawat semalam, terutama pasien yang
mempunyai riwayat reaksi yang berat atau asma yang tidak terkontrol dan
pasien yang datang pada malam hari.
2 Sebelum dipulangkan pasien diberikan penjelasan mengenai alergen
tersangka dan upaya penghindarannya.
3 Di negara maju setelah dibekali penjelasan dan pelatihan, sebagian pasien di
berikan EpiPen yaitu adrenalin 0.3 atau 0.15 mg yang siap pakai
PENCEGAHAN
Kenapa pemantauan perlu ?

Anafilaksis dapat berulang


Pemicu perlu di ketahui
Pencegahan jangka panjang harus dilakukan
Sebelum Memberikan Obat

1. Adakah indikasi memberikan obat


2. Adakah riwayat alergi obat sebelumnya
3. Apakah pasien mempunyai risiko alergi obat
4. Apakah obat tersebut perlu diuji kulit (skin test) dulu
5. Adakah pengobatan pencegahan untuk mengurangi
reaksi alergi
Tabel 5 : Garis Besar Terapi Anafilaksis
Reaksi Terapi segera Terapi supportif
Ringan Berat
Konyungtivitis Adrenalin HCl Difenhidramin HCl tiap 6
Rinitis 0,3 ml 1:1000 jam
Urtikaria SC, IM
Pruritus Difenhidramin HCl 50
Eritema mg per oral
Sembab laring Adrenalin HCl Difenhidramin HCl Oksigen
0,3 ml 1:1000 IM 50 mg tiap 6 jam Pantau gas darah
Difenhidramin HCl Efedrin sulfat 25 mg tiap 6 Trakeostomi
50 mg IV jam Difenhidramin HCl, 50 mg tiap 6 jam
Efedrin Sulfat 25 mg tiap 6 jam Hidrokortison
Bronkospase Adrenalin HCl Adrenalin HCl Oksigen
0,3 ml 1:1000 IM 0,3 ml 1:1000 IM Pantau gas darah
Difenhidramin HCl Aminofilin 250 mg IV Aminofilin 500 mg IV tiap 6 jam
50 mg IV selama 10 menit Cairan IV
Hidrokortison
Awasi terhadap gagal napas
Hipotensi Adrenalin HCl Metaraminol bitartrat 100 Oksigen
0,3 ml 1:1000 IM mg dalam 1000 ml 5% Metaraminol bitartrat atau
Difenhidramin HCl dekstrosa Pantau EKG
50 mg IV Pantau volume darah
Cairan IV
Isoproterenol HCL dalam hipotensi
normovolemik dengan curah jantung rendah
Aritmia Terapi manifestasi primer dengan O2,
vasopresor.
Terapi aritmia dengan obat antiaritmik

Anda mungkin juga menyukai