Anda di halaman 1dari 25

SUNTIKAN

DISUSUN OLEH :
ERNASARI
NIA WIDYANANDA
RESI YANTI
RIOLA AYU DERVINALITA
SEJARAH SUNTIKAN (SPUIT)
Pada tahun 1650, Blaise Pascal menemukan
konsep jarum suntik dengan menerapkan Hukum Pascal.
Pada tahun 1656, Christoper Wren mencoba menyuntik
anjing dengan suntikkan berisi opium san zat-zat lain.
Untuk memasukkan cairan obat, Wren melakukan insisi
lebih dulu pada kulit. Baru sekitar 100 tahun kemudian,
ujung suntikkan dipasangi jarum suntik untuk
mempermudah penyuntikan. Rasa sakit disuntik baru
benar-benar reda, setelah dikembangkannya jarum
hipodermik yang kita gunakan hingga sekarang, dengan
ukuran jarum yang lebih kecil.
HUBUNGAN SUNTIKAN
DENGAN HUKUM FISIKA
JARUM SUNTIK MENGATUR TEKANAN
DALAM SILINDER
Jarum suntik bekerja pada prinsip tekanan udara
dalam ruang tertutup, seperti silinder jarum suntik adalah
ruang tertutup, sehingga dapat mengatur besar-kecil
tekanan dalam silinder jarum suntik. Jika piston jarum
suntik ditekan maka cairan di dalamnya akan keluar, hal itu
disebabkan karena tekanan dalam silinder lebih besar
daripada tekanan diluar.
HUKUM FISIKA PADA JARUM SUNTIK
 Tekanan
 Hukum Pascal
 Hukum Boyle-Gay Lussac
 Sifat-sifat Fisis Fluida pada Jarum Suntik
o Non-Konpresibel
o Stasionesr
o Fluida tidak kental
o Viskositas Fluida diabaikan
CARA PEMAKAIAN DIHUBUNGKAN
DENGAN HUKUM FISIKA
 Menarik Cairan Masuk
Untuk menarik cairan masuk kedalam jarum suntik,
piston pada jarum suntik ditarik ke atas sehingga tekanan
dalam silinder jarum suntik menurun, udara menekan
permukaan air sehingga cairan terdorong untuk masuk ke
dalam silinder jarum suntik melalui nozzle atau jarum
suntik.
 Mengeluarkan Cairan
Untuk mengeluarkan cairan dari jarum suntik, piston
pada jarum suntik ditekan sehingga tekanan dalam silinder
jarum suntik meningkat, karena tekanan dalam jarum
suntik dan tekanan diluar jarum suntik lebih kecil maka
cairan yang terdapat pada jarum suntik terdorong keluar
melalui nozzle atau jarum suntik.
SUNTIKAN
Suntikan dalam bahasa inggris syringe adalah
pompa piston sederhana untuk menyuntikan atau
menghisap cairan atau gas.
 Bahan
─ Tabung Piston
─ Jarum Hipodermik

 Kegunaan
• Alat suntik digunakan Mengambil sampel zat cair dari tubuh,
contohnya mengambil darah dari urat darah halus pada
venipuntur.
• Jarum suntik digunakan untuk menyuntik digabungkan dengan
alat suntik (spuit).
• Jarum suntik spinal digunakan untuk lumbal punctie dalam
bahasa inggis disebut spinal needle.
• Jarum suntik bersayap kegunaannya sebagai vena tambahan
atau perpanjangan vena dari tubuh kita untuk pengebotan iv
jangka lama atau yang terputus-putus.
CARA PERAWATAN
• Sediakan tempat untuk jarum dan alat injeksi berulang-
ulang kali pakai, setelah menginjeksi lepaskan jarum
dengan pingset masukkan masing-masing kewadahnya,
kemudian disterilisasi. Bila jarumnya tumpul harus
dibuang.
• Disediakan tempat pembuangan alat injeksi sekali pakai,
Auto-destruch dan alat injeksi lainnya setelah selesai
kerja langsung dibakar atau ditanam sedalam 0,5 m.
JENIS-JENIS SUNTIKAN
SUNTIKAN INTRAVENA (IV)
Cara memasukan sejumlah cairan kedalam sistem
peredaran darah melalui vena atau pembuluh darah
dengan jarum suntik.

 Kelebihan
zat atau cairan akan sangat cepat masuk ke seluruh
tubuh karena langsung masuk ke pembuluh darah.
 Kekurangan
apabila ada udara yang masuk ke pembuluh darah
mencapai 30 ml akan menyebabkan pecahnya pembuluh
darah.
 Cara Penyuntikan secara Intravena :
• Tentukan vena mana yang akan disuntik.
• Lakukan tindakan aseptic atau antiseptic.
• Ligase bagian vena yang akan disuntik.
• Tegangkan kulit pasien dengan tangan kiri.
• Pastikan tidak ada udara dalam syringe.
• Tusukkan jarum dengan arah jarum sejajar vena, lubang jarum
mengarah keatas dan garis ukur syringe terlihat.
• Isap (aspirasi) sedikit untuk melihat apakah jarum benar masuk
vena, bila berhasil masuk, darah dari vena akan masuk
kedalam syringe.
• Masukkan obat secara perlahan dan perhatikan area
penyuntikan.
• Tindih kapas alcohol pada tempat penyuntikan lalu cabut
jarum, pertahankan kapas alcohol dengan plester.
SUNTIKAN INTRAMUSCULAR (IM)
Cara memasukkan sejumlah cairan ke dalam otot
dengan jarum suntik. Cairan yang disuntikan dalam
jumalah kecil dan sering diinjeksian untuk suntik KB dan
macam-macam vaksin.

 Kelebihan
tidak diperlukan keahlian khusus unutk
melakukannya dan daoat dipakai untuk obat yang larut
dalam minyak.
 Kekurangan
rasa sakit, tidak dapat dipakai pada gangguan
bekuan darah dan obat dapat menggumpal pada lokasi
penyuntikan.
 Cara Penyuntikan secara Intramuscular :
• Tentukan lokasi penyuntikan, pada 1/3 lateral garis SIAS
coccygis pada bokong, pada paha atau pangkal lengan atau
deltoid.
• Lakukan tindakan aseptic atau antiseptic.
• Untuk pasien kurus maka tangan kiri mengangjat otot pada
lokasi suntikan dengan cubitan ringan. Untuk pasien gemuk
dengan lapisan lemak subkutis tebal tidak diperlukan.
• Tusukan jarum pada lokasi suntikan hingga pada kira-kira ¾
panjang jarum, arah tegak lurus.
• Isap (aspirasi) sedikit, bila masuk darah, maka jarum ditarik
sedikit. Isap ulang untuk memastikan tidak ada darah terisap,
menandakan jarum tidak masuk pembuluh darah.
• Suntikan obat secara perlahan.
• Tindih kapas alkohol pada lokasi suntikan dengan kapas tadi.
SUNTIKAN SUBCUTAN (SC)
Cara memasukan sejumlah cairan kebawah kulit
dengan jarum suntik dan biasanya cairan yang disuntikan
dalam jumlah kecil atau sedikit.

 Kelebihan
mencegah kerusakan sekitar saluran cerna.
 Kekurangan
rasa sakit, kerusakan kulit dan tidak bisa dipakai jika
volume obat besar.
 Cara Penyuntikan secara Subcutan :
• Pilih wilayah penyuntikan, seperti yang telah dijelaskan
pada suntikan intramuscular.
• Tusuk jarum (23-25G) ke bawah kulit dengan sudut 45°
ke dalam jaringan lemak subkutan. Jangan terlalu dalam
sehingga menembus otot dibawahnya.
• Tarik pendorong pada semprit untuk memastikan tidak
ada darah.
• Suntikkan obat dengan menekan pendorong pada semprit
pelan-pelan hingga obat habis.
• Lepaskan jarum dan tekan kuat-kuat bekas suntikan
dengan kapas.
SUNTIKAN INTRADERMAL (ID)
Cara memasukan sejumlah cairan ke lapisan
diantara kulit dengan jarum suntik. Cairan yang disuntikan
biasanya dalam jumlah yang sangat kecil 0,1-0,5 cc. suntik
dengan cara ini biasanya untuk tes kulit terhadap alergi.

 Kelebihan
menghindari pasien dari alergi obat dan dapat
mengetahui diagnose terhadap suatu penyakit.
 Kekurangan
ketika melakukan penyuntikan dengan cara ini di
tempat yang di suntik biasanya akan muncul benjolan
seperti gigitan nyamuk dan apabila benjolan tersebut tidak
terjadi maka hasil tidak valid atau salah.
 Cara Penyuntikan secara Intradermal :
• Pilih daerah kulit yang tidak luka atau infeksi.
• Regangkan kulit dengan jempol dan telunjuk, tusukkan
jarum perlahan (25G), lubang jarum menghadap ke atas,
sekitar 2 mm dibawah dan hamper sejajar dengan
permukaan kulit. Sedikit tahanan akan terasa pada
penyuntikan intradermal.
• Benjolan pucat yang merupakan folikel rambut pada kulit
tempat suntikan merupakan tanda bahwa suntikan telah
diberikan dengan benar.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai