0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan20 halaman
Nazhir adalah pihak yang menerima harta wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai peruntukannya. Nazhir dapat berupa perseorangan, organisasi, atau badan hukum yang memenuhi persyaratan tertentu. Tugas nazhir meliputi pengadministrasian, pengelolaan, pengawasan, dan pelaporan harta wakaf. Nazhir dapat diganti jika tidak melaksanakan tugas atau melanggar ketentuan.
Nazhir adalah pihak yang menerima harta wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai peruntukannya. Nazhir dapat berupa perseorangan, organisasi, atau badan hukum yang memenuhi persyaratan tertentu. Tugas nazhir meliputi pengadministrasian, pengelolaan, pengawasan, dan pelaporan harta wakaf. Nazhir dapat diganti jika tidak melaksanakan tugas atau melanggar ketentuan.
Nazhir adalah pihak yang menerima harta wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai peruntukannya. Nazhir dapat berupa perseorangan, organisasi, atau badan hukum yang memenuhi persyaratan tertentu. Tugas nazhir meliputi pengadministrasian, pengelolaan, pengawasan, dan pelaporan harta wakaf. Nazhir dapat diganti jika tidak melaksanakan tugas atau melanggar ketentuan.
Menurut Pasal 1 Ayat (4) UU Wakaf Nazhir dalah pihak
yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya. Pasal 9 Nazhir meliputi : a. perseorangan; b. organisasi; atau c. badan hukum. Nazhir Perseorangan • (1) Perseorangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan : • a. warga negara Indonesia; • b. beragama Islam; • c. dewasa; • d. amanah; • e. mampu secara jasmani dan rohani; dan • f. tidak terhalang melakukan perbuatan hukum. • PP Wakaf • Pasal 4 • (1) Nazhir perseorangan ditunjuk oleh Wakif dengan memenuhi persyaratan menurut undang-undang. • (2) Nazhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat. • (3) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pendaftaran Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau perwakilan Badan Wakaf Indonesia di provinsi/kabupaten/ kota. • (4) BWI menerbitkan tanda bukti pendaftaran Nazhir. • (5) Nazhir perseorangan harus merupakan suatu kelompok yang• terdiri dari paling sedikit 3 (tiga) orang, dan salah seorang diangkat menjadi ketua. • (6) Salah seorang Nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) harus bertempat tinggal di kecamatan tempat benda wakaf berada. • Selanjutnya Pasal 2 Peraturan BWI No. 3 Tahun 2008 mengatur sebagai berikut: • Ayat (4) KUA menerbitkan surat pengesahan Nazhir. • Ayat (5) Nazhir perseorangan yang telah mendapatkan surat pengesahan Nazhir dari KUA setempat wajib mengurus sertifikat tanah wakaf atas nama Nazhir perseorangan di Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota setempat. • Ayat (6) Dalam hal Nazhir organisasi atau badan hukum, sertifikat tanah wakaf mengatasnamakan organisasi atau badan hukum dan nama pengurusnya. • Berhentinya Nazhir perseorangan • Pasal 5 PP Wakaf • (1) Nazhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) berhenti dari kedudukannya apabila: • a. meninggal dunia; • b. berhalangan tetap; • c. mengundurkan diri; atau • d. diberhentikan oleh BWI.
• (2) Berhentinya salah seorang Nazhir perseorangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengakibatkan berhentinya Nazhir perseorangan lainnya. Nazhir Organisasi dan Badan Hukum • UU Wakaf Pasal 10 Ayat • Ayat (2) Organisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan : • a. pengurus organisasi yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan • b. organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam. • Pasal 7 PP Wakaf mengatur sebagai berikut: • (1) Nazhir organisasi wajib didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat. • (2) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendaftaran Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di provinsi/kabupaten/kota. • (3) Nazhir organisasi merupakan organisasi yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: • a. pengurus organisasi harus memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan; • b. salah seorang pengurus organisasi harus berdomisili di kabupaten/kota letak benda wakaf berada; • c. memiliki: • 1. salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar; • 2. daftar susunan pengurus; • 3. anggaran rumah tangga; • 4. program kerja dalam pengembangan wakaf; • 5. daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang terpisah dari kekayaan lain atau yang merupakan kekayaan organisasi; dan • 6. surat pernyataan bersedia untuk diaudit. Nazhir Badan Hukum • Pasal 10 Ayat (3) UU Wakaf: Badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c hanya dapat menjadi Nazhir apabila memenuhi persyaratan : • a. pengurus badan hukum yang bersangkutan memenuhi persyaratan nazhir perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1); dan • b. badan hukum Indonesia yang dibentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan • c. badan hukum yang bersangkutan bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam. • Pasal 11 PP Wakaf • (1) Nazhir badan hukum wajib didaftarkan pada Menteri dan BWI melalui Kantor Urusan Agama setempat. • (2) Dalam hal tidak terdapat Kantor Urusan Agama setempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pendaftaran Nazhir dilakukan melalui Kantor Urusan Agama terdekat, Kantor Departemen Agama, atau perwakilan BWI di provinsi/ kabupaten / kota. • (3) Nazhir badan hukum yang melaksanakan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi persyaratan: • a. badan hukum Indonesia yang bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam; • b. pengurus badan hukum harus memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan; • c. salah seorang pengurus badan hukum harus berdomisili di kabupaten/kota benda wakaf berada; • d. memiliki: • 1. salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar badan hukum yang telah disahkan oleh instansi berwenang; • 2. daftar susunan pengurus; • 3. anggaran rumah tangga; • 4. program kerja dalam pengembangan wakaf; • 5. daftar terpisah kekayaan yang berasal dari harta benda wakaf atau yang merupakan kekayaan badan hukum; dan • 6. surat pernyataan bersedia untuk diaudit. Tugas Nazhir • Pasal 11 UU Wakaf : Nazhir mempunyai tugas : • a. melakukan pengadministrasian harta benda wakaf; • b. mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi, dan peruntukannya; • c. mengawasi dan melindungi harta benda wakaf; • d. melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan Wakaf Indonesia. Hak Nazhir • Pasal 12 UU Wakaf • Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10% (sepuluh persen). Pemberhentian Nazhir • Pasal 3 Peraturan BWI No. 3 Tahun 2008 • (1) Dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf, Nazhir diberhentikan dan diganti dengan Nazhir lain apabila Nazhir yang bersangkutan: • a. meninggal dunia; • b. berhalangan tetap; • c. mengundurkan diri; • d. tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan; • e. dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; • f. bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang.undangan yang berlaku untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum; • g. diberhentikan oleh BWI. • Pasal 5 PP Wakaf, bagi Nazhir perorangan : • (4) Apabila Nazhir dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak MW dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau ahli warisnya berhak mengusulkan kepada DWI untuk pemberhentian dan penggantian Nazhir. • Pasal 9 PP Wakaf, bagi Nazhir Organisasi: • (3) Apabila Nazhir organisasi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak AIW dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau ahli warisnya berhak mengusulkan kepada BWI untuk pemberhentian dan penggantian Nazhir. • Pasal 12 PP Wakaf, bagi nazhir Badan Hukum: • (3) Apabila Nazhir badan hukum dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak AIW dibuat tidak melaksanakan tugasnya, maka Kepala KUA baik atas inisiatif sendiri maupun atas usul Wakif atau ahli warisnya berhak mengusulkan kepada BWI untuk pemberhentian dan penggantian Nazhir. • Pasal 4 Peraturan BWI Ni. 3 Tahun 2008 • (1) Persyaratan umum penggantian Nazhir: • a. surat pengantar permohonan penggantian Nazhir dari KUA setempat yang ditujukan kepada BWI; • b. surat permohonan kepada KUA setempat untuk meneruskan penggantian Nazhir kepada BWI dengan menyebutkan alasan penggantian Nazhir sesuai dengan Peraturan Perundang- undangan: • 1) meninggal dunia dengan melampirkan surat keterangan dari instansi yang berwenang; • 2) berhalangan tetap dengan melampirkan surat keterangan dari pihak yang bersangkutan bermaterai cukup; • 3) mengundurkan diri dengan melampirkan surat pengunduran diri dari pihak yang bersangkutan bermaterai cukup; • 4) tidak melaksanakan tugasnya sebagai Nazhir dan/atau melanggar ketentuan larangan dalam pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dengan melampirkan surat pernyataan keberatan dari wakif/ahli warisnya bermaterai cukup; • 5) dijatuhi hukuman pidana oleh pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dengan melampirkan salinan putusan pengadilan. • 6) bubar atau dibubarkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk Nazhir organisasi atau Nazhir badan hukum dengan melampirkan surat keterangan dari instansi yang berwenang; • c. hasil keputusan rapat penggantian Nazhir dengan menyebutkan struktur Nazhir paling kurang 3 (tiga) orang terdiri dari ketua, sekretaris dan bendahara serta melampirkan daftar peserta rapat; • d. daftar riwayat hidup calon Nazhir; • e. foto kopi Kartu Tanda penduduk (KTP) calon Nazhir; • f. foto kopi AIW dan Surat Pengesahan Nazhir yang dilegalisir KUA setempat; • g. foto kopi sertifikat tanah wakaf (jika sudah bersertifikat). Persyaratan Khusus
• Pasal 4 Ayat (2) Peraturan BWI No. 3 Tahun 2008
Persyaratan khusus penggantian Nazhir: • a. Nazhir perseorangan: • 1) memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan, yaitu: warga Negara Indonesia, beragama Islam, dewasa, amanah, mampu secara jasmani dan rohani, dan tidak terhalang melakukan perbuatan hukum; • 2) salah seorang Nazhir perseorangan harus bertempat tinggal di kecamatan tempat benda wakaf berada; • 3) memiliki program kerja dalam pengelolaan dan pengembangan wakaf. • b. Nazhir organisasi: • 1) pengurus organisasi memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan; • 2) organisasi bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan, dan/atau keagamaan Islam; • 3) salah seorang pengurus organisasi harus berdomisili di kabupaten/kota letak benda wakaf; • 4) organisasi tersebut memiliki: • a. salinan akta notaris tentang pendirian organisasi dan anggaran dasar; • b. daftar susunan pengurus organisasi; • c. anggaran rumah tangga; • d. program kerja dalam pengembangan wakaf; • e. daftar kekayaan yang berasal dari harta wakaf yang terpisah dari kekayaan lain yang merupakan kekayaan organisasi; • f. surat pernyataan bersedia untuk diaudit bermaterai cukup. • c. Nazhir badan hukum: • 1) pengurus badan hukum yang bersangkutan harus memenuhi persyaratan Nazhir perseorangan; • 2) badan hukum Indonesia yang terbentuk sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku; • 3) badan hukum tersebut bergerak dibidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam; • 4) salah seorang pengurus badan hukum harus berdomisili di kabupaten/kota benda wakaf berada; • 5) badan hukum tersebut memiliki; • a. salinan akta notaris tentang pendirian dan anggaran dasar badan hukum yang telah disahkan oleh instansi berwenang; • b. daftar susunan pengurus; • c. anggaran rumah tangga; • d. program kerja dalam pengembangan wakaf; • e. daftar terpisah kekayaan yang berasal dari harta benda wakaf atau yang merupakan kekayaan badan hukum; • f. surat pernyataan bersedia untuk diaudit bermaterai cukup. Hak Nazhir • Pasal 12 UU Wakaf • Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Nazhir dapat menerima imbalan dari hasil bersih atas pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf yang besarnya tidak melebihi 10% (sepuluh persen).