Anda di halaman 1dari 33

SESI 12

Tanah Wakaf Dalam Hukum Agraria

Hak-hak tanah untuk keperluan suci dan sosial


• Psl. 49 ayat (1) UUPA: “Hak milik atas badan-
badan keagamaan dan sosial sepanjang
digunakan untuk usaha dalam bidang
keagamaan dan sosial diakui dan dilindungi.
Badan-badan tersebut dijamin pula akan
memperoleh tanah yang cukup untuk
bangunan dan usahanya dalam bidang
keagamaan dan sosial”.
Pengertian
Wakaf adalahPerbuatan hukum wakif;
• untuk memisahkan dan/atau menyerahkan;
• sebagaian harta benda miliknya;
• untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk
jangka waktu tertentu;
• sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.
Jenis Haknya dan pengaturan Wakaf
• Psl. 49 ayat (2) UUPA: “Untuk keperluan peribadatan
dan keperluan suci lainya berdasarkan ketentuan
Pasal 14 ayat (1) b diberikan tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara dengan Hak Pakai”.
• Psl. 49 ayat (3) UUPA: Perwakafan Tanah Milik
dilindungi dan diatur dengan PP;
• Diterbitkan PP No. 28 Tahun 1977 ttg Perwakafan
Tanah Milik Jo. PMDN No. 6 Tahun 1977 ttg Tata Cara
Pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah
Milik
Pengaturan Masalah Wakaf
• SE Sekretaris Gubernent Pertama tgl 31-1-1905 NO.
435 Jo Bijblad 1905 No. 6196 ttg Toetich op den
bouw van Mohammadaansche bedehuizen; (Kpd
Para Bupati Di Jawa dan Madura agar membuat
Daftar Rumah-rumah Ibadat Islam)
• SE Sekretaris Gubernement tgl 4-7-1931 No. 3088 Jo/
Bijblad 1931 No.13390 ttg Toezieht Van en Regeering
op Mohammadaansche bedehuizen Vrijdog diensten
en wakaps. (Kpd Para Bupati Di Jawa dan Madura
agar membuat Daftar Rumah-rumah Ibadat Islam
dicatat apakah diperoleh dari wakaf atau tidak)
Pengaturan Masalah Wakaf
• SE Sekretaris Gubernement tgl 24-12-1934 No.13390
tentang Toezieht van de Regeering op
Mohammedaansche bedehuizen, Verijdog diensten
en wakaps; (Peran Para Bubati untuk menyelesaian
sengketa atau perselisihan mengenai tempat
pelaksanaan Shalat jum’at);
• SE Sekretaris Gubernement tgl 27-5- 1935 No1273/A
sebagaimana dimuat dalam Bijblad 1935 No.13480
ttg Toezieht van de Regeering op
Mohammedaansche bedehuizen en Wakaps.
(Memuat tentang Prosedur Perwakafan)
Pengaturan Wakaf pada jaman Setelah
Kemerdekaan RI

• SE Jawatan Urusan Agama tgl. 8 Oktober 1956 No.


3/D/1956 ttg Wakaf yang bukan milik Kemesjidan;
• Surat Edaran Jawatan Urusan Agama Nomor
5/D/1956 ttg Prosedur Perwakafan Tanah;
• PP Nomor 28 Tahun 1977 ttg Perwakafan Tanah
Milik;
• PMA Nomor 1 Tahun 1978 ttg Peraturan Pelaksanaan
PP Nomor 28 Tahun 1977 ttg Perwakafan Tanah
Milik;
• SKB Kepala BPN- Menteri Agama RI No 422 Tahun
2004/3/SKB/BPN/2004 tentang Sertipikasi Tanah
Wakaf.
Perbedaan PP No. 28/1977 dgn UU No. 41 Tahun 2004

No PP No. 28/1977 Jo. PMA UU No.41 Tahun 2004


No. 1 Tahun 1978
1. Substansi: HBW (Harta Benda Wakaf)
Wakaf Tanah Milik untuk tidak bergerak (termasuk
jangka waktu selama- tanah) dan benda tidak
lamanya bergerak (uang dan selain
uang), untuk jangka waktu
selamanya dan jangka
waktu tertentu
2. Untuk pendaftaran HBW Tidak memerlukan SKPT
memerlukan SKPT (Psl. 9 (Surat Keterangan
ayat (5) c . Pendaftaran Tanah)
Lanjutan Perbedaan PP28/1977 dgn UU 41 Tahun
2004
3. Tidak dikenal Tim Ada Tim Penilai Tanah Pengganti
Penilai Tanah HBW yg dituangkan dalam SK
Pengganti HBW Bupati/Walikota

4. Peran BWI tidak Peran BWI sangat penuh dalam


ada Perubahan Status Hukum HBW

5. Sarana Sarana PS HBW dpt ditempuh


Penyelesaian melalui Musyawarah, Mediasi,
Sengketa HBW Arbitrase Syari’ah dan PA atau
hanya melalui PA Mahkamah Syari’ah
Lanjutan Perbedaan PP28/1977 dgn UU 41
Tahun 2004
6. Ruang lingkup Meliputi perwakafan
pengaturan terbatas jenis Wakaf Ahli
pada perwakafan maupun wakaf Khairi
Sosial untuk umum
atas tanah milik
7. Hak atas tanah yg HM, HGU, HGB atau HP
dapat dijadikan HBW di atas tanah Negara
tidak bergerak atau di atas tanah
berupa tanah HM, HM Sarusun
dibatasi khusus Hak
milik
Jenis Wakaf
1. Wakaf Ahli :
Yaitu wakaf yang pengelolaan dan pemanfaatan harta
benda wakaf diperuntukan untuk kesejahteraan umum
terbatas untuk sesama (kaum kerabat) berdasarkan
hubungan darah (nasab) atau ahli waris dari wakif;
Dalam hal sesama kerabat dari wakif ahli telah punah,
maka secara hukum beralih statusnya menjadi wakaf
khairi yang peruntukannya ditetapkan oleh Menteri
Agama berdasarkan pertimbangan BWI
2.Wakaf Khairi :
Yaitu bahwa pengelolaan dan pemanfaatan harta benda
wakaf untuk kepentingan umum sesuai tujuan dan
fungsi wakaf
Unsur Wakaf
• Wakif;
• Nazhir;
• Harta Benda Wakaf;
• Ikrar Wakaf;
• Peruntukan harta benda wakaf;
• Jangka waktu Wakaf
Wakif
• Pihak yang mewakafkan harta benda miliknya;
• Jenis Wakif : 1) perseorangan;
2) organisasi;
3) badan hukum
Syarat Wakif Preseorangan:
1) dewasa;
2) berakal sehat;
3) tidak terhalang melakukan perbuatan hukum; dan
4) pemilik sah harta benda wakaf
Sedangkan wakif untuk Organisasi dan badan hukum
disyaratkan harta benda wakaf milik org./badan hukum
sesuaianggaran dasar org./badan hukum ybs.
Nahzir
Pihak yang menerima harta benda wakaf dari Wakif untuk
dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya;
Jenis Nahzir:
1) Perseorangan;
2) Organisasi; atau
3) Badan hukum

Syarat Nahzir perseorangan:


1) WNI;
2) beragama Islam;
3) dewasa;
4) amanah;
5) mampu secara jasmani dan rohani; dan
Persyaratan Nahzir
• Organisasi:
1) pengurus organisasi memenuhi persyaratan Nahzir
perseorangan;
2) organisasi bergerak di bidang sosial, pendidikan,
kemasyarakatan dan/atau keagamaan Islam
• Badan hukum:
1) pengurus organisasi memenuhi persyaratan Nahzir
perseorangan;
2) dibentuk sesuai dgn peraturan perundang-undangan
yang berlaku; dan
3)bergerak di bidang sosial, pendidikan, kemasyarakatan
dan/atau keagamaan Islam
Tugas Nahzir
• Melakukan pengadministrasian harta benda
wakaf;
• Mengelola dan mengembangkan harta benda
wakaf sesuai dengan tujuan, fungsi dan
peruntukannya;
• Mengawasi dan melindungi harta benda
wakaf;
• Melaporkan pelaksanaan tugas kepada Badan
Wakaf Indonesia (BWI);
Imbalan dan pembinaan Nahzir
• Nahzir dapat menerima imlabalan dari hasil
bersih atas pengelolaan dan pengembangan
harta benda wakaf yang besarnya tidak
melebihi 10 % (sepuluh persen);
• Pembinaan Nahzir dilakukan oleh Menteri
Agama dan Badan Wakaf Indonesia;
• Nahzir harus terdaftar pada Departemen
Agama dan Badan Wakaf Indonesia
Hal-hal yang berkaitan dengan Nahzir
• Harta benda wakaf harus didaftarkan atas nama
Nahzir;
• Terdaftarnya harta benda wakaf atas nama Nahzir
tidak membuktikan kepemilikan Nahzir atas harta
benda wakaf;
• Penggantian Nahzir tidak mengakibatkan peralihan
harta benda wakaf yang bersangkutan
• Masa bakti Nahzir adalah 5 (lima) tahun dan dapat
diangkat kembali
Nahzir Perseorangan
• Ditunjuk oleh Wakif dgn memenuhi persyaratan
menurut UU (UU No. 41 Tahun 2004);
• Nahzir wajib didaftarkan pada Departemen Agama,
BWI melalui KUA; jika tidak ada KUA, maka pada KUA
terdekat, Kantor Depag, atau perwakilan BWI pd
provinsi/Kab/Kota;
• BWI menerbitkan tanda bukti pendaftaran Nahzir;
• Nahzir perseorangan harus merupakan suatu
kelompok yang terdiri 3 (tiga) orang, dan salah
seorang diangkat sebagai Ketua;
• Salah seorang Nahzir harus bertempat tinggal di Kec.
Tempat benda harta wakaf berada.
Nahzir berhenti dari kedudukannya apabila:
1) meningggal dunia;
2) berhalangan tetap;
3) mengundurkan diri; atau
4) diberhentikan oleh BWI;
• Jika nahzir berhenti dari kedudukannya, maka Nahzir
lainnya berkewajiban melaporkan kepada KUA
untuk diteruskan kepada BWI dalam jangka waktu 30
hari sejak berhentinya Nahzir.
• Disamping itu juga memberitahukan kepada Wakif
atau Ahli waris Wakif apabila Wakif sudah
meningggal.
Harta Benda Wakaf
• Harta benda wakaf adalah harta benda yang memiliki
daya tahan lama dan/atau manfaat jangka panjang
serta mempunyai nilai ekonomi menurut syariah
yang diwakafkan oleh wakif;
• Syarat harta benda yang akan diwakafkan adalah:
1) dimiliki dan dikuasai oleh wakif secara sah;
2) bebas dari segala sitaan, perkara, sengketa;
3) Tidak sedang dijaminkan.
Macam Harta Benda Wakaf
• Benda tidak bergerak:
1) hak atas tanah sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan yang berlaku baik yang sudah maupun
yang belum terdaftar;
2) bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di
atas tanah;
3) tanaman atau benda lain yang berkaitan dgn tanah;
4) Hak Milik atas Satuan Rumah Susun sesuai dgn
ketentuan peruu yang berlaku;
5) benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan
syariah dan perundanga-undangan yang berlaku
Hak Atas tanah yang dapat
diwakafkan
• Hak Milik atas tanah baik yang sudah atau belum
terdaftar;
• Hak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, atau Hak
Pakai di atas Tanah Negara;
• Hak Guna Bangunan atau Hak Pakai di atas Hak
Pengelolaan atau Hak Milik, yang diperoleh dari
Instansi Pemerintah, Pemda, BUMN, BUMD,
Pemerintah Desa wajib mendapat ijin tertulis
pemegang HPL atau HM;
• Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
Kewajiban Nahzir terhadap HAT yang belum
terdaftar/diatas tanah HPL/HM
• Mendaftarkan wakaf pada BPN melalui Kantah
Kab/Kota untuk memperoleh sertipikat tanah HGB,
HGU atau Hak pakai atas tanah yang diwakafkan;
• Jika wakaf untuk selamanya, Nahzir mengurus
pelepasan Hak Pengelolan atau Hak Milik dari
pemagang hak ybs.
• Dalam hal Nahzir tidak berhasil memperoleh
pelepasan HPL atau HM, maka Wakaf atas tanah
tersebut tetap berlaku sampai HGB atau HP yang
berada di atas tanah negara berakhir.
HM Sarusun yang dapat diwakafkan
• Sarusun yang berdiri di atas tanah bersama
yang berstatus Hak milik sesuai dengan
ketentuan Perundang-undangan mengenai
Rumah Susun (UU Nomor 14 Tahun 1985).
Macam Harta benda wakaf
• Benda bergerak, merupakan harta benda yang tidak bisa habis
karena dikonsumsi meliputi:
1) Uang;
2) Logam mulia;
3) Surat berharga;
4) Kendaraan;
5) Hak atas kekayaan intelektual;
6) Hak sewa; dan
7) benda bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan
perundang-undangan yang berlaku (mushaf, buku, kitab, Kapal (dgn
bobot mati di bawah 20 ton, Pesawat terbang, Mesin atau peralatan
industri yang tidak tertancap pada bangunan).
Surat Berharga dan HAKI
Surat berharga meliputi:
1) Saham;
2) Surat Utang Negara;
3) Obligasi pada umumnya; dan
4) Surat berharga lainnya yang dapat dinilai dengan uang;

HAKI meliputi:
1) Hak Cipta;
2) Hak Merk;
3) Hak paten;
4) Hak Desain Industri;
5) Hak Rahasia dagang;
6) Hak Sirkuit terpadu;
7) Hak Perlindungan varietas tanaman; dan atau hak lainnya
Peruntukan Harta Benda Wakaf
1.Sarana dan Kegiatan Ibadah;
2.Sarana dan Kegiatan Pendidikan dan
Kesehatan;
3.Bantuan fakir miskin, anak terlantar, yatim
piatu, beasiswa;
4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat;
dan atau
5.Kemajuan kesejahteraan umum yang tidak
bertentangan dengan syariah dan Peraturan
peruundang-undangan yang berlaku.
Ikrar Wakaf
• Ikrar Wakaf dilaksanakan oleh Wakif kepada Nahzir di
hadapan Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf (PPAIW);
• Ikrar Wakaf dapat dinyatakan secara lisan dan/atau
tertulis yang dituangkan dalam AIW oleh PPAIW;
• Akta Ikrar Wakaf atau kehendak Wakif untuk
mewakafkan harta benda wakaf dituangkan dalam
bentuk Akta Ikrar Wakaf (AIW) sesuai dengan jenis
harta benda yang diwakafkan, diselenggarakan dalam
Majelis Ikrar Wakaf yang dihadiri oleh Wakif, Mauquf
Alaih, dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
Bagaimana jika Wakif telah meninggal dunia atau tidak
diketahui lagi keberadaannya, dan perbuatan wakaf
belum dituangkan dalam Akta Ikrar Wakaf (AIW)

• Dibuatkan Akta Ikrar Wakaf dengan syarat:


Perbuatan wakaf sudah diketahui berdasarkan
berbagai petunjuk (qarinah) dan disaksikan oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang saksi.
Isi Akta ikrar Wakaf
• Nama Identitas Wakif;
• Nama Identitas Nahzir (perseorangan,
Organisasi/pengurus, badan hukum/direksi);
• Nama dan Identitas Saksi;
• Data dan keterangan harta benda wakaf;
• Peruntukan harta benda wakaf; dan
• Jangka waktu wakaf.
Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf
(PPAIW)
1.Untuk wakaf harta benda tidak bergerak berupa tanah :
Kepala KUA dan/atau pejabat yang menyelenggarakan
urusan wakaf;
2. Untuk wakaf benda bergerak selain uang:
Kepala KUA dan/atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh
Menteri Agama (Pejabat yang menyelenggarakan urusan
wakaf atau Notaris);
3. Untuk Wakaf benda bergerak berupa uang:
Pejabat Lembaga Keuangan Syariah (paling rendah
setingkat Kepala Seksi LKS yang ditunjuk oleh Menteri
Agama;
Notaris sebagai PPAIW ?.
• Notaris bertindak sebagai PPAIW
dimungkinkan untuk membuat Akta Ikrar
wakaf (AIW) baik benda tidak bergerak berupa
tanah, bangunan dan tanaman, serta benda
bergerak berupa uang maupun selain uang
berdasarkan Pasal 37 ayat (4) PP Nomor 42
Tahun 2006
• Persyaratan Notaris sebagai PPAIW ditetapkan
oleh Menteri Agama
Tata Cara Pembuatan AIW

Wakif,
Masyarakat PPAIW Nahzir
Saksi, Desa

Majelis Akta Ikrar


Wakaf (Majelis AIW) Berita Acara
Wakif, Nahzir, Mauquf Alaih, Serah Terima
2 orang saksi, PPAIW

Anda mungkin juga menyukai