Anda di halaman 1dari 79

ASKEP STROKE

Ns Suprijadi BA
BACK GROUND
Stroke merupakan penyebab kematian ketiga di dunia
setelah penyakit jantung koroner dan kanker, baik di negara
maju maupun negara berkembang.
American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015,
menyataakan bahwa satu dari 10 kematian, penyebabnya
adalah stroke.
WHO 2005,
Secara global, 15 juta orang terserang stroke setiap
tahunnya, satu pertiga meninggal dan sisanya mengalami
kecacatan permanen.
Di kawasan Asia tenggara terdapat 4,4 juta orang
mengalami stroke
Stroke merupakan penyebab utama kecacatan yang
seharusnya dapat dicegah.
Misbach, 2010
Diperkirakan pada tahun 2020, sekitar 7,6 juta
orang akan meninggal ac penyakit stroke.
Data Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki). 2010 :
Jumlah penderita stroke di Indonesia adalah
terbanyak dan menduduki urutan pertama di Asia.
Salah satu penyebabnya ↑ penyakit tidak menular
secara signifikan : Hypertension dan Diabites Millitus.
Jumlah kematian ac stroke, menduduki urutan
kedua pada usia > 60 th dan urutan kelima pada usia
>15 - 59 th.

Pada dasarnya kasus ini dapat dicegah, bila tenaga


kesehatan dapat mengembangkan :
“ Interdicipline colaboration”.
Angka resiko berdasarkan usia :
Risiko terkena stroke meningkat sejak usia 45 th dan
setelah usia 50 th, berdasarkan degeneratip sel setiap
penambahan usia 3 th, angka meningkatkan
terjadinya resiko stroke sebesar 11 % - 20 %.
Feigin, 2004.
Uusia >65 th, 25 % memiliki risiko paling tinggi, dan
hampir 4% terjadi pada usia antara 15 th s/d 40 th.
Survey ASNA (Asean Neurologic Association) 2007,
Di 28 RS di seluruh Asia tenggara pada yang merawat
stroke akut, menunjukkan bahwa penderita laki - laki
lebih banyak d/p perempuan dan profil berdasarkan
usia < 45 th ( 11,8% ), < 45 th sd 64 th
( 24% ), selebihnya > 65 th.
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
berjumlah usia 40 th : 54,7% dan diatas usia
65 tahun sebanyak 33,5% (Misbach, 2001).
Menurut penelitian Badan Pusat Statistik [BPS]
pada tahun 2013, prevalensi penyakit stroke
pada kelompok yang didiagnosis oleh nakes
gejala meningkat seiring bertambahnya
umur, tertinggi pada umur ≥75 tahun yaitu,
laki-laki sebanyak 43,1%
perempuan sebanyak 67,0%.
DEFINISI
Stroke is heterogeneous neurological
syndrome characterized by gradual or
rapid, nonconvulsive onset of neurological
deficit that fit a known vascular territory and
not more for 24 hours.
Stroke includes :
- Cerebral Infarction ( Ischemic ).
- Intra Cerebral Hemoragic ( ICH ).
- Sub Arachnoid Hemoragic ( SAH ).
The saverity and permanence of symptoms
are the factors that deferentiated between,
they called minor and major stroke.
Menurut Sylvia A. Price (1995)
Adalah suatu gangguan neurologik fokal
yang dapat timbul sekunder dari suatu proses
patologi pada vaskulerisasi serebral,
misalnya : trombosis, embolus, ruptura dinding
pembuluh atau penyakit vascular dasar,
misal : aterosklerosis, arteritis, trauma,
aneurisma dan kelainan perkembangan.
Susan Martyn Tucker (1996),
Adalah awitan defisit neurologis yang
berhubungan dengan penurunan aliran darah
serebral yang disebabkan oleh oklusi atau
stenosis pembuluh darah karena embolisme,
trombosis, atau hemoragi, yang
mengakibatkan iskemia otak.
WHO (2010) :
Adalah manifestasi klinis dari gangguan fungsi
otak, baik fokal maupun global (menyeluruh), yang
berlangsung cepat, berlangsung lebih dari 24 jam
atau sampai menyebabkan kematian, tanpa
penyebab lain selain gangguan vaskuler.
Nabyl, 2012 :
Adalah suatu keadaan kurangnya/ terganggunya
pasokan darah ke suatu bagian otak sehingga
sebagian sel-sel otak mengalami kematian akibat
gangguan aliran darah karena sumbatan atau
pecahnya pembuluh darah di otak.
Fenomena kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia, kekurangan oksigen,
kurangnya gizi, sehingga sel otak malfungsi s/d mati
KES
Stroke adalah
IMP
U LA
Gangguan sirkulasi serebral yang
Gangguan sirkulasi serebral yang N
disebabkan oleh
sumbatan atau
penyempitan pembuluh
darah oleh karena adanya :
- Emboli,
- Trombosis atau
- Perdarahan serebral
sehingga terjadi penurunan
aliran darah ke otak yang
timbulnya bisa secara gradual atau
mendadak.
REVIEW ANATOMI FISIOLOGI
Berat Otak manusia ± 1400 gram dan tersusun
oleh ± 100 triliun neuron.
Ada 4 bagian besar yaitu : Serebrum,
Serebelum , brainstem , dan diensefalon.
1. Serebrum :
ada 2 hemisfer serebri : Korpus
Kolosum dan Korteks Serebri.
Hemisfer serebri terdiri dari 4 lobus :
a. Lobus frontalis:
Merupakan area motorik primer yang
bertanggung jawab untuk gerakan- gerakan
voluntar,
b. Lobus parietalis :
Berperanan memproses dan
mengintegrasi informasi sensorik yg lebih
tinggi tingkatnya
c. Lobus temporalis :
Merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran
d,. Lobus oksipitalis :
Mengandung korteks penglihatan
primer.
Menerima informasi penglihatan dan
menyadari sensasi warna.
2. Serebelum
Terletak di dalam fosa kranii posterior dan
ditutupi oleh duramater yang menyerupai
atap tenda yaitu tentorium, yang
memisahkannya dari bagian posterior
serebrum.
Fungsi utamanya :
- Sebagai pusat refleks yang
mengkoordinasi dan memperhalus
gerakan otot,
- Mengubah tonus dan kekuatan
kontraksi untuk mempertahankan
keseimbangan sikap tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawah ke
atas adalah : Medula oblongata, pons dan
mesensefalon ( Mid brain ).
Medula oblongata :
Merupakan pusat refleks yang penting
untuk :
- Jantung, - Vasokonstriktor,
- Pernafasan, - Bersin,
- Batuk, - Menelan,
- Pengeluaran air liur dan muntah.
Pons
Merupakan mata rantai penghubung
yang penting pada jaras kortikosereberalis
yang menyatukan hemisfer serebri dan
serebelum.
Mesensefalon :
Merupakan bagian pendek dari batang otak
yang berisi aquedikus sylvius dan
beberapa traktus serabut saraf asenden dan
desenden.
Sebagai pusat stimulus saraf pendengaran
dan penglihatan.
Diensefalon :
Di bagi empat wilayah yaitu talamus,
subtalamus, epitalamus dan hipotalamus.

Talamus :
Stasiun penerima dan pengintegrasi
subkortikal yang penting.
Subtalamus :
Fungsinya belum dapat dimengerti
sepenuhnya, tetapi lesi pada subtalamus akan
menimbulkan hemibalismus yang ditandai :
gerakan kaki atau tangan yang terhempas
kuat pada satu sisi tubuh.
Epitalamus
Berperanan pada beberapa dorongan
emosi dasar seseorang.

Hipotalamus
Berkaitan dengan pengaturan
rangsangan dari sistem susunan saraf
otonom perifer yang menyertai ekspresi
tingkah dan emosi.
Nervus kranial Fungsi Penemuan klinis dengan lesi

Penciuman Anosmia (hilangnya daya


I: Olfaktorius penghidu)
Penglihatan Amaurosis
II: Optikus
Gerak mata; kontriksi pupil; Diplopia (penglihatan kembar),
III: Okulomotorius akomodasi ptosis; midriasis; hilangnya
akomodasi
Gerak mata Diplopia
IV: Troklearis
Sensasi umum wajah, kulit kepala, dan ”mati rasa” pada wajah;
V: Trigeminus gigi; gerak mengunyah kelemahan otot rahang
VI: Abdusen Gerak mata Diplopia

Pengecapan; sensasi umum pada Hilangnya kemampuan mengecap


VII: Fasialis platum dan telinga luar; sekresi pada dua pertiga anterior lidah;
kelenjar lakrimalis, submandibula dan mulut kering; hilangnya lakrimasi;
sublingual; ekspresi wajah paralisis otot wajah
Pendengaran; keseimbangan Tuli; tinitus(berdenging terus
VIII: Vestibulokoklearis menerus); vertigo; nitagmus

Pengecapan; sensasi umum pada Hilangnya daya pengecapan pada


IX: Glosofaringeus faring dan telinga; mengangkat sepertiga posterior lidah; anestesi
palatum; sekresi kelenjar parotis pada farings; mulut kering
sebagian
Pengecapan; sensasi umum pada Disfagia (gangguan menelan) suara
X: Vagus farings, laring dan telinga; menelan; parau; paralisis palatum
fonasi; parasimpatis untuk jantung
dan visera abdomen
Fonasi; gerakan kepala; leher dan Suara parau; kelemahan otot
XI: Asesorius Spinal bahu kepala, leher dan bahu
XII: Hipoglosus Gerak lidah Kelemahan dan pelayuan lidah
VASKULERISASI
Sirkulasi darah otak Otak menerima 17 %
curah jantung dan menggunakan 20 %
konsumsi oksigen total tubuh manusia untuk
metabolisme aerobiknya.
Otak diperdarahi oleh dua pasang arteri
yaitu : 2 ps Arteri karotis interna dan 2 ps
arteri vertebralis.
Dalam rongga kranium, keempat arteri ini
saling berhubungan dan membentuk sistem
anastomosis, yang disebut Sirkulus Willisi.
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang
dari arteria karotis komunis kira-kira setinggi tl
rawan tiroidea.
VASKULERISASI
Arteri karotis interna masuk ke dalam
tengkorak dan bercabang kira-kira setinggi
kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior
dan media.
Arteri serebri anterior memberi mensuplai
pada struktur-struktur : Nukleus kaudatus dan
putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus
kolosum dan bagian-bagian (terutama medial)
lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk
korteks somestetik dan korteks motorik.
Arteri serebri media mensuplai darah untuk
lobus temporalis, parietalis dan frontalis
korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari
arteria subklavia sisi yang sama.
Arteri vertebralis memasuki tengkorak
melalui foramen magnum.
Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri
basilaris dan terus berjalan sampai setinggi otak
tengah, dan di sini bercabang menjadi dua
membentuk sepasang arteri serebri posterior.
Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris
mensuplai : Medula oblongata, pons, serebelum,
mid brain dan sebagian diensefalon.
Arteri serebri posterior dan cabang-
cabangnya mensuplai : sebagian diensefalon,
sebagian lobus oksipitalis dan temporalis,
aparatus koklearis dan organ-organ vestibular.
SIRKULASI WILLIS
Darah membutuhkan cairan darah yang dominan
diantara organ lain, sehingga otak penuh dengan
vaskuler.
Bila terjadi gangguan pasokan darah yang ada di
otak, maka akan mudah terjadinya kelainian
-kelainan neurologi dan kelaianan tersebut,
tergantung bagian otak mana yang tidak mendapat
suplai darah.
Kelainan yang mungkin terjadi, adalah :
system motorik,
systim sensorik,
fungsi luhur, dll.
KLASIFIKASI
Stroke dibagi menjadi 3 :
1. Non Hemoragic Stroke:
Non perdarahan
2. Hemoragic Stroke :
Perdarahan.
3. Eschemic Stroke :
Iskemik
 Clasification of stroke is based on
underlying problem created within in the
cerebral arterie and the blood suplay to
the brain.

Thus,stroke is devided into the two


major catagories are :
a. Non Haemoragie / Eschemic
stroke
b. Hemoragic stroke.
1. STROKE NON HAEMORAGIK
Yaitu gangguan peredaran darah otak tanpa
terjadi suatu perdarahan yang ditandai dengan :
- Kelemahan pada satu atau keempat anggota
gerak atau hemiparese,
- Nyeri kepala,
- Mual,
- Muntah,
- Pandangan kabur
- Dysfhagia.
Stroke non haemoragik dibagi lagi menjadi dua yaitu
stroke embolik dan stroke trombotik
2. STROKE HAEMORAGIK
Yaitu suatu gangguan peredaran darah otak yang ditandai
dengan adanya perdarahan intra serebral atau perdarahan
subarakhnoid.
Kasus stroek hemoragica paling sering ditemukan
dikarenakan bisa terjadi akut dan relaps.
Tanda yang terjadi adalah :
- Penurunan tingkat kesadaran,
- Ganggguan pernapasan : arkipnoe,
- Gangguan nadi : Tarchicardi
- Muncul gejala fokal berupa :
* Kelemahan otot ekstritas ; hemiplegi,
* Gangguan mata : pupil miosis,
* Kaku kuduk.
3. ISCHEMIC STROKE

Eschemic stroke account for 85% of all strokes.


Terms related to eschemis stroke :
Trancient Ischemic Attacks (TIAs) are temporarry
focal brain or retinal deficits coused by vascular
desease,that fit a known vesculer teritority and
clear temporarry in less then 24 hours.
TIAs of the vertebro bassiler (posterior) circulation
couse diffuse sign.
The ischemic stroke category has been refined from
the previous classification of thrombotic and ebmbolic
stroke include additional catagories.
Stroke iskemik sering disebut Trantion
Ischemia Attacks ( TIAs ).
Adalah kondisi yang terjadi gangguan vaskulerisasi ke area
otak ac adanya penyempitan dan / atau tersumbatnya aliran
darah akibat adanya bekuan.
Penyebab utamanya adalah : adanya ateriosklerosis, timbunan
lemak ( plaque ) yang lepas dan memblokir aliran darah
dijantung dan dapat mengganggu vaskulerisasi di otak, yang mana
prosesnya mirip dengan Accute cardia attack.
Kondisi ini bersifat embolik, artinya :
Bekuan darah berasal vaskuler lain yang kemudian
berpindah menuju ke otak, biasanya dari jantung dan arteri
besar di dada bagian atas dan leher.
“ TIAs dapat diatasi bila kejadiannya kurang dari 24 jam”.
Diperkirakan 15 % kasus embolik ini
disebabkan oleh kondisi yang disebut fibrilasi
atrial.
Fibrilasi atrial adalah :
Suatu kondisi dimana jantung berdetak
tidak teratur akibat gumpalan lemak yang
terlepas dari jantung dan berjalan menuju
ke otak.
Bekuan darah yang menyebabkan kondisi ini
tidak akan hilang tanpa pengobatan
ETIOLOGI
Stroke Non Haemoragik
1). Trombosis Trombosis :
Penyebab paling sering.
Trombosis ditemukan pada 40% dari semua
kasus stroke, biasanya ada kaitannya dengan
kerusakan lokal dinding pembuluh darah
akibat aterosklerosis.
2). Embolus Embolisme serebri
Termasuk urutan kedua dan merupakan
5-15% dari berbagai penyebab utama stroke.
Dari community based :± 50% dari semua
serangan iskemia otak, baik yang permanen
atau yang transien, diakibatkan oleh komplikasi
trombotik atau embolik dari ateroma.
Fenomena kelainannya bisa dari arteri
ukuran besar atau sedang; dan sekitar 25%
disebabkan penyakit pembuluh darah kecil di
intra cranial dan 20% oleh emboli dari jantung.
Stroke karena embolisme biasanya lebih muda
dibanding dengan trombosis kebanyakan emboli
serebri berasal dari suatu thrombus dalam
jantung, sehingga masalah utamanya adalah
perwujudan penyakit jantung.
Stroke Haemoragik
1). Perdarahan serebri
Termasuk urutan ketiga dari semua kasus
gangguan pembuluh darah otak dan merupakan 1/10
dari semua kasus penyakit.
Perdarahan intrakranial sering disebabkan oleh
ruptura arteria serebri.
2). Pecahnya aneurisma.
Biasanya perdarahan serebri ac aneurisme yang
pecah.
Penderita biasanya masih muda dan 20% lebih dari
satu aneurisme.
Salah satu dari ciri khas Anaurisma
aneurisme adalah
kecendrungan mengalami
perdarahan ulang.
3. Angiopati Amiloid
Angiopati amiloid adalah
Suatu keadaan di mana terjadi kelainan
dinding pembuluh darah ( gangguan
permabilitas ), karena faktor usia atau
hipertensi.
Kondisi ini dapat menimbulkan banyak
pendarahan kecil ( diffuse ) yang mengarah
pada pendarahan yang lebih besar ( Massive ).
4). Penyebab lain yg dapat menimbulkan
infark atau perdarahan cerebral.
- Trombosis sinus dura
- Diseksi arteri karotis atau vertebralis
- Vaskulitis sistem saraf pusat
- Penyakit moya-moya ( oklusi arteri
besar intrakranial yang progresif)
- Migran
- Kondisi hyperkoagulasi
- Penyalahgunaan obat (kokain dan
amfetamin)
- Kelainan hematologis (anemia sel sabit,
polisitemia atau leukemia)
- Miksoma atrium.
FAKTOR RESIKO
1. Yang tidak dapat diubah :
- usia,
- Jenis kelamin pria,
- Ras,
- Rriwayat keluarga,
- Riwayat TIA ( Transient Ischemia
Attac ) atau stroke,
- penyakit jantung koroner,
- Fibrilasi atrium,
2. Faktor Resiko yang dapat diubah :
- Hypertensi,
- Diabetes Mellitus,
- Merokok,
- Penyalahgunaan obat dan alcohol,
- Peningkatan hematokrit ,
- Bruit karotis asimtomatis,
- Hyperurisemia
- Dislipidemia.
ARTERIE
LOCATION

DOCOMENTED
OF THE
RESULT,
SYSTOLE & ACCORDING
GENERAL DYASTOLE. THE LAST
CONDITION :  HYPERTENSION TIME
 EMERGENCY  HYPOTENSION ASSESEMENT
 NON
EMERGENCY

DOUBTNESS OF
THE RESULT ?? 
COMPARE WITH THE
THE CLIENT ‘S
CONDITION
Tekanan darah normal sesuai dengan usia
(Fondmental of Nursing ) :
Usia : 1 bln. : 85/45 mmhg.
: 1 thn. : 85/45 mmhg.
: 6 thn. : 105/65 mmhg.
: 10-13 Th. : 110/75 mmhg.
: 14-17 th. : 120/75 mmhg.
: Dewasa tengah : 120/80 mmhg.
: Lansia. : 140/90 mmhg.
Kelainan tekanan darah ada 2 :
Hypertension : Tekanan darah diatas normal.
Hypotension : Tekanan darah dibawah normal
PATOFISIOLOGI
Secara fisiologis :
- Kapasitas Otak merupakan 2% dari berat tubuh
total.
- Dalam keadaan istirahat, otak menerima 1/6
COP (curah jantung).
- Otak mempergunakan 20% dari oksigen tubuh.
Otak sangat tergantung kepada O₂, bila terjadi
anoksia seperti pada CVA di otak mengalami:
Perubahan metabolik, kematian sel dan
kerusakan permanen yang terjadi dalam 3’
s /d 10’ (non aktif total).
Pembuluh darah yang paling sering terkena ialah
arteri serebral dan arteri karotis Interna.
PATOFISIOLOGI

Apabila terjadi gangguan vaskulerisasi,


dapat menimbulkan jejas atau cedera otak,
melalui 4 mekanisme, yaitu :
1. Penebalan dinding arteri serebral →
penyempitan atau penyumbatan
lumen aliran darah dan suplainya
tidak adekuat  mengakibatkan
perubahan- perubahan iskemik → nekrosis.
2. Pecahnya dinding arteri serebral akan
menyebabkan bocornya darah ke kejaringan
(hemorrhage).
3. Pembesaran sebuah atau sekelompok
pembuluh darah yang menekan jaringan otak.
4. Edema serebri yang merupakan
pengumpulan cairan di ruang interstitial
jaringan otak.

Konstriksi lokal sebuah arteri, menjadi awitan


sedikit perubahan pada aliran darah dan
baru setelah stenosis cukup hebat dan
melampaui batas kritis terjadi pengurangan
darah secara drastis dan cepat dan akhirnya
dapat terjadi oklusi pada peradaran darah
otak.
Perubahan awal yang terjadi pada korteks akibat
oklusi pembuluh darah mengakibatkan odema cerebri
didahului :
- Warna darah vena terlihat gelap
- Penurunan kecepatan aliran darah dan - Sedikit
dilatasi arteri serta arteriole. Selama
berlangsungnya oedema maka, otoregulasi sudah
tidak berfungsi sehingga aliran darah mengikuti
secara pasif akan terjadi perubahan tekanan darah
arteri.
Di samping itu reaktivitas serebrovaskuler
terhadap PCO2 juga terganggu.
Berkurangnya aliran darah serebral sampai
ambang tertentu akan memulai serangkaian
gangguan fungsi neural dan terjadi kerusakan
jaringan secara permanen
Skema Perdarahan arteri / oklusi

Iskemik ac
↓ Tek Perfusi Anoxia : aktivitas
pelebaran
Vas. distal elektrik terhenti
kontra lat.

Gangg Metab
Lokal Metab asam
Anaerobe.
oedema intra Na + air masuk
Pompa Na, K
cell ke asidosis
gagal

Nekrosisi ac Sel mati scr


Edema ekstra
Perfusi Progresif 
sel
jaringan disfungsi otak
TANDA DAN GEJALA
Tanda dan Gejala
1. Vertebro basilaris, sirkulasi posterior,
manifestasi biasanya bilateral :
- Kelemahan salah satu dari empat anggota gerak tubuh
- Peningkatan refleks tendon
- Ataksia
- Tanda babinski
- Tanda-tanda serebral
- Disfagia
- Disartria
- Sincope, stupor, koma, pusing, gangguan ingatan.
- Gangguan penglihatan : diplopia, nistagmus, ptosis,
paralysis satu mata.
- Muka terasa baal ( Kerusakan: NC V dan NC VII ).
2. Arteri Karotis Interna
- Kebutaan Monokular disebabkan karena
insufisiensi aliran darah arteri ke retina
- Terasa baal pada ekstremitas atas dan juga
mungkin menyerang wajah.

3. Arteri Serebri Posterior


- Koma
- Hemiparesis kontralateral
- Afasia visual atau buta kata (aleksia)
- Kelumpuhan NC: III
– hemianopsia, koreo
– athetosis
4. Arteri Serebri Anterior
- Gejala paling primer adalah kebingungan
- Rasa kontralateral lebih besar pada tungkai
- Lengan bagian proksimal mungkin ikut
terserang
- Timbul gerakan volunter pada tungkai
terganggu
- Gangguan sensorik kontra lateral
- Dimensi reflek mencengkeram dan refleks
patologis
5. Arteri Serebri Media
- Mono paresis atau hemiparesis kontra lateral
( biasanya mengenai lengan )
- Kadang-kadang heminopsia kontralateral
(kebutaan)
- Afasia global ( Yang terkena paling dominan :
hemisfer)
- Gangguan semua fungsi yang ada
hubungannya dengan percakapan dan
komunikasi
- Disfagia
PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan umum 5 B terutama


bila disertai dengan penurunan kesadaran :
1. Breathing (Pernapasan)
- Usahakan jalan napas lancar.
- Lakukan penghisapan lendir jika sesak. -
Posisi kepala harus baik, jangan sampai
saluran napas tertekuk.
- Oksigenisasi terutama pada pasien
tidak sadar.
2). Blood ( Tekanan Darah )
- Usahakan otak mendapat cukup darah. -
Jangan terlalu cepat menurunkan
tekanan darah pada masa akut.

3). Brain ( Fungsi otak )


- Atasi kejang yang timbul.
- Kurangi edema otak dan tekanan intra
cranial yang tinggi.
4). Bladder ( Kandung Kemih )
- Pasang folly katheter / kondom kateter
bila terjadi retensi urine
- Jaga jangan sampai bledder rupture.

5). Bowel ( Pencernaan )


- Defekasi supaya lancar.
- Nutrisi harus cukup, bila kesulitan
menelan, k/p pasang NGT/Sonde
B. Menurunkan kerusakan sistemik.
Dengan infark serebral bisa terjadi kehilangan yg
irreversible inti sentral jaringan otak.
Di sekitar zona jaringan yang mati, mungkin masih ada
jaringan yang masih baik, maka harus diselamatkan.
Tindakan awal : Difokuskan untuk penyelamatkan
sebanyak mungkin area iskemik.
Ada 3 unsur penyelamatan dengan memonitor :
1. O₂ : Oksigenasi adequat k/p pasang ventilator
2. Glukosa : Evaluasi Kadar Gula darah plasma
( No Hypoglicemia )
3. Cairan dan suplai darah yang adekuat:
Kadar HB, Blood tension, hitung COP, K/p pasang
CVP.
C. Kendalikan Hypertensi dan PTIK
( Peningkatan Tekanan Intra Kranial )
- Kontrol hypertensi,
- Kontrol TIK dan perfusi serebral. Pahami
masalah-masalah dan pastikan tindakan baik mandiri
dan/atau kolaborasi medis: Th/ mengurangi oedema,
Anti hypertensi ( biasanya tidak segera ).
Jika terjadi ↓tek darah setelah otak terbiasa dengan
hypertensi karena perfusi yang adekuat, maka tekanan
perfusi otak akan turun sejalan dengan tekanan darah.
“ Jika tekanan diastolic diatas 105 mmHg,
maka tekanan tersebut harus diturunkan secara
bertahap “.
Penurunan tekanan diastole, harus seefektif mungkin,
biasanya menggunakan nitropusid.
Fenomena TIK pada stroke.
Jika terjadi Peningkatan Tekanan Intra Kranial,
biasanya terjadi setelah hari pertama, meskipun ini
merupakan respons alamiah otak terhadap
beberapa lesi serebrovaskular, namun hal ini dapat
merusak otak.
Metoda dalam mengontrol PTIK :
- Lakukan seperti hyperventilasi,
- Retensi cairan,
- Meninggikan kepala,
- Menghindari fleksi kepala, dan rotasi
kepala yang berlebihan yang dapat
membahayakan aliran balik vena ke kepala.
- Klaborasi th/ diuretik osmotik : Manitol dan
kortikosteroid ( penggunaannya masih
kontroversial ).
Terapi Farmakologi
- Antikoagulasi dapat diberikan non
haemoragik, meskipun heparinisasi pada pasien
stroke iskemik akut mempunyai potensi
komplikasi haemoragik.
- Heparinoid dengan Berat Molekul Rendah
(HBMR) th/ alternatif d/p menggunakan
heparinisasi.
Jika pasien tidak mengalami stroke, tetapi
mengalami TIA, dapat diberikan obat anti
platelet, untuk mencegah terjadinya trombotik
atau embolitik di masa mendatang.
Obat-obat antiplatelet merupakan kontraindikasi
dalam keadaan adanya stroke hemoragi.
Penilaian tingkat kesadaran
dengan score Glasgow Coma Scale
( G C S ).
 a.  Koma ( G C S = 3-8 )
 b. Konfusi, lateragi atau stupor
(G C S = 9-14)
 c.  Sadar penuh, atentif dan
orientatif (G C S = 15 )
Gangguan yang biasanya terjadi yaitu :
a. Gangguan Motorik : Parise dan Plegie.
Hemi parise / plegie, Tetra parise / plegie,
Para parise / plegie,)
b. Gangguan Sensorik :
- Anestesia, hiperestesia, Parastesia /
geringgingan,
- Gerakan yang canggung serta simpang siur, -
Gangguan nervus cranial,
- Gangguan saraf otonom : gangguan miksi,
defeksi, salvias ),
- Gangguan fungsi luhur ( bahasa, orientasi,
memori, emosi)  yang merupakan sifat khas manusia,
- Gangguan koordinasi ( sidrom serebelar )
Pembedahan
1. Tindakan pembedahan : Kraniotomi.
Tujuan tindakan ini hanya bersifat
mengurangi TIK dengan drainage
( memperbaiki aliran darah serebral ), bukan
terapi komprehensive seperi tindakan
kraniotomi pada cidera kepala.
2. Pembedahan : Endarterektomi karotis
Tujuan : dilakukan untuk memperbaiki
peredaran darah otak.
Side effect tindakan ini seringkali menemui
beberapa penyulit seperti : Hypertensi, DM dan
penyakit Kardiovaskuler yang luas.
. KOMPLIKASI

a. PTIK
b. Aspirasi
c. Atelektasis
d. Kontraktur
e. Disritmia jantung
f. Malnutrisi
g. Gagal napas
TINDAKAN PENCEGAHAN
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan
adalah :
a. Diet :
Pembatasan makan garam; dimulai dari
masa muda, membiasakan makanan tanpa
garam atau makanan bayi rendah garam.
b. Khususnya pada orang tua, perawatan
yang intensif untuk mempertahankan
tekanan darah selama tindakan pembedahan.
Cegah jangan sampai penderita diberi
obat penenang berlebihan dan istirahat
ditempat tidur yang terlalu lama
TINDAKAN PENCEGAHAN
c. Peningkatan kegiatan fisik;
Jalan setiap hari sebagai bagian dari program
kebugaran.
d. Penurunan berat badan apabila kegemukan
e. Berhenti merokok
f. Penghentian pemakaian kontrasepsi oral
pada wanita yang merokok.
Penelitian menemukan bahwa : wanita yang
merokok dengan menggunakan kontra sepsi oral,
resiko timbulnya serebrovaskuler, meningkat
sampai 16 kali dibandingkan dengan wanita yang
tidak merokok dan tidak menelan pil
kontrasepsi.
Dampak Masalah
A. Bagi Individu
1). Biologis
Gangguan pernapasan akibat hilangnya reflek
batuk dan penurunan kesadaran sehingga
terjadi akumulasi secret.
Nyeri kepala akibat infark serebri yang luas,
Penurunan kesadaran,
Gangguan kognitif,
Disorientasi,
Mual dan muntah,
Gangguan menelan,
Gangguan komunikasi : aphasia, terjadi
Konstipasi : Inaktivias ang lama.
2). Psikologis
Cemas sedang : akibat hemiparese, merasa
hilang peran.
Depresi dan rasa rendah diri merupakan
reaksi emosional terhadap kemunduran kualitas
dan keberadaannya.
3). Sosial
Bila terjadi kelumpuhan dan gangguan
komunikasi, mengalami kesulitan interaksi
dengan keluarga maupun masyarakat.
Kemungkiann klien akan menarik diri dari
interaksi sosial karena merasa harga dirinya
rendah dan merasa tidak berguna.
4. Spiritual
Kemungkinan akan mengalami kesulitan
melakukan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena keterbatasannya.
Merasa bahwa Tuhan tidak adil ac depresi.
B. Bagi keluarga Penderita
Upayakan memberikan semangat Menjadikan
beban bagi keluarga,
- Membantu memberikan perawatan,
karena ketergantung dalam memenuhi
kebutuhannya sendiri.
- Kecemasan yang beujung hopeless.
Penilaian skor skala koma Glasgow :
 a.  Koma
GCS = 3-8
 b. Konfusi, lateragi atau stupor
GCS = 9-14
 c.  Sadar penuh, atentif dan orientatif
GCS = 15
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Secara umum

Laboratorium :

Radio Diagnostik :

Cardiac Study :
Laboratorium : Darah dan urine :
Hematologi routine : Hb, Ht, Eryth, Leuko.
Elektrolit : Na, K, Ca, Cl.
Coagulasi study : CT BT atau PTT, PTTK.
Kimia Klinik. : Lipid : Cholesterol, HDL,
LDL, Tri Gliserite, Uric Acid,
Glucosa serum : GDs, GD : I dan 2.
Renal Fungsi Test :
Urea dan Creatinin.
Blood Gas Analisis.
Urine : Phisik, kimia, sedimen.
Penyebab awal terjadinya stroke adalah gangguan
metabolism utamanya kebutuhan protein
( Lipid ).
Teori Crabb cyrcle menggambarkan, kecukupan
dalam kebutuhan 3 komponen penting :
Karbo Hidrad Lemak Protein
↓ ↓ ↓
Glucose Asam lemak Asam Amino

Asam purifat

Crabb Cyrcle dst s/d mitro kondria
 Hiperkolesterol
Sebetulnya metabolism tubuh membutuhkan 75%
kolesterol.
Lipid plasma yaitu :
- Kolesterol,
- Trigliserida,
- Fosfolipid, dan
- Asam lemak bebas.
Kolesterol dan trigliserida adalah jenis lipid yang
relatif mempunyai makna klinis penting sehubungan
dengan aterogenesis.
Lipid tidak larut dalam plasma sehingga lipid
terikat dengan protein sebagai mekanisme transpor dalam
serum, ikatan ini menghasilkan empat kelas utama.
Empat kelas utama lipoprotein yaitu :
1. Kilomikron,
2. Lipoprotein Densitas Sangat Rendah (VLDL),
3. Lipoprotein densitas rendah (LDL), 4.
Lipoprotein densitas tinggi (HDL).
Karakteristik dari keempat lipo protein :
- LDL yang paling tinggi kadar kolesterolnya, -
VLDL paling tinggi kadar trigliseridanya,
- HHL paling tinggi kadar protein .
Hiperlipidemia bermakna peningkatan kolesterol dan
atau trigliserida serum di atas batas normal,secara
langsung atau tidak langsung meningkatkan risiko
stroke.
Dapat juga merusak dinding pembuluh darah
yang menyebabkan penyakit jantung koroner.
Harga normal :
- Kadar kolesterol total >200 mg/dl,
- LDL 100 - 150 mg/dl, HDL 40 - 70 mg/dl,
- Trigliserida 150mg/dl dan bila trigliserida
>150mg/dl akan membentuk plak di dalam
pembuluh darah baik di jantung maupun di otak.
 LDL adalah lipoprotein yang paling banyak
mengandung kolesterol.
 LDL merupakan komponen utama kolesterol
serum yang menyebabkan peningkatan risiko
aterosklerosis.
 HDL berperan memobilisasi kolesterol dari
ateroma yang sudah ada dan
memindahkannya ke hati untuk diekskresikan
ke empedu , oleh karena itu kadar HDL yang
tinggi mempunyai efek protektif dan dengan
cara inilah kolesterol dapat di turunkan,
maka bila terjadi penurunan kadar HDL
merupakan faktor yang meningkatkan
terjadinya aterosklerosis dan stroke.
Kolesterol Total (mg/dl)

Optimal < 200


Diinginkan 200 –239
Tinggi ≥240

LDL

Optimal < 100

Mendekati optimal 100 –129


Diinginkan 130 –159

Tinggi 160 –189

Sangat tinggi ≥190

HDL

Rendah < 40

Tinggi ≥ 60

Trigliserida
Optimal < 150

Diinginkan 150 –199


Tinggi 200 –449

Sangat tinggi ≥500


RADIO DIAGNOSTIK
 
1. CT scan atau MSCT
Untuk mendeteksi perdarahan intra kranium, tapi
kurang peka untuk mendeteksi stroke non
hemoragik ringan, terutama pada tahap paling
awal. CT scan dapat memberi hasil tidak
memperlihatkan adanya kerusakan hingga separuh
dari semua kasus stroke non hemoragik.
2.  MRI ( Magnetic Resonance Imaging)
Lebih sensitif dibandingkan dg CT scan dalam
mendeteksi stroke non hemoragik rigan, bahkan
pada stadium dini, meskipun tidak pada setiap
kasus.
Alat ini kurang peka dibandingkan dengan CT scan
dalam mendeteksi perdarahan intrakranium ringan.
3. Ultrasonografi dan MRA (magnetic resonance
angiography)
Pemindaian arteri karotis dilakukan dengan
ultrasonografi (menggunakan gelombang suara untuk
menciptakan citra), MRA digunakan untuk mencari
kemungkinan penyempitan arteri atau bekuan di arteri
utama, MRA khususnya bermanfaat untuk
mengidentifikasi aneurisma intrakranium dan
malformasi pembuluh darah otak.

4. Angiografi otak
Merupakan penyuntikan suatu bahan yang tampak
dalam citra sinar-X ke dalam arteri- arteri otak.
Pemotretan dengan sinar-X kemudian dapat
memperlihatkan pembuluh-pembuluh darah di leher
dan kepala.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Gangguan perfusi jaringan otak yang
berhubungan dengan perdarahan intracerebral.
2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan hemiparese/hemiplagia.
3) Gangguan persepsi sensori berhubungan
dengan penurunan sensori, penurunan
penglihatan.
4) Gangguan komunikasi verbal berhubungan
dengan penurunan sirkulasi darah otak. 5)
Gangguan eliminasi alvi(konstipasi)
berhubungan dengan imobilisasi, intake
cairan yang tidak adekuat
6) Resiko gangguan nutrisi berhubungan
dengan kelemahan otot mengunyah dan
menelan.
7) Kurangnya pemenuhan perawatan diri yang
berhubungan dengan hemiparesem /
hemiplegi.
8) Resiko gangguan integritas kulit yang
berhubungan tirah baring lama.
9) Resiko ketidakefektifan bersihan jalan nafas
yang berhubungan dengan penurunan
refleks batuk dan menelan.
10) Gangguan eliminasi uri (inkontinensia uri)
yang berhubungan dengan lesi pada upper
motor neuron.
Possible Nursing Diagnosis :
 Ineffective Airway Clearence.
 Risk of Aspiration.
 Impaired Swallowing.
 Altered cerebral Tissue Perfusion.
 Risk of Infection.
 Ineffective Breathing Pattern.
 Sensory Perceptual Alterations.
 Impaired Physical Mobility.
 Impaired Verbal Communication.
Possible Colaboration Problem :
 Hypoxemia.
 Hypo/Hyperglecemia.
 Increased Intra cranial Pressure.
 Hypertension.
 Paresthesia.
 Electrolyt Imbalance.
 Disarhytmia.
MATUR

NUWUN

Anda mungkin juga menyukai